Sore itu, Salju Turun
Bleach by Kubo-sensei
.
.
"Ichigo, kau yakin tidak ingin ikut pergi ke rumahku sore ini?" tanya Keigo. "Pesta sebelum Natal." Keigo dan beberapa temannya menunggu jawaban dari Ichigo. Ichigo melirik Chad di sebelahnya. Pemuda yang dilirik hanya diam dan memberikan anggukan kecil sebagai jawaban. Ichigo menggeleng pelan.
"Kalian saja. Aku tidak ikut. Aku ingin istirahat di rumah," jawabnya.
"Yah, sayang sekali. Ya sudahlah. Kalau berubah pikiran, datang saja ya!"
Ichigo tersenyum tipis sebagai jawabannya.
Butiran salju turun secara perlahan. Gema alunan lagu Natal mulai terdengar di seluaruh penjuru kota Karakura. Gerai-gerai toko di sekitar jalan utama sudah dihiasi dengan lampu-lampu khas Natal. Pohon-pohon cemara buatan yang didesain seperti Pohon Natal menghiasi teras-teras toko. Para petugas kebersihan jalan tampak membersihkan tumpukan-tumpukan salju yang mulai menebal. Meski sepertinya usaha itu sia-sia, karena tumpukan itu terus bertambah tebal seiring dengan turunnya salju secara konsisten. Ichigo mengeratkan mantel musim dinginnya, menggosok-gosokkan kedua tangannya secara bergantian. Terkadang terdengar gerutuan kecil dari mulutnya yang menyumpah serapahi tebalnya salju yang membuat jalanan sedikit licin. Dia mempercepat langkahnya, berusaha secepat mungkin tiba di rumahnya.
Segerombol anak perempuan yang berusia kira-kira sepuluh tahun tampak mengelilingi seorang Santa Claus yang sedang duduk di salah satu teras toko boneka. Sambil terus melanjutkan langkahnya, Ichigo mengamati anak-anak perempuan itu yang tampak begitu antusias menjawab pertanyaan Santa Claus demi memenangkan sebuah boneka Chappy ukuran besar. Tanpa sadar Ichigo melengkungkan bibirnya, membentuk sebuah senyum tipis. Dia tahu dia sedang mengingatnya. Sesosok gadis dengan rambut hitam sebahunya, yang selalu histeris ketika melihat boneka berbentuk kelinci itu.
Helaan napas terselip di sela-sela ingatannya yang jatuh ke waktu yang lalu. Ichigo menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba menghapus bayangan gadis itu. Lagi-lagi ia tersenyum tipis.
Ia tak memperhatikan jalannya di depannya dan terkejut ketika seseorang menabraknya, tepatnya, dialah yg menabrak sosok itu.
"Maaf-" Ichigo tertegun di tempat. Kedua matanya menatap lekat sosok yang ditabraknya. Sosok gadis bermata amethyst dengan rambut hitam kebiruan sebahunya, nampak balik menatapnya. "-kau..."
"Jangan panggil aku dengan kau, Bodoh! Aku punya nama," katanya. Gadis itu tersenyum. Dia mengulurkan tangan mungilnya ke arah Ichigo, mengajak pemuda itu berjabat tangan. Tangan kekar Ichigo merespon uluran tangan gadis itu. "Namaku, Rukia Kuchiki."
Ichigo tertawa lepas. Sore itu, salju turun. Dan dia suka.
.
Tamat
.
.
Yak, aku kembali ke sini dengan fiksi ringan dan ga jelas. *pundung*
Masih adakah yang mengingatku?
Maap kalo fiksi ini kelewat pendek dan plotless banget. T.T
Aku lagi suka soalnya membayangkan bagaimana scene bertemunya kembali dua sahabat itu. Ichigo dan Rukia. :D
Terima kasih sudah membaca... :)
Dari kamar yang penuh kertas
