JUST A STORY

Disclaimer : Naruto© Masashi Kishimoto

Rate : M

Genre : drama, crime, friendship, family, romance may be

Warning: OOC, typo, alur berantakan, ide mungkin pasaran, dll.

Don't like Don't read!

Don't like Don't read!

.

.

"Sakura.." Semua di dalam ruangan hening meskipun ada puluhan manusia di dalamnya. Mereka diam seolah menunggu kelanjutan dari ucapan— lebih tepatnya perkenalan singkat gadis bermanik emerald yang berdiri di depan kelas bersama seorang pemuda berambut hitam bermata onyxs. Pria dewasa yang merupakan guru di kelas itu memandang gadis itu seolah menunggu kata yang mungkin akan di ucapkan selanjutnya namun gadis itu diam tak berniat berkenalan lebih lanjut membuat semua orang jengah.

"Marga?" Tanya salah seorang gadis berambut pirang berkucir empat.

"Tak ada." Ucap Sakura datar.

"Tidak mungkin kau tidak memiliki marga. Setidaknya ibumu mempunyai marga." Sahut gadis pirang ponytail bernada mengejek.

"Tidak." Jawaban gadis buble gum membuat semua riuh.

"Oh.. jadi kau anak haram?" Komentar gadis berambut merah.

"Dia mungkin anak buangan Karin." Sahut gadis pirang ponitail.

"Hahahaa.. Lihat.,rambutnya aneh mungkin dia alien.." Ucapan pemuda berambut coklat jabrik memicu semua murid tertawa.

"Hai.. kau cukup cantik Sakura-chan, tapi sayang sekali kau tidak memiliki payudara yang besar seperti Hinata. Mungkin lain kali aku bisa membantumu agar payudaramu bisa tumbuh." Komentar lelaki pirang mirip rubah dengan vulgarnya diiringi tawa merendahkan dari semua orang. Pemuda reven di sampingnya hanya menggumankan sesuatu dan gadis berambut indigo di depannya menunduk dengan wajah memerah.

"Cukup, Naruto kau—" Ucapan Iruka-sensei terputus dengan perkataan gadis musim semi.

"Siapa diriku dan semua tentang diriku tidak ada hubungannya dengan kalian. Aku tidak butuh komentar atau pun bantuan yg sebenarnya tidak perlu dari kalian. Aku selalu berpindah-pindah tempat dan juga sekolahan. Jadi berhentilah berkomentar ataupun mencoba dekat denganku dan aku tidak ingin mengenal kalian atau pun menanggapi kalian karena aku tidak berminat berteman dengan kalian ataupun berkenalan dengan kalian." Semua yang mendengar pengakuan gadis itu sedikit shock.

"Oke, ada dua murid baru disini. Giliranmu Nara, perkenalkan dirimu dengan baik." Iruka-sensei menyadarkan semua muridnya dan memberi isyarat pada pemuda berambut gelap di kucir atas.

"Nara Shikamaru, dari sekolah khusus putra Iwagakure." Guru itu menghela nafas mendengar perkenalan singkat dari murid barunya—lagi.

.

.

.

Shikamaru POV :

Seminggu berada di sekolah baruku aku sudah mampu menghafal semua yang terjadi di kelas ini. Di sini semua murid suka membully murid yang lemah. Ada gadis pirang —Yamanaka Ino dan Uzumaki Karin—gadis merah berkacamata yang selalu bertengkar dan adu mulut namun yang mengherankan mereka juga berteman baik, dan juga Rei Temari—gadis pirang sombong— mereka selalu mencari masalah. Mereka mempunyai kelompok atau bisa disebut pengikut masing-masing. Namun mereka bertiga tak jarang bisa bekerjasama dalam beberapa hal. Misalnya saja membully. Ketiga gadis itu juga sering mengolok-olok gadis indigo pendiam. Bahkan saat ini aku melihat si gadis pirang bercepol itu sedang mengambil ponsel gadis indigo yang ku tahu bernama Hyuga Hinata. Aku merasa kasian pada gadis itu, namun aku terlalu malas berurusan dengan para gadis. Dan gadis aneh pink itu selalu menghilang saat istirahat. Tidak jarang dia menjadi bahan Ledekan di kelas ini, tapi dia selalu membalasnya dengan kata yang tajam. Dia orang yang pendiam dan jarang bicara. Kadang jika dirinya di jaili anak-anak lain dia hanya diam dan menerima, tapi ketika gadis itu membuka mulutnya maka kata-kata tajam yang mampu membungkam semua orang yang keluar. Dia selalu pandai dalam mrmbalikan ucapan orang dengan tajamnya.

Dan aku selalu berada di pojok kelas dan tidur itu lebih menarik meskipun pada akhirnya aku tidak bisa tidur dan malah memperhatikan drama pembullyan di kelas ini seperti saat ini.

Pemuda berambut hitam berwajah pucat itu mendekati Yamanaka dan mencium bibirnya tanpa merasa canggung di depan umum. Menjijikan sekali. Shimurai Sai, kekasih Yamanaka yang kulihat itu seorang playboy yang bercumbu dengan banyak gadis. Namun Yamanaka terlalu bodoh tidak menyadarinya. Kurasa dia hanya menutup mata dan telinga karena terlalu mencintainya. Dasar bodoh. Yamanaka dan Shimurai keluar entah kemana. Sasuke dan si bodoh Naruto bersama pemuda berambut merah dan dua pemuda berambut coklat masuk kekelas. Mereka sama saja dengan para gadis itu. Para lelaki yang kurang kerjaan yang membully murid lemah dengan kata-kata kasar mereka. Dan ucapan mereka akan sangat di dengar oleh para gadis dan mereka akan dengan senang hati menuruti ucapan mereka. Aku tidak tahu kenapa Hyuga Neji diam saja dan malah ikut membully gadis indigo yang kutahu sepupunya. Dia akan tersenyum sinis setelah melihat mata gadis itu berkaca-kaca. Ada yang aneh dengan hubungan mereka kurasa. Sementara Uzumaki Karin dengan Sasuke mereka dekat namun aku tidak tahu pasti apa mereka berpacaran. Aku pikir mereka berpacaran. Namikaze dan Rei Temari memang berpacaran namun kurasa hubungan mereka aneh. Seolah ada penjara tak kasat mata yang memaksa mereka untuk saling mencintai. Diantara mereka Rei Gaara lah yang paling pendiam diantara mereka. Dia diam tidak ikut membully namun juga tidak menolong. Dia orang yang sulit di tebak. Dia adik bungsu kembaran Rei Temari. Mereka kembar tiga, unik bukan. Rei Temari, Rei Kankuro dan Rei Gaara, mereka kembar namun terlihat sangat berbeda. Anak menteri perekonomian, Sabaku Miyazaki dan Rei Karura.

Kenapa aku malah mengurus dan memperhatikan mereka, merepotkan sekali.

Aku keluar melewati mereka. Mereka tidak akan menghalangiku. Aku anak dari kepala kepolisian di Konoha dan kecacatanku tida—belum, mungkin— terlihat oleh mereka.

Aku menuju atap berharap di sana ada ketenangan. Namun aku menemukan gadis pink aneh tengah tertidur bersandar di dinding. Aku pikir dia makan di sini bukan tidur. Ketika aku berjalan mendekat dan duduk di sampingnya dengan jarak satu meter darinya, dia tidak terganggu dan masih terlelap.

Jika di lihat gadis ini cantik. Rambut pink panjangnya di kepang kendur disamping—mungkin karena dia selalu menaruh rambutnya di sisi kanan. Manik emeraldnya seperti kosong. Kulitnya putih pucat seperti seorang yang sedang menunggu kematian. Jika dilihat secara intens aku seperti teringat seseorang...tapi entahlah aku juga tidak tahu.

Aku tersentak ketika dia tiba-tiba menegakkan badannya, dia terbangun tapi dia belum menyadari keberadaanku dan pergi keluar atap tanpa memandang aku. Ku rasa dia tidak menyadari keberadaanku. Gadis itu benar-benar aneh. Pikiranku buyar ketika bel berbunyi dan aku kembali ke kelas.

Shikamaru POV end.

.

.

.

"Jadi.. Kau ingin menjadi pahlawan ehh?" Tanya datar pemuda reven dengan seringainya.

"Ahh.. mungkin dia hanya cari muka saja Sasuke-kun." Ujar gadis berambut merah menyala masih memegang ponsel yang terlihat mahal.

"Kalian menghalangi jalan masuk kelas. Seperti seekor anjing yang mendapat tulang di depan pintu dan tidak akan beranjak dari tempatnya sebelum mendapat daging segar." Karin dan Temari terlihat marah.

"Jadi sekarang kau mulai berniat melawan ehh?" Ucap Sasuke dingin.

"Aku tidak pernah berkata begitu. Tapi aku mengatakan sebenarnya. Kalian tak lebih dari seorang pecundang yang menyiksa gadis tak bersalah."

"Kau.." tanpa di duga pemuda reven itu mencekeram kerah Sakura namun sedetik kemudian dia menghempaskan gadis itu kasar tapi tidak sampai terjatuh.

Temari POV:

Mati kau gadis pink. Pecundang adalah kata tersensitive bagi Sasuke-kun. Aku tidak tahu kenapa Sasuke ingin sekali menyiksa gadis itu. Padahal gadis itu cukup diam dan selalu menghilang, tapi terkadang kata-katanya cukup menyebalkan. Ku rasa di sini Sasuke-kun yang selalu ikut permainan kami mulai bermain sendiri. Biasanya dia hanya mengikuti Karin dan pengikutnya ataupun kami− orang-orang popular menyiksa siapa yang kami anggap pantas. Mungkin aku jahat. Ya, itulah aku. Apa peduliku? Aku sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya aku harapkan atas semua ini. Entahlah. Dan di sini aku melihat Sasuke-kun memilki dendam pada gadis itu. Aku bisa melihat di matanya.

"Ternyata semua tentang Uchiha itu benar." Apa yang dia katakan?

"Apa maksudmu jalang!" Kali ini Karin benar-benar marah aku tahu itu.

"Semua Uchiha itu pecundang yang hanya bisa bersikap kasar pada anak kecil dan seorang wanita." Sialan, gadis pink itu racun. "Sepuluh tahun yang lalu terjadi pembunuhan masal ketika seorang anak berulang tahun dan hanya dua orang Uchiha yang selamat sementara satu Uchiha kabur entah kemana. Ku rasa mereka−para Uchiha, tidak bisa melindungi ataupun mendidik anak mereka menjadi seorang yang baik hati." Sial, dia tahu banyak tentang hal itu. Siapa Sakura ini? Aku lihat Sasuke-kun benar-benar membanting gadis ini hingga tersungkur dan menabrak sisi meja. Mukanya sudah merah padam menandakan dia benar-benar marah.

"Kau−"

"Aku hanya membaca artikel itu. melihat reaksimu sepertinya aku benar." Aku lihat Sakura mencoba berdiri. Kelas terasa lenggang. Semua diam. Tentu saja, hanya orang gila yang berani bersuara jika sang uchiha marah. Kulihat Sasuke-kun mendekati gadis itu.

"Tutup mulutmu jalang." Oke, sepertinya gadis itu akan selalu menjadi santapan Sasuke-kun setiap harinya. Dia membuat Sasuke-kun semakin membencinya. Sasuke-kun mengangkat tangannya, oh tidak dia akan meninju gadis itu.

"Cukup Sasuke. Hentikan, dia perempuan. Ingat itu." oh, terimakasih pacar tampanku yang menahan tangan Sasuke-kun agar tidak meninju gadis gila itu.

Naruto-kun itu bagai alarm untuk si Uchiha. Mereka selalu bersama dari kecil. Dan hanya Naruto yang memahami Sasuke begitupun sebaliknya. Mereka pergi meninggalkan kelas. Untung hari ini Genma-sensei ada urusan jadi kelas tanpa guru.

"Jaga ucapanmu itu jalang!" Karin berteriak marah pada Sakura dan pergi menyusul Sasuke dan Naruto-kun. Sai dan Ino dating dan bertanya ada apa namun akuy acuhkan dan memberi isyarat pada mereka untuk mengikutiku.

Temari POV end.

"Ka-kau taka pa Sa-sakura-san." Gadis indigo itu bertanya takut pada gadis musim semi namun di abaikannya. Gadis itu kembali ke tempat duduknya dan membuka buku untuk di bacanya. Hinata hanya memandang heran gadis itu dan ikut duduk di kursinya. Gadis indigo itu melirik lagi Sakura dan mendapati gadis itu menelangkupkan tangannya dan terlihat sedang tidur.

.

.

Tbc/delete (?)

.

.

Haii! Bukannya nyelesein fic-fic yang lain malah buat baru. Gaje bgt lagi. Baruy banyak ide soalnya, jadi pengen nulis nih fic. Rate M pula. Ckckckkk.

Bagaimana tanggapan reader? Di lanjut apa gak nih. Please RnR.