Twink Chap. 1

Title : Twink

Author : Putri ChanBaek26

Casts :

- Byun Baekhyun – Park Chanyeol

- Luhan – Kyungsoo – Xiumin – Tao

- Sehun – Kai – Chen – Kris – Suho – Lay

Pairing : ChanBaek, and All EXO Couples.

Genre : M untuk bahasa kasar, 18+ (Tentuin sendiri)

Warning! : YAOI! SHOUNEN-AI! BOY X BOY, BOYS LOVE, & TYPO(s)

Note : FF ini murni dari otak gaje saya, kalau ada persamaan dengan FF lain mungkin hanya suatu kebetulan belaka. Tapi jangan pernah coba – coba untuk meniru/Plagiat FF saya! Sekian :D

Summary : Baekhyun murid pindahan Amerika yang angkuh dipaksa bergabung kedalam Gang Luhan yang terdiri dari namja – namja binal. Sanggupkah Baekhyun menghadapi kebinalan teman – teman barunya itu? Atau ia malah berubah menjadi seperti mereka? BOYXBOY! YAOI! CHANBAEK! EXO OFFICIAL COUPLES!

PERHATIAN!

Yang masih dibawah umur mending klik kembali..

FF ini tidak baik untuk dikonsumsi(?) anak dibawah umur..

Yang gak suka baca kata – kata kasar mending kembali..

Masih mau lanjut?

Seriussss?

Yakin masih mau lanjut?

I told you before!

Yaudah deh.. No BASH ya! Saya butuh kritik dan saran.. Bukan BASH! Thanks..

Happy Reading^^

CHAP. 1

Seorang namja mungil yang berparas manis, dan imut, namun terkesan cantik tampak mengacak - ngacak kamarnya. Sepertinya ia sedang mencari sesuatu benda yang berharga untuknya, wajahnya tampak menggambarkan betapa frustasi dirinya kehilangan benda itu.

"Arrgh! Ada dimana benda sialan itu?" Rutuknya pada dirinya sendiri.

Ia pun berjalan menuju lemari kamarnya yang besar, namun lagi - lagi ia tidak menemukan benda yang dicarinya itu.

Ia beralih ke kamar mandi yang berada dikamarnya, kali saja ia lupa dan meninggalkan benda itu disana. Begitulah pikirnya namja mungil itu.

Tapi nihil, benda itu hilang tak berbekas.

Dengan wajah hendak menangis ia pun berlari keluar kamarnya, kemudian berteriak keras seperti gadis yang baru saja kehilangan keperawanannya.

"Mommy! Cepat kesini! Cepat! Cepat!"

Seorang yang wanita tak kalah mungil dari namja mungil itu tampak beranjak dari kursi santainya, membuyarkan seluruh angannya yang ingin bersantai sembari membaca majalah wanita yang menurutnya sangat menarik melebihi apapun itu.

Tapi demi anak tunggalnya itu ia rela membuyarkan angan – angan yang baru sebentar terlaksana.

Wanita yang umurnya diperkiraan berkisar 30-an itu terlihat mendesah pelan, sudah biasa ia melihat keadaan anak tunggalnya seperti itu.

"Ada apa baby? Mommy hampir mati jantungan saja." Ucap wanita itu dengan lembut, ia sedikit mengelus dadanya.

Namun berbanding terbalik dengan suara anaknya yang terdengar cempreng itu.

"Mommy! Jam tangan yang dibelikan Max ketika ia di Perancis hilang! Mom! Aku harus bagaimana?!"

Wanita itu menatap wajah cantik anaknya dengan malas.

"Itu hanya jam baby! Mom bisa mengganti dengan 10 jam yang yang lebih mahal."

Namja mungil itu menatap kesal kearah Mommy-nya, ia pun menghentakkan kaki pendeknya dengan keras.

"Mom tidak tau arti jam itu buatku! Makanya Mom bisa mengatakan hal seperti itu!"

Sang Mommy mulai berjalan mendekat, kemudian berbisik ketelinga anak kesayangannya itu.

"Mungkin ini yang terbaik buat kalian, Kau dan Max hanya sampai disini."

"Mommy! Aku tidak mau!"

-oOo-

Terlihat sebuah keluarga kecil yang terdiri dari sepasang suami - Istri dan seorang anak laki - laki sedang berdebat diruang keluarga mereka, tidak ada satu pun dari mereka yang tampak mengalah. Bahkan sang Suami yang terlihat memiliki wajah seperti malaikat pun juga tak mau mengalah.

"Sudah kukatakan aku tidak mau Mom! Dad! Tidak mau! Aku mau tetap berada di Amerika, dan berpacaran dengan Max! Titik tidak pakai koma, apalagi tanda kurung!"

"Tapi baby, ini demi kebaikanmu. Kau berada di Amerika justru semakin buruk. Tidak mengenal adat, dan bahkan berpacaran dengan lelaki. Itu tidak masuk akal baby!" Ucap sang Daddy sambil menghela napas.

"Oh! Come on! Daddy tidak gaul sekali, Itu sudah perkara biasa Dad! Aku tinggal disini bukan 1 atau dua tahun, tapi selama 15 tahun. Tentu aku mengikut cara mereka kan?" Namja mungil atau anak pasangan itu tampak ngotot. Ia tidak habis pikir dengan pemikiran kolot orang tuanya.

Pasangan muda itu pun menghela napas panjang, anak mereka memang keras kepala sekali. Mungkin karena mereka salah mendidik, hingga anak mereka menjadi seperti itu.

"Baby, Daddy sudah memutuskan. Kau akan pulang ke Korea besok!"

"Daddy aku tidak mau! Aku hanya tinggal dua tahun disana. Jadi aku—"

"Tidak ada komentar Byun Baekhyun!"

"I hate you Daddy!"

-oOo-

Namja mungil yang sudah kalian kenal sebagai Byun Baekhyun sedari tadi tampak menatap ruangan yang baru dimasukinya dengan pandangan tidak percaya.

Mata dan bibirnya yang mungil bahkan tampak melebar sempurna. Entah apa yang berada dipikirannya sekarang.

"Mom, apakah aku akan tinggal di pembuangan ini selama di Korea?" Tanyanya pada Mommy yang berdiri disampingnya.

"Ya baby. Kau akan tinggal disini, dan lagi ini bukan pembuangan. Ini apartemen paling mewah di Seoul." Jawab sang Mommy santai, ia paham betul dengan tingkah anak satu – satunya itu.

Baekhyun menatap tidak percaya kearah Mommy nya, ia tampak sangat kesal.

"Apartemen paling mewah? Bahkan apartemen ini lebih buruk dari rumah temanku yang termiskin dikelas!"

"Itu Amerika baby, sekarang kau di Korea. Nikmatilah hidupmu di negara kelahiranmu ini baby. Besok Mom akan kembali ke Amerika."

"What?! Byun Baekhee! Kau sangat—"

"Dan baby, sepertinya bibir mu juga harus disekolahkan di sini."

"Argghh! Aku membencimu!"

-oOo-

Baekhyun berjalan dengan santai sambil mengikuti namja paruh baya yang berada di hadapannya, sedari tadi tangannya asik memutar dasi yang melekat pada seragamnya. Ia benci dengan seragam itu, ia juga benci dengan sekolah barunya. Padahal Mommy-nya mengatakan bahwa sekolah ini adalah sekolah ter-elit di Seoul, tapi baginya sekolah ini tampak seperti perpustakaan kuno yang berada disekolahnya dulu. Dan itu sama sekali tak layak untuk dimasuki.

Ia pun tampak mengeluh pelan saat namja paruh baya didepannya memasuki sebuah kelas, yang ia yakini sebagai kelasnya.

Namja paruh baya itu pun mengisaratkan agar ia segera masuk, sehingga dengan malas - malasan namja mungil itu pun melangkah masuk ke dalam ruangan yang baginya terlihat seperti gudang dirumahnya dulu.

"Annyeonghaseyo Seonsaengnim." Salam siswa - siswa sembari membungkuk.

Baekhyun yang melihat itu tertawa mengejek, dalam hati ia memaki siswa - siswa yang kini ia juluki idiot itu. Bisa – bisanya mereka membungkuk? Baekhyun bahkan belum pernah membungkuk sekalipun dalam hidupnya.

"Annyeong.. Seperti yang kalian lihat, hari ini kalian akan ke datangan teman baru. Ia datang dari Amerika."

Baekhyun menatap tajam kearah siswa - siswa yang tiba – tiba tampak saling berbisik satu sama lain, ia tidak suka itu. Karena selama di Amerika tidak ada satu pun yang membenci dirinya, semua menyukainya.

"Silahkan perkenalkan dirimu."

Namja mungil itu mendengus sebentar, kemudian ia menatap satu per satu wajah siswa - siswa yang baginya idiot itu.

"Aku Byun Baekhyun, 17tahun, dan aku tinggal di Amerika selama 15tahun. Itu saja, kalian tidak perlu tau urusan pribadiku." Ucap namja mungil itu dingin. Tanpa menghiraukan pandangan terkejut dari guru dan teman sekelasnya, ia pun berjalan kearah bangku kosong yang berada paling pojok.

Setelah berhasil menguasai diri, sang guru pun membuka pelajaran. Seolah kejadian tadi tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Baiklah, kita lanjutkan pelajaran hari ini, buka halaman 127."

-oOo-

"Hello~ Siapa nama mu?" Sapa seorang namja bermata bulat yang berada disamping Baekhyun, saat itu adalah waktunya untuk istirahat.

Baekhyun melirik orang itu dengan ekor matanya, kemudian ia tampak menjauh.

"Aku alergi dengan orang miskin. Jadi pergi sana.. Hush! Hush!"

Namja bermata bulat itu sama sekali tidak tersinggung, bahkan senyum terpatri dibibir tebalnya.

"Aku memang miskin. Hehe.. Dan aku bersekolah disini karena beasiswa."

Baekhyun menatap aneh kearah orang itu, ia yakin seribu persen bahwa orang itu memang idiot.

"I don't care bitch!"

Namja bermata bulat itu pun meraih tangan Baekhyun, mata bulatnya menatap penuh harap.

"Aku Do Kyungsoo, aku ingin sekali menjadi temanmu."

Tapi Baekhyun segera menepis tangan namja bermata bulat itu, kemudian dengan sadisnya ia malah mengambil tissue basah yang berada didalam tasnya untuk mengelap tangan bekas genggaman tangan Kyungsoo. Tissue memang harus ia bawa kemana pun ia pergi, karena bisa – bisa saja kejadian seperti ini terulang kembali.

"Stupid! Tanganmu penuh kuman tau!"

"Benar, hehe.. Maaf." Kyungsoo hanya tertawa malu sambil membuat tanda peace ditangannya.

Namja mungil itu hampir menangis, ia benci dengan wajah tanpa dosa yang diperlihatkan namja bermata bulat itu.

"Menjauhlah!"

"Tidak mau! Jadikan dulu aku temanmu, atau apapun yang kau mau. Aku siap!" Seru Kyungsoo bersemangat.

"Teman? Namamu saja kampungan, belum lagi kau orang miskin! Hell yeah! Aku alergi."

Kyungsoo tak mau menyerah, ia masih saja terus membujuk Baekhyun. Hingga membuat namja mungil itu jengah.

"Baiklah! Baiklah! Kau akan menjadi babu-ku. Ah, bahasa halusnya pembantuku!"

Kyungsoo berjingkrak senang. Tentu ia senang, karena selama ini ia tidak punya teman satu orang pun. Keadaan ekonomi lah yang membuat orang - orang menjauhinya.

"Um.. Tapi, bagaimana kalau assisten saja? Biar lagi keren?" Usul Kyungsoo ceria.

Baekhyun memutar bola matanya malas, ia pikir namja miskin ini tidak ada bersyukurnya atas kebaikan yang yang jarang - jarang ia tunjukkan itu.

"Kalau tidak mau ya sudah!"

"Aku mau tuan Baekhyun!"

-oOo-

Baekhyun mengerutkan keningnya ketika melihat 3 orang namja berjalan kearahnya, tatapan ketiga orang itu seperti hendak menelannya hidup - hidup.

Ia pun sudah menyiapkan pertahannya, siap - siap kalau ketiga orang ini akan menyerangnya secara tiba – tiba.

"Hello bitch!" Sapa seorang namja yang terlihat lumayan cantik kearahnya, 2 lagi hanya menatapnya tajam.

"Oh! Hai, sluts!" Balas Baekhyun tak mau kalah.

Ketiga namja itu mendengus kesal, mereka merasa bahwa saingan mereka yang sebenarnya telah tiba. Dan mereka sama sekali belum siap.

"Apa kau benar dari Amerika?" Tanya namja yang menyapanya tadi.

Baekhyun tersenyum penuh kemenangan, ia merasa para idiot ini pasti akan minder berada didekatnya.

"Ya, tentu saja! Kenapa? Tidak percaya?"

Namja itu menggeleng, ia merasa sedikit kalah.

"Tapi wajahmu tidak ada keturunan barat sama sekali."

Baekhyun hanya memutar bola matanya malas, memangnya kalau dari Amerika ia harus keturunan begitu?

"Baiklah – baiklah. Kami percaya padamu. Iya kan teman - teman?" Lanjut namja itu.

Kedua teman namja itu mengangguk dengan terpaksa, mereka sama sekali tidak mau mengambil resiko dengan melihat kemurkaan ketua geng mereka.

"Baiklah, aku Xi Luhan." Namja itu mengulurkan tangannya, namun Baekhyun malah menjauh.

"Upss.. Aku alergi dengan orang miskin." Ejek Baekhyun sambil bergidik ngeri.

Namja yang bernama Xi Luhan itu mendengus kesal, ingin sekali ia mencakar wajah imut nan cantik itu.

"Damn bitch! Aku orang kaya yang berasal dari China!"

Baekhyun tertawa mengejek, kemudian ia menatap namja itu mulai dari bawah keatas.

"Baiklah, aku percaya. Untung saja kau memakai sepatu limited edition itu. Kalau tidak kau kuanggap miskin!"

"Terserah! Ini temanku Xiumin, dan Tao."

Baekhyun memperhatikan kedua namja tadi, lalu ia menganggukkan kepalanya.

"Okay. Aku percaya pada kalian."

-oOo-

Baekhyun mengedarkan pandangan sekelilingnya, matanya tak henti menatap jijik jika ada yang bergaya norak atau tampak bergaya seperti orang miskin. Ia benar - benar alergi dengan orang - orang seperti itu.

Ia pun bergidik ngeri ketika ada seorang yeoja yang berdada besar terlihat menggoda kearahnya, ia langsung mengalihkan pandangannya. Takut kalau sampai ia muntah ditempat, kan tidak lucu jika orang tau ia muntah hanya karena digoda oleh seorang yeoja.

"Apa di Cafetaria ini cuma tersedia makanan sampah ini? Oh shit! Aku kembali mual." Ucap Baekhyun sambil menutup mulutnya. Ketiga orang yang berada dihadapannya menatap tajam, kecuali seorang namja bermata bulat yang masih saja fokus menyantap makanan yang berada dihadapannya.

"Damn you! Ini makanan terbaik disini. Kau bilang ini sampah? Kau menjijikkan!" Rutuk Luhan kesal, ia kembali memakan makanannya.

"Ini sangat enak. Kau harus mencobanya." Tawar Xiumin dengan mulut penuh.

Baekhyun menggeleng lemah, ia bahkan tampak menelan liurnya berkali - kali.

"Tidak akan! Itu terlihat seperti muntah kucing. Benar - benar menjijikkan."

Luhan memutar bola matanya malas, ia kesal dengan namja cantik itu. Kalau ia bisa, sudah pasti wajah cantik itu habis ditangannya.

"Sudahlah, ganti topik." Lerai Tao, ia tampak fokus pada iphone-nya.

"Baiklah.. Oh ya Baek— apa? Aku lupa." Kata Luhan dengan tampang mengejek.

Baekhyun memutar bola matanya malas, ia tau Luhan hanya berpura - pura.

"Baekhyun, Grandma!"

"Shit! I'm not your Grandma!"

"Stop! Tolong jangan ganggu konsentrasiku! Aku masih lapar." Sentak Xiumin, ia menggigit potongan roti dengan bitch face-nya.

Luhan dan Baekhyun bersamaan memutar bola mata mereka, dalam hati kata - kata ejekan mereka tujukan pada namja berpipi bakpao itu.

"Ah, ya! Baekhyun~ah, apa kau sudah punya pacar?" Tanya Luhan sambil mengedip - ngedipkan matanya.

"Sebenarnya punya, tapi Mom and Daddy memaksaku untuk memutuskan pacar tampan-ku itu."

"Apa? Pacar tampan? Kau gay?" Tanya Luhan tak percaya.

Baekhyun mengangguk antusias.

"Yeah, aku memang sudah come out pada keluargaku? Kenapa? Kalian pikir aku tidak tau kalau kalian juga gay? Aku punya Gaydar guys!"

Ketiga namja itu tertawa dengan keras, tak terkecuali dengan Kyungsoo. Ia juga ikut tertawa, walaupun ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

"Oh gosh! Ternyata namja satu ini cukup nakal juga. Kau benar - benar pantas masuk ke geng kami." Kata Luhan sembari merangkul Baekhyun.

Baekhyun pun tersenyum kecut, ia memang gay. Tapi ia bukan namja binal seperti yang mereka katakan.

"Guys, aku memang gay. Tapi aku bukan seperti kalian!"

"Jadi maksudmu kau belum pernah berciuman begitu?" Tanya Tao dengan mata tajam yang terlihat menusuk.

"Well, aku tidak mengatakan begitu. Ciuman? Tentu saja aku sudah pernah."

"Lalu bagaimana dengan this and that?" Xiumin yang bertanya, ia menatap Baekhyun dengan pandangan menggoda.

"Umm.. No! Max sangat takut menyentuhku, ia memperlakukanku layaknya benda berharga yang takut rusak."

Kembali ketiganya tertawa, kali ini cukup keras. Sehingga mengundang beberapa pasang mata yang menatap kearah mereka.

"Jadi kau masih polos?"

"Yeah, ku pikir di Korea cukup tabu membicarakan hal ini Xi Luhan."

"Yah, memang tabu. Tapi karena kau sekarang berada di gang kami, jadi kau harus terbiasa mendengar itu."

"Gang? Aku baru sadar, itu terdengar kuno."

Luhan segera menepuk kepala Baekhyun, hingga namja mungil itu mengaduh kesakitan.

"Bitch! Kau menyakitiku!" Teriak Baekhyun keras, hingga lagi - lagi membuat beberapa pasang mata menatap kearah mereka. Kali ini dengan pandangan kesal.

"Kami sudah biasa melakukan hal itu! Jadi kau harus terbiasa Byun Baekhyun!"

"No! It's hurts!"

-oOo-

Baekhyun mendudukkan bokongnya dengan perlahan, ia merasa kesakitan dengan bagian bawah tubuhnya itu.

Oh ayolah! Jangan berpikiran negatif dulu, Baekhyun merasa kesakitan karena Luhan memukul bokong nya itu berkali - kali.

Itu karena Luhan merasa kesal saat melihat 'Bokong' itu, ia iri karena ia tidak lagi seperti Baekhyun. Kalian mengerti bukan?

'Dasar namja nakal!' Ejek Baekhyun dalam hati ketika melihat Luhan menggoda teman satu kelasnya.

"Tuan Baekhyun, bokongmu tidak apa - apa?" Tanya Kyungsoo sambil mencolek lengan Tuan-nya itu.

"Sakit! Stupid!"

Kyungsoo tertawa dengan polos, membuat Baekhyun semakin geram.

Ia mempoutkan bibirnya, kemudian menatap kearah depan dengan bibir masih melengkung kebawah.

Namun pandangan matanya tiba - tiba bertubrukan dengan tatapan tajam seseorang, dan itu cukup membuatnya membeku.

Tak lama, karena namja itu langsung mengalihkan pandangannya. Kemudian ia terlihat sedang memasang earphone ketelinganya.

Baekhyun menaikkan alisnya, ia sama sekali tidak memperhatikan namja itu saat perkenalan. Padahal namja itu duduk dikursi yang paling depan, yah walaupun yang paling sudut.

"Kyungsoo, siapa namja itu?" Tanya Baekhyun sambil menunjuk namja yang masih memakai earphone-nya itu.

Kyungsoo melihat kearah tunjuk Baekhyun, kemudian ia tersenyum.

"Kenapa?"

Namja mungil itu mengerutkan dahinya, ia paling tidak suka jika pertanyaannya tidak jawab.

"Jawab saja!"

"Namja itu bernama Park Chanyeol, ia sangat pendiam sekali. Padahal banyak yeoja dan namja yang menyukainya, tapi ya seperti itulah dia. Selalu menyendiri, dan tidak mau berbicara."

Baekhyun membulatkan bibirnya, tanda bahwa ia mengerti.

"Apa dia orang miskin?"

"Apa ia terlihat seperti orang miskin?" Kyungsoo memutar balikkan perkataan Baekhyun.

"Bitch! Berani sekali kau padaku!"

Kyungsoo segera memasang tanda piece ditangannya, takut kalau sampai majikan imutnya itu mengamuk.

"Appanya adalah salah satu orang yang paling terkaya di Korea, tapi walaupun begitu tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifat dinginnya itu. Berbanding terbalik denganku, walaupun aku anak yang supel tapi tidak ada yang mau berteman denganku. Itu karena aku orang miskin."

"Ah ternyata begitu, tapi yang terakhir itu curahan hatimu kah?"

Kyungsoo tertawa dengan lebar, kemudian ia mengangguk pelan.

-oOo-

Baekhyun hendak menangis saat melihat jam dikamarnya, ia terlambat bangun. Dan lebih parahnya ia belum mandi dan sarapan, ia benar - benar merasa sial.

"Oh! God! Kenapa aku harus sial seperti ini? Mommy! Wheraya?! Hiks!"

Baekhyun segera membasuh tubuhnya, hanya 2 menit. Karena ia langsung memakai pakaian, dan menelan roti bakar nya yang kemarin ia buat.

"Uggh! Mommy kau menyiksaku!" Teriaknya disela - sela mengunyah rotinya, lalu ia segera berlari kearah mobil yang terparkir dibawah gedung apartemennya.

-oOo-

Namja mungil itu terlihat mengatur napasnya yang terputus - putus, dari pelipisnya mengalir keringat yang cukup banyak. Sehingga ia harus berkali - kali menyeka cairan asin itu.

"Tuan Baekhyun, penampilanmu mengerikan sekali." Komentar Kyungsoo ketika Seonsaengnim baru membuka pelajaran mereka.

"Idiot! Tidak perlu komentari penampilan brilian-ku!" Desis Baekhyun pelan.

Kyungsoo tertawa, entah kenapa ia suka sekali menggoda tuannya itu.

"Kenapa bisa terlambat tuan?"

"Stop memanggilku tuan! Aku tidak suka!"

Namja bermata bulat itu mengangguk, kemudian ia membuat gerakan seperti mengunci dibibirnya.

Sebenarnya dengan sifat Baekhyun yang seenaknya sendiri tentu tidak masalah ia mau terlambat atau tidak, tapi ini Korea. Ia tidak bisa sesuka hatinya seperti saat ia berada di Amerika, karena disini jika terlambat akan dihukum. Seperti berdiri didepan kelas, atau membersihkan toilet. Itu benar - benar menjijikkan bagi Baekhyun, jadi ia lebih memilih mengikuti peraturan dari pada membiarkan kaki indahnya berdiri sepanjang pelajaran. Atau bahkan jemari lentiknya bisa terkena alergi jika ia harus disuruh membersihkan toilet yang menjijikkan itu.

-oOo-

Luhan terlihat duduk diatas sofa mewah berwarna merah, jemarinya menyentuh benda pipih yang berada dihadapannya.

Ia terlihat sesekali tersenyum malu - malu, bahkan ia tampak menggigit jarinya dengan gerakan seduktif.

"Jadi ini basement kita? Aku tidak menyangka sekolah kuno ini punya tempat sebagus ini." Gumam Baekhyun sembari melihat - lihat basement barunya. Kyungsoo mengikut dibelakangnya seperti orang idiot.

"Apa kau gila? Orang tua kami yang membuat tempat ini, sekolah miskin ini mana mampu membuat basement semewah ini." Ucap Tao dengan tatapan tajamnya, ia segera menggeser duduknya kearah Luhan.

"Ah, begitu. Tapi kenapa harus pakai tempat tidur?" Tanya Baekhyun bingung.

Luhan tampak tersenyum mendengar pertanyaan bodoh itu.

Xiumin lah yang menjawab, ia segera merangkul pundak Baekhyun.

"Kau tidak lupa kan bahwa teman nakal kita itu membutuhkan tempat untuk this and that?"

Baekhyun memelototkan matanya, tidak menyangka namja cantik itu terlalu binal.

"What? Apa perlu melakukan hal itu disekolah juga?"

Luhan tertawa, ia segera menggeser tempat duduknya agar Baekhyun dapat duduk disampingnya.

"Dengar Baekhyun sayang, itu sudah kebutuhanku. Tanpa melakukan itu, maka tamat lah riwayatku! Itu sudah candu bagiku."

Baekhyun hanya mampu memutar bola matanya malas.

"Lubangmu tidak tahan tidak dimasuki satu hari saja, hah?"

"Tidak tahan Baek, lubangku perlu digaruk setiap saat."

Tao dan Xiuman tertawa renyah, sementara Baekhyun dan Kyungsoo dibuat tercengang.

"Kau serius?"

Luhan mengangguk mantap, matanya ia kedip - kedipkan untuk menggoda Baekhyun.

"Dasar Chicken! Kau sangat hina!"

Luhan memasang wajah datarnya, ia tau sahabat barunya itu juga sebenar lagi akan seperti dirinya.

"Baek sayang, jangan mengatakan hal bodoh. Kalau kau sudah merasakan baru kau akan ketagihan. I swear, ini benar - benar nikmat dan membuatmu ketagihan. Lagi pula aku bukan Chicken, aku masih suka yang muda – muda."

"Kau membuatku mual! Jangan katakan apapun!" Teriak Baekhyun sambil menutup telinganya.

Luhan tertawa menggoda, ia menghembuskan napasnya kesekitar leher Baekhyun.

"Bayangkan Baek, lubang sempitmu itu dimasuki oleh permen lolipop yang tidak akan habis. Itu sangat - sangat yummy."

Baekhyun mulai merinding, ia merasa setan disampingnya mulai mempengaruhi dirinya. Entahlah apakah benteng pertahanannya akan jebol atau tidak.

"Oh! Hell!"

"Kemarin malam aku melakukan dengan pangeran sekolah kita, Kris Wu. Punyanya sangat - sangat big! Dan aku merasa penuh didalamku dan—"

Luhan tak melanjutkan perkataannya karena Tao sudah menarik kerah blazer hitamnya.

"Apa kau bilang? Kris Wu?" Tanya Tao tampak tidak percaya.

"Yeah, kenapa?"

"What!? Apa kau gila? Aku sudah mengincarnya sejak lama!" Pekik Tao, jarang - jarang Tao bersikap seperti itu.

"Oh, you're so funny baby! Kenapa kau tidak mengatakannya hmm? Tapi tenang saja, kami hanya berpacaran satu malam saja baby. Aku sudah memutuskannya saat itu juga, karena kau tau kenapa?"

Tao menggeleng lemah, hatinya sangat kesal saat mengetahui Luhan bercinta dengan pangeran impiannya.

"Itu karena ia hanya mampu melakukan satu ronde! Punyanya saja yang besar, tapi tidak mampu berdiri lagi setelah keluar. Aku tidak suka dengan namja seperti itu! Big no!"

Tao pun akhirnya dapat bernapas lega, ia bersyukur Luhan tidak mencintai namja yang mendekati sempurna itu.

"Kalian tau namja bernama Kai?"

Tao dan Xiumin mengangguk, Baekhyun menggeleng bingung. Sementara Kyungsoo semakin membulatkan matanya, dan ia menahan napas dalam - dalam. Takut mendengar kata selanjutnya yang keluar dari bibir namja binal itu.

"Ia namja sexy yang sangat liar diranjang, tapi sayang punyanya sangat kecil. Aku tidak puas dengannya."

Xiumin dan Tao tertawa dengan keras, sedangkan Baekhyun bergidik ngeri saat membayangkan lolipop yang tidak akan habis berputar dikepalanya. Ia sangat - sangat merasa ngeri.

Dan Kyungsoo? Ia malah mempoutkan bibirnya saat mendengar tentang pangeran yang diam - diam ia impikan itu.

"Ah, saat ini aku sedang mengincar Sehun. Namja berwajah poker face tapi sexy. Tidak seperti Park Chanyeol! Sudah dingin, berlidah tajam, sombong, ketus. Ewwh, berani - beraninya dia menolakku! Dasar, untung saja wajahnya tampan. Kalau tidak? Sudah pasti ia mati ditanganku."

Empat orang yang mendengar itu langsung bergidik ngeri. Luhan benar – benar terlihat sangat mengerikan saat mengatakan itu.

"Jadi, kau menyerah dengan Chanyeol?" Tanya Xiumin sambil meraih snack yang berada diatas meja.

"Umm.. Yah begitulah, sebenarnya aku masih dendam padanya! Harga diriku jatuh saat ia menolakku dulu! Awas saja dia." Jawab Luhan disertai ancaman.

"Padahal hampir tidak ada namja yang berani menolakmu, tapi hanya Chanyeol yang berani. Haha."

Luhan langsung melayangkan deathglarenya kearah namja bermata tajam itu, ia tidak terima diejek karena di tolak.

"Tao baby, aku sebenarnya tidak mau menyerah. Tapi saat melihat teman nakal baru kita ini, aku jadi punya ide lain."

Baekhyun mengerutkan keningnya, ia tau mereka sedang membicarakannya. Tapi ide seperti apa? Apakah ide nakal yang akan Luhan pikirkan? Ah! Baekhyun jadi sedikit takut.

"Apa itu Lu?"

"Eum.. Bagaimana kalau Baekhyun kita suruh mencari tau apakah Chanyeol itu gay atau straight?"

"Whaaatt? Apakah kalian gila? No! Lebih baik kalian suruh aku melakukan Handjob didepan kalian!"

Ketiga namja nakal, kecuali Kyungsoo itu tampak mendekatkan kepala mereka kearah Baekhyun. Pandangan mereka seolah menelanjangi namja mungil itu. Membuat Baekhyun harus menelan liurnya kasar, sepertinya ia salah bicara.

"Are you serious Baek?" Tanya Luhan sambil menjilat – jilat telunjuknya dengan pandangan seduktif.

"Um.. A-aku—"

"Justdoit!" Seru Tao memotong ucapan namja mungil itu.

"No! No! No! Aku salah bicara tadi!" Ucap Baekhyun dengan cepat. Ia mengalihkan pandangannya dari setan – setan yang berada tepat didepannya.

"Okay! Berarti kau setuju. Kalau begitu sekalian cari tau berapa ukuran 'adik'nya." Kata Luhan dengan wajah tanpa dosa.

Baekhyun terbelalak kaget, seumur – umur ia tidak pernah berpikir mencari tau berapa ukuran 'adik kecil' yang dimiliki oleh orang lain. Itu benar – benar kurang kerjaan!

"For god sake! Aku menyesal punya teman seperti kalian! Hah! Aku pusing!" Baekhyun segera keluar dari basement mewah mereka, diikuti oleh Kyungsoo yang kini terlihat lemas. Sepertinya ia masih memikirkan cerita Luhan tentang Kai tadi.

"Jangan lupa baby! Kami akan membantumu mencari tau!" Teriak Luhan dari dalam, namun Baekhyun hanya mampu mengacuhkan teriakan itu.

-oOo-

Kyungsoo meletakkan jus strawberry dingin kearah Baekhyun, membuat namja mungil yang sempat melamun itu terkejut.

"Thank's Kyungsoo." Gumamnya disela – sela meminum jus kesukaannya itu.

Kyungsoo hanya mengangguk, kemudian ia berjalan menuju bahan – bahan makanan yang akan ia masak untuk Baekhyun.

Sebenarnya sejak kejadian di sekolah tadi Baekhyun langsung mengajak Kyungsoo ke apartemennya, karena ia merasa sangat lapar dan pusing luar biasa. Hari ini ia tidak punya mood untuk makan direstaurant. Jadi ia ajak saja namja bermata bulat yang mengaku pintar memasak itu. Lagi pula Kyungsoo adalah 'pembantu'nya bukan?

"Kyungsoo, menurutmu apa mereka serius dengan perkataan mereka tadi?" Tanya Baekhyun membuka percakapan.

Kyungsoo menghentikan gerakan memotongnya, kemudian tanpa berbalik ia hanya mengangguk.

"Apa mereka gila menyuruhku melakukan hal konyol itu?"

"Itu tidak konyol bagi mereka. Sebenarnya mereka juga mencari tau ukuran 'adik' dari seluruh namja tampan disekolah kita. Yah, walaupun hanya Luhan saja sebenarnya yang mencari tau sendiri. Tapi hanya Chanyeol yang tidak bisa ia cari tau. Namja itu memang sulit ditakhlukkan." Tutur Kyungsoo sambil mencuci bersih sayuran yang tadi ia potong – potong.

"Nah! Karena itulah aku tidak mungkin melakukan itu. Luhan saja tidak bisa, apalagi aku!"

"Chanyeol memang anti sekali dengan yang berbau Luhan."

"Maksudmu?" Bingung Baekhyun, ia mengerutkan keningnya.

"Chanyeol sebenarnya hanya bersikap dingin kalau kepada kami semua, kecuali dengan Luhan, Tao, dan Xiumin. Dengan mereka ia sangat sering sekali mengeluarkan umpatan – umpatan kasar. Entah karena apa, mungkin karena ia sering digoda. Atau mungkin karena ia benci dengan namja nakal."

Mendengar penjelasan Kyungsoo itu membuat Baekhyun membulatkan matanya, ia seperti mengingat sesuatu.

"Ah! Jadi karena itu ia menatapku tajam sekali! Mungkin ia melakukan itu padaku karena aku sudah berteman dengan Luhan!"

Kyungsoo mengangkat bahunya.

"Mungkin."

-oOo-

Namja mungil yang kita ketahui bernama Baekhyun tampak merengut ketika tiga sahabatnya mulai mendekatinya, saat ini mereka sedang berada di lorong sekolah. Ketiga temannya itu tampak berjalan mendekat, membuat Baekhyun harus melangkah mundur. Baru kali ini ia ketakutan seperti itu.

"Morning Baek!" Sapa Xiumin ketika mereka berhasil mendekat.

Baekhyun hendak berlari saat itu juga, tapi Tao berhasil menarik tangannya. Kontan saja namja mungil itu meronta kesakitan.

"Jangan lari Baek, sahabat terimutku." Ucap Tao sambil memamerkan tatapan tajamnya yang kini menambah ketakutan namja mungil itu.

"Hari ini salah satu tugas mu harus terlaksana Baek! Atau tidak! Handjob didepan kami! Haha."

Tawa ketiganya berderai ketika mendengar ucapan Luhan, mereka sudah tidak sabar ingin tau bagaimana kerja pertama member baru mereka. Apakah namja itu bisa nakal sama seperti mereka? Atau malah tidak sama sekali?

"Fuckkkkkkkkk!"

TBC

Salah satu cerita lama-ku yang bakal aku repost disini.

Jangan protes tentang bahasa2 kasar yang muncul di FF ini ya, kan diatas udah diperingatkan.. :v

Sengaja di Chapter pertama ini gak ada ChanBaek moment, soalnya disini cuma mau ngenalin karakter pemainnya aja dulu.

Jangan lupa Review-nya.