Yunjae story
Disclaimer: not mine...their own theyselve, but JUNSU is MINE!
Genre: Friendship/ romance
Warning: slash content, no bashing, but receive flamer
Coffee Prince
prologue
.
.
.
"Kim Jaejoong, apa jawabanmu?" dengan sabar Yunho menanti sebuah jawaban yang keluar dari bibir pemuda yang ada dihadapannya itu. Seorang pemuda yang tingginya tidak lebih tinggi dari Yunho. Pemuda bernama Kim Jaejoong tersebut hanya menelan ludah sesaat.
Mimpi apa dia semalam tiba-tiba ditembak oleh seorang pemuda. Ingat seorang PEMUDA!
Apalagi Jaejoong sama sekali tidak terlalu mengenal pemuda tinggi dihadapannya itu. Hanya yang ia tahu, bahwa pemuda dihadapannya adalah seorang pengunjung setia di caffe tempatnya sedikit menghembuskan nafasnya, Jaejoong mempersiapkan kata-kata yang akan dia keluarkan.
"Maaf...Jung Yunho-sii, banyak yang harus ku perjelas disini. Pertama, aku tidak begitu mengenalmu. Kedua, aku seorang PRIA. Dan ketiga, AKU SAMA SEKALI BUKAN SEORANG GAY! Kurasa, Pernyataan terakhirku tadi cukup membuat mu mengerti apa jawabanku setelahnya." Jelas Jaejoong dengan wajah datar dan intonasi yang dibuat setenang mungkin.
"Aku juga bukan seorang GAY," Celetuk Yunho yang memaksa Jaejoong memijit keningnya sejenak.
Terus, dengan menembak seseorang dengan jenis kelamin sama itu namanya apa?
"Aku hanya tertarik kepadamu Jaejoong-ah, tepatnya ini bisa disebut sebagai Jaejoongsexual." Lanjutnya lagi diiringi kekehan. Jaeoong melotot sekaligus merinding dibuatnya.
Demi dewa apapun! Jaejoong masih normal! Dia masih suka dengan makhluk Tuhan paling sexy bernama WANITA dan juga dada yang 'berisi'.
"Eehem, begini Jung Yunho-sii,"
"Hei! Jangan memanggilku seformal itu Jaejoong-ah,!" ujar Yunho memotong penjelasan Jaejoong sembari menepuk punggung Jaejoong dengan 'sok' akrab.
"Panggil saja aku Yunho, emmYunnie juga boleh kok, biar mesra kesannya." Lanjut Yunho lagi dengan senyum tanpa dosanya masih melekat di wajah musangnya.
Jaejoong spechless dibuatnya. Pemuda dihadapannya ini autis apa bukan sih? Batinnya mengeluh.
"Kau tidak perlu menjawab sekarang Jaejoong-ah, bagaimana kalau kita mengawalinya dengan sebuah pertemanan terlebih dahulu? Dan dengan berjalannya waktu nanti, kuharap kau mempunyai perasaan yang sama terhadapku, ne."
"Kalau begitu...," sambungnya lagi dengan mengulurkan tangan kanannya, menunggu tangan yang lain menyambut.
"Jung Yunho imnida, 19 tahun mahasiswa jurusan seni dan budaya. Mari berteman dengan sangat baik Kim Jaejoong-ah. Mulai dari saat ini." Dengan pede nya Yunho menjabat tangan kanan Jaejoong dengan paksa.
Wajah Jaejoong memerah. Bukan...bukan karena dia tersipu atas pernyataan cinta pemuda yang bahkan usianya terpaut 6 tahun jauh dibawahnya. Tapi wajahnya memerah karena menahan amarah dan juga hasrat ingin membanting pemuda bermarga Jung tersebut yang memasang cengiran di wajah menyebalkannya itu.
"Akh, ngomong-ngomong...tanganmu halus sekali Jaejoong-ah. Seperti tangan seorang wanita, selain berwajah begitu cantik, apa dadamu juga 'berisi'?" sambungnya lagi berusaha meraba-raba dada bidang Jaejoong.
Kesabaran Jaejoong yang sedari tadi diuji, habis juga.
Tangannya mengepal erat. Untung saja kepalanya tidak berasap.
Dasar namja kurang ajar!
Brengsek!Batinnya lagi.
Berani-beraninya dia meragukan kejantanan seorang Kim Jaejoong yang terkenal memiliki abs luar biasa 'Yummy'!
"JUNG YUNHO!"
"BUAGHHHHHHHHHHHH! DASAR REMAJA KURANG AJAR KAU!" makinya diiringi sebuah tinjuan gratis di pipi kiri Jung Yunho, yang nantinya bakal berakibat lebam untuk beberapa hari kedepan.
My...my...poor Jung Yunho. Kau pikir bakal semudah itu menaklukkan seorang Kim Jaejoong, hah?
.
.
.
.
Kim Jaejoong, pemuda yang luar biasa tampan –dan juga cantik disaat bersamaan – berusia 25 tahun dan berprofesi sebagai seorang Barista di sebuah Coffee Bar mewah ternama di Seoul, Coffe Prince.
Hari ini harus mengawali harinya dengan perasaan sebal luar biasa.
Bagaimana tidak? Jika saat bekerja, dia harus direcoki oleh pemuda tanggung yang sedang dalam masa 'musim semi' nya itu. Duduk dengan setia di salah satu kursi yang tersedia di tempatnya bekerja.
Junsu, salah satu waiter dan juga rekannya di Coffee Prince, mengulum senyum melihat tampang cemberut Jaejoong.
Junsu menghampiri remaja tersebut, dengan membawa secarik kertas orderannya.
"Kau ingin memesan apa Yunho?" pertanyaan yang hampir setiap hari ditanyakannya kepada pemuda tersebut.
"Junsu-ya, seharusnya kau tidak perlu bertanya apa yang akan ku pesan, bukankah kau seharusnya tau." Jawabnya sesekali melirik Barista incarannya yang kini tengah menyiapkan pesanan kopi hitam murni tanpa ampas dan tanpa gula untuk seorang customer lainnya, yang duduk di seberang bangku Yunho. Seorang customer setia juga layaknya Yunho. Tapi, customer misterius tersebut –yang Yunho tidak tau namanya– selalu menyendiri dengan tatapan sedihnya menatap keluar jendela.
"Caffe Borgia, maksudmu. Seleramu fresh anak muda." Balas Junsu sembari menuliskan pesanan Yunho.
"Ya ahjussi, se fresh rekanmu itu," celetuk Yunho masih menatap intens kepada Jaejoong
"Ada yang lain?" tanya Junsu lagi mengerling sedikit pada Jaejoong, lalu kembali fokus pada kertas miliknya.
"Waffle rasa jeruk." Jawab Yunho
Junsu menggeleng, dasar pemuda rasa jeruk!
Minuman bahkan cemilan pun tidak jauh dari aroma jeruk.
"Baiklah, tunggulah beberapa saat pesananmu, selama menunggu, silahkan nikmati 'hidangan' yang tersedia dihadapanmu itu, eukyang-kyang! Tapi berhati-hati agar tidak kembali lebam hahaha!" ujar Junsu kemudian meninggalkan Yunho yang hanya membalas perkataannya dengan sebuah cengiran nakal.
Dasar Ahjussi, tau saja apa yang sedang diincarnya di Coffee Prince ini.
.
.
Junsu menyerahkan kertas order kepada Jaejoong
"Pelanggan setiamu Jae, secangkir Caffe Borgia tentunya." Ujar Junsu menyerahkan secarik kertas pada Jaejoong, yang disambut dengan tampang super bete nya. Lalu Junsu berjalan menemui SeungRi, pembuat waffle handal di Coffee Prince tersebut.
Pemuda berwajah tegas namun berhati lembut itu rekan lain Jaejoong selain Junsu –tentunya–, dan ada juga remaja pekerja part time lainnya yaitu Shim Changmin, yang tak lain adalah teman kuliah Yunho dengan jurusan yang berbeda. Karena Changmin lah, Yunho mengenal Jaejong.
"Waffle Gelato dengan toping selai jeruk." Junsu pun menyerahkan kertas lainnya pada SeungRi.
"Selera yang unik." Celetuk SeungRi. Lalu dengan lihai nya mengolah adonan tepung yang masih mentah kedalam cetakan waffle yang sudah dipanaskannya.
Dilain tempat, Jaejoong dengan setengah hati membuatkan pesanan Yunho. Biar bagaimanapun, suka atau tidak, Yunho adalah seorang pelanggan, yang tidak mau Jaejoong kecewakan. Jaejoong seorang profesional ternyata.
Dengan cekatan dan berhati-hati, dia mencampurkan perpaduan kopi, aroma jeruk dan susu tersebut kedalam cangkir yang dipersiapkannya. Setelah itu menambahkan whipped cream dan beberapa potong jeruk Sunkist diatasnya.
Finish.
Yup! The simply one of the best flavoured coffee. Selera Yunho boleh juga dalam hal per-cappucinno-an, puji Jaejoong dalam hati.
"Su-ie!" panggilnya pada Junsu yang tengah asyik membaca sebuah buku misterius yang telah disampulnya dengan kertas kado warna biru laut dan bermotif lumba-lumba. Terlihat sekali kalau Junsu ingin menyembunyikan apa isi sebenarnya dari buku yang tengah dibacanya. Jaejoong yakin sekali kalau buku yang selalu dibawa Junsu kemanapun, dimanapun, dan kapanpun itu adalah buku dengan isi yang 'iya-iya'.
'Aku yakin itu buku porno' batin Jaejoong. Karena Junsu tidak mengijinkan siapapun melihat isi dari bukunya itu. Pernah suatu kali, Jaejoong yang dihantui oleh rasa penasaran tingkat tinggi, mencoba mengambil buku yang terselip disaku celana Junsu – yang tengah tertidur –. Tapi gagal. Karena detik berikutnya, Junsu terbangun. Dan dengan gayanya yang santai dia berkata,
"Aku tidak akan bertanggung jawab terhadap kepolosan matamu nantinya bila sudah melihat buku ini, Chagya~" dengan suara sok di sexy-sexy kan dan sedikit hembusan nafas di sekitar telinga Jaejoong, kontan membuat Jaejoong mati gaya dan sekujur bulunya merinding. Dia jera setelahnya.
#
Junsu berjalan dengan tray di telapak tangan kirinya, berjalan dengan elegant sembari membawa pesanan Yunho .
"Silahkan anak muda, ini pesananmu." Junsu meletakkan pesanan Yunho diatas mejanya.
"Terima kasih Junsu-sii"
"Akh, sekalian kau bisa sampaikan kertas ini pada Barista 'cantik' yang tengah merengut disana?" pinta Yunho menunjukkan secarik kertas pada Junsu yang dilipat dua olehnya. Dan disambut dengan tatapan tanya oleh Junsu.
"Apa ini?" tanya Junsu.
"Surat cinta hehehe..." jawab Yunho diiringi kekehan, membuat Junsu memutar bola matanya.
Dasar anak muda jaman sekarang
Junsu melirik Jaejoong sejenak, lalu sebuah senyum nakal terukir diwajahnya.
Kesempatan. Jiwa matre Junsu pun aktif.
"Berapa kau akan memberi ku upah?" tanya Junsu
"Hah?"
"Hei! Didunia ini tidak ada yang gratis anak muda!" yunho meringis mendengarnya.
Dia pernah dengar dari Changmin, kalau Junsu terkenal sangat matrealistis. Dan jangan juga lupakan sifat mesum tersembunyinya.
Yunho segera memberikan selembar uang keatas tray milik Junsu. Dengan senyuman malaikatnya, junsu mendekat kearah Yunho
"Aku hanya sedikit memberimu saran dan peringatan lo, jangan sekali lagi kau mengatakan Jaejoong cantik. Aku jamin dalam 2 detik kedepan, kau akan dibawa dengan hormat ke rumah sakit." Jelas Junsu setengah berbisik. Dia menegakkan kembali tubuhnya, lalu berjalan santai sembari melambaikan kertas pemberian Yunho pada Jaejoong.
Jaejoong menerima kertas yang diberikan Junsu kemudian membukanya.
J'T AIME MY PRINCE KIM JAEJOONG! YOURE SO BEAUTIFULL TODAY
Wajah Jaejoong berubah sangar, dia benci di katai cantik oleh siapapun. Jaejoong memberikan tatapan gratis ala samurai kepada Yunho yang asyik menebarkan ciuman jarak jauh padanya. Bersiap menebas – kalau bisa – lehernya, mengeluarkan isi otak tumpul anak muda tersebut, bahkan Jaejoong tidak yakin bila dikepala Yunho itu ada otaknya.
Dalam sekejap,kertas tersebut telah berbentuk robekan-robekan kecil dan berakhir naas di tong sampah. Bentuk kekesalan luar biasa dari Jaejoong
Jung Yunho! Kau cari mati ternyata.
.
.
.
.
.
End/TBC?
Notes:
Yup~
Sekedar perkenalan dulu. Ternyata buat drabble itu susah! Musti irit kata pula!
Kemaren, q pernah bilang bakal gak nulis lagi ff, ehhhh ternyata mereka *nunjuk pict di atas* selalu menghantui pikiran q
Awalnya ff ini tertuang tanpa draft sedikitpun, hanya menuangkan apa yang ada didalam pikiran sekedar pelepas stress. Makanya agak pontless.
Aku sedikit membayangkan Yunho yang rada hiperaktif, super pede, dan kekanakan. Jaejoong yang dewasa, tenang, tapi polos disaat bersamaan, Junsu yang easy going, matre dan diam-diam ternyata mesum#dibantai junsu.
Thanks for reading
BIE
