Title : I Want To Be A Unicorn
Author : Annies Noia Kira Carinyosa a.k.a Choi Kira
Pairing : KrisLay / KripyLays / Kray
Genre : angst, romace, drama
Warning : boys love, alur lambat, childish! Lay, death chara
Happy Reading ^^
"Gege, kenapa di sini sendirian?" tanya seorang namja manis dengan dimple di pipi kanannya pada namja tampan di sebelahnya.
"Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini, little rabbit Lay?" alih-alih menjawab pertanyaan namja manis disebelahnya, namja tampan itu justru balik bertanya.
"Berhenti memanggilku 'little rabbit', Kris gege. Kau tidak lihat kalau aku sudah besar dan tampan? Kenapa gege tidak memanggilku unicorn saja. Unicorn lebih keren daripada little rabbit," namja tampan bernama Kris itu justru terkekeh mendengar omelan namja manis yang ia panggil little rabbit. Menurut Kris, his little rabbit looks 1000x cuter than usual when he is nagging.
"Kau tidak ingin aku memanggilmu little rabbit tapi kau masih saja bersikap seperti kelinci manis yang sangat menggemaskan," balas Kris yang menghasilkan sebuah rona merah di pipi Lay. Pertemuan 10 tahun yang lalu masih begitu jelas di benak Kris. Bagaimana Lay kecil yang kebingungan karena ia lupa membawa kue dari sang ibu yang seharusnya ia berikan sebagai tanda perkenalan karena ia merupakan pendatang baru di kompleks rumah Kris.
:: Flashback ::
Tokk tokk tokk
Lay kecil mengetuk pintu calon tetangga barunya. "Kau siapa?" tanya seorang Kris kecil mendapati ada orang asing yang mengetuk rumahnya.
"Uhm, namaku Lay. Aku tetangga barumu. Salam kenal," Lay memperkenalkan diri kemudian membungkuk.
"Aku Kris. Lalu untuk apa kau ke sini?" tanya Kris lagi.
"Aku ingin memberikan kue dari mommy,. Eh, dimana kuenya?" tanya Lay pada diri sendiri saat mendapati jika dia lupa membawa kue dari ibuya. "Tadi sepertinya aku sudah membawanya. Apa aku lupa menaruhnya ya?" gumam Lay dengan penuh kebingungan.
Cute. Itulah kata yang tiba-tiba muncul di benak Kris saat melihat Lay kecil kebingungan. Saat dia menggumam sendiri. Saat dia mencoba mengingat-ingat. Itu semua membuat Lay terlihat seperti kelinci manis bagi Kris. Sejak itu pula Kris selalu memanggil Lay dengan nickname little rabbit.
:: End Flashback ::
"Daydreaming?" suara lembut Lay mengembalikan Kris dari lamunannya. "Tumben Kris ge melamun. Apa yang kau lamunkan, Ge?" tanya Lay.
Kris tersenyum tipis. "Kau ingat pertama kali kita bertemu 10 tahun yang lalu?" tanya Kris.
"Saat aku lupa membawa kue yang seharusnya ku berikan pada keluargamu dan hari itu juga kau menyebutku
little rabbit, benar?" tebak Lay.
"Kau masih ingat? Aku pikir kau lupa. Kau itu kan pelupa tingkat akut," ledek Kris yang secara tidak langsung membenarkan tebakan Lay.
"Tentu saja aku ingat. Tidak semua hal ku lupakan, gege," Lay mem-pout-kan bibirnya karena Kris meledek ingatannya yang buruk. Ya. Lay memang seorang pelupa sudah sejak kecil. Dia mudah sekali lupa akan hal-hal yang sudah lama maupun baru ia alami.
"Mana ada unicorn yang cool, tapi suka mem-pout-kan bibirnya seperti itu?" Kris yang tahu jika Lay kesal mencoba meredakan kekesalan namja manis itu. Namun, Lay berusaha tidak termakan bujukan Kris. "Ternyata kau masih sama seperti 10 tahun yang lalu," tambah Kris yang tidak medapat respon dari Lay.
"Apa maksud Kris ge?" bukan Kris namanya jika tidak bisa membuat Lay kembali mengeluarkan suaranya.
"Masih suka ngambek, pelupa, dan selalu menjadi little rabbit yang manis," jawab Kris to the point. Kata terakhir Kris akhirnya meredakan amarah Lay. Namun, kata-kata itu berdampak pada wajah manis Lay yang sekarang mem-blushing membuat namja manis ber-dimple di pipi kanannya itu menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya. Kris yang menyadari bahwa Lay sedang mem-blushing hanya terkekeh. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi Kris selain melihat Lay yang merona karena ulahnya.
"Tapi aku tetap ingin dipanggil unicorn," kekeh Lay setelah dapat meredakan rona merah di pipinya.
"Kenapa kau ingin sekali di panggil unicorn jika little rabbit lebih cocok untukmu?" tanya Kris gemas sambil mengacak rambut . Lay selalu mengatakan pada Kris jika ia ingin menjadi unicorn. Namun, Kris tak pernah tahu apa alasan Lay ingin menjadi binatang legenda itu.
"Karena aku ingin menyembuhkan Kris gege. Aku ingin Kris ge sembuh dan tidak merasakan sakit lagi," jawab Lay setelah cukup lama berdiam. Kini giliran Kris yang terdiam mendengar jawaban Lay. "Aku tidak suka setiap kali melihat Kris gege mencoba menahan rasa sakit saat bersamaku," tambah Lay.
"Kau menyadarinya?" tanya Kris dengan nada serius. Lay menjawab pertanyaan Kris dengan anggukan kecil. "Aku tidak ingin kau khawatir karena itu aku menahannya," tambah Kris.
"Aku tahu. Kris gege tidak suka saat aku mulai khawatir dengan keadaan Kris ge. Karena itu aku ingin menyembuhkan penyakit Kris gege," kata Lay dengan mata yang mulai bengkak karena membendung air mata yang ingin mengalir dari mata indahnya. Kris terdiam untuk kedua kalinya mendengar pengakuan Lay. Apalagi saat Lay mulai terisak.
Tidak tahu apa yang harus dilakukannya, Kris mendekati Lay dan memeluknya. Menenggelamkan Lay di dada bidangnya. "Asal kau selalu di sampingku, rasa sakit yang ku rasakan bukanlah apa-apa. Karena itu tetaplah di sampingku," kata Kris lembut. Lay hanya bisa terus menangis sambil mengangguk di dalam dekapan Kris.
"Lay!" teriakan seorang namja dengan mengenakan jas dokter membuat Lay melepaskan pekukan Kris dan buru-buru menghapus air matanya. "Hai, Lay," sapa sang dokter muda setelah berada di depan dua namja tadi.
"Luhan, ge?" seru Lay pada dokter muda tadi.
"Ne. Pagi-pagi kau sudah ada di rumah sakit. Kapan kau datang?" tanya dokter muda bernama Luhan itu pada Lay dan langsung bergabung bersama dua namja Lay dan Kris.
"Aku datang bersama daddy tadi," jawab Lay. Tanpa Lay dan Luhan sadari, raut wajah Kris berbeda sejak kedatangan Luhan. Bukan karena penyakitnya kambuh, namun lebih ke raut wajah cemburu.
Ya. Kris selalu cemburu dengan kedekatan Lay dan Luhan. Luhan adalah anak dari teman dekat ayah Lay. Kebetulan, Luhan juga adalah salah satu dokter di rumah sakit milik ayah Lay yang merupakan tempat Kris dirawat. Lay memang lebih dulu kenal dengan Kris daripada Luhan. Namun, kepribadian Luhan yang easy going dan juga sifatnya yang penuh perhatian membuat Luhan mudah dekat dengan Lay. Kedekatan mereka sering membuat Kris naik darah. Hal yang sangat mudah dilihat jika Kris begitu menyukai Lay. Lalu bagaiamana dengan Lay? Entahlah.
"Gege, melamun lagi?" tanya Lay mengembalikan Kris ke realita.
"Kris, bukankah ini waktunya kau untuk diceck keadaanmu? Xiumin hyung sudah mulai berkeliling sekarang," tanya Luhan ramah.
"Aku tahu," jawab Kris dingin dan langsung meninggalkan Lay dan Luhan yang terpaku karena sikap Kris yang menurut mereka aneh.
"Cemburuan sekali dia," komentar Luhan. Membuat Lay menatap dengan tatapan minta penjelasan. "Jangan bilang kau belum menyadari perasaan Kris padamu?" tanya Luhan.
"Perasaan Kris ge padaku?" ulang Lay dengan blank-expression yang membuatnya tampak 100 kali lebih imut dari kelinci, sayang Kris tidak melihatnya. Kalau Kris melihatnya, pasti Lay tidak akan selamat. Entah apa yang akan dilakukan namja dragon itu pada kelinci manis seperti Lay.
"Lay, kau ini benar-benar polos atau bodoh, heum? Bagaimana mungkin kau tidak tahu kalau Kris menyukaimu. Dan kau juga menyukainya kan?" goda Luhan yang membuat Lay langsung memerah.
"Da-dari mana Luhan ge tahu kalau Kris ge menyukaiku? Kris ge bahkan lebih sering mengejekku," tanya Lay yang mencoba pengalihkan pikirannya agar ia tidak terlalu berharap bahwa ucapan Luhan itu benar. Kalau tidak, maka dia takut kecewa. Ya. Dia memang menyukai sosok Kris gege yang sering memanggilnya little rabbit.
"Tentu saja aku tahu. Aku ini bisa membaca pikiranmu dan pikiran Kris," Lay menunduk. Merasa malukah karena ketahuan menyukai seseorang? Luhan pun hanya terkekeh melihat Lay yang malu-malu. "Kau tidak mau mengambil hasil pemeriksaanmu?" tanya Luhan akhirnya mengalihkan topik pembicaraan.
"Memangnya sudah keluar?" tanya Lay kurang percaya. Satu minggu yang lalu, Lay melakukan pemeriksaan atas penyakit Hemofilia yang dideritanya sejak kecil. Hanya pihak keluarga dan juga Luhan yang merupakan dokter yang menangani Lay yang tahu tentang penyakit yang diderita Lay.
"Baiklah aku akan mengambilnya sekarang," jawab Lay kemudian beranjak dari duduknya.
Lay dan Luhan berjalan menuju ruang kerja milik Luhan untuk mengambil hasil pemeriksaan yang dilakukan Lay. Sesampainya di sana, Luhan mengambil sebuah amplop di laci meja kerjanya. Kemudian, ia menyerahkan amplop itu pada Lay. "Itu adalah hasil pemeriksaanmu," kata Luhan.
"Apa terjadi sesutu yang buruk?" tanya Lay tanpa membuka amplop dari Luhan. Ia ingin tahu dari Luhan sendiri.
"Jumlah trombosit dalam darahmu menurun. Hal itu akan memperburuk keadaanmu," jawab Luhan lemah.
"Begitu ya?" jawab Lay sekenanya. Lay sendiri bahkan tidak tahu harus bereaksi seperti apa mendengar memburuknya kondisi kesehatannya sendiri.
"Apa kau masih sibuk mencari donor untuk Kris?" tanya Luhan degan nada serius.
"Kris gege membutuhkannya, kan? Dia harus sembuh. Karena itu aku akan sekuat tenaga mencari donor hati untuk Kris gege," jawab Lay tenang dan penuh kesungguhan. Kris terkena kanker hati stadium lanjut. Karena itu ia dirawat di rumah sakit. Lay yang ingin Kris sembuh diam-diam mencari donor hati untuk Kris. Namun, hingga sekarang ia masih belum menemukan donor untuk Kris.
"Tapi, kau juga harus memperhatikan kesehatanmu, Lay," nasihat Luhan. Walaupun Lay hanya anak dari teman sang ayah. Namun, Luhan sudah menganggap Lay sebagai adiknya sendiri bahkan mungkin lebih. Namun, melihat kedekatan Lay dan Kris membuat Luhan harus mengubur perasaannya dalam-dalam. Luhan sangat menyayangi Lay dan yang bisa ia lakukan hanya sering bertindak layaknya sang kakak pada adiknya.
"Aku sudah ikut terapi, kan?" balas Lay enteng.
"Terapi saja tidak cukup Lay,." balas Luhan dengan penuh penekanan.
"Sudahlah. Aku tidak ingin bertengkar dengan Luhan ge tentang hal ini," potong Lay. "Luhan ge jangan bilang apa-apa pada Kris ge, atau aku akan marah padamu," ancam Lay yang kemudian keluar dari ruang kerja Luhan.
"Aku akan membantumu," seru Luhan menghentikan langkah Lay yang hampir menutup pintu ruang kerja Luhan. "Aku akan membantumu mencari donor untuk Kris, tapi dengan satu syarat," tambah Luhan.
"Apa syaratnya?" tanya Lay yang tertarik dengan tawaran Luhan. Ya. Lay akan melakukan apapun asal ia bisa menemukan donor hati untuk Kris dan melihat Kris sembuh dari penyakitnya.
"Kau harus mau dirawat di rumah sakit," jawab Luhan.
"Kalau aku dirawat di rumah sakit, bagaimana aku bisa mnecari donor untuk Kris ge?" protes Lay.
"Sudah ku bilang akan membantumu kan? Jadi kau hanya perlu menjalani terapi dan perawatan di rumah sakit. Bukankah dengan begini kau juga bisa lebih sering bersama Kris?" balas Luhan dengan sedikit rasa sakit saat ia harus mengatakan kalimat terakhirnya. Namun, hanya itu yang mampu membuat Lay menyetujui tawarannya.
"Baiklah. Aku akan turuti kemauan Luhan ge," akhirnya Lay setuju dengan usulan Luhan.
Ttok ttok ttok
Bangsal rumah sakit dengan nomor 34 diketuk oleh seorang namja tinggi keturunan China. Meraih knop pintu kemudian memutar dan mendorongnya untuk dapat membuka pintu bangsal yang tak terkunci itu. "Hai," sapa sang namja yang adalah Kris pada penghuni bangsal yang adalah Lay.
"Kris ge, kenapa ada di sini?" tanya Lay.
"Luhan memberitahu ku kalau kau dirawat di sini juga," jawab Kris sambil berjalan menuju ranjang tempat Lay duduk bersila. "Kau sakit apa?" tanya Kris tenang, tapi tetap tak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya.
"Aku tidak apa-apa. Ini semua karena Luhan ge. Aku kalah taruhan dengannya dan akhirnya aku harus jadi pasiennya selama 1 minggu," bohong Lay. Tidak mungkin bagi Lay mengatakan tentang alasan sebenarnya hingga ia harus tinggal di rumah sakit pada Kris. Oleh karena itu, ia memilih membohongi namja yang dicintainya itu.
"Benar itu alasannya?" tanya Kris yang masih belum menerima alasan dari Lay.
"Apa aku kelihatan sakit? Aku baik-baik saja Kris gege," jawab Lay mencoba menyakinkan Kris.
"Baiklah aku percaya padamu little rabbit," ucap Kris sambil mengacak rambut Lay penuh sayang.
"Huhff,.Little rabbit lagi," Lay mem-pout-kan bibirnya karena panggilan sayang Kris padanya.
"Sudah jangan banyak protes. Kau ini memang lebih pantas menjadi little rabbit," seru Kris. "Apa kau bosan?" tanya Kris mencairkan suasana.
"Iya. Ternyata benar kata Kris ge, tinggal di rumah sakit itu membosankan," jawab Lay jujur. Sedangkan Kris hanya terkekeh mendengar pernyataan Lay.
"Biar tidak bosan, bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar taman rumah sakit? Siang ini terlihat cerah dan biasanya udara di taman terasa hangat dan nyaman," usul Kris.
"Benarkah? Ayo kalau begitu," jawab Lay semangat.
"Bagaimana? Merasa lebih baik?" tanya Kris saat ia dan Lay berada di taman belakang rumah sakit.
"Di sini lebih baik daripada di bangsal itu," jawab Lay imut.
"Memangnya kau bertaruh apa dengan Luhan hingga kau kalah dan tinggal di rumah sakit?" tanya Kris penasaran.
"Hanya tebak-tebakan, tapi berujung pada taruhan. Lalu, berujung dengan kekalahanku. Huhfff.." jelas Lay masih berbohong.
"Kekekkeke.. Dari dulu kau itu selalu kalah taruhan, kenapa masih taruhan juga?" Kris tertawa mendengar penjelasan Lay yang menurutnya justru membuat Lay terlihat cute di matanya.
"Yak! Kris gege, kenapa menertawakanku?" kesal Lay sambil melipat tangannya di depan dada.
"Baiklah, baiklah. Aku berhenti tertawa," balas Kris, tapi mesih dengan sedikit menahan tawa. Hal itu membuat Lay mengerucutkan bibirnya kesal, sambil memalingkan wajahnya dari Kris. "Hei, kau marah padaku?" tanya Kris yang akhirnya dapat menghentikan tawanya.
Lay seperti biasanya tidak akan menjawab pertanyaan orang yang membuatnya kesal atau marah. Namun, Kris akan selalu mencoba banyak hal untuk membuat Lay mengeluarkan suaranya lagi. Dan Kris selalu bisa membuat Lay kembali berbicara.
"Kelihatanya benar-benar marah," gumam Kris mencoba menggoda Lay agar tidak marah lagi. Namun, belum berhasil. "Padahal aku punya hadiah. Tapi, kalau marah, ya sudah, tidak jadi saja," goda Kris.
"Kris gege punya hadiah apa untukku?" Lay memang tidak bisa marah pada Kris ge-nya. Untuk kesekian kalinya, Lay selalu bisa membuat Kris terkekeh dan tersenyum dengan semua tingkah yang menurut Kris menggemaskan.
"Kau tunggu di sini dulu, akan aku ambilkan," jawab Kris. Kris kemudian pergi menuju kamar rawat miliknya dan mengambil sebuah boneka kelinci. Kelinci? Ya. Karena menurutnya kelinci lebih cocok dengan sosok Lay daripada Unicorn yang sering Lay katakan.
Setelah mengambil boneka kelinci untuk Lay, Kris bermaksud memberikannya pada Lay yang sedang menunggu di taman tadi. Dengan senyum yang mengembang di wajah tampannya, Kris berjalan menuju taman tempat ia meninggalkan Lay. Namun, baru sampai di tepi taman Kris merasakan sakit yang teramat di bagian kiri perutnya tempat hatinya yang terserang kanker. Karena tak kuasa menahan rasa sakit, Kris akhirnya tergeletak tak sadarkan diri di lantai.
Melihat ada seseorang dengan memakai seragam pasien yang pingsan, banyak perawat yang menghampiri Kris membuat suasana sedikit ribut. Lay yang berada tak jauh dari tempat itu pun menoleh ke arah kerumunan orang-orang tersebut. Lay memegang dada sebeleh kirinya. Entahlah, tiba-tiba ia merasa dadanya sakit melihat kerumunan orang-orang tersebut.
Dengan perlahan Lay melangkahkan kakinya ke kerumunan orang-orang tersebut. Entah kenapa dadanya terasa sesak dan jantungnya berdebar sangat kencang melihat pemandangan di depannya. Lay pun menyentuh dada kirinya. Semakin dekat Lay melangkahkan kakinya di kerumunan orang-orang tersebut membuat dadanya semakin sesak dan sakit.
Tanpa ia sadari, Lay telah berada di belakang kerumunan tersebut. Lay tercekat. Jantungnya seolah berhenti saat beberapa perawat laki-laki mengankat sesosok namja tinggi dengan rambut pirang. "Kris gege.." lirih Lay sambil menitikkan air mata yang dengan lancang mengalir dari sudut matanya.
Lay pun berlari menghampiri para perawat yang akan membawa Kris yang tidak sadarkan diri menuju ruang ICU. "Kris gege!" seru Lay tepat setelah ia sampai di samping tubuh Kris yang tidak sadarkan diri. "Apa yang terjadi dengannya?" tanya Lay pada para perawat yang sedang mengececk kondisi Kris.
"Sepertinya kondisi Kris-sshi memburuk. Dokter yang menangani Kris-sshi sebentar lagi datang. Anda bisa tanyakan hal ini padanya nanti," jawab salah satu perawat dengan tag name bertuliskan nama Jongdae. "Owh ya, boneka ini ditemukan dekat dengan Kris_sshi saat pingsan. Mungkin ini miliknya. Bisakah kau menyimpannya?" tanya per awat muda tadi. Lay meraih boneka kelinci yang memang untuknya itu dengan lemah.
Beberapa saat kemudian dokter muda dengan tinggi sekitar 165 cm yang memiliki pipi gembul hingga ia dijuluki Baozi memasuki ruang ICU bersama dengan Luhan. "Xiumin ge, apa yang terjadi dengan Kris gege? Kenapa dia pingsan? Tadi dia baik-baik saja denganku," serentetan pertanyaan dilontarkan Lay pada dokter baozi yang bernama asli Xiumin tersebut.
"Lay-ah, tenanglah. Kris pasti akan baik-baik saja," ucap Luhan mencoba menenangkan Lay.
"Luhan benar. Sebaiknya kamu keluar dulu, biar aku memeriksa keadaan Kris-sshi. Berdoa saja agar Kris-sshi baik-baik saja," jawab Xiumin membenarkan pernyataan Luhan.
"Tapi,.."
"Lay, percayalah pada Xiumin hyung. Dia pasti akan melakukan yang terbaik untuk Kris," bujuk Luhan. Lay hanya mengangguk lemah dan hanya pasrah saat Luhan mulai membawanya keluar dari ruang ICU.
"Kris gege akan baik-baik saja kan?" tanya Lay lirih saat ia dan Luhan duduk di ruang tunggu yang ada di depan ruang ICU. Luhah terlihat diam. Ia sendiri tidak tahu harus berkata apa pada Lay. Ia sangat tahu bagaimana perasaan Lay saat ini. Jika Lay tahu keadaan Kris yang mungkin sulit untuk ditolong, Lay pasti akan sangat hancur.
"Aku yakin Kris adalah namja yang kuat," jawab Luhan akhirnya. Memang bukan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan Lay. Namun, ia berharap kata-kata itu cukup untuk membuat Lay sedikit lebih tenang.
Setelah sekitar setengah jam, Xiumin keluar dari ruang ICU. "Bagaimana keadaan Kris gege?" tanya Lay saat ia melihat Xiumin keluar.
"Jangan terlalu khawatir tentangnya. Dia akan baik-baik saja," jawab Xiumin mencoba menyembunyikan keadaan Kris yang sebenarnya pada Lay. Berteman cukup lama dengan Luhan, membuatnya cukup tahu bagaimana hubungan Lay dan Kris, karena Luhan sering bercerita tentang Kray couple itu. Xiumin kemudian berlalu setelah mengucapkan kata-katanya yang sama sekali tidak menjawab pertaanyaan Lay secara pasti. Sebelum ia pergi, ia sempat memeberikan tatapan -ikut-denganku-ke-ruanganku- pada Luhan.
Luhan yang melihat gelagat Xiumin tahu jika pasti ada yang tidak beres. Akhirnya ia mencoba menyakinkan Lay jika Kris memang dalam keadaan baik. Lalu, ia menyusul Xiumin di ruangan namja baozi tersebut.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Kris?" tanya Luhan to the point sesaat setelah ia sampai di ruangan Xiumin.
Xiumin tampak menghela napasnya sebelum menjawab pertanyaan Luhan. "Kondisinya memburuk. Jika seperti ini terus, maka dia tidak akan bertahan lebih dari satu minggu. Kanker hati yang ia derita sudah sangat parah," jawab Xiumin panjang lebar.
"Begitu ya. Lay pasti akan sangat sedih jika dia mendengar kabar ini," lirih Luhan. "Owh ya, bagaimana dengan donor hati? Bukankah itu bisa membuat Kris sembuh?" tanya Luhan.
"Ya itu benar. Dan sejujurnya, aku sudah menemukan donor hati yang cocok untuk Kris," jawab Xiumin jujur.
"Benarkah? Kalau begitu segera lakukan operasi saja," saran Luhan antusias.
"Sayangnya, aku belum mendapatkan ijin dari pihak keluarga dari orang ini," jawab Xiumin dengan raut penyesalan.
"Kau belum membicarakan hal ini dengan pihak keluarga orang yang mempunyai hati yang cocok untuk Kris?" tanya Luhan terkejut.
"Bukan begitu. Aku sudah berbicara dengan mereka. Namun, mereka menolaknya dengan alasan mereka tidak mengenal Kris dan mereka tidak tega memberikan hati dari salah satu keluarga mereka hanya untuk orang yang sama sekali tidak mereka kenal," Xiumin menerangkan.
"Aku yang akan membujuk mereka agar mau menandatangani surat pernyataan kalau mereka mengijinkan Kris ge mendapatkan donor hati," ucap Lay lantang saat ia tiba-tiba masuk ke ruangan Xiumin. Xiumin dan Luhan kemudian terkejut dengan kedatangan Lay yang tiba-tiba dan juga pernyataan yang terlontar dari bibir namja berdimple itu.
"Lay,." lirih Luhan. "Lay, apa maksudmu?" tanya Luhan dan menatap Lay dengan tatapan terkejut.
"Aku sudah mendengar semuanya Luhan ge," ucap Lay tampak tenang yang justru membuat Luhan semakin khawatir dengan namja manis penyuka unicorn tersebut. "Xiumin ge, boleh aku minta alamat orang yang kau maksud?" tanya Lay pada namja baozi di hadapannya.
"Apa yang akan kau lakukan sebenarnya?" tanya Luhan dengan nada penekanan sambil mencengkram erat bahu Lay. Sedangkan Xiumin masih diam seolah dia sedang menunggu persetujuan Luhan tentang permintaan Lay.
"Sudah ku bilang kan, aku akan membujuk keluarga itu agar mau menjadi donor untuk Kris gege," jawab Lay sambil menyentakkan tangan Luhan yang ada di bahunya dan berjalan mendekati Xiumin.
"Keluarga itu tak akan begitu saja mau melakukan hal itu, Lay," tambah Luhan yang mulai frustasi membujuk Lay.
"Akan ku lakukan apapun agar Kris gege sembuh, Luhan ge," jawab Lay tegas. Luhan terdiam. Ia tercekat dengan jawaban Lay. Ada rasa sakit yang menjalan di dada Luhan saat Lay, namja yang selama ini selalu ingin ia lindungi ternyata lebih memilih melindungi orang lain. Namja yang membuatnya belajar dengan giat agar bisa menjadi seorang dokter agar bisa menyembuhkan penyakitnya atau setidaknya membuat Lay dapat hidup lebih lama nyatanya justru ingin menyembuhkan orang lain dan mengabaikan kesehatannya sendiri.
"Lalu bagaimana denganmu? Kau begitu sibuk untuk bisa membuat Kris sembuh padahal kondisimu sendiri tidak lebih baik dari Kris," tanya Luhan dengan ekspresi kecewa, sedih, marah, dan juga sakit.
"Karena aku tahu,.. Aku tidak akan pernah sembuh, Luhan ge," jawab Lay dengan sedikit jeda di kalimat terakhirnya. "Yang Luhan ge lakukan hanyalah membuat kondisiku lebih baik agar aku bisa hidup lebih lama. Iya kan? Hemofilia adalah penyakit akibat kelainan gen, tidak ada obat yang bisa membuat penyakit ini hilang dari diriku kecuali dengan kematian," tambah Lay.
TBC
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apa yang akan dilakukan Luhan dan Xiumin?
Bagaimana keadaan Kris kemudian?
Siapakah yang akan menjadi donor hati untuk Kris?
Temukan jawabannya di part selanjutnya.
Choi Kira yang sedang menggalau ria.
