Summary: Uchiha Sasuke adalah seorang CEO di Uchiha Corp. Dia dikenal sebagai seorang yang dingin, dengan aura membunuh dan mulut tajam. Disisi lain dia kaya raya, pintar, mapan dan tampan tentu saja. Tapi diusianya yang sudah 27 tahun, Sasuke masih melajang. Bagaimana jadinya jika dia menerima rencana Itachi untuk berpura-pura menjadi office boy dikantornya sendiri?
.
OB? Office Boss? © Akako OL
.
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
.
Warning: AU, OOC, ide pasaran, miss typo, judulnya aneh, ceritanya mungkin lebih aneh dll.
.
DLDR!
.
- Chapter 1: Penyamaran -
.
Pagi telah tiba. Langit biru, udara segar dan cicitan burung-burung mewarnai cerahnya pagi ini. Namun cerahnya pagi tidak secerah wajah seorang pemuda tampan yang satu ini. Dialah Sasuke, Uchiha Sasuke yang kabarnya menjadi incaran seluruh kaum hawa di negeri sakura, bahkan beberapa wanita dari negeri sebrang.
Sasuke kini tengah berdiri di depan cermin sembari menyisir rambutnya yang seperti pantat ayam. Beberapa kali dia mendengus kesal karena rambutnya yang sulit diatur. Entah sang ibu ngidam apa sehingga rambutnya bisa seperti ini. Ketika orang lain menggunakan gel untuk membuat rambut mereka berdiri, Sasuke malah menggunakan gel untuk membuat lambutnya rapi dan tidak mencutat seperti pantat ayam.
"Ototou!" panggil seseorang dengan suara melengking yang menurut Sasuke menjijikan sembari membuka pintu dengan kasar. Sasuke sudah hafal jelas siapa orang tersebut.
"Cih, bisakah kau bersikap normal baka Itachi!" ucap Sasuke kasar. Dia tak habis pikir kenapa kakaknya yang satu ini sering melakukan hal yang menurutnya tidak Uchiha sekali. Ibunya mungkin ngidam hal yang aneh sehingga banyak keaneh pada dirinya dan kakaknya ini pikir Sasuke.
"Hei aku ini kakakmu bodoh, seenaknya aja kau mengataiku! Setidaknya panggil aku aniki! Dasar adik tidak tau diri," ujar Itachi.
Sasuke memutar bola matanya. "Mau apa kau kemari?" tanya Sasuke.
"Aku tau kau kesulitan menata rambutmu, jadi aku membelikanmu ini," Itachi menyodorkan sebuah kantung berwarna hitam pada Sasuke. "Di dalamnya ada rambut palsu, lensa kontak dan kacamata. Aku rasa itu cukup untuk menutupi identitasmu," jelas Itachi.
"Ck! Kenapa kau sangat bersemangat sekali dengan penyamaran ini?" Sasuke mendengus dan mengambil kantung berwarna hitam tadi.
"Tentu saja, aku akan melihat sebuah drama yang menarik. Dimana seorang Uchiha Sasuke yang selalu dipuja oleh wanita, berubah menjadi seekor itik buruk rupa," Itachi tertawa sambil membayangkan penampilan Sasuke yang menurutnya akan menggelikan.
"Cih apa yang kau tertawakan bodoh?" Sasuke mendengus. "Walau aku berpenampilan konyol, aku tetap mempesona," ucap Sasuke bangga.
"Mempesona katamu?" Itachi memberikan senyum mengejek. "Buktikanlah! Aku yakin tak ada satu wanita pun yang mau berdekatan denganmu jika kau buruk rupa," tantang Itachi.
"Cih!" Sasuke hanya mendecih lalu melakukan penyamarannya.
.
.
"Sasuke kau berangkat ke kantor menggunakan itu," Itachi menunjuk sebuah sepedah motor usang yang kini tengah terparkir di garasi.
"Kau niat sekali sih," Sasuke mendengus. Kini dia berjalan menuju sepedah motor tadi. "Dan kau yakin akan menjadi pengganti sementaraku? Bukankah kau bilang kau tidak tertarik dengan dunia bisnis?" tanya Sasuke sinis.
Dia tau Itachi tidak tertarik dengan dunia bisnis, tapi kali ini dia semangat sekali menggantikan Sasuke. Padahal dulu saat ayahnya meminta Itachi untuk mengambil jurusan bisnis di universitasnya, tapi Itachi menolak dengan alasan inginenjadi seorang jaksa dan tidak tertarik dengan bisnis. Tapi saat dia menyarankan Sasuke untuk menyamar, dengan semangat dia menawarkan diri untuk menjadi pengganti Sasuke.
"Aku hanya mau membantumu Sasuke. Kau tau alasannya aku memintamu menyamar itu bukan semata-mata untuk kesenangku. Kau harus mencari cinta sejatimu, alasan lain yaitu melihat kinerja bawahanmu ketika mereka terlepas dari pengawasanmu dan-"
"Ya aku tau, kau sudah mengatakannya puluhan kali," potong Sasuke cepat. Dia sudah bosan mendengar celotehan kakaknya ini.
"Kau ini memang tidak punya sopan santun pada.. -ehh! Hei Sasuke aku belum selesai berbicara!" Itachi berteriak pada Sasuke yang kini sudah pergi menggunakan sepedah motor usang yang entah Itachi dapatkan dari mana. "Pantas saja dia tidak punya kekasih," dengus Itachi dan langsung masuk kedalam mobilnya.
.
.
Suasana pagi di Uchiha Corp. Banyak orang yang berlalu-lalang di sepanjang koridor. Kurang dari dua puluh menit lagi pertanda waktu bekerja dimulai, dan siapapun tidak ingin terlambat. Tentu saja, siapa yang ingin terlambat? Hanya orang yang cari mati saja jika dia berani datang terlambat. Oke ini berlebihan, tapi itu yang sebenarnya.
Sasuke berjalan santai melewati beberapa bawahannya. Mereka semua datar-datar saja, hanya melirik sekilas kemudian mengalihkan pandangannya kembali. Sasuke tersenyum dalam hati, semua benar-benar berubah. Penyamarannya benar-benar berhasil. Mungkin setelah ini dia bisa mentraktir Itachi minum atau apapun yang dia inginkan.
Sasuke berjalan menuju pantry dan mulai menjalankan rencananya. Sesampainya di pantry, dia melihat beberapa office boy sedang mulai menjalankan pekerjaannya.
"Ah kau Sasugawa itu ya?" tanya seorang pemuda gembul berambut orange, Jirobou itulah yang tertulis di nametagnya.
"Ya," jawab Sasuke atau Sasugawa. Ya Sasugawa adalah nama samaran yang diberikan oleh Itachi, entah mengapa dia menerima saja. Mungkin karena dia tidak mau repot mencari nama yang samaran.
"Baiklah, panggil aku Jirobou dan itu yang disana Sakon," Jirobou menunjuk seorang pemuda berambut perak yang tengah memanaskan air. Dan pemuda yang disebut tadi hanya mengangguk. "Yang berambut pink itu Tayuya. Dan kau jangan sampai tertukar dengan Sakura, karena dia juga memiliki rambut warnanya mirip," Jirobou tertawa dan langsung diberi tatapan tajam oleh Tayuya.
"Jangan khawatir, aku dan Sakura mudah dibedakan. Sakura adalah seorang karyawan sedangkan aku hanya seorang office boy," ucap Tayuya datar.
"Baka kau ini wanita, jadi ku itu office girl," ucap Jirobou disertai tawa.
"Terserahlah," Tayuya mendengus dan langsung meninggalkan pantry.
"Dia itu orangnya sensitif," jelas Jirobou dan Sasuke hanya mengangguk. "Baiklah aku akan menjelaskan hal-hal apa saja yang harus kau lakukan. Kau disini menggantikan Ayate-nii kan?" Sasuke hanya mengangguk lagi.
Jirobou terus menjelaskan apa saja yang harus Sasuke lakukan, dan dia juga menjelaskan tentang minuman favorit dari para karyawan di lantai dua belas. Dan untung saja Ayate hanya bekerja sekitar lantai dua belas, karena ruangannya terletak disana dan dia sudah mengenali karyawan yang bertugas disana, jadi dia tak terlalu bekerja keras, pikirnya.
"Ah ya satu lagi, aku hampir lupa," dia menepuk keningnya. "Kau harus hati-hati dengan Sasuke-sama. Beri dia kopi ketika dia telah datang keruangannya. Tenang saja, dia selalu tepat waktu jadi lima menit setelah jam kerja dimulai kau harus segera membuatkan kopi. Kopi hitam tanpa gula. Dan kau harus menggunakan gelas itu," Jirobou menunjuk sebuah cangkir putih dengan logo kipas dan dibawahnya terdapat tulisan . "Jangan sampai salah, kalau tidak kau akan.." Jirobou menggerakan telapak tangan dilehernya. "Tamat," lanjutnya sambil melambai dan keluar dari pantry.
Sasuke hanya menaikan sebelah alisnya. Entah mengapa perkataan Jirobou sedikit membuatnya merasa tidak nyaman. Entah kenapa Jirobou mengisyaratkan bahwa dirinya berbahaya. Apa salah jika dia tidak ingin karyawannya membuat kesalahan? Sasuke hanya mendengus, memikirkannya hanyalah buang-buang waktu saja. Dengan segera melaksanakan tugas pertamanya. Ya tugas pertama sebagai office boy.
.
.
Beginilah Sasuke yang sekarang. Dengan rambut berwarna coklat, potongan model pria pada umumnya dengan poni pendek. Bola mata juga berubah menjadi warna biru dan kacamata berframe kotak besar dengan lensa tebal menghiasi wajahnya. Juga dengan permakan Itachi pada wajahnya sehingga dia kini bisa dibilang 'kurang tampan'.
Hari ini dia memulai pekerjaannya dengan memberikan secangkir kopi, susu atau teh pada karyawan'nya'. Menyapu dan mengepel lantai kantor'nya'. Menerima perintah dari bawahan'nya' untuk menfotokopi, mengambil beberapa barang dan sebagainya. Dan seharusnya itu mereka kerjakan sendiri, karena yang dia lihat mereka tidak terlalu sibuk. Kini dia tau tabiat bawahannya dan dia tau menjadi office boy ternyata sangat melelahkan.
Sekarang adalah jam istirahat, jam dimana seharusnya dia bisa beristirahat, tapi nyatanya dia tetap disuruh membeli inilah, itulah dengan alasan mereka malas mengantri dan pekerjaan mereka belum selesai. Padahal nyatanya mereka hanya mengobrol dan bergosip.
"Simpan saja makanannya disana," titah seorang wanita berambut merah dengan pakaian super ketat sembali menunjuk bagian meja yang kosong. Ya Sasuke tau siapa dia. Karin, salah satu wanita genit yang selalu menggodanya. Jadi seperti ini kelakuan aslinya. Sasuke menyeringai penuh arti sambil berlalu.
"Ano.. Kau yang disana," Sasuke menghentikan langkahnya dan menengok ke arah sumber suara. "Aku ingin minta tolong," lanjutnya. Sasuke hany mendengus dan berjalan kearah orang yang memanggilnya.
"Bisakah kau membantuku membelikan sesuatu, aku harus pulang cepat jadi aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku," ucapnya sopan. Baru kali ini ada yang menyuruhnya dengan cara seperti ini. Tapi tetap saja, bukankah mereka itu punya kaki?
"Sesuatu untuk dimanakan itu banyak nona," jawab Sasuke datar.
"Ah yasudah belikan aku nasi kepal, di kedai yang didepan itu," ucapnya. "Dan panggil saja aku Sakura, Sasugawa-san," lanjutnya setelah membaca nametag Sasuke.
Sasuke mengangguk dan segera pergi setelah mendapat uang dari Sakura.
.
.
Setelah berdesakan kurang lebih sepuluh menit, akhirnya Sasuke berhasil mendapatkan makanannya atau lebih tepatnya makanan Sakura. Sasuke menghela nafas, dua kali dia bedesak-desakan hanyan untuk membeli makanan yang bukan miliknya.
"Ah terima kasih banyak Sasugawa-san," Sakura segera mengambil makanan pesanannya ketika melihat Sasuke menuju ke arah mejanya. "Kau bisa ambil kembaliannya," lanjutnya sambil tersenyum. Sasuke mengangkat sebelah alisnya. "Itu untuk ucapan terima kasihku, walau tak seberapa," tambahnya sembari terkekeh.
"Hn, terima kasih," Sasuke tersenyum tipis dan segera berlalu.
.
.
Petang telah tiba. Semurat orange kini telah menghiasi langit. Dan sepuluh jam terasa sangat lama dan melelahkan bagi Sasuke. Menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.
Sasuke berjalan menuju motornya. Ketika hendak sampai ke parkiran, matanya menangkap bayangan kepala merah muda yang sedang berusaha menghidupkan motornya sembari menggerutu tak jelas.
"Oh ayolah motorku sayang, aku sedang terburu-buru," sayup-sayup Sasuke mendengan perkataan pemilik kepala merah muda tadi. "Ya ampun aku sudah terlambat. Sungguh, aku pasti akan di kuliti," lanjutnya sembari mengacak-acak rambutnya frustasi.
Sasuke hanya menatap heran orang didepannya, tapi dia tidak peduli. Dia kemudian melangkahkan kakinya menuju motornya yang berada tak jauh dari orang tadi. Setelah sampai, dia segera menghidupkan motornya. Ketika ia hendak melaju, sebuah seruan menghentikan niatannya.
"Ada apa?" tanya Sasuke datar.
"Ano Sasugawa-san, aku ingin meminta bantuanmu lagi," ucap orang berkepala merah muda tadi. "Bolehkah?" tanyanya.
"Hn?" Sasuke hanya bergumam ambigu.
"Bisakah kau mengantarku ke stasiun? Aku sedang terburu-buru dan motorku mogok,"
Sasuke hanya menghela nafas lagi. Tadinya dia berniat buru-buru pulang dan beristirahat. Tapi yasudahlah, gadis merah muda yang ia ketahui bernama Sakura ini sedang kesulitan dan dia juga tak tega membiarkan gadis merah muda ini. Dengan berat hati, dia mengantarkan gadis merah muda tadi.
.
.
.
Sasuke merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, dia baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Akhirnya, dia bisa beristirahat setelah seharian dia bekerja.
'BRAK'
Pintu terbuka secara kasar. Sasuke menggeram, pasti kakaknya yang bodoh dan tidak tau diri itu. Berani sekali dia mengganggu ketenangan hidupnya.
"Keluarlah Itachi bodoh!" usir Sasuke disertai tatapan tajam.
"Ish.. Kau ini keterlaluan sekali pada kakakmu ini!" Itachi melotot sambil berdecak pinggang. "Kau mau aku kutuk hah?" lanjutnya. Sasuke hanya memutar bola matanya.
"Apa maumu?" tanya Sasuke malas.
"Ck kau ini adik macam apa sih?"
"Aku yang seharusnya bertanya, kau ini makhluk jenis apa?" ejek Sasuke.
"Sudahlah aku tak mau berdebat denganmu. Jadi bagaimana hari ini?" tanya Itachi antusias.
"Melelahkan," jawabnya. "Tapi banyak hal menarik," lanjut Sasuke.
"Benarkah?" Itachi menaikan sebelah alisnya. "Ini semua pasti gara-gara gadis merah muda yang kau bonceng tadi," goda Itachi.
"Apa maksudmu?" tanya Sasuke ketus.
"Aku tadi melihatmu berboncengan dengan gadis merah muda diparkiran. Apa dia yang hal menarik itu?" tanya Itachi menyeringai.
"Kau ini terlalu sok tau," Sasuke mendengus.
"Sudahlah Sasuke jangan mengelak!"
"Sudahlah keluar sana! Aku mau beristirahat," usirnya.
"Baiklah-baiklah," Itachi keluar dari kamar Sasuke sembari tersenyum penuh arti.
.
.
"Apa dijodohkan!?"
"Iya benar kau akan dijodohkan Sakura," ucap pria paruh baya. "Kau tidak bisa menolaknya. Orang tua pemuda itu adalah teman ayah, dan perjodohan ini sudah lama direncanakan," lanjutnya. Wajahnya sangat serius, dan Sakura tau bahwa ayahnya kali ini benar-benar tidak ingin dibantah.
"Ta-tapi aku.." Sakura tidak bisa melanjutkan perkataannya. Dia terlalu terkejut dan terlalu bingung. Disebelahnya, ibunya mengusap punggung Sakura dan berusaha memberikan semangat dan kekuatan.
"Ayah minta maaf, tapi kau tidak memiliki pilihan," dan kemudian pria paruh baya itu bangkit dari kursinya dan segera pergi meninggalkan Sakura yang masih terkejut.
"Tapi aku sudah memiliki orang yang kucintai.." ujar Sakura lirih. Dan setelah itu, dia mendapat pelukan hangat seorang ibu.
.
.
.
To be continued
Bertemu lagi dengan saya xD
Maaf karna saya malah bikin FF baru bukannya ngelanjutin FF sebelumnya :')
Maaf jika chapter ini terlalu pendek :') tapi nanti saya usahakan untuk chaper selanjutnya lebih panjang.
Untuk FF 'True Love' saya usahakan secepatnya update. Sebenernya udah beres chapter 2 nya cuman, kartu memori hp saya tiba2 rusak jadi filenya hilang :') *malah jadi curhat*
Pokoknya saya usahakan update cepat, dan untuk yg ini juga saya usahakan cepat juga :') mohon dukungan dan do'anya saja :'3
Akhir kata~
Terima kasih sudah mau membaca~
