Culun Berkepala Pinky by Maenenim
coba dulu kali aja suka
"si culun berkepala pinky itu menyebalkan, sok manis, sok lugu. paling tidak suka aku jika satu kelompok dengannya"
perkataan buruk sudah sekian kali ia dengar dari teman teman sekelasnya atau orang lain. Dia hanya bisa mampu berdiam diri dengan hati yang begitu perih.
"haruno-san apa pr mu sudah dikerjakan?"
kepala pinky nya mengangguk dengan senyum ramah
"yos, aku minta ya" ucap gadis berambut merah yang tadi membicarakan hal buruk terhadapnya yang tidak ia sadari si objek pembicaraan mereka mendengarkan
"tentu" ucap sakura
ada banyak orang yang pura pura baik kepadaku, apakah seseorang yang terlihat baik dihadapan ku namun dibelakang ku mereka membicarakan hal buruk padaku bisa dikatakan munafik?
HIDUPKU DI PENUHI ORANG MUNAFIK
:
:
:
:
:
:
"haruno-san, bisakah kau membawa buku buku ini ke perpus?"
"hmmn, ittu..." ucapnya ragu melihat tumpukan buku tebal
"kau tak akan menolaknya" ancamnya dengan mata tajam dan senyum palsu tersungging di bibirnya
"baik" pasrah gadis pinky itu
"lihat lihat, ada si culun pinky" ucap seorang pemuda kepada teman temannya. sakura terlihat kewalahan mengangkat buku buku tebal itu di dekapannya
SREEG
seseorang dengan sengaja berlari dan menabrak nya hingga kumpulan buku tebal itu berjatuhan
"pekerjaan yang cocok untuk seorang culun berkepala pinky seperti mu" ejeknya tanpa minta maaf
"menjijikkan" ejeknya dengan tatapan sengit, pemuda itupun pergi meninggalkan nya.
sakura tak memperdulikan apa yang dia katakan karna telinganya sudah terbiasa mendengar ejekan dan hinaan hingga setiap hari mendapatkannya.
sakura berusaha untuk mengumpulkan kembali buku buku tebal itu, terlihat tangan tan itu membantu mengumpulkan buku buku tebal yang berserakan, sakura terlihat kaget menatap pemuda pirang yang membantunya. dari balik kaca mata tebalnya ia memandang lekat pemuda itu dan berpikir ia perna melihatnya rambut pirang yang mencolok namun kapan ia tak ingat.
"sudah terkumpul semua" ucap pemuda itu dan memberikan tumpukan buku itu pada sakura, sakura menerimanya
"biar ku membantumu"
"tidak perlu" ucapnya singkat, sebelum sakura benar benar pergi ia mengatakan sesuatu tepat di samping pemuda pirang itu.
"jangan harap kau mendapat ucapan terima kasih dariku" bisik sakura dengan senyum remeh, seketika mata biru samudra nya tersentak kaget
tak tahu kenapa aku mengatakannya seolah olah aku tak bisa membohongi perkataan hatiku kepadanya? apa yang terjadi dengan ku?
To be continuous
makasih atas waktunya untuk membaca fic nggak jelas ku ini
jangan lupa tinggalkan jejak, hehehe
