Stay With Me

NCT Member

YAOI, bahasa acak-acakan, OOC

Cast milik Tuhan YME, ortu dan agensi. Saya hanya meminjam nama mereka

.

.

.

"TRICK OR TREAT!"

Seorang namja berambut coklat oranye tampak tersenyum lebar melihat banyak anak kecil yang berbondong-bondong menghampirinya dengan berbagai kostum mengerikan. Entah itu drakula, kucing, bahkan ada yang memakai labu. Pesta Halloween tahun ini memang yang terbaik!

"Baiklah! Ini permennya"

Bahkan sepupu China-nya saja ikut-ikutan memakai kostum mumi, walau dia tidak ikut tradisi 'trick or treat' sih.

"Kau memborong banyak permen, Kun." Kun hanya tertawa. "Event seperti ini setahun sekali lho, Doyoung. Kenapa kau gak semangat sih?"

Doyoung bukannya tidak bersemangat, ayolah dia bahkan sudah memakai kostum penyihirnya –yang dikomentari gak cocok, masa dia disuruh pakai kostum kelinci?- Hanya saja setiap melihat seseorang berkostum vampire, dia selalu merasa hawa dingin tidak mengenakkan. Sialnya banyak yang memakai kostum vampire yang membuatnya jadi was-was.

Firasatnya bukannya sering tepat, hanya saja dia benar-benar tidak suka hawa dingin yang membuatnya menggigil tiap kali berpapasan.

"Kun, ayo ambil makanan. Lapar nih," ajak Doyoung. Dia tahu Kun masih susah bercakap-cakap dengan bahasa Korea –untung Doyoung bisa bahasa mandarin-, kesian kalau ada yang ngajak ngobrol terus dia senyum aja. "Lho? Kan tadi udah dikasih wortel?"

DUAK

"Kajja," kata Doyoung sambil menyeret Kun yang memegangi kepalanya. Neck slice yang dilancarkan Kun membuat Doyoung mulai membalas dengan neck slice juga, tapi dia malah kehilangan fokus.

DUK

Dan menabrak seorang namja yang cakep, dingin, dan keren yang sedang meminum wine. Oh, jas mahalnya.. kena wine lagi.

"Mianhae!" teriak Doyoung agak heboh sementara Kun sendiri menganga. Gawat..

"Aduh, gimana nih. Mianhae, aku tak sengaja," kata Doyoung yang panik. Kalau gak dicuci buru-buru nodanya bisa nempel. "Gwaenchana," kata namja berambut cokelat itu menaruh lagi gelasnya. Doyoung sendiri cukup keras kepala untuk menggeret Jaehyun. "Anniyo, aku akan mencucinya. Berikan jasmu!"

Tapi hal yang tak disangka adalah, Kun menahan tangan Doyoung.

"Tidak perlu Doyoung, kan dia bilang gak apa-apa," kata Kun dengan raut serius. Hei, kemana sikap ramah cenderung malu dari seorang Qian Kun?

"Tapi tetap aja! Kun, kau kenapa sih?" tanya Doyoung heran. Kun tampak gelisah dan panik. "Tidak apa-apa, sudahlah lebih baik kita pergi." Doyoung melepas tangan Kun dengan paksa dan tetap berjalan dengan Jaehyun.

"KIM DOYOUNG!"

Doyoung tersentak. Ini pertama kalinya Kun membentaknya. "KUBILANG KAU TIDAK PERLU MEMERDULIKAN JUNG JAEHYUN!" bentak Kun dengan bahasa mandarin.

"Bagaimana kau mengetahui nama namja ini, Kun?" tanya Doyoung mulai merasa aneh. Kun mulai menutup telinganya. "Tidak, tidak. Jangan ambil dia. Kumohon Sicheng, jangan libatkan Doyoung.." bisiknya beberapa kali dengan tubuh bergetar. Airmata mulai mengalir dari matanya. "Tidak, tragedi ini tidak boleh menimpanya. Cukup aku.."

"Kun, apa yang terjadi?" Doyoung bahkan melepas tangan Jaehyun dan menghampiri Kun yang mulai terduduk. "Kun! Jawab aku!" kata Doyoung sambil mengguncang tubuh Kun, Kun sendiri menatapnya sayu. "Andai aku tidak ke sini.."

"Tidak ada hubungannya kau ke sini atau tidak"

Doyoung menoleh kaget ke arah Jaehyun yang sedang tersenyum tipis. Aura dingin itu kembali terasa. "Dia adalah takdirku, Qian Kun"

Doyoung terpaku menatap mata lembut Jaehyun. Bola mata kemerahan itu membuatnya takut. "Tidurlah"

Pandangan Doyoung menggelap seketika.

Stay With Me

"Mengapa kau membawanya? Kan sudah kubilang, darah yang kita butuhkan masih cukup"

"Dia berbeda hyung. Aku tahu sejak awal aku melihatnya, darahnya manis! Kau juga bilang begitu kan waktu melihat Yuta hyung"

"Tapi tetap saja! Kau langsung membawanya tanpa bilang apa-apa.."

"Dengarkan aku hyung!"

Doyoung merasa kepalanya berat dan bertambah pusing seiring intense-nya perdebatan 2 orang yang berada di depan kamar ini. Doyoung memang baru bangun, tapi dia sudah mencoba mendudukan dirinya. Entah kenapa dia melamun, tidak terpikir untuk pergi atau sekedar membuka pintu.

"Hentikan!"

Entah berapa menit Doyoung termenung sebelum akhirnya dia tersadar oleh suara teriakan yang tidak asing.

Suara Kun.

"Winwin! Hentikan kekasihmu, dia menghentikan hipnotisnya!"

"Ge, jangan begini.."

"Kan sudah kubilang akan memberikan darah pada kalian tiap hari, tapi kenapa Doyoung harus kau culik? Kau.. Iblis ini!"

"GE!"

"Sicheng, lepaskan!"

"Ge, Jaehyun mencintainya seperti aku mencintaimu. Tolong jangan halangi dia"

"Kau tidak pernah tahu hal apa yang dia lakukan. Ni zhidao ma?"

Doyoung mendapat kekuatannya untuk bergerak. Dia langsung berjalan cepat, suara pertengkaran kini didominasi Kun dan seseorang yang dipanggil Sicheng.

"Wo zhidao le"

"Hiks.."

Cklek

Pandangan keempat orang itu langsung menusuk Doyoung yang baru saja membuka pintu. Doyoung langsung menemukan Kun yang sedang menangis di pelukan seorang namja, sementara Jaehyun dan namja berambut putih masih berhadapan.

"Ada apa ini?" tanya Doyoung pelan. Kun menatapnya pilu. "Doyoung.."

Jaehyun menatapnya lembut. "Sudah bangun hyung?" tanyanya tanpa memerdulikan tatapan tajam yang Doyoung tujukan padanya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kun, kau tahu sesuatu kan?"

Kun menghapus air matanya kasar dan menghela nafas berat. "Ini salahku.. Biar aku yang ceritakan," katanya dengan sedikit nada getir. Winwin menggenggam tangan Kun erat. "Kalau begitu ayo kita ke ruanganku"

Stay With Me

"Sudah selesai ya?"

Kun menatap para makhluk bertaring di hadapannya dengan takut. Papa dan mamanya sudah sekarat, kaumnya juga banyak yang sudah dihabisi. Tinggal dia, satu-satunya guardian murni yang masih hidup dan menunggu ajal jika tidak ada yang menolongnya. Malam menjadi mencekam saat kelelawar berterbangan mengitarinya, pedang Kun masih di tangan tapi tenaga anak berusia 15 tahun tidak akan sanggup menghabisi puluhan vampire.

Kun masih sempat menusuk beberapa vampire sebelum akhirnya pedangnya dilempar. Kekuatan telekinesis Lee Taeyong adalah yang terbaik, suatu kesalahan Kun menghadapinya. Tapi hanya ada satu cara, dia masih punya pisau kecil di kantongnya. Dia harus kabur..

Jleb

Ke dunia lain. Para guardian yang masih hidup pasti akan dijadikan vampire, itu adalah suatu ironi dimana mereka berperang dengan vampire tapi akhirnya menjadi vampire itu sendiri. Bunuh diri menjadi hal yang begitu wajar, tidak heran guardian yang tersisa hanya di Korea dimana populasi vampire-nya sedikit.

"Dia bunuh diri? Sial, padahal aku ingin mencicipi darahnya"

"Yasudah, kita tinggalkan si kecil ini!"

"Berikutnya Seoul, keluarga Kim!"

DEG

Pandangan Kun memburam, dia merasa bersalah pada sepupunya. Mereka tak pernah tahu perang ini, mereka hanya masyarakat innocent yang memilik kemampuan khusus. Tapi dia tak bisa melindungi mereka, dia akan mati menyusul keluarganya.

Tiba-tiba dia merasa dipeluk. Hawa dingin ini..

"Apa yang kau lakukan, Winwin?"

Kun membuka matanya , seketika wajah seorang namja polos tepat berada di depannya. Mata kemarahan itu, jelas-jelas dia vampire.

"Pergilah ge, aku akan menolongnya"

"Kau gila, sampai segitunya kau menginginkan darah guardian ini?"

"Dia sudah sekarat, jangan bilang kalau kau.."

Kun berusaha menahannya, tapi makhluk itu sudah mengendusi lehernya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Kun lemah. Darah yang keluar sudah terlalu banyak, dia sudah sekarat. "Hen..tikan"

Vampire itu menatap Kun sambil tersenyum. "Bau darahmu manis tapi beracun, seperti kebanyakan guardian murni lainnya," katanya sambil membuka sedikit baju Kun. "Tapi aku suka, mulai hari ini kau milkku ge"

"AKH!"

.

"Wow, kau benar-benar vampire berdarah murni, Winwin"

Winwin hanya tersenyum malas, saat ini mereka sudah kembali ke markas. Taeyong, pemimpin mereka akan menuju Jepang untuk satu dua hal, sementara Kun masih di ruangannya. Gege-nya itu syok karena menjadi vampire, dia langsung pingsan setelah darahnya diminum –karena darahnya juga mau habis sih-. "Jaehyun, sejak kapan kau jadi rendah hati begitu?"

Jaehyun tertawa angkuh. "Aku tahu keluarga Kim incaran kita, aku menginginkan putranya," kata si pangeran vampire. Winwin menatapnya –sok- polos. "Incaran kita selalu dari guardian ya, tapi Taeyong ge menyukai para hunter.."

"Karena hunter sialan itu makanya para guardian ikut menyerang kita, tapi tidak masalah toh kta berhasil mendapat beberapa dari mereka"

Cklek

"Ternyata benar"

Kedua vampire itu menoleh, seseorang yang lancang masuk ke ruangan mereka ternyata adalah Kun. "Kalau kau bukan kekasih Winwin, pasti sudah kubunuh," kata Jaehyun sambil memainkan gelas wine-nya. Kun menatapnya tajam. "Jangan sentuh keluarga Kim!" katanya keras. Jaehyun meliriknya sekilas. "Bukan kau yang menentukan apa yang harus kulakukan"

Kun berjalan ke arah Jaehyun, berniat menyerangnya. Tapi Winwin berhasil menahannya. "Ge, kau takkan menang," kata Winwin yang secara kekuatan di atas Kun. "Kekuatanmu tidak bisa menandinginya, kau hanya akan terluka."

"Lepas! Kau, kenapa kau harus melibatkan mereka yang tidak tahu apa-apa? Kehancuran kami sudah di depan mata. Penentangmu tinggal di Kyoto, masalah waktu sampai kepala para hunter terpenggal!" kata Kun berusaha melepaskan diri dari Winwin. Airmatanya keluar tiba-tiba, penglihatan tentang pembantaian keluarga Kim membayanginya. Hampir semua mati, kecuali..

"Doyoung.. Apa yang mau kau lakukan padanya?!" Kun bisa melihat Doyoung, sepupunya terkurung di kamar yang persis sama sepertinya. Ini bukan hal yang baik, nasib Doyoung akan sama seperti dirinya.

"Ge, kau perlu diberi sedikit perlakuan khusus," kata Winwin sambil menggendong Kun yang mulai gemetar. Tidak, Kun tahu apa yang akan terjadi padanya setelah ini. "Kau hanya bisa melihat tanpa mengubahnya, ge." Winwin menjilat sedikit leher Kun yang membuat si empu menggigit bibirnya. "Jaehyun, aku akan menandainya. Semua perlu tahu dia milikku"

"Terserah, tapi apapun yang kalian lakukan jangan sampai menggangguku"

.

Doyoung hanya mengigit kukunya, Kun memainkan jarinya. "Kupikir jika aku ke Seoul maka aku bisa membawamu pergi darinya, maksudku kau tak perlu terlibat dalam masalah ini," kata Kun yang nyaris melukai jarinya tapi Winwin menggenggam jari Kun erat. "Dui bu qi"

Doyoung tahu sejak awal Kun datang ke rumahnya, dia agak aneh. Kun tidak terlalu berminat makan dan hanya minum dari botol yang dia bawa, dia juga sering keluar malam dan keluar selalu memakai lotion. Mata Kun juga berwarna scarlet beberapa kali.

"Bagaimana dengan eomma dan appa?" gumam Doyoung semakin mengigit kukunya intense. Kun mengigit bibirnya sebelum menjawab, "mereka.. sudah tidak ada"

Doyoung menatap Kun dengan mata membesar. Tidak mungkin..

"Setelah Jaehyun membuat Doyoung pingsan, sekelompok vampire muncul dan menyerang para tamu. Para hunter sendiri ternyata menyamar dan berhasil membunuh beberapa vampire, begitu pun sebaliknya. Beberapa orang yang digigit langsung dibunuh, kami langsung pergi setelahnya," kata Kun lancar. Sebenarnya dia sangat iri dengan orang yang dibunuh itu, mereka bisa mati tidak sepertinya yang harus hidup dengan menghisap darah. Memikirkannya lagi membuat Kun ingin menghunuskan pedang perak yang para hunter bawa.

"Apa yang kau pikirkan, ge?" bisik Winwin. Kun menggeleng takut, dia akan terjebak selamanya di sini.

"Lalu aku menjadi vampire? Kenapa harus aku? Dan kenapa kalian tidak bunuh saja aku?"

Jaehyun berdiri dan berdiri di hadapan Doyoung dengan sekejab mata. Mata Doyoung membulat, kaget sekaligus takut. Tangan Jaehyun membelai pipi Doyoung. "Kenapa? Tentu saja karena aku meminum darahmu nanti, aku tidak membunuhmu karena aku mencintaimu. Kau harus berada di sisiku," kata Jaehyun dengan nada dingin yang kentara. Doyoung menatap mata Jaehyun, mata itu seolah-olah menyedotnya masuk.

"Hentikan Jae," kata seorang namja yang dari tadi diam. Jaehyun sendiri tidak memerdulikan orang itu dan terus mengintimidasi Doyoung yang menatapnya kosong. Namja itu tampak kesal sehingga berteriak, "JAEHYUN! KAU MAU MEMBUATNYA MATI?"

Jaehyun mengalihkan pandangannya ke arah namja yang tadi berani meneriakinya. "Huh, darah campuran sepertimu berani sekali," kata Jaehyun sambil tersenyum sinis. Lee Taeyong, namja itu tahu bahwa se-sinis apapun Jaehyun padanya, dia takkan penah membunuhnya. Taeyong perlu menghentikan Jaehyun sebelum pangeran mereka itu membuat namja kelinci di hadapannya hilang ingatan, yang terburuk dia akan kosong seperti kekasihnya.

Ah, mengingat kekasihnya membuat Taeyong mengigit bibirnya. Kekasih hunter-nya yang bagai manusia tanpa raga itu untung bisa meresponnya, jika tidak mungkin Taeyong sudah gila.

Jaehyun tersenyum sinis, dia tahu hyung-nya sedikit terluka karena yang membuat Yuta seperti itu adalah dirinya. Seandainya Yuta tidak mencoba membunuh Jaemin –walau anak itu kini telah pulih- mungkin Jaehyun takkan membuat Yuta nyaris mati.

"Doyoung, Doyoung. Kau mendengarku? Hei!" Teriakan Kun membuat Doyoung mengerjab. Dia kembali sadar, tapi tubuhnya mati rasa.

"Sejak kapan Jaehyun mengendalikan Doyoung?" tanya Kun dengan mata membesar. Pangeran vampire ini terlalu banyak memiliki rahasia, dia bahkan bisa mengendalikan orang sekarang. Kun mengigit bibirnya, penglihatannya semakin lama semakin buruk. "Doyoung.. Doyoung.."

Winwin menarik tangan Kun yang berusaha menarik Doyoung yang kini digendong Jaehyun. Gege-nya itu pasti mendapat penglihatan lagi. "Hiks.. Doyoung.." isak Kun yang ditenangkan Winwin. Terkadang Winwin merasa kemampuan spesial Kun yang begitu diagungkan bangsa guardian bisa membunuhnya setiap saat. Tapi perasaan hanyalah perasaan, karena setelah 'berhubungan' untuk yang pertama kalinya Kun memberitahu takdirnya yang akan selalu hidup dalam kastil ini.

"Kita tidak bisa melakukan apapun ge, bahkan Taeyong ge hanya diam saat kekasihnya nyaris dibunuh dulu," bisik Winwin. Kun hanya sesungukkan dipelukkan Winwin, dia benar-benar melihat nasib Doyoung bahkan lebih buruk darinya. "Taeyong-ssi, kekasihmu.. Dia pulih, segera," racau Kun yang langsung mendapat perhatian dari Taeyong. Kun tidak pernah lupa tugasnya di kerajaan ini, memberitahukan takdir dari setiap anggota kerajaan. "Yuta-ssi.. Matanya bercahaya lagi, bibirnya tersenyum, tidak lama lagi.."

Taeyong tersenyum lega. Yang perlu dia lakukan hanyalah menjaga Yuta dan tidak membiarkannya keluar dari kastil ini. Jaehyun menatap Kun, dia tahu sang indigo ingin melanjutkan ucapannya. Kun merapatkan dirinya pada Winwin. "Kejayaan selamanya bagi pewaris tahta, ratu takkan bisa pergi apapun yang terjadi," kata Kun agak gemetar. Dia tahu ramalan ini akan menjadi yang terburuk dari yang pernah dia lihat. "Ratu spesial, dia memberikan anak dengan kemampuan luar biasa."

Jaehyun mencium hidung Doyoung. "Aku tahu kau spesial hyung, kau bahkan bisa memberiku anak. Ah, jangan-jangan kau yeoja," kata Jaehyun sambil tertawa kecil. Namja yang bisa memberi keturunan, Jaehyun jelas mutlak menggantikan ayahnya nanti. Doyoung menatapnya sambil mengerjab. "Hamil? Yang benar saja," gumamnya memelas. Walau tubuhnya tidak bisa bergerak, Doyoung masih bisa berbicara. Jaehyun mencium bibir Doyoung yang menggodanya dari tadi. "Kapan hal itu terjadi, Kun?"

Kun tampak menegang, Winwin memeluk Kun erat sambil mengelus rambutnya. "Minggu ini," gumamnya sebelum tubuhnya melemas. Setiap kali mendapat penglihatan selalu seperti ini, Kun akan collapse dengan cepat. Winwin mencium bibir Kun, memberikan apresiasi khas-nya. Sementara Jaehyun tersenyum licik. "Kita pergi, hyungie"

Jaehyun berlalu dengan Doyoung, sementara Taeyong menatap mereka datar. "Tidak ada yang mau kau katakan, Kun?" tanya Taeyong curiga. Tapi Kun yang sudah menatapnya lelah membuat Taeyong menghela nafas. "Kuharap tidak ada hal buruk lagi."

Stay With Me

"Andwae.." gumam Doyoung saat Jaehyun memainkan lidahnya di leher jenjangnya. "Eung.." Doyoung kembali menggeliat saat Jaehyun menyentuh bagian sensitifnya dengan.. cara terseksi yang pernah Doyoung tahu.

"Andwae, Jaehyun-ssi.." lirih Doyoung saat Jaehyun mencium lehernya. Dia bisa merasakan taring Jaehyun saat namja itu mengigit lehernya tadi. Tidak, Doyoung masih manusia. Dia belum menjadi vampire..

"Dan akan menjadi vampire, sekarang"

"AKHH!"

Doyoung berusaha menggerakan tangannya, tapi Jaehyun berhasil mencekal kedua tangannya dengan satu tangan. Lehernya terasa terbakar, Jaehyun tidak hanya mengigit leher Doyoung dia bahkan seperti akan mengoyaknya!

"Hen.. Hentikan." Anehnya, tubuh Doyoung serasa bertenanga kembali. Seakan-akan darah yang dihisap Jaehyun adalah penyakit yang diambil secara paksa. Tubuhnya gemetar, entah kenapa dia senang dengan keadaan ini.

Dimana dia merasakan keputus-asaan dan kepuasaan di dalam kungkungan Jaehyun.

Jaehyun menghentikan kegiatannya. Dia tahu sejak awal melihat mata Doyoung yang berkilat shappire, namja manis ini takdir sekaligus belahan jiwanya. Tidak pernah Jaehyun melihat seseorang yang tidak takut karena menghadapi kematiannya.

"Kenapa kau tersenyum, hyung?" gumamnya sambil mengusap bibirnya. Doyoung menatapnya polos, tapi senyum di bibirnya tidak menghilang. "Apa kau menginginkan 'itu' sekarang? Tidakkah kau merasa lemas?"

Doyoung menggeleng. Dia mencium bibir Jaehyun dengan cepat. "Aku suka, ini menyenangkan."

Jaehyun tahu apa yang tidak sempat Kun katakan pada mereka. Doyoung itu masokis, dan merupakan padanan yang sempurna bagi Jaehyun yang suka bermain kasar.

"Berikan aku desahan terbaikmu hyung"

"Jaeee~ Sss.."

.

"Terlalu cepat," gumam Kun yang baru saja memberikan darahnya pada Winwin. Winwin menyernyit, Kun mendapat penglihatan lagi?

"Tidakkah ini aneh? Kau mendapat banyak penglihatan kali ini ge," kata Winwin sambil mengusak kepala Kun yang terkulai. Kun secara mengejutkan meraih kepala Winwin dan memeluknya. "Aku tidak tahu, tapi semakin lama tubuhku makin ringan. Efeknya tidak separah dulu." Winwin sendiri menikmati pelukkan sang bottom dengan nyaman. "Pertanda baik? Apa ada kaitannya dengan Doyoung ge?"

"Iya.. dan tidak. Apa aku pernah memberitahumu Yuta-ssi memiliki kemampuan menghilang? Dia akan sedikit menyusahkan Taeyong-ssi, tapi kemampuannya sangat baik"

Winwin melonggarkan pelukan Kun dan memberi isyarat untuk diam. "Kita sedang berdua ge, jangan berbicara soal pekerjaanmu," kata Winwin yang terlihat agak merajuk. Kun tertawa kecil. "Baiklah, tapi bisakah kita tetap di sini selama seminggu? Banyak perubahan yang harus kau perhatikan," kata Kun yang kembali didekap Winwin. "Tentu ge"

Stay With Me

Ramalan Kun adalah yang paling akurat, hal itu mutlak dan pedoman bagi bangsa vampire saat ini.

Jung Jaehyun mewarisi tahta kerajaan vampire dengan mulus, sebagai anak tertua dia memang wajib menjadi raja. Adik beda ibunya, Winwin, menjadi penasehatnya. Taeyong yang merupakan kakak sepupunya menjadi panglima utama. Semua terasa lengkap saat Jaehyun tahu Doyoung hamil.

Iya, namja manis yang menjadi ratu itu kini hamil, Doyoung sendiri yang mengatakannya tadi. Jaehyun sendiri baru tahu mata Doyoung itu mirip kemampuan clairvoyant, mata itu bisa melihat apa yang orang biasa tidak bisa lihat. Katanya Doyoung melihat anak mereka, tapi masih berupa gumpalan. Meski begitu Jaehyun cukup bahagia mendengarnya.

Taeyong sendiri menikahi kekasihnya yang baru pulih. Hal baiknya adalah Yuta sepenuhnya amnesia, tapi buruknya sifat kekanakkan Yuta masih ada. Dia cukup mencintai permainan petak umpetnya –dia dapat menghilang sebagai informasi- dan menyusahkan jika Doyoung tidak menggunakan kemampuannya untuk menemukan namja itu.

Kemampuan Doyoung sendiri menjadi perbincangan hangat. Sang ratu yang namja asli, selain cerdas juga memiliki kemampuan mata yang menyamai Kim Jaejoong, ratu terdahulu. Kemampuannya memang belum tereksplorasi dengan baik, tapi semua abdi kerajaan itu yakin Doyoung adalah ratu yang tepat bagi raja mereka.

Doyoung sendiri mulai terbiasa dengan hidup seperti vampire, tidak seperti Kun yang begitu canggung. Tapi ada kalanya Doyoung menangis saat lidahnya tak bisa merasakan nikmat makanan manusia pada umumnya -sifat orang hamil membuat dia sangat sensitif-. WinKun sendiri ternyata mempunyai anak manis dan imut bernama Renjun, Doyoung tidak pernah menyangka sepupunya itu bisa hamil juga. Renjun saat Doyoung dibawa ke kastil masih bayi dan dirawat di pinggir kota –untuk alasan yang tidak diketahui-, pantas WinKun tidak pernah tinggal di kastil Jaehyun.

Selama sembilan bulan kehidupan mereka baik-baik saja, tapi satu ramalan Kun menghancurkan segalanya.

Stay With Me

Jaehyun menatap tajam Kun yang menggigit bibirnya keras, darah bahkan mulai menetes dari bibir ranum kesayangan Winwin itu. Winwin sendiri bertindak cepat dengan mencium Kun, menghisap kuat bibir itu. Remasan di kedua lengannya membuat Winwin berhenti, Kun sudah mulai tenang.

"Apa maksudmu dengan ratu akan mati karena anaknya? Qian Kun, anakku nanti.." Untuk pertama kalinya Jaehyun merasakan kekhawatiran yang nyaris membuatnya gila. "Dia tidak mungkin membunuh karena tuntutan darahnya kan?"

Doyoung itu guardian, walau dia menjadi vampire tetap saja darah guardian tetap mendominasi. Anak seorang guardian dan vampire akan mengalami pergolakan, jika sang anak kalah dia akan membunuh eommanya, jika menang dia akan menjadi lemah atau pertumbuhannya terhambat. Itulah penyebab Dong Renjun dirawat di luar kastil, Kun nyaris dibunuh anaknya dan Winwin membuat anaknya sekarat. Renjun sendiri selalu dalam pengawasan hipnotis Jaehyun, anak itu belum bisa menang melawan keinginan darahnya.

"Tepat seperti yang Renjun alami, dia bahkan.." Winwin merangkul gege-nya, dia tahu Kun tidak suka pembicaraan tentang anaknya. "Masih harus kau hipnotis. Sebentar lagi dia harus memangsa manusia, jika dia menjadi darah campuran hal terhebat yang dia lakukan hanya sepertiku, peramal yang hanya bisa melihat keadaan luar dari jendela"

Jaehyun mengepalkan tangannya. Dia tak pernah peduli dengan tahtanya, jika dia kehilangan Doyoung apa gunanya semua ini? Haruskah dia membunuh anaknya? Apa dia sanggup melihat air mata dari Doyoung nanti?

"Bukankah kau melihat Doyoung memberiku anak dengan kemampuan luar biasa? Kau melihat hal lain dan kau baru memberitahuku sekarang?"

Kun menggeleng, dia memang tak pernah melihat Doyoung dengan sang anak tapi dia tak pernah menyangka Doyoung mati. Tidak..

"AKH!"

Kun memegang kepalanya, nafasnya terengah. Winwin tampak syok, Kun jarang memberikan reaksi yang begitu kuat.

"Tidak.. Aku tidak mau melihatnya," racau Kun. Matanya yang tadi coklat berubah menjadi hijau terang. Air matanya mengalir seiring dengan pupil matanya yang melebar. Dia bisa melihatnya, anak itu membuat eomma-nya nyaris mati. Ya, nyaris karena tangan gemetaran itu bergerak dan menunjuk seseorang.

Seseorang di kursi kebesaran, dan sang anak menyerigai menanggapinya. Darah berceceran di ruangan itu semakin banyak, terlalu banyak..

"AAAAAAAAAAAAAAAA!"

"GE!"

Winwin memeluk tubuh Kun yang gemetar hebat. Kun masih meracau tak jelas, mencoba menghentikan pengllihatan yang menyakitkan. Jaehyun bahkan merasa merinding, firasat buruk.

Peramal mereka tak pernah mengalami reaksi seperti ini. Seburuk apapun kabar yang dibawakan, iris mata itu tak pernah berwarna hijau seterang itu.

"YANG MULIA! RATU MENGALAMI PENDARAHAN, BELIAU AKAN MELAHIRKAN!"

Apa yang harus Jaehyun lakukan?

TBC

.

.

.

Aha~ Panda makin menambah daftar utang Panda! Panda tahu, event bakal berakhir kalau dijadiin 1shoot, makanya panda jadiin 2shoot deh~

Oh ya, bagi kalian yang gak tahu ada event lho buat para jaedo shipper~ minggu pertama temanya vampire dan minggu kedua adalah... indigo. Makanya dengan sotoy-nya panda gabungin aja itu 2 event di 1 ff XD

Oh ya, bagian -ni zhi dao ma? wo zhi dao le- itu artinya -apa kamu tahu? aku sudah tahu- XD

Panda mau jelasin sedikit deh. Guardian seperti arti namanya yang artinya menjaga, mereka bertugas menjaga keseimbangan 2 dunia yaitu manusia dan vampire. Jika diperlukan mereka bisa membunuh para vampire, tapi vampire di sini lebih kuat XD Hunter itu yang kontra sama vampire, kini mereka masih ada di Kyoto dan sedikit di Seoul.

Anyway review juseyo~