"Sudah kubilang, Hiwatari itu paling berkuasa—"
"Tapi Niwa juga enggak kalah, kok! Apalagi kalau dia lagi serius!"
"Lagi ngomongin apa, sih?"
Oo—O—oO
Ambiguous
Oo—O—oO
Genre: Friendship – Humor
Rate: T, sesuai judulnya... *lirik Hiwatari*
Warning: Drabble berisi keambiguan, OOC-ness, shonen ai, dan fujo!Harada twin.
Disclaimer: Yukiru Sugisaki yang punya karakter dan cerita aslinya. Saya cuma punya drabble berisi ide nista ini. (=w=)v
Oo—O—oO
Si kembar Harada saling melempar tatapan membunuh satu sama lain. Bahkan setelah dilerai oleh Saehara pun, mereka masih mengirim sinyal-sinyal pertempuran yang temanya belum diketahui apa sampai sekarang.
"Nee, sebenarnya dari tadi kalian ngeributin apa sih? Sampai heboh begitu..."
Pertanyaan bermaksud mendamaikan dari Saehara itu disambut tatapan tajam identik dari dua pihak yang bersitegang. Keduanya angkat tangan dengan jari menunjuk ke arah yang berbeda-beda; Risa ke arah Niwa yang di kepalanya terdapat tanda tanya imajiner, sedangkan Riku ke arah Hiwatari yang masih duduk melihat jendela sambil menyeruput teh kotak dengan cool-nya.
"Tadi kami sedang mengobrol santai—"
"—sampai Riku bilang kalau Niwa itu lebih seme daripada Hiwatari!"
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Hiwatari tersedak minumannya sendiri di depan umum.
"Tapi beneran 'kan, waktu dia lagi serius!"
"'Kan cuma pas lagi serius! Hiwatari itu setiap saat aura cool!seme-nya menyebar ke mana-mana, tahu! Lihat aja surat cinta di lacinya yang seabrek, aku pernah lihat ada adik kelas cowok yang naruh surat di sana—"
Mental note untuk diri sendiri, Hiwatari: cek dahulu nama pengirim sebelum membaca isi dan selidiki apakah mereka laki-laki atau perempuan. Atau buang saja semuanya langsung ke tempat sampah terdekat, kalau memang isinya tidak penting atau sudah memenuhi laci meja.
"Er, Riku, Harada..."
"Kamu aja yang belum pernah lihat aura seme!Niwa karena ngebayangin Dark mulu tiap hari!"
"Emang apa masalahnya sama kamu?!"
Niwa facepalm dengan pasrah lahir batin. Kalau si kembar sudah bertengkar begini, bakal susah mendamaikannya lagi. Ia berusaha mencari pertolongan dari Hiwatari, tetapi firasatnya malah bertambah buruk saat si empunya rambut biru itu menatapnya lurus. Setelah beberapa saat saling tatap dalam keheningan hingga tanda tanya kembali bertambah di atas kepala Niwa, Hiwatari pun angkat bicara:
"Bagaimana kalau dibuktikan saja langsung, siapa yang lebih 'berkuasa' antara aku dan Niwa?"
Riku dan Risa berhenti bertengkar.
Seisi kelas menatap Hiwatari dengan pandangan yang kira-kira berarti, 'Barusan lo ngomong apa? Seriusan?', kecuali Niwa yang wajahnya berubah horor. Ia sudah bersiap untuk kabur secepat kilat, tetapi tangan Hiwatari keburu meraih lengannya dan menariknya hingga wajah mereka nyaris—NYARIS—bersentuhan satu sama lain.
Si kembar Harada menggigit bibir mereka masing-masing; hal yang sama dilakukan pula oleh siswi lainnya yang menunggu ending yang diharapkan selama ini—
"Nee, Niwa. Ayo, buktikan pada mereka siapa yang paling berkuasa di antara kita."
-dan otak para siswa yang tidak sengaja ada di TKP pun rusak setelah teriakan histeris berkumandang di kelas 2-B SMP Azumano.
.
Hikmah dari kejadian ini: jangan, jangan pernah berada di sekitar kembar Harada ketika mereka mulai menyebut nama 'Niwa' dan 'Hiwatari' di saat yang bersamaan. Kalau bisa, lari sejauh mungkin dari sana sambil menutup mata rapat-rapat. Jika tidak, bukan salah mereka jika Hiwatari tiba-tiba bertindak kelewat ambigu dan menarik Niwa menjadi korban berikut pelaku dari ternodanya otak mereka.
.
Tamat.
