Fic ini author persembahkan untuk semua author yang senior dan para readers sekalian M-_-M
Ini adalah fic angst pertama author, jadi gomen jika jelek :'( dan ini adalah reques fic dari MaYa ChaN23598
Fic ini adalah fic yang author buat saat author keingat sesuatu jadi jika mungkin mirip sesuatu jangan marahi author ya :'(
Happy reading ^O^/ XD
Desclaimer : Masashi Kishimito
Rate : T
Pair : Minato x Kushina
Genre : Romance, Angst
Warning :Alur yang aneh , OOC , Typo(s), EYD abal, dll.
Yang gk berkenan, lebih baik gk lihat :(
-jika aku masih diberi waktu lebih lama untuk hidup. Pasti aku akan membagi waktuku padanya. Bukan pada orang lain-
Normal POV
Kushina menatap butiran-butiran salju di balik jendela dengan tatapan kosong. Ia menarik napas berat, berusaha menghilangkan sedikit demi sedikit beban yang bersarang di benaknya. Namun nihil, beban itu tidak hilang sedikitpun. Yang ada hanya membuat dadanya semakin sesak. Ia berjalan lambat menuju meja rias. Dengan gemetar, tangannya meraih sisir yang ada di depannya. 'Srk… srk… srk…' dengan sangat perlahan, ia menyisir rambut merahnya yang panjang. Tapi keperlahanan itu rupanya sia-sia, rambutnya tetap rontok. Ia mengembalikan sisirnya ke tempat semula. Lantas mencoba meminimalisir kerontokan rambutnya dengan menggunakan jemari lentiknya untuk menyisir rambutnya. Kushina berhenti, ia menatap sendu jemarinya yang dipenuhi dengan helai-helai rambut rontok. Ia mengibaskan tangannya, membuat rambut-rambut itu terbang.
"Uhuk… uhuk…" Kushina mengatupkan telapak tangannya di mulut.
Ia lalu menghela napas saat menyadari tangannya penuh dengan bercak darah segar. Ia berlari ke kamar mandi. Membasuh tangan dan wajahnya dengan air.
"Tidak apa-apa…" ucapnya. "Aku tidak sakit, aku baik-baik saja. Aku akan menikah dengan Minato lalu punya anak. Aku akan hidup hingga aku menimang cucu." Lanjutnya.
Air matanya bercucuran. Ia kembali terpuruk saat ia mengingat penyakitnya. Penyakit ganas yang kini tengah menjajah tubuh rapuhnya. Ya,tak lain penyakit itu adalah leukimia. Penyakit yang belum ada obatnya, penyakit yang tidak bisa disembuhkan, penyakit yang bisa dibilang hanya menunggu kematian. Kushina kembali menangis tatkala ia mengingat perkataan dokter kemarin. Saat ia tidak sengaja mencuri dengar pembicaraan Tou-sanya dengan dokter –Tsunade-.
FLASHBACK
"Bagaimana dokter?" Tanya Uzumaki Masahiro yang tak lain adalah Tou-san Kushina. -chara karangan author sendiri-
Tsunade menarik napas sejenak lalu berkata,
"Kemoterapi tidak begitu berpengaruh. Karena penyakitnya baru terdeteksi saat sudah mencapai stadium 3. Sekarang, leukimaia Kushina justru bertambah menjadi stadium 4 atau stadium akhir. Dimana sebenarnya kita tidak bisa berbuat banyak lagi."
Kaki Kushina lemas saat ia diam-diam mendengar percakapan antara Tou-sanya dan Tsunade-sensei. Kakinya tidak mampu menopang tubunya lagi, ia merosot ke lantai. Sekarang apa yang harus ia lakukan?
FLASHBACK END
Kushina tidak pernah membicarakan penyakitnya pada Minato, kekasihnya sekaligus tunanganya. namun kini, apa ia harus berterus terang ada Minato?
'tidak', Kushina menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin Minato sedih karena dia. Minato bisa mencari pasangan lain saat Ia nantinya pergi. Kushina mencoba menyerah pada takdir. Bahwa takdir memang tidak bisa membawanya bahagia bersama Minato…..
Ia mencintai Minato…..
Ia ingin Minato bahagia…..
Disisa waktu yang masih ada, ia akan membahagiakan Minato. Kushina menyeka air matanya. Berusaha menghilangkan raut pilu yang tergambar jelas di wajahnya.
Ia bangkit. Keluar dari kemar mandi, ia melintasi kamarnya. Matanya terhenti saat ia melihat gunting dan cutter yang ada di meja. Terbesit di pikiranya untuk mengakhiri hidupnya. Apa itu bisa membuat keadaan lebih baik dari sekarang?
'Tiin… tiin… ' suara klakson mobil mengurungkan niatnya. Itu pasti Minato. Yang setiap tahunnya selalu mengajak Dirinya menyaksikan salju. Seperti hari ini. Mereka berdua penggemar salju. Putih, melambangkan kesucian yang bisa mengihilangkan emosi dalam sekejap. Kushina mengenakan hoodie dan syalnya. Lantas melangkahkan kaki keluar.
Ia menyambut Minato dengan hangat. Berlawanan dengan keadaan sekitarnya.
"Ohayou gozaimasu " Sapanya lembut.
"Ohayou , kau pucat sekali. Apa kau sakit?" Tanya Minato.
"hn, tidak. Aku hanya kedinginan."
"Apa kita batalakan saja?"
"Sekarang kan musim salju. Wajar kalau aku kedinginan."
"Baiklah, kita berangkat."
Minato mengangsurkan tangannya. Kushina menyambutnya. Tangan mereka saling menggenggam erat. Terasa hangat.
Mereka duduk di bangku taman. Tidak ada yang bicara. Hanya bersandar pada punggung masing-masing. Mereka saling mengagumi keindahan salju yang disuguhkan di depan mereka.
"salju tahun ini cantik ya?" kata Kushina membuka pembicaraan
"Ne. secantik dirimu. Bahkan kau lebih cantik Hehe." Minato terkekeh.
Kushina tersenyum simpul.
"Tahun depan kita main ski ya?" Tanya Minato.
'entah tahun depan aku masih disini atau tidak' batin Kushina.
"Tapi aku tidak bisa bermain ski ?" jawab Kushina.
"Taka apa-apa, nanti aku yang akan mengajarimu. "
"Hn." jawab Kushina serak.
Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Minato. Ia merasa lelah. Merasa lelah dengan kebohongan yang ia buat. Ia ingin semua itu hilang dalam sekejap. Ia ingin bisa hidup lebih lama, agar bisa menikmati salju bersama Minato, meniti masa depan dengan Minato, dan memiliki anak lucu bersama Minato. Tapi ia yakin ia tidak bisa, ia tidak sanggup.
Minato mengelus rambut Merah Kushina, Rasa sayang mengalir di setiap sentuhannya.
"Minato, Boleh aku tidur sebentar?" Tanya Kushina.
"Hm, lamapun tak apa-apa." Jawab Minato.
"Hn" lalu mata Kushina meredup.
untuk selama-lamanya...
owari...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
hehehe, author hanya bercanda :P -plakk!- *ditabok readers rame2 karna sempat2nya bercanda padahal genrenya angst*
author: hn, lanjutttttt :O
2 hours latter
Minato merasa otot-ototnya mulai pegal. Ia agak menyesal dengan kata-katanya tadi 'lamapun tidak apa-apa'. Dan hingga kini, Kushina belum bangun juga. Ia putuskan untuk membangunkan Kushina
"Kushi-chan ? Kushi-chan ? Kushina ?." kata Minato smabil menepuk pipi Kushina dengan lembut.
Belum ada respon.
"Kushi-chan ? Kushi-chan ? " ia mengguncang badan Kushina.
Masih belum bangun. Minato mencubit pipi Kushina, mengguncang badannya, menepuk-nepuk pipinya. Tapi hasilnya sama saja.
"Jangan jangan dia… aish, apa yang kau pikirkan Minato?" gumam Minato pada dirinya sendiri.
Perlahan, ia memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan Kushina.
"Eung… masih berdenyut. Hufh…" gumam Minato lagi.
Minato sedikit menggeser posisi duduknya. Tapi, 'Syuut~ Blugh!' Kushina merosot jatuh ke pangkuannya.
Minato panic, "Kushi-chan? Jangan bercanda. Ini tidak lucu." Seru Minato sambil berusaha membangunkan Kushina. Tapi tidak ada perubahan.
"Hn. Ini tidak beres." Gumam Minato.
Minato bergegas mengendong Kushina ke mobilnya. Dengan panic, ia memacu mobilnya ke rumah sakit terdekat.
-TBC-
yang ini beneran, author gg bohong :P
kushina: melia, kok aku punya penyakit ? *pundung*
melia : sorry ya, karna maya mintanya antara kamu dan Minato, jadi masak yang sakit malah Jiraiya, gg lucu kan ?
kushina :hn, yaudah :'(
minato :sabar ya kushi-chan *menepuk punggung kushina*
melia :ouhhh,,, co cuitttt :) *memotret minakushi*
minakushi: dasar author gila. cepetan sana penutupan.
melia : OK :O
ARIGATO MINA-SAN KARNA KALIAN SEMUA MAU MEMBACANYA, APA LAGI KALAU KALIAN MAU NGE REVIEW !, ARIGATO MINA-SAN !
DAN UNTUK MINA YANG UDAH NUNGGU FIC NYA SASUNARU DAN MINAKUSHI DARI MELIA, GOMENNASAI, KARNA BUKANYA UPDATE CHAP BARU, MALAH BUAT FIC BARU. DIKARENAKAN, FOLDER NYA YANG HILAN, JADI SEMUA DATANYA JUGA HILANG :'(
POKOKNYA ARIGATOOOO + GOMEN BGT DECH :3
M-_-M
DAN UNTUK FIC KALI INI, MAAF, KALAU MELIA BELUM BISA MEMBERIKAN FIC YANG MEMUASKAN :'(
MAYA : FIC NYA UDAH JADI LHOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO O :O
