Troublemaker

Semua chara yang ada di cerita ini punya Masashi. Kuu cuman pinjem doing -pundung- tapi ide cerita asli dari otakku yang…agak eror ini.

Oke, Kuu balik lagi dengan cerita yang baru. Kehehehe… -padahal cerita yang lain belum di lanjutin. cih-

Rate T

Pair: pilih mana? Ita-Naru atau Sasu-Naru?

Genre: Romance (?) Humor (?)

Awass! OOC, Fem!Naru. kalo nggak suka Naruto versi cewek harap tekan back ya. Cerita pasaran mungkin. Banya typo dah. RnR yaa..

Enjoy this and happy reading readers-san…

Chapter 1

Dihari yang cerah nan tenang ini, terlihat sepasang kekasih yang tengah berduaan di taman University of Konoha. Cowok yang berambut raven dengan model mencuat ke atas melawan gravitasi kini tengan merangkul cewek yang ada disampingnya.

Uchiha Sasuke, cowok yang perfect, gimana nggak, iris matanya yang seindah batu onyx, tubuhnya yang atletis dengan tinggi badan yang mencapai 185cm, wajah tampan, cool, jenius dan populer dikalangan mahasiswi yang ada di UoK. Sempurna bukan? Nggak kok, kan nggak ada manusia yang sempurna, tapi Uchiha bungsu ini nyaris mendekati katasempurna.

Bagaimana bisa? Yah, setelah semua yang aku jabarkan di atas tadi, dia memiliki beberapa kekurangan, diantaranya. Dia memiliki sifat yang menyebalkan, stoic, irit kata dan mungkin sombong? Tapi percaya deh, meskipun itu kekurangan Sasuke, entah kenapa itu malah yang membuatnya semakin digilai para kaum hawa. Wah wah, kurasa itu pheromone alami klan Uchiha.

Haruno Sakura, cewek yang kini tengah di rangkul Sasuke. Siapa sih yang nggak kenal model cantik ini? Sakura adalah model terkenal yang kini tengah naik daun, dia juga cewek yang populer, dipuja-puja mahasiswa yang 'normal'. Dan Sakura benar-benar sangat beruntung karena bisa mendapatkan sang pangeran es. Cewek dengan surai pink seperti kelopak sakura dengan iris berwarna greenmintnya, tapi dia memiliki sifat yang pecemburu.

Nah, jika kita lihat lagi, bukankah mereka benar-benar pasangan yang serasi? Di tambah suasana romantic yang ada di sekitar mereka, seolah mendukung sepasang kekasih yang tengan menikmati waktu berdua mereka. Duduk di bangku taman, tepat di bawah pohon sakura yang indah, disertai kelopak sakura yang berguguran karena tertiup angin sepoi. Pemandangan yang sangat diimpikan pasangan kekasih bukan? Tapi ketenangan serta suasa romantic itu nggak akan bertahan lama, karena…

"TEMEEEE~~~!" teriakan yang nyaring dan sangat menganggu menurut Sakura, teriakan itu berasal dari seorang mahasiswi yang sangat 'wah'. Hmmm, sekedar info saja, kalau kalian bertanya, mulai dari rector sampai ke tukang kebung taau bahkan tukang sampah sekalipun, pasti mereka tau dengan pasti siapa gadis bersurai kuning emas ini. Paras manisnya tertutup oleh sifatnya yang ehemunikehem, gadis yang khas dengan rambutnya yang selalu di kuncir dua ini berlari kea rah Sasuke dan Sakura berada.

Popular? Ya.

Terkenal? Ya.

Karena manis? Nggak

Lalu?

Namikaze Naruto, cewek ini adalah sahabat karib Sasuke, dia adalah troublemaker di UoK. Selalu melanggar peraturan, berkelahi dengan mahasiswa lain, bahkan pernah mengajak berkelahi salah satu dosen yang ada di UoK. Tapi siapa yang berani men-drop out cewek hyper ini? Nggak ada. Kenapa? Karena meskipun Naruto adalah troublemaker, tapi jangan ragukan kemampuan otaknya. Bahkan duo Uchiha yang terkenal jenius pun dapat kalah dari Naruto jika dia mau serius.

"berisik dobe." Sahut Sasuke dingin, siapa sih yang nggak kesal, lagi asik-asiknya pacaran di ganggu. Pasti kalian juga kesal kan? Hayo ngaku aja…

"huft! Aku kan cuman mau ngajak kamu makan. Sakura juga, ayo kita ke kedai Ichiraku." Ajak Naruto penuh semangat, benar-benar nggak bisa baca suasana yang ada.

"ramen lagi? Maaf ya Naru-chan, aku nggak makan ramen. Takut gemuk." Jawab Sakura, terselip nada mengejek di nada bicaranya, tapi nggak di gubris Naruto.

"yah~~ ayo teme, kita makan. Aku laper nih." Ajak Naruto seraya menarik lengan Sasuke.

"hentikan dobe. Kalo laper kan bisa makan sendiri." Ujar Sasuke ketus. Bikin miris yang denger, sapa lagi kalo bukan Naruto.

"gitu… ya udah, aku ajak Itachi-nii aja." Kata Naruto, dia lepas tarikan tangannya di lengan Sasuke, lalu berjalan gontai ke arah kampus. Sasuke mendengus pelan.

'apa aku keterlaluan ya.' Batinnya.

"dasar, kenapa Naruto-chan suka sekali makan ramen sih? Padahal kan nggak sehat dan bikin gemuk." Gerutu Sakura, dia merasa di atas angin karena tadi Sasuke membantunya.

"yang namanya makanan favorit, mana bisa merasa bosen." Cetus Sasuke, Sakura tersenyum manis.

"iya juga sih. Aku juga begitu. Tapi seenggaknya kan milih makanan yang sehat."

"jangan mencibir makanan kesukaan dobe." Ucapan Sasuke sukses membuat Sakura bungkam. Mereka diam selama beberapa saat, sampai akhirnya suasana diantara mereka kembali seperti tadi lagi.

.

"Naru-chan? Ada apa? Kok lesu begitu?" Tanya Itachi, tadi tiba-tiba Naruto datang ke kelasnya dengan wajah yang lesu seperti kehabisan stok ramennya selama seminggu.

"nggak pa-pa kok Tachi-nii, uhm... Tachi-nii mau nemenin Naru makan ramen nggak?" ajak Naruto, dia nggak boleh sedih dan kehilangan semangat di depan Itachi.

"ayo. Apapun untuk Hime-chan." Sahut Itachi, nggak lupa dengan sebutan sayangnya untuk Naruto. Mereka berdua berjalan kearah gerbang.

"loh? Mau kemana? Mobilku di parker di sebelah sana, Hime-chan." Kata Itachi saat melihat Naruto berjalan lurus ke gerbang.

"naik bus aja. Males naik mobil." Sahut Naruto cuek, dia tetap jalan menuju ke halte bus yang ada di depan gerbang kampus. Itachi hanya mengikuti apa mau Naruto. Mereka menunggu bus nggak sampai 5 menit.

"hey Naru-chan. Kamu dicariin mama loh. Kan udah lama kamu nggak main ke rumah" Itachi memecah keheningan yang terjadi.

"eh? Masa sih? Kan aku baru seminggu lalu main ke rumah. Masa mama udah nyariin Naru? Itachi-nii pasti bohong kan." Sahut Naruto, dia udah biasa memanggil Mikoto dengan sebutan 'mamah' karena keluarga Namikaze dan Uchiha sangat dekat. Dari kecil Naruto emang sering manggil Mikoto dengan sebutan 'mama'. Gitu juga dengan Itachi dan Sasuke yang memanggil Kushina dengan sebutan 'mama'.

"yee, dikasih tau kok nggak percaya sih? Mama bilang mau buatin kamu ramen kalo kamu dateng. Original buatan tangan loh." Jelas Itachi, mata Naruto berbinar-binar mendengarnya, pasalnya ramen buatan Mikoto sangat lezat.

"hounto ni?"

"hounto na. jadi kapan mau ke rumah?"

"ayo sekaraang….!" Seru Naruto semangat, Itachi tersenyum simpul karena Naruto udah ceria lagi.

"hahh… tau gitu kan tadi bawa mobilku aja. Dasar kamu ini." Mereka berhenti di halte selanjutnya dan naik taxi. Akrena buat menuju ke mansion Uchiha nggak mungkin naik bus.

"hehehe… minta tolong orang rumah aja buat ambil mobil Tachi-nii. Atau di biarin juga nggak akan hilang kok." Jawabnya nggak lupa cengiran khas Namikaze di tampilkannya.

"wakatta wakatta, Hime-chan." Mereka berdua terkikik geli. Itachi paling suka melihat wajah Naruto yang tertawa seperti ini, terlihat manis dan seperti malaikat. Dan dia nggak akan biarkan siapapun merebut senyum polos dari wajah gadis yang diam-diam ia cintai ini.

Benar sekali, seorang Uchiha Itachi jatuh cinta pada Namikaze Naruto yang selama ini menganggapnya sebagai kakak. Hanya orang buta yang nggak bisa melihat betapa mempesonanya gadis yang ada disampingnya ini. Wajah manis polos, kulit halus yang berwarna tan menawan, tinggi badan yang cenderung ehempendekehem, rambut sepunggung berwarna pirang yang akan sangta cantik apabila di gerai –Itachi pernah liat Naruto dengan rambut yang dibiarkan tergerai- ditambah senyuman maut yang nggak sembarang orang bisa melihatnya. Hahh… ngebuat Uchiha sulung ini terperosok makin dalam ke pesona sang Hime.

"…nii… Tachi-nii…?" tangan Naruto ia lambaikan di depan wajah Itachi yang dari tadi hanya melamun.

"Ah? Ya?" jawabnya glagapan.

"kita udah sampe Tachi-nii… kenapa Tachi-nii melamun?" Tanya Naruto, mereka berdua turun dan berjalan ke bagunan mewah yang ada di depan mereka. Bangunan dengan gaya eropa classic.

"nggak kok. Yuk. Mama pasti kaget liat kamu dateng." Itachi menggandeng tangan Naruto dna mengajaknya masuk, mereka berdua disambut para pelayan yang telahberjajar rapi di pintu masuk.

"okaerinasa Itachi-sama, Naruto-sama." Salam mereka, membungkukkan badan penuh hormat.

"iya. Mama ada kan?" Tanya Itachi, masih jalan sambil mengamit tangan Naruto.

"Mikoto-sama ada di ruang tamu. Tadi Sasuke-sama datang bersama seorang temannya." Jawab sang kepala pelayan bernama Genma tersebut sopan.

"begitu? Ya udah. Kembalilah." Itachi langsung membawa Naruto ke ruang tamu.

"teman si teme? Siapa ya?" Tanya Naruto. Itachi angkat bahu, nggak tau. Mereka terus menuju ke ruang tamu, dimana terdapat Mikoto, Sasuke, dan Sakura yang asik ngobrol.

"konnichiwa, mama. Tebak siapa yang aku bawa." Sapa Itachi pada Mikoto.

"hm?"

"mamaaaa~~~" seru Naruto, memeluk Mikoto dari belakang. Yang sukses membuat Mikoto, Sasuke dan Sakura kaget.

"ahh? Naru-chan ternyata. Apa kabar sayang? Mama kangen nih." Mikoto membalas peukan Naruto, yang di Tanya hanya cengengesan.

"mama ih, kan baru minggu kemarin Naru dateng. Naru baik-baik jaa kok ma. Um? Ternyata temennya si teme tuh Sakura-chan ya? Kukira siapa. Hai Sakura-chan." Sapa Naruto ramah, dia duduk di samping Mikoto dan di sebelahnya ada Itachi.

"hai juga Naru-chan?" balas Sakura bingung. Bukankah Naruto tadi bilang mau makan ramen? Kenapa sekarang dia ada di mansion Uchiha.

"mama, kata Tachi-nii, kalo aku ke rumah mau dibuatin ramen. Mana ramennya?" tagih Naruto, dia udah siap menghajar Itachi kalo sampai di kibulin.

"hihihi, ternyata datang kerumah karena ada maunnya ya. Mama kira Naru-chan kangen mama?"

"kangen kok, apalagi sama ramen buatan mama. Aku kangen banget malah, kan udah lama banget aku nggak makan ramen buatan mama." Sahut Naruto penuh semangat, kalo udah menyangkut ramen, Naruto benar-benar nggak pedui dengan sekitarnya.

"ara, dasar Naru-chan ini. Ayo kita buat bersama. Maaf ya Sakura-chan, bibi tinggal dulu." Mikoto tersenyum lembut yang dibalas senyuman manis Sakura, padahal hatinya mengutuk kedatangan Naruto yang mengganggu acaranya bersama calon mertua, itu sih pikiran Sakura.

"yah, kalian berdua met pacaran deh, aku juga mau ikut Hime buat ramen." Kata Itachi sebelum beranjak menuju ke dapur. Komentarnya yang terakhir membuat Sakura merona, tentu saja.

"dasar dobe." Komentar Sasuke akhirnya.

"bibi selalu seperti itu ya?"

"yah, mama emang sayang banget sama si dobe. Alasanya, karena dia pengen punya anak perempuan katanya." Jawab Sasuke cuek, dia mengajak Sakura ke taman belakang mansion.

.

"ittadakimasu…." Ujar Naruto, mulai memakan ramen hasil karyanya bersama Mikoto dan Itachi.

"hmmm~~~ oishi desu… ramen buatan mama emang nggak ada tandingannya. Numero uno deh." Teriaknya senang sambil mengacungkan jempolnya. Mikoto tersenyum senang.

"makan yang banyak ya. Biar cepet besar. Mama seneng kalo Naru-chan suka masakan mama." Naruto mengangguk dan segera menghabiskan ramennya, Itachi tersenyum karena wajah Naruto yang belepotan kuah ramen.

"dasar bocah." Gumamnya yang masih bisa di dengar Itachi.

"hueee…. Aku bukan bocah lagi Tachi-nii… mama Tachi-nii tuh." Adu Naruto, gitu kok nggak mau di bilang bocah. Ckckck…

"Itachi.."

"iya ma." Itachi mengusap kuah yang belepotan di sekitar bibir Naruto.

"makannya pelan-pelan aja." Naruto hanya nyengir. Bikin Mikoto dan Itachi geleng-geleng liat kelakuan Naruto. Sangat terlihat betapa Mikoto sangat menyayangi Naruto. Tak jarang juga Mikoto berharap kepada Kami-sama, agar salah satu dari kedua putranya kelak akan menikah dengan Naruto. Tapi apa yang ia harapkan itu nggak pernah ia paksakan ke kedua putranya.

.

Kapan Naru-chan mau nginap lagi? Udah lama loh kamu nggak nginap dan tidur sama mama." Kata Mikoto, saat ini mereka –Mikoto dan Naruto- sedang membersihkan dapur. Tadi memang sengaja nggak dibersihkan pelayan, atas perintah Mikoto juga.

"uhmm… masa sih ma?"

"iya, sejak Sasuke punya pacar kan kamu jarang banget nginap di rumah, bikin mama kesepian aja." Jawab Mikoto dengan nada yang sedih.

"wah, jadi aku nggak kamu anggap koi?" Tanya suara baritone yang mengejutkan Mikoto dan Naruto, suara itu milik sang kepala keluarga a.k.a. Fugaku Uchiha.

"hehehe…. Papa tersinggung yaa…" cetus Naruto sambil nyengir kuda.

"ah, anata… bukan begitu, tapi-"

"hahaha… iya koi, aku tau kok maksudmu." Fugaku duduk di kursi yang ada di dapur, mengamati istri dan 'putri'nya.

"kapan papa pulangnya?" Tanya Naruto, ia memeluk Fugaku sekilas setelah me-lap tangannya yang basah.

"hmmm… baru aja kok. Kamu udah lama disini?" Mikoto membawakan kopi yang ia buat untuk sang suami. Bukannya Naruto nggak mau ngebuatnya, tapi dia kan nggak bisa masak.

"umm… lumayan lama, tadi aku makan ramen buatan mama. Kangen deh sama rasanya yang…. Hmmm… oishii~~" seru Naruto semangat. Mikoto dan Fugaku selalu senang dengan Naruto yang ekspresif. Nggak lama Itachi juga ikut kumpul.

"wah, papa pasti seneng tuh, putri kesayangannya dateng." Ujar Itachi, dia duduk di samping Naruto.

"hm. Kau ini, pasti senang dong." Jawab Fugaku. Ingat! Tiap ada Naruto, semua anggota keluarga Uchiha –kecuali Mikoto- pada OOC semuanya. Termasuk Fugaku yang terkenal dingin dan keras. Mereka berempat larut dalam obrolan ringan, sampai nggak sadar kalo Sasuke dan Sakura ikut bergabung.

"konnichiwa paman." Sapa Sakura ramah, kalo Sasuke mah nggak usah ditanya, dia emang nggak pernah nyapa Fugaku duluan. Dasar anak kurang ajar, jangan di tiru di rumah ya, readers-san.

"hn." Jawab Fugaku, irit banget kata-katanya kalo nggak ditujukan buat sang putrii tercinta. Naruto diam, meskipun ia nggak mengubah ekspresi ceria di wajahnya. Tapi Itachi tau apa yang dirasakan Naruto saat melihat Sasuke menggandeng tangan Sakura. Kesedihan terpancar dari matanya.

"Sakura-chan mau makan siang bersama. Kebetulan pelayan sedang memasak makan siang?" Tanya Mikoto lenbut, emang pada dasarnya sikap Mikoto itu lembut.

"ah? Arigatou bibi." Ucapnya manis. Nggak lupa kasih senyuman terbaiknya di hadapan calon mertua.

"uhmm… aku pulang dulu ya ma, pa." kata Naruto tiba-tiba.

"loh? Nggak ikut makan siang bareng?" Tanya Fugaku.

"ngg… tadi aku udah makan ramen buatan mama kok pa, banyak banget malah. Jadi masih kenyang." Jawab Naruto.

"hahh… padahal papa pengen banget makan siang bareng-bareng sama Naru-chan loh." Kata Fugaku, nadanya ia buat melas. Inilah cara Fugaku-Mikoto untuk membujuk putrii kesayangan mereka. Naruto mau nggak mau merasa nggak enak juga sama Fugaku.

"huft! Iya deh iya. Aku makan bareng." Putusnya, nggak lupa wajah cemberut yang membuat Fugaku tersenyum. Senyuman yang membuat Sakura iri dan makin benci ke Naruto. 'kenapa paman Fugaku bisa bersikap manis ke Naruto, sedangkan ke aku dingin banget. Dasar menyebalkan! ' batin Sakura, dongkol.

.

.

.

.

To be continued…

Apakah yang akan terjadi di makan siang bersama nanti?

Kalo mau di lanjut, silahkan review…. ^^

Arigatou…