Cloudye0705's present
Casts: Do Kyungsoo, Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Kris Wu, Oh Sehun, Kim Jongin
Lenght: Oneshoot
Rating: Pg-17
Genre: Romance
Inspired by End up here- 5 SOS
Happy reading^^
.
.
.
Bagi seorang Do Kyungsoo yang hidupnya lurus selurus jalan tol, berpesta tidak termasuk dalam agendanya. Ya, Kyungsoo mempunyai semacam catatan kecil tentang apa saja yang akan dia lakukan dalam satu hari. Catatan itu membuat dia tetap dalam tujuan hidupnya, begitulah pemikirannya.
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran semester 5, dia sangat sibuk. Tak hanya dengan tugas dan diktat yang tebalnya melebihi bantal dikamarnya tapi dia juga disibukkan dengan tugasnya menjadi asisten dosen. Lumayan bisa menambah nilai dan pengalaman walau itu menyita waktu luangnya yang sangat sempit.
Tak ada kata senang-senang dalam agendanya. Lagipula dia lebih suka menghabiskan waktu akhir pekannya dengan bekerja disebuah klinik ataupun berselancar didunia maya bukan untuk chatting tentu saja tapi membaca artikel kesehatan untuk menambah ilmunya.
Tapi berbeda untuk malam ini.
6 Mei yang bertepatan dengan malam minggu dia memutuskan untuk menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya, Byun Baekhyun. Awalnya Kyungsoo menolak ajakan Baekhyun tapi tak enak juga kalau dia terus-terusan menolak ajakan pesta temannya itu. Mereka tumbuh bersama karena rumah mereka bersebelahan, dari playgroup sampai kuliah juga ditempat sama jadi bisa dibilang Baekhyun ini tau luar dalam Kyungsoo yah walau hubungan mereka renggang semenjak kuliah karena beda jurusan. Baekhyun tak mungkin bisa masuk kedokteran dengan otaknya yang pas-pasan jadi dia lebih memilih jurusan seni, mendalami bakatnya menyanyi.
Kalau kalian mengira mereka dekat dalam hubungan asmara sepertinya kubur saja dalam-dalam harapan itu. Mereka sama sekali tak mempunyai perasaan melebihi saudara lagipula Baekhyun juga sudah mempunya kekasih. Kris Wu, seorang pengusaha muda yang sudah menaklukkan hati Baekhyun selama 2 tahun.
Dan disinilah dia sekarang, rumah keluarga Byun yang disulap menjadi sebuah tempat pesta mewah khusus untuk Byun Baekhyun seorang. Secara dia kan anak tunggal.
"Kyung! Kau datang." Baek berteriak girang. Tentu saja ini pertama kalinya Kyungsoo menghadiri pesta ulang tahunnya sejak mereka kuliah. Sebut saja keluarga Baekhyun kaya karena tiap tahun dia akan merayakan ulang tahunnya baik dirumahnya maupun dihotel. Terlebih pekerjaan Kris yang menunjang membuat Baekhyun tak kekurangan dana.
"Hmm, selamat ulang tahun Baek. Ini kadomu." Kyungsoo lalu menyerahkan sebuah bingkisan kecil pada temannya.
Baekhyun tersenyum lebar, "kau tak perlu membawa kado Kyung. Bagiku kau datang saja sudah merupakan kado terindah."
Oh betapa Kyungsoo muak dengan ucapan lebay Baekhyun.
"Baek, jangan mulai." ucapnya dengan wajah datar. Dia tak akan tertipu kata-kata manis Baekhyun.
Tanpa peri kemanusiaan kedua tangan Baekhyun memukuli Kyungsoo. "Kurang ajar kau, kemana saja kau selama ini. Tak pernah terlihat batang hidungnya. Kau lebih memilih diktat-diktat sialanmu itu daripada aku, sahabatmu sendiri."
Tuh kan.
Kyungsoo sudah menduga kalau hal ini akan terjadi padanya. Baekhyun ini sadis, terutama pada Kyungsoo yang jelas-jelas mengabaikan Baekhyun sejak kuliah padahal dulu mereka sangat dekat.
"Baek, hentikan! " teriak Kyungsoo yang bersyukur Baekhyun langsung menghentikan acara penganiayaan pada dirinya.
"Ohh aku sudah puas sekarang, nikmati pestanya Kyungie sayang."
Dasar siluman klabang.
Kyungsoo hanya bisa mengomel dalam hati melihat Baekhyun menjauh.
Yah begitulah Baekhyun. Dia sebenarnya sayang dengan Kyungsoo hanya saja rasa sayangnya tidak dia tunjukkan dengan cara wajar. Kyungsoo sudah khatam sifat Baekhyun.
Daripada kesal dengan Baekhyun lebih baik dia menghabiskan makanan yang ada disini.
"Sepertinya kalian masih sama seperti dulu. Tom and Jerry."
Kyungsoo hapal betul suara namja ini. 3 tahun hidup bersama dalam satu kelas sewaktu SHS membuatnya hapal suaranya yang sering ribut bersama Baekhyun.
"Kau datang juga Oh."
Oh Sehun, sosok ketua kelas sewaktu SHS kini berdiri didepannya. Kulitnya masih sama pucat seperti dulu dengan dagu runcing dan bibir tipisnya.
"Tampan as always." puji Kyungsoo yang dibalas kekehan oleh Sehun.
"Terima kasih pujiannya calon dokter. Bagaimana kabarmu?"
Mereka berdua terlibat obrolan seputar kehidupan setelah SHS sambil menikmati makanan. Ternyata Sehun mengambil jurusan manajemen bisnis untuk menunjang karirnya yang akan menggantikan sang ayah sebagai direktur. Mereka juga saling menanyakan kabar teman sekelasnya dulu. Kalau Sehun ketua kelas, Kyungsoo adalah wakilnya. Bedanya Sehun bisa lebih santai menghadapi keadaan berbeda dengan Kyungsoo. Pemuda Do itu lebih serius dalam menghadapi apapun.
"Bagaimana kabar Jongin? Kudengar dia kuliah di Jepang."
Inilah yang Sehun benci dari Kyungsoo. Dia namja yang kuper, kurang pergaulan hingga melewatkan informasi penting.
Sehun memutar matanya mendengar nama itu keluar dari mulut Kyungsoo, "kau masih sama seperti dulu. Kuper sekali."
Kyungsoo mengernyitkan dahinya. Setahunya Sehun dan Jongin itu sepasang kekasih paling hot semasa sekolah dulu. Walau tak satu kelas tapi mereka lengket sekali.
"Memangnya kenapa? Aku salah menanyakan Jongin padamu? " Kyungsoo masih belum tahu keadaan sebenarnya.
Sebelum menjawab Sehun menghembuskan nafas, "kami sudah putus Kyung, 3 tahun yang lalu."
Mata besar Kyungsoo membulat. Kue yang tadinya akan dia eksekusi tertahan didepan mulutnya.
"Hah! Kau bercanda. Maksudku kau dan Jongin berpisah? Aku bahkan bisa membayangkan anak kalian seperti apa nantinya."
Sehun tertawa miris mendengar ucapan Kyungsoo.
Anak? Jauh sekali pemikirannya.
"Ada banyak hal yang tak sesuai dengan keinginan kita Kyung."
Kyungsoo membenarkan ucapan Sehun dengan menganggukan kepalanya.
Sepertinya dia harus bertanya pada Baekhyun tentang alasan mereka putus.
Melihat topik tentang Jongin bukanlah topik yang menarik untuk Sehun, Kyungsoo memutuskan untuk mengganti topik seputar kuliah. Ternyata Sehun juga sama dengannya menjadi asisten dosen, jadilah mereka seperti melupakan dunia sekitar asyik kembali dalam obrolan seru. Kyungsoo memang pendiam tapi bukannya dia tak bisa menghidupkan suasana. Dia akan merasa nyaman berbicara pada seseorang ketika seseorang itu dekat dengannya. Sebut saja dia introvert.
"Hunna." Kyungsoo melihat tubuh Sehun menegang mendengar panggilan itu. Dengan rasa penasaran Kyungsoo memiringkan kepalanya kekanan demi melihat orang yang tertutupi tubuh Sehun.
Dia Jongin.
"Oh hai Kyungsoo, masih mengingatku?" bohong kalau Kyungsoo bilang Jongin sama dengan masa SHS mereka. Jongin yang sekarang terlihat lebih...cantik dari dulu.
"Umm hai Jong." kalau Baekhyun melihat tingkah Kyungsoo sekarang pasti dia tertawa keras. Hanya Baekhyun yang tahu bagaimana Kyungsoo patah hati waktu mendengar Jongin pacaran dengan Sehun.
"Kyung, aku pergi dulu."
"Eh, kau mau kemana Hun."
Sehun tak menjawab, dia mengambil langkah seribu tanpa mau menatap Jongin sedikitpun.
Kalau sudah begini Kyungsoo bingung harus bagaimana. Dia buta sekali dalam urusan percintaan. Boro-boro punya pacar, punya gebetan saja tidak ada. Lalu bagaimana dia menghadapi Jongin yang menundukkan kepalanya begitu melihat kepergian Sehun?
"Kejar saja. "
Jongin mendongakkan kepalanya.
"Kejar saja Jong, setidaknya bicaralah baik-baik dengannya." ucap Kyungsoo dengan tenang padahal dalam hati dia merutuki kebodohannya. Demi apa ini kan kesempatan untuknya bisa lebih dekat dengan Jongin.
Tapi melihat senyum Jongin yang dia tujukan untuknya membuat Kyungsoo sadar tentang posisinya. Senyum yang ditampilkan Jongin sekarang berbeda dengan senyumnya untuk Sehun. "Terima kasih Kyung."
Kyungsoo hanya mengangguk untuk membalas Jongin. Dia tak menghiraukan dua orang itu, kembali fokus pada makanan. Perutnya lapar sekali karena seharian dia fokus mengerjakan tugas demi bisa menghadiri pesta ini. Jangan harap dia akan pergi dari kamarnya dengan tugas menumpuk. Ha, bukan Do Kyungsoo sekali. Berbicara dengan Sehun tadi membuat dia tidak bisa fokus menikmati makanan.
"Ahh, harusnya aku lebih sering ke pesta. Aku bisa menghemat uang makanku." kalau Baekhyun orang kaya lain lagi dengan Kyungsoo. Dia tidak miskin juga tidak kaya. Hidupnya pas-pasan. Kuliah saja dia mengandalkan beasiswa. Orang tuanya tak mampu membiayai kuliah kedokterannya tanpa beasiswa karena dia mempunyai 3 orang anak dibawah Kyungsoo untuk dibiayai.
"Aku tak menyangka kau melewatkan kesempatan untuk memulai kisah cinta dengan pujaan hatimu."
Ternyata dia masih hidup.
Kyungsoo terpaksa mengabaikan red velvet yang begitu menggoda demi menatap seorang namja berambut ash grey dengan tinggi menyamai Kris yang sedang menatapnya dengan senyuman miring.
"Ternyata kau masih bernapas juga sampai sekarang Park."
Namja dengan marga Park itu tertawa mendengar ucapan Kyungsoo.
"Well, senang bertemu denganmu juga Kyungie."
Kyungsoo melotot tapi sama sekali tak mempengaruhi namja itu padahal pelototan Kyungsoo bisa membuat mahasiswa manapun menciut.
"Jadi sepertinya kau sudah tak ada rasa dengan Jongin?"
Oh Kyungsoo lupa kalau namja Park ini juga tahu perasaanya pada Jongin. Bukan Baekhyun yang bermulut ember hanya saja namja ini datang disaat yang tepat saat Kyungsoo sedang menangisi Jongin dipelukan Baekhyun.
Intinya sudah takdir lah.
Dan mulai saat itu namja ini terus mengganggu Kyungsoo. Bukan mengatakan pada semua orang tentang perasaannya pada Jongin. Dia hanya menggoda Kyungsoo secara personal seperti "aku tadi meliha Sehun ciuman dengan Jongin loh", atau "kau lihat Jongin begitu perhatian pada Sehun" dan semacam itulah. Yang lebih mengenaskan mereka satu kelas jadi setiap hari namja itu membuat Kyungsoo patah hati dengan kenyataan kalau Jongin tak akan bisa dia miliki.
"Tau kalau kau akan disini aku tak akan datang Park." Kyungsoo menggeram tapi itu hanya membuat Park Chanyeol makin tertawa.
Serius, seringnya Kyungsoo beranggapan kalau Chanyeol ini gila. Pasalnya apa saja yang dilakukan olehnya hanya membuahkan tawa untuk Chanyeol. Dia sampai sujud bersyukur waktu lulus SHS karena itu artinya dia tidak akan bertemu dengan namja bertelinga lebar macam Chanyeol.
"Sudahlah, bisa sinting kalau bicara lebih lama denganmu." Kyungsoo pergi tidak lupa membawa senampan makanan beserta minum. Enak saja dia akan menyia-nyiakan makanan hanya karena Chanyeol.
Tapi sepertinya Park fucking Chanyeol tidak akan melepaskannya begitu saja. "Lepaskan tanganmu ini Park." desis Kyungsoo. Matanya sudah akan keluar tapi Chanyeol tak menghilangkan senyuman bodohnya.
"Oh Ayolah Kyungie, kenapa terburu-buru. Aku kangen sekali denganmu."
Cih, dengan berat hati Kyungsoo mengembalikan semua makanan ditangannya. Dia tidak akan fokus menghadapi Chanyeol dengan makanan didepan mata, kan sayang kalau semua kue tak berdosa itu jatuh hanya karena perkelahian mereka.
Bugh.
Chanyeol meringis.
Kyungsoo tersenyum mengejek.
"Aku juga kangen denganmu Park, kangen memukulmu." ucapnya sebelum pergi meninggalkan Chanyeol yang masih memegangi perutnya.
Ini tindakan kekerasan pertama yang Kyungsoo lakukan pada manusia. Sebelumnya mana mau dia berurusan dengan yang namanya pukul memukul. Paling banter juga dia hanya perlu memberikan pelototan yang membuat lawannya ciut dengan sendirinya tapi kan Chanyeol tak mempan jadi terpaksa deh bogem mentahnya mendarat diperutnya.
"Baek, aku mau pulang." itu kalimat pertama yang dia keluarkan ketika dia bertemu dengan Baekhyun yang sedang berbicara dengan teman Kris. Tak lupa juga dia menyapa Kris, namja blasteran China-Kanada yang memeluk pinggang Baekhyun.
"Kenapa?" Baekhyun kecewa, tentu saja.
Sebenarnya tak enak juga tapi moodnya sudah rusak, "aku malas saja satu ruangan dengan si Yoda itu. "
Baekhyun tertawa, Kris mengerutkan kening sementara Kyungsoo melotot tak suka.
"Kau sudah bertemu dengannya? wah harusnya aku melihat interaksi kalian tadi, asal kau tahu Kyung tiap tahun dia datang kepesta ulang tahunku hanya untuk menunggumu datang."
Memangnya Kyungsoo peduli dengan informasi ini?
Tidak peduli sih tapi penasaran.
"Apa maksudmu?" harusnya Kyungsoo diam saja kalau tau reaksi Baekhyun akan berlebihan seperti ini. Memangnya kapan Baekhyun tidak berlebihan?
Baekhyun bertepuk tangan dengan mata berbinar-binar sambil tersenyum lebar, "dia jatuh cinta padamu Kyung."
Baekhyun fix gila, itu pemikiran Kyungsoo.
Kyungsoo tak akan percaya untuk itulah Baekhyun menambahkan, "selama ini dia selalu mengganggumu itu adalah cara dia mendekatimu, so sweet kan."
Kyungsoo ingin muntah mendengarnya, Kris berdehem keras cemburu kekasihnya memuji namja lain tapi tak jadi karena Baekhyun langsung memberikan ciuman singkat dibibirnya yang membuat Kyungsoo makin mual saja.
"Sudahlah, aku makin pusing bicara denganmu." Kyungsoo mengabaikan kicauan Baekhyun dibelakang sana. Kepalanya serasa ingin meledak mendengar ocehan namja itu.
Oh Tuhan tidak bisakah aku keluar rumah ini tanpa halangan?
Jawabannya tidak Kyungsoo karena dia menemukan seseorang dengan rambut abu-abu sedang jongkok didepan rumah Baekhyun.
"Sedang apa kau?" tak ada nada bersahabat, biar saja lagipula sejak kapan mereka bersahabat.
"Per.. perutku."
Ok sepertinya ini bukan akting.
Kyungsoo mendekati Chanyeol yang mengerang kesakitan memegangi perutnya. Demi apa, tonjokan Kyungsoo tadi tidak keras, eh tapi Kyungsoo juga tidak yakin dengan kekuatannya.
Sebagai calon dokter, dia tidak bisa mengabaikan seseorang yang sedang kesakitan sekalipun itu musuh bebuyutannya.
"Kau kenapa?" tanyanya khawatir melihat raut kesakitan sekaligus bulir bulir keringat diwajah Chanyeol. Kalau akting darimana keringat itu berasal? Rajin sekali Chanyeol menyiprati(?) mukanya dengan air.
"Aww.."
Kyungsoo segera mengambil tindakan. Dengan susah payah dia memapah namja itu. Sepanjang jalan dia hanya bisa merutuki perbedaan tinggi badan mereka yang terlampau jauh. Kan jadinya susah memapah Chanyeol.
Mau tidak mau, suka tidak suka Kyungsoo membawa namja itu kerumahnya yang berada disebelah rumah Baekhyun. Tidak enak saja kalau meminta bantuan Baekhyun, dia tidak mau merusak pesta temannya lagipula itung-itung mempraktekan ilmunya.
"Ibu buka pintunya." tak ada jawaban lalu Kyungsoo baru ingat kalau keluarganya sedang pergi berlibur kerumah neneknya di Busan. Dia bernafas lega ketika kunci rumah sudah berada dalam genggamannya.
"Sial sekali malam ini."
Kyungsoo merebahkan Chanyeol dikasurnya yang untung saja letaknya dilantai satu. Dia mengambil stetoskop untuk memeriksanya. Jangan heran, dia calon dokter sudah pasti punya alat kedokteran dirumahnya.
"Kau punya maag ya?"
Tak ada jawaban malah teriakan dari Chanyeol begitu Kyungsoo menekan perut bagian kanannya.
Sial, tau begini aku menonjok bagian kirinya saja.
Kemungkinan Chanyeol tidak makan seharian sehingga asam lambungnya naik dan (Kyungsoo tak mau mengakuinya) pukulan dari Kyungsoo memparah keadaannya.
Namja bermata owl itu segera mengambil obat untuk Chanyeol.
"Minum ini dan istirahatlah." kalau ada yang melihat adegan ini pasti mereka akan mengira mereka teman, kekasih, keluarga atau apalah asal bukan musuh. Ugh, jadi lupa pertengkaran mereka tadi.
Chanyeol sudah mulai tenang, tidak merintih kesakitan lagi. Matanya mulai terpejam menjemput mimpi. Dan Kyungsoo memilih mengistirahatkan tubuhnya dilantai dengan kepala dikasurnya.
.
.
Pertama kali dalam sejarah hidupnya seorang Do Kyungsoo malas sekali bangun. Biasanya dia akan langsung bangun begitu mendengar alarm dan bergegas melaksanakan ritual pagi. Tapi pagi ini kok rasanya dia ingin tidur lebih lama lagi ya?
Kasurnya jadi lebih terasa hangat. Gulingnya juga terasa lebih besar dari biasanya. Eh, memang sejak kapan guling mempunyai detak jantung?
Kyungsoo langsung sadar.
Dan langsung menemukan sepasang mata coklat menatapnya penuh... rindu.
"Morning love." sapa Park Chanyeol.
1 detik.
2 detik.
5 detik.
Hah, Park Chanyeol!
"Yaa! Sedang apa kau disini?" teriaknya sambil bangun. Kyungsoo mengalami sindrom hilang ingatan. Biarkan saja, sebentar lagi juga ingat.
"Terima kasih sudah merawatku semalam."
Dia ingat, semalam Chanyeol sakit lalu dia merawatnya tapi seingatnya dia semalam tidur dibawah bukan dikasur seperti ini.
Why he end up here?
Chup.
Lagi sibuk-sibuknya berpikir bagaimana caranya dia naik ke kasur eh tiba-tiba sesuatu yang basah menyentuh bibirnya.
Sudah tidur dikasurnya, sekarang menciumnya.
Puk.
Sebuah buku tebal melayang diwajah Chanyeol.
Chanyeol meringis, tapi tetap senang sih kan sudah dapat morning kiss dari pujaan hati.
Kyungsoo mulai menyesali kebaikannya semalam, harusnya dia memberi racun bukannya obat pada Chanyeol.
"Lepaskan aku Park."
Bukannya melepaskan Chanyeol malah merapatkan pelukannya.
Bahagia sekali dia pagi ini.
Tak sia-sia semalam dia kesakitan. Dia rela dech tiap malam begitu kalau paginya bisa beginian sama Kyungsoo. Peluk-pelukan gitu.
Percuma melawan, akhirnya Kyungsoo diam.
Entah kenapa pikirannya kembali pada kalimat Baekhyun tadi malam.
"Kau menyukaiku ya?" sangat to the point.
Suka-suka Kyungsoo sih.
Sepertinya terakhir mengecek dirinya masih manusia biasa, lalu kenapa dia bisa mendengar detak jantung yang begitu keras seperti kemampuan vampire saja. Bukan milik dirinya tentu saja, lalu punya sia...
Kyungsoo mendongak demi melihat Chanyeol yang menatapnya intens.
Duh kenapa pipiku memanas sih? Apa aku demam? Kenapa juga Chanyeol terlihat begitu tampan sekarang?
"Aku tidak menyukaimu.."
Kok seperti ada suaranya benda retak ya..
"Tapi aku mencintaimu."
Ini serius dech Kyungsoo seperti melihat bunga-bunga bertebaran diatas mereka.
Dan bodohnya dia tak bisa berkutik ketika Chanyeol mendekati wajahnya lalu mengklaim bibir tebal berbentuk hati miliknya.
Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta?
Kurasa tidak buruk juga.
Sepertinya baru semalam mereka bertengkar eh paginya sudah memadu kasih, itulah namanya takdir.
The end.
Hanya sebuah cerita yang meruntuhkan tembok write blockerku!
Gilaaa,,,ada begitu banyak ide tapi ga bisa dituangin kedalam tulisan itu rasanya menyiksa euy,huhuhuhu
Tadinya mau bikin ini jadi HunKai tapi ko malah ga dapat feelnya.
Thanks for reading and...
Comments are love for me^^
