15 tahun lalu, ada sebuah peperangan, ya peperangan sering terjadi di benua ku tinggali, dimana negara Radiant mencoba menguasai negara Yggdrasil beberapa kali, namun... keberuntungan tidak selalu berada di sisi negara Radiant dan kemenangan mereka tidak berlangsung begitu lama...mereka bertarung sangat keras sampai dimana negara Radiant menggunakan kartu terakhir untuk menunjukkan kekuatan mereka ke dunia, negara Radiant menggunakan senjata tangguh berKekuatan Ragnite batu alam dari negara Yggdrasil untuk menghancurkan Yggdrasil, senjata tersebut mendapatkan hasil... namun tidak berlangsung lama, peperangan dimenangkan oleh Negara Yggdrasil dan sebagian negara Radiant menjadi

Salah satu dari negara Yggdrasil sebagai bayaran kekalahan dan sebagai ganti rugi buat keluarga yang gugur di pertempuran, itu peperangan 15 tahun lalu...

1996 maret.

Di pedesaan Fiores yang berdekatan dengan negara Yggdrasil dan Radiant

*Srak!, Srak!* Suara rerumputan keras tersentuh.

"Phah!,hah!,hah!,hah! " Desahan seorang gadis kecil Berlari, berpakaian dress putih sambil membawa sebuah tombak.

"OEY TUNGGU KAU! " Teriak kedua Prajurit berbaju besi mengejar anak gadis tersebut di belakang sambil membawa sebuah bilah pedang.

Si anak gadis itu terus berlari sampai di depannya ia melihat ada sebuah jurang.

"HAH! " Kaget si Anak Gadis melihat jurang di ujung ia berlari dan dengan sigap ia memperlambat larinya dan tepat berhenti di ujung culas jurang, ia melihat ke bawah dan ia merasa kesal karena lembah jurang tersebut berakhir di darat bukan air.

"Ya, diamlah tenang disitu kau gadis kecil! " suruh salah satu prajurit ke si gadis.

Anak itu berbalik arah dan melihat ke si prajurit.

Dengan rasa takut ia mencoba mengeluarkan kata ke prajurit.

"K-kenapa kalian membakar desaku?, K-kenapa kalian menghabisi keluargaku?, Apa yang kalian inginkan? " Tanyanya.

"Kami? Kami hanya disuruh oleh tuan kami untuk membakar desa tersebut, Ayahmu adalah ksatria yang disegani oleh musuhnya namun sayang jaman sudah berubah jasa Ayahmu sudah tidak diperlukan, kepalanya sangat mahal untuk kita berikan ke tuan kami " Jawab si prajurit sambil berlutut dan menarik baju si gadis dengan tampang seperti orang yang mengincar uang dengan segala cara.

"K-kalau kalian hanya mengincar ayahku, kenapa kalian mengincar ibu,aku, kakak dan adik laki-laki ku?, m-mereka tidak berbuat apa-apa? " Tanyanya lagi.

"Ibumu, kau, kakak dan adik laki-lakimu itu hanyalah bonus tambahan hehehe, sebelum ku habisi kau, ada lebih baiknya juga kalau tubuhmu kita apa-apakan terlebih dahulu " jawabnya lagi dengan menunjukkan pedangnya ke dekat wajah si gadis.

"Tombak ayahmu yang kau pegang itu tampaknya sangat mahal dan berharga bagi keluargamu, sangat disayangkan kalau kau tidak bisa menggunakannya " Balas prajurit yang dibelakang.

"Benar juga! Tombak warisan Ayahmu terlihat menarik juga! " Ucapnya sambil melirik ke tombak yang digenggam erat si gadis di tangan kanan.

"kgha! " Si gadis itu tetap mengheram erat tombaknya.

"Kasian sekali ya kau gadis cilik, kau masih muda tapi mengalami situasi perang, ya mau apalagi? Ini lah yang namanya perang " Ucap si prajurit yang perlahan mengambil tombak si gadis.

*DZING! * bunyi keras sebuah tembakan dari arah yang tidak diketahui.

"HAH! "Kaget si prajurit dan si gadis kemudian mereka melihat ke arah belakang.

"Uuuugh! " Lemes prajurit yang tertembak tepat di kepala, tidak lama ia langsung ambruk ketanah dengan bersimbah darah mengalir cepat keluar dari luka ia mati dengan mata melotot.

"SIAPA ITU! "Teriak si prajurit yang dekat dengan si gadis sambil melihat ke kanan dan ke kiri dengan dibekali sebuah pedang.

*tap!, tap!, tap! * bunyi langkahan kaki di arah jam 12 si gadis dan si prajurit berdiri.

Mereka melihat seorang pria tinggi berambut lebat ke arah belakang, menggenakan kaos hitam dan berjas besar, bercelana panjang dan berspatu coboy, ia membawa sebuah senjata senapan panjang dengan sebuah pisau di bawah laras senapan.

*Cekling!, ceklek! * bunyi ia membuang peluru yang ia gunakan barusan.

"Beraninya kau! KIRIMAN DARI SIAPA KAU! " marah si prajurit ke pria tersebut.

"Aku tidak perlu memberitahu apapun ke orang yang akan segera mati " Ucap dingin pria itu sambil menurunkan arah senapannya ke tanah dan berhentikan langkahnya tidak jauh dari si gadis dan si prajurit.

"BERENGSEK! " Geram si prajurit dengan sigap mengangkat pedangnya dan berlari ke pria itu.

*Cling!, Cling!, Cling!, Blesss! * Bunyi si pria membelah si prajurit menjadi 3 dengan pisau di laras senapannya.

Si gadis melihat ke pria tersebut terkejut ia dapat membunuh seorang prajurit berpakaian besi tersebut dengan sekejap matanya ia terdiam tidak tau mau mengatakan apa ke orang yang menyelamatkan dia.

"Dasar pria bodoh! Kalau saja ia memilih lari menjauh aku bisa berikan dia kematian cepat yang tidak memberikan sakit dengan senapanku " ucapan dingin dari pria itu.

"T-terima kasih sudah menyelamatkanku! "Ucap si gadis.

"Tidak perlu untuk berterima kasih kepadaku, aku bertemu denganmu hanyalah sebuah kebetulan dan terlebih berterima kasih kepada orang yang sudah membunuh seseorang bukanlah tindakan yang baik " balasnya sambil membersihkan pisaunya dari darah dengan selapis kain.

"Umm, aku mengerti " ucap si gadis sambil menundukkan kepalanya.

"Dengar nak,yang kau lihat ini mereka adalah manusia tetapi memiliki hati seperti iblis, walaupun mereka bisa mendapati apa yang mereka mau, mereka tidak kenal puas, kau bisa mencoba pergi ke kota dekat negara Yggdrasil, mereka adalah negara dimana orang awam berkumpul, siapa tau ada orang baik disana yang mau menjaga mu dan menjadikanmu anak mereka "

Ucap si pria itu ke si gadis menyarankan tempat tinggal aman.

"..." si gadis itu terdiam

Tidak mendapat tanggapan ia melihat ke tombak yang dipegang si gadis.

"Tombakmu itu sangat berguna untuk perlindunganmu, tadinya aku mau mengambilnya kalau prajurit tadi bisa cepat membunuhmu tapi ya sudahlah aku berbelas kasihan kepadamu siapa tau kau bisa menggunakannya dengan maksimal di dunia yang penuh dengan ketidakadilan ini, selamat tinggal! " Ucap pria itu sambil berputar arah dan berjalan menjauh lalu melihat ke si gadis yang sendirian.

"Gadis yang malang, masih sangat polos harus mengalami situasi perang, ya tidak bisa dihindari lagi peperangan antar saudara masih terjadi walaupun sudah usai sebulan yang lalu, manusia hanya mengincar sesuatu yang mereka gila-gila kan, tanpa mau mengerti satu sama lain pedamaian tidak mungkin dapat terbentuk, harusnya kau dapat mengerti prinsip yang kumiliki ini, 'Dewi perang dari negara timur' " Ucap di batin pria itu sambil menongak ke atas melihat bintang-bintang yang memenuhi langit.

Sword Art Online

-Radiant-

Arc 1 'Si Dewi perang dari negara barat'

2009 mar

Negara Yggdrasil di desa Lyon dalam keadaan damai dimana orang disana menjalankan aktifitas seperti biasa di daerah pasar yang ramai penduduk.

*tap!, tap!, tap!* langkahan seorang Remaja berumur 30an namun berwajah seperti 17an.

Dia melihat keadaan sekitar sambil fokus ke foto seseorang karena bingung ia mencoba bertanya ke salah satu bapak yang sedang berjualan buah-buahan.

"Anoo " panggilnya ke bapak tersebut ingin menanyakan sesuatu.

"Owh! Ya ada yang bisa kubantu nona? " Balasnya dengan ramah ke gadis tersebut.

"Ah! Maaf saya sedang mencoba mencari seseorang apa bapak kenal dengan orang yang persis seperti di foto ini? " Tanyanya ke si bapak sambil menunjukkan foto yang ia bawa.

Bapak itu melihat ke foto tersebut dan mencoba mengingat sambil menggarukan kepalanya.

"Owh! Dia si Kirigaya Kazuto, remaja berusia 17 tahun yang sering menjaga desa ini " Ucap si bapak.

"Ah! Bapak mengenal dia, bagus, bisa kasih tau saya dimana rumahnya? " Balas si gadis dengan senyum.

"Hmm di pagi hari seperti ini biasanya dia sedang tidak ada dirumahnya, biasanya di jam segini ia suka pergi tidur diatas pohon tidak jauh dari pasar ini " Jawab si bapak sambil tersenyum.

"Owh! Terima kasih atas informasinya ya! Kalau begitu aku ingin membeli 1 kotak buah Ceri nya! " Balas si gadis sambil mengambil 1 kotak berisi buah ceri.

Potong scene ke dekat suatu pohon tinggi.

setiba disana dia menoleh keatas dan melihat ada seorang remaja laki-laki berambut Hitam mengenakan celana panjang warna biru tua (Blue jeans), berkaos warna hitam, sedang tertidur di salah satu ranting kuat di pohon tersebut.

Gadis itu mencoba memanggilnya "Kirigaya?, Kirigaya? " si cowok tidak memberikan respon kemungkinan ia tidak mendengarnya, gadis itu memasang wajah cemberut, karena si cowok tidak merespon apapun lalu ia mendapat suatu ide agar dia merespon.

(Kazuto POV)

"Zzzz...zzz " sedang merasakan suasana tenang dihembus udara yang sejuk di ranting pohon.

*Srak!, Srak!, Srak!* tiba-tiba aku mendengar sesuatu di sekitar pohon yang kutiduri dan aku merasakan pohon menjadi sedikit berguncang yang terlintas di pikiranku adalah 'goncangan apa ini?apakah ini dari binatang yang sedang memanjat?,tapi aku rasa tidak ada hewan seberat ini!' beberapa saat setelah pohon bergoncang karena penasaran aku membuka mataku perlahan.

"Hmm? " gumamku dan seketika di depan pandangan aku melihat wajah perempuan berposisi terbalik, dia bergelantung di ranting atas mengenakan kakinya sebagai pengunci sehingga dia berposisi terbalik,rambut berwarna pirang dan berponytail panjang dan wajahnya berhadapan langsung ke arah wajahku sejauh 5 Cm. Aku pun terkejut dan dia memanggilku "kau Kirigaya Kazuto kan? "

"WHAA!? " teriakku terkejut dan tiba-tiba aku terpeleset dari ranting dan jatuh ke daratan.

*BRUK! * benturan keras di tanah.

End PoV

Di tanah Kazuto mengelus kepalanya yang sakit akibat benturan tadi lalu tidak lama kemudian perempuan yang ia lihat barusan mendarat juga ke tanah namun dengan pendaratan sempurna sehingga ia berhasil mendarat dengan kedua kakinya menyentuh tanah terlebih dahulu di depan Kazuto , ia pun protes kepada gadis itu "kamu ini apa-apaan sih!? Bahaya tau, mengejutkan seseorang yang sedang tertidur...aduh! " Rintihnya lagi melanjutkan mengelus kepalanya lagi.

Gadis itu tertawa serontak "hehe,maaf jika aku mengejutkanmu tadi, tapi ada sesuatu yang penting yang harus aku beritahu kepadamu " balasnya sambil tersenyum.

Mendengar gadis itu ada berkata sesuatu yang 'penting', kazuto bergumam bingung sambil menoleh ke wajah si gadis "Hm..?"

"Aku 'Yuuki Cheria', member dari Kerajaan yggdrasil 'Knight Of Blood'- " ucapan Cheria terpotong oleh kazuto yang berseru.

"Hey! Ayahku juga bekerja disitu sebagai ksatria! " Seru Kazuto sambil tersenyum.

"..."Cheria diam sejenak terkejut dengan seruan Kazuto barusan.

"Kalau begitu, aku sudah bisa pastikan kalau orang difoto ini adalah ayahmu bukan? " Tanya Cheria sambil menunjukkan foto seseorang yang ia keluarkan dari kantung bajunya.

Kazuto mengamati foto tersebut dan berseru "Yap! Dia orangnya, jadi bagaiman keadaannya? Apa dia baik-baik saja disana? " Tanya Kazuto ke Cheria.

Tiba-tiba Cheria memberi pandangan berduka ke kazuto dan menundukkan kepalanya "aku minta maaf, untuk memberikan kabar ini kepadamu namun kuharap kau bisa tabah dengan kejadian ini, ayahmu, 'Kirigaya Kazu' telah meninggal dunia... " Ucap Cheria memberi kabar duka, Kazuto mendengar hal ini langsung terkejut.

"A-APA! " Kazuto Kaget mendengar Cheria tiba-tiba memberi kabar ayahnya meninggal.

"Ada sebuah insiden dimana Ayahmu terlibat di sebuah misi rahasia dan tidak kembali lagi ke kerajaan..." Ucap Cheria memberikan penjelasan lanjut lalu dengan rasa kesal Kazuto memotong.

"T-T-Tunggu dulu! Ayahku itu seorang ksatria yang hebat! Bagaimana dia bisa tewas!? " Tanya Kazuto ke Cheria meminta penjelasan detail.

"Aku minta maaf, tapi informasi detail bagaimana ayahmu terbunuh itu telah dirahasiakan oleh Knight of Blood..." Jawabnya ke kazuto, mendengar hal ini Kazuto makin kesal.

"KAU BILANG KEPADAKU KALAU KAU TIDAK BISA MEMBERIKAN PENJELASAN BAGAIMANA IA TERBUNUH! HEY ITU KACAU SEKALI, AKU ANGGOTA KELUARGANYA! " Kesal Kazuto ke Cheria.

"Maaf aku hanya dikabarkan begitu oleh atasan Knight of Blood, tapi kalau kau ingin informasinya kau bisa datangi Knight of Blood di ibukota Yggdrasil- " Ucap Cheria terpotong.

"Aku akan kesana! Dan bergabung dengan Knight of Blood! " Ucap kazuto.

"Hmm, tidak semudah yang kau bayangkan untuk masuk menjadi anggota Knight of Blood " Balas Cheria.

"Berikan aku kertas duka itu! " Ucap Kazuto menyuruh Cheria memberikan kertas tengtang kabar duka yang ia pegang, lalu Cheria memberikan kertas tersebut dan tidak disangka-

*SRAAK! * Kazuto tiba-tiba merobek kertas tersebut menjadi dua dan membuangnya.

"Dengar ya! Aku tidak mau menerima kabar langsung seperti tiba-tiba kau memberitakan kalau ayahku meninggal, aku tidak percaya sampai aku melihat jasadnya di mataku sendiri! " Tegas Kazuto ke Cheria.

Lalu dengan tenang Cheria mengeluarkan selembar kertas lagi dari selippan di punggung namun kali ini kertasnya berwarna coklat dan sebuah pedang berwarna hitam yang ia gantung di punggung.

"Kalau keputusanmu begitu, aku tidak melarangmu tapi kurasa kau perlu kertas dan pedang ini! " Ucap Cheria ke Kazuto memberikan kertas berwarna Coklat.

"Pedang Elucidator ayahku! Dan...Kertas apa ini? " Kazuto mengambil pedangnya dan Bingung melihat kertas tersebut.

"Hehehe itu kertas berbahan karton " jawab Cheria

"Hei aku tidak tanya bahannya!, tapi aku tanya isi di kertas ini! " Balas Kazuto.

"Itu adalah formulir pendaftaran untuk KoB " Jawab Cheria ke Kazuto.

"HAH! MAKSUDMU AKU HARUS MASUK SEBAGAI PEMULA DULU! " Kaget Kazuto.

"Yaa, tidak semudah itu kan ku bilang kepadamu untuk mendapati informasi privasi di Knight of Blood " Balas Cheria dengan senyum.

"Bisa tidak kau membantuku untuk dapat masuk kesana dengan cepat? Ayolah kau salah satu member nya kan! " Bujuk Kazuto ke Cheria.

Cheria tertawa serontak dan membagikan kazuto sedikit sifat kebiasaan "Ara-ara, kalau semua member KoB diizinkan untuk bisa mengapply orang secara asal-asallan pasti akan ada orang gelap yang akan menghianati sang puteri besar yggdrasil, Kazuto baka " Balas Cheria ke Kazuto sambil tersenyum.

"Huuuaah, sial! " Ucap kazuto menghela nafas kecewa dan kesal.

"Kalau begitu! Aku pamit untuk kembali ke KoB, masih ada urusan lain yang harus aku selesaikan disana, semoga harimu menyenangkan! " Pamit Cheria ke kazuto sambil melambaikan tangan lalu berjalan menjauh dari kazuto.

Kazuto melihat kembali kertas pendaftaran lalu menoleh ke langit yang berwarna biru dengan matahari yang bersinar.

"Ayah! Jika memang kita ditakdirkan untuk bertarung demi dunia, aku tidak akan ragu, tenang saja yah aku pasti akan menyelamatkanmu! " Ucap Kazuto sambil menatap langit.

Cutscene sampai di suatu malam sepi, desa Valdreik dekat daerah negara Radiant.

Desa sepi di malam hari, jalan penuh tanah dan kubangan lumpur, penerangan minimalis dan hanya memiliki 1 kantor kepala desa, desa Valdreik sebelum perang 15 tahun adalah desa ramai mau dimalam dan disiang penduduknya lumayan ramai dan desa Valdreik adalah pusat belanja bagi orang negara radiant namun kini...

*krik!, krik!, krik!* suara binatang jangkrik menyuarai malam.

*splash!, splash!, splash!* suara langkahan kaki seorang perempuan membawa payung terbuka dan menggenakan kimono panjang.

Ia sedang berjalan menelusuri desa valdreik namun dengan sesaat ia berhenti melangkah dan...

*ZWuu!, Zlash!, Jleb!* bunyi suatu benda tajam melesat cepat ke arahnya namun dengan sigap ia berhasil menghindar ke kiri dan membuat benda tajam itu membelah setengah payung miliknya dan menancep di tanah.

"..." dia terdiam menatap ke senjata yang barusan dilempar seseorang lalu ia menoleh ke arah datangnya benda dan tidak disangka ia melihat seorang pria berumur 40an menggenakan topi jerami, berkimono abu-abu serta celana putih berdiri diatas genting.

"Khuhehehe tidak disangka aku dapat bertemu denganmu 'si dewi perang' !" Tertawa pria tersebut sambil menunjukkan wajahnya seperti orang nafsu.

'Anggota grup KoB? Oh bukan rupanya dia seorang pembunuh bayaran sepertiku ' Batin gadis itu melihat wajah ke pria itu.

"Berikanlah nyawamu kepadaku, 'dewi perang'! Sangat pintar sekali ya, kau sesudah perang besar usai, kau kabur dan menghilang sehingga orang melupakanmu khuhehehe " Tertawa jahatnya.

Gadis itu menghela nafas panjang *hah...* dan berkata.

"Aku tidak tau siapa yang kau maksud si 'Dewi perang' itu tapi kalau aku jadi dia, melarikan diri adalah tindakan yang bodoh karena dia akan melewatkan pertarungan di latar belakang seperti ini dan namanya pasti akan mahal sekali harganya bukan? " Balas Gadis tersebut sambil tersenyum sinis kecil dan dengan mata tajam.

"khuhehehe, bersiaplah untuk mati! DEWI PERANG! " Ucap pria tersebut lalu dengan sigap ia menarik tangan kanannya ke atas.

*SYUUUT! * bunyi suatu benang tipis yang dijulur.

Mata gadis tersebut menoleh ke belakangnya dan benar saja, ia melihat ada sesuatu yang bersinar-sinar yang dililit di benda yang ia lempar barusan kemudian ia melihat detail benda tersebut, itu adalah senjata shuriken besar berbentuk bintang dengan 4 mata pisau dan tengahnya dililit benang sehingga dapat ditarik jika ia perlukan, melihat salah satu mata pisaunya mengarah ke punggungnya ia menghindar lompat ke kanan.

"Hup! " Seru ia melompat menghindar dari shuriken tersebut dan berhasil, kini ia melihat ke pria yang diatas genting rumah tadi.

"Khuhehehe, hebat sekali kau bisa menghindar dan bertindak dengan cepat, kalau orang awam atau sebagian anggota KoB pasti tidak bisa melakukannya, memang si dewi perang itu hebat ya aku jadi semangat bertarung, tunjukkanlah kekuatan penghabisanmu yang kau keluarkan waktu perang besar itu " Ucapnya ke si gadis.

"Wah wah sekarang kau sedang mencoba sombong, sebaiknya kau hentikan basa-basi mu itu dan mendekatlah kemari, kau tidak bisa merasakan kesenangan bertarung 1 lawan 1 jika bermain jarak jauh bukan? " Balasnya mencoba memberikan umpan.

"Kuharap kau menyesal mengharapkanku untuk mendekatimu khuhehe! " Ucapnya lalu ia melompat dari genting lalu ia menggenggam shuriken besar miliknya lalu.

*tap!,tap!,tap!,tap!* ia berlari menghampiri gadis tersebut.

Melihat pria tersebut sudah mendekat, ia mengarahkan tongkat bekas payungnya untuk berhadapan dengan shuriken besar milik pria tersebut.

*TRANG! * Suara kencang shuriken beradu dengan tongkat bekas payung milik si gadis.

"Ah! Kuat sekali tongkat bekas payung itu! Katakan kepadaku senjata rahasia apa yang kau sembunyikan didalamnya? " Ucap pria itu.

Dengan sigap gadis itu melepas aduannya dengan menunduk dan berputar membelakangi pria tersebut lalu dengan cepat ia mengeluarkan sesuatu dari kimono miliknya dan-

*Ceklek!, DUAR! * Suara kencang Senapan api.

"KHUaaak! " Rintih pria tersebut terkena peluru senapan api si gadis, pelurunya menembus bagian jantung miliknya dan membuat ia ambruk ke tanah.

*Bruk!, tring! *

"Kghe, S-Sebuah Pistol! " Terkejutnya melihat senjata si gadis gunakan barusan.

"Kesalahan terbesar bagi petarung sepertimu adalah mengeluarkan senjata rahasia di awal, yang namanya senjata rahasia itu adalah kau menggunakannya disaat musuhmu lengah bukan? " Balas si gadis yang berdiri dan melangkah perlahan ke si pria sambil mengarahkan pistol magnum miliknya ke kepala si pria.

Melihat dirinya akan berakhir ia menanyakan permintaan terakhir.

"S-sebelum aku mati, Beritahu aku siapa namamu!? " Ucapnya.

Dengan pandangan dingin gadis itu menyiapkan peluru selanjutnya.

*Ceklek!, DUAR! *

Tembakan tepat di ubun kepala sehingga si pria tewas seketika.

"Aku 'Yoshino Sanada' anak dari ksatria tangguh 'Yoshino' yang dulu bertarung keras demi perdamaian namun kini dibuang... *memandang mayat si pria* agak mengecewakan ya, kau tewas dengan cepat bahkan dengan aku tidak membawa tombak andalan milikku kuharap kau mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi, selamat tinggal " Ucap Sanada lalu ia menaruh kembali Senapa magnum miliknya kedalan kimononya lagi dan mulai berjalan lagi meninggalkan desa Valdreik.

Di perjalanannya setelah keluar dari desa, Sanada melihat seseorang bersandar di pohon sambil bertepuk tangan.

*Clap! Clap!, Clap!* suara tepukan tangan.

"Tidak diherankan lagi kehebatan darimu Sanada, kau memang seorang pembunuh profesional, kau tau? Orang yang kau bunuh barusan bayarannya juga hampir sama sepertimu " Ucap nya ke Sanada

"Jika saja ia lebih menggunakan tindakan dibanding omongan, pertarungan tadi pasti bisa lebih menyenangkan lagi " Balas Sanada.

"Dia adalah seorang pembunuh bayaran, 'Shinoyama Raven' bayaran untuk kepalanya adalah 5.000.000 Ruth " Ucapnya. ('Ruth' mata uang negara Radiant, sekitar 50 juta )

"Hooh, kalau begitu aku sedang beruntung, aku tidak usah susah mencari uang, karena musuh 'Dewi perang' yang aktif dilatar belakang bakal datang sendiri kepadaku satu persatu " Ucap Sanada sambil mengeluarkan kalung besi bersimbah darah dan berisi nama bekas si Raven yang sempet Sanada Ambil pada saat berputar cepat ke belakang tubuhnya.

"Hooh sempat-sempatnya kau mendapati kalung itu " Seru pria itu ke Sanada.

"Hmph, ini hanya sebagai barang bukti, jasadnya kubiarkan saja di desa Valdreik lagipula dipagi hari pasti ada polisi yang menemukannya, ini kubawa ke boss sebagai bayaran " Seru Sanada kemudian ia menaruh kembali.

"Namun bukankah menjadi tidak adil menurutmu bukan? " Tanya pria tersebut.

"Ya, Dia yang melakukan perang di waktu itu, aku yang membersihkan sisa sampahnya " Jawab Sanada.

"Kalau kau bertemu hadapan muka dengan si 'Dewi Perang' ini, apa yang akan kau lakukan? 'Dewi perang Sanada' ? " Tanyanya lagi.

Dengan pandangan serius ke wajah si pria dan dengan tatapan dingin ia menjawab "Aku ingin membunuhnya... ".

To be continue :D

Read and Review :3

Character info

Cheria

(nama 'yuuki' miliknya adalah Salju)

-Member dari Knight of Blood-

Usia: 35

Rambut: pirang, diikat ponytail panjang

Mata: Ungu

Relasi: ayah(meninggal waktu usia 5 tahun), ibu(meninggal tidak lama sesudah cheria lahir).

Tempat Lahir: Desa Avalon (daerah pedalaman Yggdrasil)

Setelah ayahnya meninggal, Cheria dirawat oleh kepala desa dan jadikan ia seperti anak kandung karena ia tidak diberi kesempatan memiliki anak kandung, setelah umurnya remaja dia meninggalkan desa Avalon dan berkelana.

Sanada

-si Dewi perang Yoshino Sanada-

Usia: 4 (1996), 17 (2009)

Rambut: Biru, dibentang lurus hingga pinggang

Mata: Cyan

Relasi:Ayah,Ibu,kakak laki-laki,Adik laki-laki (Meninggal di penyerangan desa Fiores)

Tempat Lahir: Desa Fiores (Daerah perbatasan negara Yggdrasil dan negara Radiant)

Belum ada yang mengetahui bagaimana ia dapat bertahan hidup hingga remaja sesudah rumah dan desanya hancur di penyerangan desa fiores, di umurnya yg ke 15 dia bergabung dengan suatu organisasi untuk mengetahui pelaku yang menyerang desanya dan karakteristik dia bertarung masih misterius tapi ada rumor mengatakan dia bertarung seperti 'Demon' yang membunuh cepat tanpa sempat membuat lawan berteriak.