Naruto (c) Masashi Kishimoto
Alexandrite present: Lightning
Dedicated to all KibaSaku fans and Sakura Centric
.

.

.

.

.

.

Angin berhembus menerbangkan helai demi helai surai merah muda milik seorang gadis yang sedang berdiri di depan sebuah taman yang asri. Sesekali tangan putih susunya menahan helaian miliknya. Suasana seperti inilah yang sangat ia sukai. Saat-saat dimana ia merasa sangat tentram melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Pohon-pohon sakura yang sudah gundul—meski begitu ia sangat suka ketika sinar mentari mengintip dari celah-celah batang kayu, diiringi dengan suara-suara merdu dari para burung gereja.
Lengkungan di bibir ranumnya semakin melebar tatkala ia merasakan sepasang lengan kekar merayap di perutnya yang rata.

''Kau bisa masuk angin, Sakura!'' Pria itu mendesis. Ujung batang hidungnya menghirup-hirup aroma khas musim semi-yang mana sekarang adalah musim gugur.
Gadis itu mendengus sembari tetap mempertahankan senyum manisnya. ''Ayolah, kau bercanda? Aku seorang medic-nin, mana mungkin masuk angin, Kiba kusayang~'' Jemari ramping Sakura membelai rambut brunette Sang Pria. Ia memejamkan matanya, menikmati setiap endusan di lehernya.

Kiba menggeser hidung mancungnya ke atas, merembet ke pipi Sakura, mengecupnya beberapa kali dan sedikit menjilatnya. Ia menyeringai ketika melihat wajah gadisnya memerah malu, inilah yang ia suka. Meski Sakura bukanlah gadis tercantik di Konohagakure, bukan juga gadis dengan perangai yang lembut meskipun memiliki wajah manis, ia begitu menyukainya, mencintainya.

Mencandunya.

''Jangan memasang wajah seperti itu jika kau tak ingin aku berbuat lebih dari ini,'' godanya.

Sakura membuang mukanya ke arah lain-menghindari wajah Kiba yang menyeringai lebar di sisi kirinya. ''Mou! Kau yang mulai!''

''Hahaha aku bercanda.''

Kiba mengeratkan pelukannya pada Sakura, membuat punggung kecilnya semakin merapat ke dada bidang Kiba. Menenggelamkan kembali hidungnya di perpotongan leher jenjang di depannya. Menghirupnya kembali.

Ah, betapa dulu ia sangat menginginkan ini disaat ia sadar bahwa ia, Kiba Inuzuka, menyukai teman setim Naruto beberapa tahun silam.

Betapa Kiba ingat susahnya mengungkapkan perasaannya karena sang gadis tak jua memberikan tanda-tanda menyukainya. Jangankan memberikan tanda-tanda, sadar Kiba memperhatikannya saja tidak. Memang sih dulu mereka tidak dekat, hanya pernah satu-dua kali menjalankan misi bersama. Tapi menurut Kiba disitulah harusnya Sakura sadar kalau ia sangat-sangat memperhatikan gadis itu. Rasanya ingin sekali ia menjitak kepala merah muda Sakura agar menyadari perasaanya.

''Kau tau, Kiba? Aku tak menyangka akan menikah dengan salah satu anggota klan Inuzuka hihihi.'' Sakura menghentikan acara kenang-masa-sulit-dapat-cinta Kiba. Mendengar itu, Kiba pun tersenyum-lembut, sangat disayangkan Sakura tidak melihatnya.

''Aku pun begitu, dulu.'' mengeratkan pelukannya sebelum ia membalikkan tubuh Sakura untuk menghadapnya, pria bertato segitiga merah itu melanjutkan, ''tapi sekarang, aku sangat-sangat-sangat bahagia bisa melamarmu dan akan mengubah margamu menjadi Inuzuka.''
Kiba memamerkan deretan gigi putihnya yang di sana terdapat dua caling gigi yang agak panjang. Satu cengiran manis sarat kebahagiaan untuk Sang Terkasih, Sakura Haruno—yang sekarang sedang menahan raganya untuk tidak menyerang calon suaminya dengan ciuman panas.

Tunggu esok Sakura, ketika si Kiba hot itu mempersuntingmu. Hanya besok.

Dan tenanglah, ninja pemilik Akamaru itu juga menginginkan hal yang sama—bahkan lebih, lihat saja sesuatu yang menyembul dibalik celana priamu itu.

.

End—

sequel? Alex berikan kewenangan kepada para reader untuk mengambil keputusan. Dan mohon beri tahu jika ada salah pengetikan yang telah Alex lakukan ;'3