Closet Scene
A Kuroshitsuji fanfic.
Disclaimer: Toboso Yana punya Kuroshitsuji. Iya, saya tau itu kebalik. Iya.
Warning: Always think positive. Saya cinta Teh B*tol! *warning nggak nyambung*
Malam hari yang kelam di rumah sang Earl Phantomhive.
Salah satu ruangan tampak terang dengan chandelier berisi puluhan lilin yang menyinari. Meskipun begitu, ruangan itu tetap terasa dingin, basah, dan tertutup. Hanya ada seorang majikan dari rumah tersebut, sang Earl, Ciel Phantomhive, dan butler andalannya, Sebastian Michaelis – di dalam sana.
Tidak ada yang tahu apa yang mereka berdua lakukan di dalam ruangan itu. Ya, hanya ada mereka berdua, di dalam sebuah ruangan yang sengaja dikunci dari dalam.
Cukup ganjil, bukan?
Keadaan sang majikan sedikit menyedihkan. Ia nyaris mencakar seluruh permukaan dinding di sebelahnya. Peluh bercucuran, membasahi sekujur tubuhnya yang mungil. Sementara sang pelayan hitam tetap setia berdiri di depannya, sesekali menyunggingkan seringai.
"Se-Sebastian!" rintih Ciel dengan suara tertahan.
"Tolong tahan sebentar lagi." Sebastian menggenggam tangan Ciel dengan lembut, berusaha menenangkan majikannya itu.
"Tapi, tapi… Ini menyakitkan!"
"Sedikit lagi, Tuan Muda. Ayolah, pasti tidak seburuk itu."
"Kau tahu apa, Sebastian? Ini mengerikan!" Ciel mengerang tiada henti. "Sebastian, hentikan rasa sakit ini! Aku tersiksa!"
"Tinggal sedikit lagi. Bertahanlah, Tuan Muda."
"Sebastian!"
"Saya mohon jangan cakar dindingnya, Tuan Muda. Anda memang jadi terlihat lebih manis karena mirip dengan kucing, tapi nanti dinding yang baru saya poles ini jadi tergores. Saya akan tambah repot."
Ocehan Sebastian yang ruwet itu membuat Ciel semakin kesal karena kesakitan dan mengerahkan segenap tenaganya. Perutnya mengejang. Otot-ototnya bereaksi. Wajahnya berubah semerah tomat.
"ARRRRGGGGHHHH!"
Plung.
Dan 'sesuatu' yang menimbulkan rasa sakit tidak terperi – yang berusaha dikeluarkan oleh Ciel dari tadi itu pun akhirnya jatuh dengan sukses. Ia berhasil!
"Ah, leganya—" ucap Ciel gembira sambil menekan tombol flush. Bunyi air terdengar membanjiri jamban.
"Bagus sekali, Tuan Muda. Anda mengikuti instruksi saya dan melakukannya dengan sangat baik. Saya turut senang dengan pencapaian ini," Sebastian menyahut sembari tersenyum penuh arti.
"Ini gara-gara kebodohanmu membuat makan malam yang terlalu pedas untukku. Sudah kubilang perutku nggak tahan. Jangan pernah kau ulangi lagi," gerutu Ciel. Ia segera membuka kunci pintu dan keluar dari toilet dengan berselimut handuk. "Kau dengar itu, Sebastian? Ini perintah."
Sebastian memandang anak kecil bermulut tajam di depannya dan menyilangkan tangan kanan di depan dada.
"Yes, My Lord."
"Apa jadinya kalau seorang butler Phantomhive tidak bisa melakukan pekerjaan sederhana seperti menemani Tuan Muda buang hajat?"
Iya Sebas. Lu emang yang paling top dah. Udahan dulu, ya. Sono pulang.
-おわり-
Author's Note:
Fic Kuroshitsuji pertama saya. Gaje? Iya, saya tau ini gaje. Menjijikkan? Hmm… mungkin begitu. Kependekkan? Sudah pasti.
Dibuat dengan otak error, ide pas-pasan, perut lapar, segenap pemaksaan kalimat di sana-sini, dan kecintaan standar terhadap Kuroshitsuji. Saya belum jadi maniak Kuroshitsuji sih, tapi saya tetap cinta SebasCiel! *dideathglare*
Mind to review, please? Saya doain masuk surga deh… *kedip-kedip karena kelilipan*
Buat semua yang berbaik hati mau baca, buat semua yang berbaik hati nyumbangin review, buat Luxam-san yang selalu memberikan inspirasi, matur nuwun! :D
-Azumaya Miyuki-
