Chapter 1

Si Amnesia dan Dopelgangger?

.
.

Rin P.O.V

.

"..."

"..dia-"

?

Aku bisa mendengar suara banyak orang di sekitarku. Siapa?

Perlahan kubuka mataku... Ukh, cahaya lampu membuat mataku perih!

" Ah, dia membuka matanya!" kata seorang perempuan berambut putih. Matanya menatap langsung ke mataku, membuatku terkejut bukan main.

"Oy, kau menakutinya, lho!" balas seorang pria yang memakai kacamata.

" Ah, maaf... Nggak usah takut, kenalkan, aku Yowane Haku! Dia Hiyama Kiyoteru, seorang dokter! Namamu siapa? Apa kau baik-baik saja sekarang?" tanya gadis berambut putih yang ternyata bernama Yowane Haku.

"Eh... nama...," aku terkejut. Lho... Aku siapa? Di mana aku sekarang? Kenapa aku di sini?

"Hm?" tanya Haku sambil tersenyum ramah lagi.

" Nama...nama...anu...," aku tersenyum kaku. Aku tak tahu apapun... Bahkan tentang diriku sendiri... Semuanya kosong...

" Eh, jangan bilang kalau kamu lupa ingatan?" tanya Kiyoteru. Ups, tepat sasaran sekali, anda memang dokter pro!

" Eh... kalau begini, gimana dong? Repot jadinya...," desah Haku. Aku nggak pernah menemui anak yang amnesia sih, keluhnya dalam hatinya.

"Usianya sekitar 9 tahun-an...," kata Kiyoteru sambil mendekatiku yang sedang duduk di atas ranjang putih itu. Hmm—mungkin ini UKS atau rumah sakit ya? Kiyoteru duduk di sebelahku. Haku yang kelihatannya mendapatkan ide segera bergegas keluar ruangan. Dan sesaat kemudian dia sudah kembali lagi.

" Ah, ini dia!" serunya sambil mengeluarkan sebuah leontin yang dalamnya hanyalah kaca. Dia tersenyum dan membelai kepalaku dengan lembut.

" Dengar ya,... kau kami temukan tidak sadar 2 hari yang lalu, di tebing sebuah gunung. Untunglah kami menemukanmu saat itu. Ah iya, aku lupa bilang ya? Aku ini pengurus di panti asuhan, dan saat itu kami sedang piknik. Dan—selama 2 hari ini tak ada yang mencarimu... tambah lagi, kau amnesia. Bagaimana kalau kamu tinggal saja bersama kami, Rin?" tanya Haku.

Tunggu- Rin? Siapa? Apa itu namaku? Memangnya apa yang sedang kulakukan saat itu, sampai ada di tebing, ya?

" Ri...n?" tanyaku.

" Ah, begini, saat ditemukan, kau hanya mempunyai leontin kaca ini. Di luarnya terukir nama 'Rin', jadi kuduga namamu Rin!" sahut Haku. Aku hanya bisa mengangguk. Rin...

" Kagami (kaca)...?" tanyaku lagi.

" Ya~ Oh ya, margamu... kamu mau memilih atau bagaimana?" tanya Haku lagi. Wah, wah, aku seperti sedang bermain game aja... Tapi ini game kehidupanku sih...

" Yap~ Margamu Kagamine, lho!"

Aku mendengar suara dari atasku. Aku segera menoleh dan terkejut ketika melihat seorang anak lelaki dengan wajah yang hampir sama denganku—sedang melayang di atas ruangan?

" Ada apa, Rin?" tanya Haku.

" Er—anu-eeh...," aku segera berusaha menenangkan diriku, "I-itu...," aku menunjuk ke arah anak lelaki aneh itu yang tersenyum nakal, dia duduk di atas udara?

" Siapa anak lelaki yang melayang itu?"

Terkejut, Haku dan Kiyoteru menatap satu sama lain. Aku merasa dalam bahaya. Jangan bilang kalau aku berhalusinasi...

" Nggak, aku sudah periksa dia, nggak ada luka parah kok, dia hanya amnesia saja...," kata Kiyoteru dengan gugup.

Sudah pasti aku dicap anak aneh!

" Erhm—itu, mungkin aku hanya berhalusinasi, kepalaku masih pusing, ehehe," aku tertawa sambil menggaruk kepalaku, " oh ya—lebih penting lagi, kira-kira kapan ingatanku bisa kembali? ...Aku cuma ingat kalau namaku Kagamine Rin."

" Kagamine Rin... ya? Hmm, itu sih tergantung, ada orang yang dengan cepat mendapatkan ingatannya kembali, tetapi ada juga yang bertahun-tahun kemudian baru ingat. Eh tapi, tenang saja! Kau boleh tinggal bersama kami sampai kapanpun kok!" kata Haku.

"Hee~ toh akhirnya kamu pakai nama yang kusarankan juga!" kata anak itu sambil melayang mendekatiku. Aku berpura-pura tidak melihatnya. Dia mendesah, "ide bagus, berpura-pura tidak ada apa-apa... Yang bisa melihatku hanya kamu siih!"

Tebakanku tepat. Hanya aku yang bisa melihatnya.

" Nah, Rin-chan, ayo kutunjukkan kamarmu ya! Semoga saja kamu cepat-cepat terbiasa tinggal di sini, atau ada yang cepat mengadopsimu!" kata Haku sambil mengantarku ke sebuah ruangan.

...Adopsi? Aku yang tak punya ingatan akan masa kecilku ini? ... Orangtua asliku... Di mana mereka? Apa aku dibuang?

Pikiran itu mengalir begitu saja dalam benakku. Mungkin aku terlihat santai dan tenang... tapi mana mungkin begitu. Tiba-tiba saja terbangun tanpa tahu apa-apa, tak ada siapapun yang mengenaliku sejak dulu dan terlebih lagi—ada hantu yang hanya bisa kulihat?


Normal P.O.V

Setelah mendengarkan beberapa penjelasan dasar dari Yowane Haku, pengurus panti asuhan "Hikari", Rin pun masuk ke kamarnya sendiri. Panti asuhan ini terlihat lebih mampu, karena setiap anak mempunyai privasi dengan kamar sendiri. Bisa juga karena anak yang ditampung sampai saat ini masih sedikit. Rin baru saja berteman dengan Sonika, anak yang usianya sebaya dengannya dan Kaai Yuki, anak perempuan berusia 3 tahun yang dekat dengan Sonika dan baru saja masuk ke panti asuhan. Yang lainnya, mungkin mustahil bisa berteman dengan mereka karena usia yang bertautan jauh—anak yang sebaya dengannya sih, sedikit banyak sudah teradopsi semua, begitu yang ia dengar dari Haku.

" Jadi...," Rin segera memicingkan matanya ke arah 'hantu lelaki ilusi' yang dilihatnya dan sedari tadi mengikutinya sampai ke kamarnya, begitu Haku menutup pintu kamar Rin, "—siapa kamu? Kenapa mengikutiku? Apa benar namaku Kagamine Rin? Kenapa kamu bisa tahu namaku kalau begitu?"

Hantu lelaki itu segera berhenti melayang dan memijakkan kakinya di atas lantai kamar. Ia tersenyum nakal dan berkata, " Aku Len, dan iya, namamu Kagamine Rin lhoo~ Aku itu sebenarnya... dopelgangger alias bayangan dirimu yang lain! Hehehe!"

"...Bohong," kata Rin.

" Eh, kau tak percaya?" Len terkejut, "kalau begitu, bagaimana kalau kukatakan aku itu roh pendamping atau pelindungmu? Lihat, aku kan mirip denganmu!"

"...," Rin masih menatap dengan pandangan tidak percaya. Memang, perkataan Len yang barusan itu bukannya membuat Rin tambah percaya, malah membuatnya tambah tidak percaya. Masa karena Rin tidak percaya kalau Len adalah bayangannya, Len segera mengganti 'apa' dirinya.

" ...Sudahlah, yang lebih penting lagi, kenapa hanya aku yang bisa melihatmu? Kenapa kau tahu namaku? Apa kau tahu masa kecilku? Orangtuaku? Rumahku?" tanya Rin. Entah kenapa ia bisa mengatakan segala keraguan dan ketakutannya yang tidak ia ceritakan kepada Haku maupun Kiyoteru. Entah mengapa, Rin merasa aman dan nyaman mengatakan segalanya kepada Len. Entah mengapa, Rin seperti merasa akrab dengan Len yang baru dikenalnya.

" Mungkinkah aku yang dulu juga mengenalmu?" tanya Rin penasaran.

" Itu mustahill!" kata Len dengan cepat.

" Kau merahasiakan sesuatu?" tanya Rin curiga.

" Nggak!" kata Len, " lebih lagi, jawaban akan pertanyaanmu yah! Aku kan roh pendampingmu, sudah pasti aku tahu siapa namamu! Mengenai masa kecilmu dan juga yang lainnya, mana aku tahu, toh kau baru melihatku setelah amnesia, 'kan? Eeh, maksudku..."

Len gugup. Rin memandangnya dengan dingin. Mencurigakan.

" Po-pokoknya, mulai sekarang aku akan mendampingimu! Jadi, pokoknya aku akan selalu bersama denganmu deeh!" sahut Len sambil tersenyum nakal lagi.

" Aah, terserah!" Rin menghempaskan dirinya ke atas tempat tidurnya.

o0o

...

Dan...

Mulai hari ini, ...

hari-hari Rin si anak amnesia dengan Len, hantu yang sok tahu itu pun dimulai.