Tittle: Beauty and The Beast
Author: Dyorit
Genre: Drama, Angst, Family, Romance
Rating: T
Length: Chaptered (Chapter 1)
Cast: Kai—Kyungsoo
Support Cast: Do Yookyung (OC), Do's Family (for this chap)
Disclaimer: Seluruh cast milik diri sendiri, orang tua, agensi, fans, dan semua yang menyayanginya. Seluruh typo's, cerita, dan EYD yang ancur punya autumn seorang
Warning: YAOI, Shounen-ai, BL, Boys Love, boy x boy, boys love boys, Official Pair!, EYD berantakan, alur ngebosenin, OOC (Out Of Character), typos beterbaran, cerita pasaran, alur ngebut
Author's Note: cerita ini hanyalah fiksi belaka apabila ada kesalahan dalam penulisan gelar/nama, dan melencengnya dari yang seharusnya gue mohon maaf*sungkem* :v
~…~
Keluarga bangsawan Do adalah keluarga terdekat dengan keluarga istana Inggris di banding seluruh keluarga bangsawan Korea. Setiap tahun keluarga istana Inggris selalu mengadakan sebuah pesta dansa, selain sebagai ajang mempererat jalinan persaudaraan antara kaum bangsawan, pesta dansa tersebut juga sebagai ajang mencari jodoh bagi para anak kaum keluarga bangsawan
Keluarga Do sebenarnya memiliki dua orang anak Do Yookyung dan Do Kyungsoo. Dua saudara kembar identik yang hanya terpaut waktu empat menit, mereka berbeda gender, berbeda pemikiran, dan berbeda curahan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tuan dan Nyonya Do hanya mempublikasikan Do Yookyung sebagai anak mereka, dengan kata lain kedua orang penting keluarga bangsawan Do itu menganggap Do Yookyung adalah anak tunggal mereka. Melupakan adik dari Yookyung
Do Kyungsoo memiliki dunianya sendiri, ia tidak terlalu lancar berbicara, tidak ekspresif, penurut, dan teman terbaiknya hanya bunga, Judith yang adalah seorang kepala kebun, dan Mario yang merupakan kepala pelayan, juga seorang pemain piano di gereja yang berada di sebelah mansion keluarga Dobernama Chelsea
Nama barat Kyungsoo adalah Robinson sedangkan nama Yookyung adalah Emmeline, mereka sedang berada di Inggris dan sebisa mungkin mereka hanya akan memanggil nama asing mereka saat berada di muka umum. Kyungsoo selalu di sembunyikan oleh keluarga Do, tidak memperkenalkannya pada dunia, tidak membawanya kemanapun kedua orang tuanya pergi, tidak membawa Kyungsoo ke jamuan makan penting, dan lain-lain. Kyungsoo tidak pernah mempermasalahkannya. Ia tahu, sangat tahu di balik kebaikan Ibunya sebenarnya ia tidak di terima di keluarga Do karena kekurangannya. Setidaknya Judith, Mario dan Chelsea masih menerimanya
"Judith, rose" ucap Kyungsoo pada suatu siang saat ia dan Judith menanam beberapa bibit bunga untuk taman belakang mansion. Judith dengan senyum lebarnya memberikan sekantung bibit bunga pada Kyungsoo
"Judith, Emmeline cantik" ucap Kyungsoo mengulang ucapan Ibunya tadi saat ia secara tidak sengaja lewat di depan kamar Yookyung dan melihat Yookyung sedang di sisir rambutnya oleh sang Ibu
"Robin juga cantik. Seperti Cinderella" puji Judith, ia memang benar. Yookyung dan Kyungsoo adalah saudara identik jadi jika Yookyung cantik Kyungsoo juga pasti seperti itu
"Rose cantik. Judith juga" ucap Kyungsoo sedikit terbata, baginya walaupun Judith sudah memasuki usia kepala empat, tetapi Judith selalu tampak cantik
"Apa Robin mau kue? Tiramisu?" tawar Judith. Kyungsoo mengangguk sebagai jawaban, "Tapi setelah aku berikan Tiramisu, Robin harus belajar oke?"
"Belajar. Ya" ucap Kyungsoo menyetujui
Menjelang jam pesta dansa seluruh lapisan orang yang tinggal di mansion Do di buat gempar. Putri mereka jatuh sakit padahal malam ini adalah malam yang sangat penting, keluarga tidak bisa pergi tanpa Putri kebanggaan mereka
"Sayang, kau benar-benar tidak bisa bangun?" tanya Nyonya Do. Dan wanita berumur sekitar empat puluh tahunan itu semakin gelisah saat melihat gelengan dari sang Putri tercinta
"Dia benar-benar tidak bisa ikut?" tanya Tuan Do setelah Nyonya Do keluar dari kamar Yookyung
"Marry punya sepuluh anak kambing jika tiga anak kambing itu hilang tinggal berapa anak kambing Marry?" samar-sama Tuan dan Nyonya Do mendengar suara. Itu suara Judith dari kamar sebelah, perlahan Tuan dan Nyonya Do mengintip apa yang kepala kebun mereka lakukan di kamar anak mereka yang satunya
"Tujuh?" tanya Kyungsoo, Judith memberikan sebatang lollipop sebagai hadiah atas keberhasilan Kyungsoo menghitung
"Suamiku apakah kau berpikiran sama seperti apa yang aku pikirkan?" Tuan Do mengangguk kecil. Tetapi wajahnya terlihat sangat ragu
"Kurasa ini tidak akan berhasil" ucap Tuan Do ragu
"Tidak ada cara lain, hanya untuk malam ini, suamiku" ahirnya dengan helaan nafas panjang Tuan Do mengangguk menyetujui
Keluarga Do sampai di sebuah ball room mewah pada pukul delapan malam tepat. Sang Ibu menggandeng seorang gadis bergaun merah tua yang panjangnya hingga ujung kaki dengan tatanan rambut sedemikian rupa, poni depannya yang panjang terlihat sangat kontras dengan mata bulat gadis itu. Tidak ia bukan gadis dia adalah Kyungsoo, Kyungsoo terlihat terkagum-kagum dengan disain interior tempat mewah itu. Sang Ibu membalik tubuh putranya agar mengharap ke arahnya. Sedikit merapikan tatanan rambut palsu Kyungsoo yang sedikit berantakan
"Dengarkan Ibu, jika ada yang bertanya siapa namamu. Bilang namamu Emmeline" sang ibu mewanti-wanti
"Emmeline cantik"
"Ya, Emmeline memang cantik. Jadi jangan lupakan itu mengerti?" ucap ibunya kembali mengulang. Kyungsoo mengangguk, "Siapa namamu?"
"Emmeline"
"Anak pintar, jangan berbicara dengan orang asing. Jangan terima ajakan untuk berdansa dari orang lain, mengerti?" ucap ibunya kembali. Kyungsoo mengangguk patuh
"Oh, lihatlah Emmeline benar-benar tumbuh menjadi gadis yang cantik" puji seorang lelaki paruh baya. Tuan Do tersenyum, senyum yang menyiratkan rasa terima kasih
"Anda terlalu menyanjung" Kyungsoo memandang wajah lelaki paruh baya itu dengan mata besarnya yang berkilat bingung. Lelaki paruh baya itu terkekeh melihat ekspresi Kyungsoo
"Tidak biasanya Emmeline memandangku dengan tatapan seperti itu" Nyonya Do panik. Ia memutar otaknya agar dapat keluar dari pembicaraan itu
"Oh, Emmeline apakah kau mau makan kue?" tanya Nyonya Do, mencoba mengalihkan pembicaraan. Kyungsoo mengangguk, "Kalau begitu saya permisi dahulu" pamit Nyonya Do lalu menarik Kyungsoo untuk ke meja di mana makanan tersedia. Nyonya Do mengambil sepiring kecil cake dengan cream dan potongan strawberry lalu di berikannya pada Kyungsoo
"Dengerkan Ibu. Ibu mau ke kamar mandi sebentar, jangan kemana-mana. Jangan menerima ajakan orang untuk berdansa mengerti?" Kyungsoo kembali mengangguk patuh. Dan sang Ibu pun berlalu pergi
Seorang lelaki terlihat memperhatikan Kyungsoo sejak keluarga Do datang, lelaki itu adalah putra dari bangsawan Kim. Kyungsoo memakan kuenya dengan tenang sambil mengayunkan kakinya yang terbalut high heels, ia menoleh ke samping dan menemukan rangkaian bunga mawar putih dan edelweiss yang di tata sedemikian rupa dalam sebuah vas bunga krital panjang. Edelweiss adalah bunga kesukaan Mario, ia ingin membawakan bunga itu untuk Mario sebagai oleh-oleh. Ia menaruh piring yang masih berisi setengah dari kuenya dan lebih memilih menjulurkan tangannya untuk meraih bunga dalam vas itu
GREPP…
Tiba-tiba tangannya berhenti di udara saat seorang lelaki menahannya, Kyungsoo mendongak dan mendapati seorang lelaki tinggi berkulit coklat khas, kesukaan orang asing. Lelaki itu menjulurkan tangannya yang tersimpan di balik tubuhnya, memperlihatkan sebuket bunga mawar biru dan baby's breath yang di rangkai sedemikian rupa. Baby breath adalah bunga kesukaan Kyungsoo. Karena hanya bunga itu yang tidak Judith tanam di rumah, tangannya beralih haluan ia ingin meraih bunga dalam genggaman lelaki itu namun dengan cepat lelaki itu menjauhkan buket bunga itu dari jangkauan tangan Kyungsoo
"Kau harus sudi berdansa denganku, maka bunga ini akan menjadi milikmu, Nona" ujar lelaki itu, tangannya terulur di depan Kyungsoo. Kyungsoo sangat menginginkan buket bunga itu. Bunga adalah temannya, dan ia menginginkannya. Namun sang Ibu sudah mewanti-wantinya agar tidak menerima ajakan berdansa siapapun
Ibu Kyungsoo sebenarnya takut, ia takut Kyungsoo tidak bisa berdansa. Itu akan membuat image Yookyung jelek di depan umum. Satu yang Ibunya tidak ketahui, Kyungsoo bisa menari. Sangat bisa malahan. Mario adalah orang Perancis yang kemudian pindah ke inggris setelah kehilangan istri dan anak-anaknya dalam sebuah kecelakaan pesawat, ia sering mengajak Kyungsoo berdansa di aula saat seluruh penghuni tidur. Hanya berbekal tape usang dan pencahayaan remang-remang. Juga seteko teh hijau seduhan Judith sebagai pelepas dahaga sebelum kemudian berdansa kembali. Biasanya Mario akan mengajak Kyungsoo berdansa bila ia sedang rindu kepada mendiang istirnya. Mario mengajarkan banyak tari tradisional juga berbagai macam dansa yang biasanya di gunakan keluarga istana. Istrinya dahulu adalah seorang guru menari di akademi putri
"Janji?" tanya Kyungsoo. Lelaki yang masih mengulurkan tangannya di depan Kyungsoo tersenyum lembut lalu mengangguk. Kyungsoo menyambut uluran tangan lelaki itu dengan pasti, dan dengan halus lelaki itu menarik Kyungsoo ke tengah lantai dansa. Sudah ada beberapa pasangan lain yang sepertinya siap untuk berdansa
Lelaki itu menggenggam sebelah tangan Kyungsoo sedangkan tangannya yang lain tersemat manis di pinggang Kyungsoo. Kyungsoo menyampirkan sebelah tangannya di pundak lelaki itu. Musik berputar dengan lambat, alunan biola yang di gesek, piano, dan harpa mengalun lembut menyusup di antara celah-celah para insan yang sedang meresapi kebahagiaannya
"Jadi siapa namamu, Nona?" tanya lelaki itu mengawali. Kyungsoo sedikit mendongak, menyelam dalam kelamnya iris sang lelaki
"Emmeline" jawabnya rendah penuh keragu-raguan. Entahlah ia merasa sangat ragu mengatakannya
"Nona Emmeline yang cantik" puji lelaki itu bangga. Mata Kyungsoo bergerak gelisah kesana kemari
"Emmeline cantik, Kyungsoo buruk rupa" gumamnya kecil, Yookyung selalu mengatakan kalau Kyungsoo buruk rupa, pendek, jelek, dan idiot. Dan biasanya Kyungsoo hanya akan menangis dalam pelukan Judith atau Mario jika Yookyung sudah mengatainya sekarang
"Namaku Jongin, Kim Jongin" ucap lelaki tinggi itu sambil menunduk, menatap wajah penuh luka dan keragu-raguan Kyungsoo, "Atau jika kau tidak suka nama asliku, kau bisa memanggilku Kai"
TBC1
