Title : From sea

Disclaimer : Naruto belong to Masahi Kishimoto.

Genre : Mystery / Romance

Rated : T

Warning : AU, OOC, Typo, dll

Keterangan : Italic: Flashback

Bicara langsung : "aaaaaaaaaaa"

Bicara dalam hati : 'aaaaaaaaaa'

Hai semua ini fic pertamaku. Maaf ya kalo ceritanya gaje, harap maklum ja karna author yang satu ini amat gaje gak ketolongan.. xixixi *ditampol reader* Ok, minnasan saya gak mau banyak cing-cong. Pleaseeeee RNR ya… O'ya aku terima flame kok, tapi jangan karna PAIRING! So, don't like? Don't read!

Karena perpindahan tugas ayah,

Aku pindah ke sebuah kota kecil,

Dimana aku bisa memandang laut

Pindah sekolah…

Aku baru pertama kali merasakannya

Dan ternyata rasanya tidak menyenangkan…

Tidak punya teman dan

Rasanya tidak bisa tenang…

Selain itu kota ini bukan

Juga sebuah dusun,

Namun bukan juga sebuah

Kota besar…

Terinspirasi dari komik ghost garden yang bagian "dari laut" hiroko kazama dan sisanya dari otak saya yang GAJE ini.

Pagi yang indah di sebuah kota kecil, Amegakure… Mentari bersinar terik menebarkan kehangatan ditengah kesunyian kota. Kota yang begitu damai disapukan pemandangan laut yang indah dengan bukit-bukit disekelilingnya. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata, gradasi antara birunya laut dan hijaunnya bukit menampilkan keindahan tersendiri anugerah dari sang maha pencipta.

Amegakure memang hanya sebuah kota kecil yang tak semegah dan sepadat Konohagakure. Walau demikian Amegakure memiliki keunggulan tersendiri, meski tempatnya agak terpencil. Keindahan panorama alamnya memiliki nilai plus untuk kota ini. Apalagi dengan suasananya yang aman, tenang, damai, kekeluargaan, dan tentram. Amat kondusif bukan? Bagi mereka yang ingin melupakan kepenatan pekerjaan atau untuk seorang penulis yang membutuhkan ketenangan dan inspirasi dalam menulis ceritanya… Intinya Amegakure adalah kota impian! Ditambah lagi dengan tata ruangnya yang amat sangat sederhana, hanya rumah-rumah penduduk diselingi rimbunnya pepohonan diantara laut dan bukit…

Fakta mengenai keindahan Amegakure memang tak kan pernah habis untuk diceritakan! O'ya satu lagi fakta yang hanya dimiliki oleh Amegakure. Kota ini terkenal dengan curah hujannya yang tinggi, maka pantaslah jika Amegakure dijuluki kota hujan. Yes, Amegakure is rainy city. Jadi bukan hanya Indonesia dengan Bogornya sebagai kota hujan! Tapi, ada Amegakure. Karena curah hujannya yang tinggi itulah, Amegakure mendapatkan banyak manfaat yang tak terkira…

Akibat curah hujannya, cuaca di Amegakure amat sangat dingin, tapi tenang tak akan seekstrim kutub utara. Disamping itu ada keunggulan tersendiri dengan curah hujan tersebut. Seperti halnya empat kota lainnya (Konohagakure, Sunagakure, Otogakure, Iwagakure) yang tergabung dalam satu kesatuan Nemonia Country. Amegakure juga memiliki empat musim. Nah, keunggulan Amegakure disini yaitu pada musim panas cuacanya tidak akan sepanas empat kota lainnya. Keuntungan yang amat sangat menggiurkan bukan? Jadi, ayo lewati musim panas kalian di Amegakure!

Its means Amegakure is wonderfull city… Tetapi, nampaknya anggapan itu tidak berarti lagi untuk semua orang. Karena kenyatannya MIKOTO dan SASUKE UCHIHA, ibu dan anak Uchiha ini amat sangat tidak betah tinggal di sini!

.

.

.

"Ugh.. Walaupun sudah dibersikan berkali-kali, tetap saja kotor! Makanya aku benci rumah tua!" Keluh Mikoto dengan tangan yang masih sibuk mengepel lantai.

"Ayah, Ibu aku pergi" Ucap Sasuke sambil berlari mendekati sepedanya.

"Eh, hei Sasuke-kun. Kau mau pergi kemana? Ayo Bantu ibu!" Teriak Mikoto

"Sudahlah, biarkan saja dia pergi. Berbeda dengan di Konoha dulu, tempat ini surga bagi anak laki-laki." Ucap lelaki berwajah tegas nan stoic, Fugaku -ayah Sasuke. Namun matanya tetap tak teralih dari Koran yang digenggamnya.

"Tapi, Ayah…" Belum sempat Mikoto bicara, Fugaku malah memotongnya.

"Hn?" Tanyanya yang entah mengapa hanya terdengar seperti gumaman saja.

"Ah sudahlah." Ucap Mikoto pasrah.

Setelah itu tak ada suara yang terdengar lagi di ruang keluarga. Mereka melewati waktu dengan pekerjaan masing-masing. Mikoto dengan kain pel dan Fugaku dengan korannya…

Sasuke POV

Daripada terus dirumah dan mendengarkan gerutuan ibu yang tak biasa tinggal di kota terpencil. Lebih baik aku jalan-jalan sendiri keluar rumah.

Ternyata pindah rumah tak menyenangkan! Kalau saja ayah tak pindah tugas, pasti kami tak akan pindah. Jika ayah tidak pindah tugaspun, sepertinya kami akan tetap pindah ke sini. Maklum saja rumah ini tak ada yang menunggui setelah kematian Nenek.

Huhh, padahal lebih enak tinggal di Konohagakure. Apalagi disana aku punya banyak teman. Sementara disini, jangankan teman! Kenal seorangpun tidak. Memang sih aku bukan sosok periang yang punya banyak teman, malah sepertinya aku terkesan terlalu dingin dan acuh. Tapi, setelah pindah kesini aku mulai menyadari arti seorang teman.

Kata ibu sih aku belum punya teman karena belum masuk sekolah. Kurasa meski sudah masuk sekolah aku tak akan cepat dapat teman akrab, seperti teman-temanku di Konoha Elementary School (KES). Apalagi teman-teman seperti mereka…

"Hiks.. hiks.. Sasuke-kun jangan sombong ya!"

"Jangan cengeng Sakura-chan, kan masih ada aku."

"Baka! Aku tak butuh kau."

"Aku akan rindu persaingan denganmu Uchiha."

"Begitu juga aku Sabaku."

"Hei kalian ini, tak pernah bosan ya…"

"Hn."

"Dasar kompak!"

"Apa kau bilang?"

"Hahaha…"

"Teme, jangan lupakan aku ya."

"Hiks, hati-hati Sasuke-kun."

"Pasti dobe, arigatou Sakura. Sampai jumpa Gaara. Sayounara.."

Naruto, Sakura, Gaara apa kabar kalian? Hn ternyata musim panas terasa begitu membosankan tanpa kalian teman-teman. Jika kuingat lagi kenangan bersama kalian, tidak akan ada habisnya. Rasa-rasanya aku menyesal selalu bersikap cuek pada mereka. Tapi itulah aku yang selalu bisa menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. Bukannya aku sombong, tapi beginilah aku dengan sifat dasar Uchiha yang melekat di diriku; dingin dan acuh…

Tanpa kusadari, aku sudah mengayuh sepedaku sampai ke bukit. Semilir angin menyambut kedatanganku. Ku hentikan kayuhan sepedaku. Pemandangan indah terpapar di mataku. Rasanya mataku seolah tersihir, sampai tanpa sengaja mata onyx-ku bertemu pandang dengan sepasang mata lavender yang menyejukkan. Eh, tunggu sepasang mata itu, artinya ada orang lain selain aku disini. Benar saja, dihadapanku berdiri seorang gadis berambut indigo panjang, beriris lavender, dan kira-kira usianya seumuran denganku. Aku terkesima dengan penampilannya, terusan ungu pucat yang dikenakannya bergoyang tertiup angin. Hanya satu kata yang bisa mendeskripsikannya, cantik…

'Duh ada apa ini? Sesak tapi hangat …' Ternyata tanpa kusadari gadis indigo ini tengah memelukku dengan amat erat sampai sesak rasanya.

"Ma-maa,f" ujarku singkat dan sedikit gugup sambil kulepaskan tangannya dari punggungku.

"Sa-suke, a-ku percaya… ka-lau me-nung-gu-mu disini, pas-ti hiks ki-ta hiks akan ber-te-mu lagi."

"Eh, kau ini siapa? Kok bisa tau namaku. Lalu kenapa kau menangis?" tanyaku. Baru pertama kalinya aku banyak bicara pada orang yang baru ku kenal.

"Sa-su-ke ayo i-kut…" Ajaknya, sambil menarik tanganku.

End Sasuke POV

Normal POV

"Ayo masuk Sasuke."

'Ah, rumah apa ini? Seperti rumah hantu.' Sasuke mengikuti gadis indigo itu masuk ke rumahnya.

'Aneh, sepertinya aku pernah ke sini dan waktu itu aku juga bersamanya. Ah, tak mungkin. Pasti hanya perasaanku saja.'

Sasuke masih sibuk dengan pikirannya sendiri sampai ia tak menyadari bahwa hanya tinggal dia sendiri di depan sebuah rumah yang bangunannya sudah retak, dengan kaca jendela yang sudah pecah tak karuan. Sekilas saja rumah ini sudah nampak angker dan mendapat julukan rumah hantu. Apakah gadis indigo ini tinggal di tempat ini? Yang benar saja, mana ada manusia normal yang mau tinggal di tempat seperti ini.

Sasukepun tersadar dari lamunannya dan betapa terkejutnya ia saat menyadari sosok indigo itu lenyap dari pandangan matanya.

"HJei, kemana kau? Kau kan yang mengajakku kemari." Tak ada sahutan hanya suara Sasuke yang bergema ke segala penjuru ruangan. Bolak-balik Sasuke mencari sosoknya, namun sia-sia. Gadis itu bagaikan raib ditelan bumi, hilang tanpa jejak. Kemana kah gadis itu? Siapa sebenarnya gadis itu?

TBC

Mind to Review?