"Please don't call me an Idol!"

"Idol Nante Yobanaide!"

An elsword online fanfiction

Some people will notice, and the others will judge. A fanfiction about idol love-life. Life as an idol is hard, how if they betray their fans to follow their feelings? Future lemon.

Elsword (Infinite Sword)

Aisha (Dimension Witch)

Rena (Wind Sneaker)

Raven (Blade Master)

Eve (Code : Battle Seraph)

Chung (Deadly Chaser)

Ara (Yama Raja)

Elesis (Grand Master)

Add (Lunatic Psyker)

Time setting : Fantasy World Elrios + 20th century.

Warning : OOC, Typo, Gak Jelas (?) dll.

Elsword belongs to KoG.

Happy reading! :3

.

.

.

.

"Aku tak bisa menjadi
Seperti boneka

Kuingin lebih bebas
Untuk mencintai
Image yang murni itu
Terasa sesak"

.

.

Chapter 1 [Prolog]

Gadis bersurai lavender itu duduk di pojok ruangan, menutup mulutnya agar suaranya tidak terdengar oleh teman-temannya. Air matanya menuruni pipinya yang halus itu, hatinya terasa sakit dan bernafas pun terasa sesak. Ia belum terbiasa dengan semua cemoohan – cemoohan itu. Cemoohan dari orang-orang yang tidak menginginkan dirinya bersinar di layar kaca dan berdiri diatas panggung bersama teman-temannya. Sebagai member baru dia mengerti, belum waktunya ia memancarkan sinarnya. Semuanya butuh proses, ia butuh proses untuk menemukan sinar itu. Ia butuh proses untuk membuat semua orang menyadari sinarnya, dan dia pun berusaha keras agar orang-orang menyadari sinarnya.

Tapi tetap saja, ia tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri jika ia belum terbiasa dengan semua hujatan yang mengarah padanya, belum terbiasa dengan lampu sorot di panggung, belum terbiasa dengan orang yang mendelusikan dirinya sebagai pacar. Masih teringat dengat jelas di benaknya apa yang orang-orang itu katakan "Kau belum cocok berdiri sejajar dengan mereka!" "Kenapa harus kau yang terpilih!" "Sampah." Dan cemoohan lainnya. Meski tidak sedikit yang menyukainya, tetapi pro dan kontra itu memang selalu ada, jika ada yang menyukai pasti ada juga yang membenci. Gadis itu menundukkan kepalanya, berulang kali mengatakan jika ia harus terus berjuang, dan membuktikan apa yang mereka katakan itu tidaklah benar. Aisha, begitulah mereka memanggilnya. Meskipun dia belum pernah memberitahukan nama keluarga nya.

Aisha merupakan member yang baru bergabung dengan sekumpulan gadis idol bernama Rena, Eve, Ara. Mereka menamai grup mereka dengan nama "#1 Id-El!" yah, meski terdengar agak aneh tetapi artinya begitu mencerminkan ketiga (yang sekarang empat) gadis ini. Aisha sendiri bergabung karena grup idol ini membutuhkan anggota baru, mereka memberitahukan pengumuman ini ke seluruh penjuru negeri elrios. Para gadis dari bermacam ras dan daerah pun berlomba – lomba mendaftarkan diri mereka, ingin menjadi bagian dari salah satu grup idol paling terkenal di negeri ini. Dan sebagai hasil akhirnya, aisha-lah yang berhasil menjadi anggota ke-4 mereka.

Tap tap tap...

Aisha mendengar beberapa langkah kaki. Dia sangat yakin itu adalah teman-temannya, dia segera mengusap air matanya dan memasang senyuman palsu agar tidak membuat kecurigaan. Meski begitu, mata merahnya tidak bisa ia sembunyikan.

"Aishaa~~! Ayo kita latihan!"

"Tunggu sebentar, rena. Aku mau membasuh wajahku dulu"

"Eeh? Aisha, apa kah terjadi sesuatu padamu?"

"T-tentu saja tidak, ara-chan! Aku harus ke toilet dulu sebentar.. haha.." Gadis itu berlari ke toilet, meninggalkan kedua temannya dalam keheningan. Membuat keduanya bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada aisha.

"Nee, Rena? Apakah kau berpikir jika aisha tertekan karena konser tadi? Kau mendengar teriakan mereka bukan..? Itu hanya pendapatku saja.. Tapi aisha terlihat tertekan.." Si gadis bersurai hitam memulai percakapan, bertanya kepada elf cantik yang sedang memandangi dirinya di cermin.

"Apa yang kau bicarakan, ara? Aisha-chan bukanlah orang yang mudah menyerah seperti itu, dia akan terus berjuang~ Aisha bukanlah aisha menurutku, jika dia tidak ceria. Hahaha" Gadis elf bersurai hijau muda itu menjawab pertanyaan ara, seulas senyum menghiasi wajahnya yang terlihat bijak itu. Ara hanya mengangguk - angguk setuju. Tiba - tiba gadis bersurai silver yang tak berekspresi memasuki ruang ganti itu. Kedatangannya membuat kaget Ara dan Rena, ya kalian tahu bagaimana jika seseorang tiba-tiba datang ke ruanganmu tanpa membuat suara langkah kaki sedikitpun? Mengagetkan bukan?

"Demi Ariellina! Kau membuatku kaget, eve"

"Se-setidaknya mengetuk pintu dulu sebelum masuk eve.. kau mengejutkan kami!"

"Maaf Ara, Rena. Tapi kudengar kalian sedang asik membahas aisha. Jadi aku langsung masuk saja karena tidak ingin mengganggu percakapan kalian." Kali ini eve merespon mereka. Biasanya hanya sebuah "hmph" beserta wajah tak berekspresi saja yang ia katakan. Wajar, sebagai nasod ia tak bisa mengeluarkan banyak ekspresi. Untuk tersenyum saja harus diajari oleh rena dulu selama 3 hari. Meski tubuhnya benar-benar terlihat seperti "manusia", tetapi ia hanyalah nasod yang berisi code hebat yang tidak ia beritahukan kepada rekan se-grupnya. Cyborg Idol lah yang biasa fans #1 Id-El serukan padanya, dia cocok mendapat gelar itu.

Aisha pun kembali ke ruang ganti, ketiga teman se-grupnya sudah lengkap disini. Ia masih memasang senyum palsu nya, namun Rena sudah curiga dengan senyumnya itu.

"Kau benar-benar tidak apa kan, aisha-chan..?" Tanya ara

"Kalau ada sesuatu yang ingin engkau sampaikan silakan saja, kami akan selalu ada untukmu kok. #1 Id-El kan harus bersama seperti ini~!" Rena nyeletuk. Yang ia sampaikan barusan secara langsung menyuruh aisha untuk memberitahukan perasaan sebenarnya.

"Sudah kubilang kan tadi, aku tidak apa-apa ara-chan, rena-chan~ hehehe"

"Ya udah deh kalo gitu, ayo kita ganti baju yuk eve, aisha, ren"

"Kamu sama aisha duluan aja ra. Eh iya eve, kamu mau kemana?"

"Mau komplain sama manajer. Kostumku terlalu pendek, nanti jadi bahan delusi fans."

"Eh tunggu! Aku juga mau komplain sama dia.. Bye ra, bye aisha" Ucapan rena tersebut membuat percakapan berakhir. Karena ara yang belum begitu dekat dengan aisha, sehingga membuat suasana menjadi canggung selama 30 menit. Setelah moment-moment canggung itu, Rena dan Eve pun kembali ke ruang ganti, wajah Rena seolah menunjukkan semuanya. Mereka gagal bernegosiasi dengan manajer mereka tentang kostumnya.

"Uh, sebal! Kenapa dia tidak mau membicarakan ini ke yang mendesain kostumnya sih? Menyebalkan pokoknya!" Rena melampiaskan kekesalannya ke tembok yang ada di depannya, dia menendang - nendang tembok itu dengan kasar. Ara dan Aisha sweatdropped.

"Sekarang ngomongnya sebal, padahal tadi pas manajer ngeliatin kostum kamu, kamu kayak yang kesenengan." Kali ini si cyborg idol bicara, dan perkataannya membuat semburat merah di pipi Rena. Ara langsung menatap Rena dengan tatapan 'tuhkan-sekarang-ketahuan', sepertinya dia mempunyai rencana jahil dibalik tatapannya itu. Aisha kaget dan ia hampir membuat mulutnya berbentuk seperti 'O' sempurna.

"Eeeeeh? Aku baru tahu kalo rena suka sama manajer!"

"Tuhkan ren, ketahuan juga kamu ternyata suka sama si raven! hahaha~ raven! raven! raven!" Ara berteriak-teriak memanggil nama manajernya itu disertai senyuman jahil yang sengaja dia tunjukkan kepada rena. Ia hanya cekikikan sementara orang yang menjadi sasarannya itu hanya bisa menunjukkan wajah yang benar - benar merah padam.

"D-diam ara! Ak-aku nggak suka sama raven! Dia kan manajer kita, masa sih?!" Rena membela dirinya agar terhindar dari ejekkan Ara.

"Tapi wajah Rena merah gitu loh, Lagian idol itu gak boleh pacaran kan? Iya kan?" Tanya aisha

"Boleh kok, asal gak ketahuan aja. Kan ntar bahaya, kena skandal aneh-aneh. Gosip aja udah bikin kesel, apalagi skandal ya. Hahaha~ Aisha-chan polos banget ya~" Jawab Ara seenaknya. Semua orang yang berada di ruangan itu menatap kearahnya, seolah tidak percaya dengan apa yang ara katakan.

"Meski begitu usahakan banget gak boleh ketahuan. Bahaya banget kalo ketahuan sama fans, apalagi fans beratmu." Cyborg Idol satu ini nyeletuk, menambahkan kalimat baru saja Ara ucapkan.

"Hey eve, ara, gak boleh bicara seenaknya gitu. Aisha baru masuk dunia entertaiment, dia belum pantes diajarin tentang cinta di dunia per-idolan. Lagian eve juga, gak punya emosi tapi ngomong cinta-cintaan. Aneh ah rasanya" Ujar rena. Kalimat ini membuat eve seolah ingin menyuruh Moby dan Remy, kedua anjing peliharaannya mencakar wajah Rena ketika mereka sampai di rumah nanti. Sebagai Idol, mereka hidup di satu rumah untuk bersama. Dengan alasan agar terhindar dari kecelakaan jika ada fans yang macam-macam. Setelah sekitar 10 menit saling ejek di ruang ganti, mereka pun pulang ke 'rumah bersama' mereka.

Mereka pulang menggunakan mobil milik eve, itu membutuhkan waktu 30 menit untuk membuat keempat gadis ini sampai di rumah mereka. Setelah sampai, Ara yang sudah berganti pakaian dengan piyama itu langsung berbaring di kursi, ia tak segan-segan mengganti pakaiannya dengan piyama karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam dan mereka pulang dengan mobil milik eve, jadi Ara merasa aman dari paparazzi. Sementara Rena, ia pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ia memasakkan makanan untuk mereka semua. Lalu aisha dan eve, kedua nya sibuk dengan akun social media, bahkan sejak di mobil tadi.

"Kya." Eve mencoba berteriak, namun hanya itulah emosi yang bisa keluarkan. Sebuah 'teriakan-lantang-tak berekspresi'. Aisha dan Ara melirik kearahnya dan bertanya apa yang terjadi pada nasod ini.

"Ada stalker yang tahu alamat rumah ini. Dia mengancamku akan menyebarkannya kepada yang lain jika aku tidak segera menemuinya." Eve menjawab pertanyaan keduanya, ia mencoba mengatakan itu dengan nada sedih. Namun hasilnya tetap seperti biasa, datar.

"Kita mendapat masalah yang sama, eve"

"Eh aisha, benarkah? Mungkin mereka benar-benar tergila-gila pada kalian, sehingga sampai melakukannya sampai sejauh ini. Jangan terpancing eve, meski dia jujur berkata begitu tapi jangan pernah mau menemui-nya. Kau tahu kan apa yang akan manajer lakukan jika alamat kita diketahui media?"

"Ya ara, aku tahu. Manajer gak segan-segan cari rumah yang baru untuk kita."

"Kalau eve masih mending... Tapi sepertinya stalker ku ini tidak seperti yang kau katakan ra, dia tampaknya tidak tergila-gila kepadaku." Ujar aisha dengan nada sedih, tepat disaat Rena datang untuk memberitahu jika masakan sudah siap. Ketiganya kaget dengan ucapan aisha, Rena langsung menghampiri aisha yang duduk berdekatan dengan eve, menatap gadis bersurai lavender itu dengan cemas.

"Apa yang dia katakan padamu, aisha?" Rena bertanya dengan pelan. Aisha memberikan ponselnya kepada Rena dengan mata berkaca-kaca, air matanya sudah turun sebelum Aisha menangis di bahu Rena. Rena membaca nya, air matanya juga turun dari matanya setelah membaca komentar dari SocMed milik Aisha itu. Membuat Ara dan Eve penasaran dengan isi text-nya. Ara turun dari kursi, mendekati ketiga teman se-grupnya itu. Ia mengambil dengan pelan ponsel milik Aisha yang ada di tangan Rena. Ara dan Eve membacanya. Tangannya bergetar membaca nya, matanya terbelalak. Tapi ia tidak se-emosional Rena dan Eve, hanya saja ia merasa sangat marah dengan isi text tersebut. Jika saja ponsel itu bukan milik Aisha, Ara pasti sudah melemparnya ke dinding sampai hancur.

"Apa-apaan sih ini orang bikin kesal aja! Produser kita udah sempurna banget pilihannya milih Aisha! Dari segi talent, suara dan charm pun dia lebih bagus dari kontestan lain! Kalo gak terima gak komplain aja sama produsernya jangan sama aisha nya dong! Dasar orang bego, mana pake bahasa kasar pula! Cih!" Ara melampiaskan kekesalannya dengan melemparkan bantal-bantal yang ada di kursinya itu. Rambutnya hampir saja berubah menjadi seperti Eve, namun Eve mencegahnya. Eve melihat kembali text itu.

.

.

[ElxRedSword]

Today, 5:26 PM

"Member baru sampah. Skill gak ada, cuma bisa mangap-mangap doang di panggung gak kayak yang lain. Percuma kepilih juga cuma nurunin popularitas #1 Id-El. Gak pantes jadi Idol! Gerakan kurang, suara cempreng. Apaan sih, sekalian jadi penari striptease aja sana, lebih cocok. Kalo bisa mati aja. Gak pantes lu jadi member, sebagian fans aja udah jadi haters gara-gara lu."

[ElxRedSword]

Today, 5:49 PM

"LOL, you're the worst. Please go away b**ch, You need to shut the f*ck up and watch your f**king tone. So loud and noisy, I Hope a bird sh*ts on your face today."

[ElxRedSword]

Today, 6:05 PM

"Kau seharusnya mati."

.

.

Dan ada 4 pesan lagi sebelum pesan terakhirnya pada pukul 7:22 Malam.

"Kita menyelenggarakan konser itu pada pukul 8 malam, jangan sedih seperti itu. Mungkin saja dia merubah pikirannya tentangmu, kita sudah pernah melihat pesan seperti ini. Iya kan?" Eve mencoba menghibur temannya itu. Ara mendengus kesal, namun sepertinya ia sudah menenangkan dirinya.

"Ia seperti terobsesi dengan dirimu dalam cara yang berbeda.." Ujar Ara.

"Tegarlah aisha, kau bukanlah aisha jika seperti ini. Kemana senyum imutmu yang biasanya? Bangunlah, sekarang ayo kita makan malam dulu. Lalu besok kita berlatih dan berjuang lagi, bersama-sama" Rena menepuk punggung Aisha dengan pelan. Aisha pun mengangkat kepala nya, melihat kearah gadis elf bersurai hijau yang telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Keempat gadis itu pun berjalan ke ruang makan dan menyantap makanan mereka, sebelum akhirnya masuk ke ruangan masing-masing dengan perasaan yang sama, sedih dan jengkel.

Tapi aisha tidak tahu, tuan dari komentar tersebut adalah orang yang pernah dekat dengannya dan menjadi penentu dalam jalan karirnya.

.

.

.

.

-Chapter 1 End-


Hai guys~ Author disini :3

Gimana chapter 1 nya?

Para readers pasti tahu siapa yang ngirim komentar keji itu (?) mungkin kurang keji ya untuk seorang haters.. Haha, ditunggu review nya~ Mungkin sekalian kasih saran jika ada bahasa yang kurang 'sreg' atau typo? .-.