-.0o0.-
Masashi Kishimoto©Naruto
-.0o0.-
Rate: T
Pair: Itachi Uchiha X Naruto Uzumaki
SWAM LAKE
Warning: yaoi, oc, ooc, typo, eyd
Author BY: 'Thy uchiuzu'
Don'like don't read
Seorang pemuda dengan rambut pirang jabrik, dan bermata biru sedang bersiul riang melangkahkan kaki menuju parkiran motor. Anak laki-laki itu adalah salah seorang dari mahasiswa Universitas Konoha. Saat ini dia sedang berniat untuk pulang, karna jam kuliah memang sudah sangat lama selesai.
"Woi Naruto, tunggu aku..kita pulang bareng ya? Aku tak bawa motor." Pemuda yang dipanggil Naruto itu berhenti, dia membalikkan badannya, dan mendapatkan sahabat terbaiknya sedang berlari mengejarnnya. Pemuda yang diperkirakan memiliki umur yang Sama dengannya itu berhenti tepat di depan Naruto, dan mengatur nafasnya.
"Kiba, kau belum pulang juga?"
"Belum. Tadi Shikamaru dan Sasuke mengajakku latihan sepak bola."
"Jadi Shika dan teme juga belum pulang?"
"Iya. Itu mereka." Kiba menunjuk kearah dua pemuda yang berjalan mendekati mereka. dua pemuda itu langsung berhenti tepat didepan Naruto dan Kiba.
"Kalian belum pulang?" Naruto bertannya dengan menyipitkan kedua matannya, bertanda kalau sipirang manis itu menaruh curiga terhadap pemuda berambut pantat ayam dan Nanas itu
"Belum, kau sendiri kenapa ada di sini dobe?"
"Aku tadi mengambil dompetku yang tertinggal. "
"Ayo pulang," Shikamaru menyeret Kiba dan Naruto. Dia tak mau ada pertengkaran berdarah di kampus mereka sore ini. Semua orang juga tahu. Kalau si pirang manis Uzumaki Naruto ini bertemu dengan sih tampan Uchiha Sasuke, maka akan terjadi pertumpahan darah, mereka akan cakar-cakaran, saling menggigit, dan saling adu jotos. Maka dari itu, pemuda malas itu ingin segera menjauhkan Uzumaki dan Uchiha itu.
"Aku dengar kalau kampus kita ini ada penunggunya." Seru kiba yang sedang berjalan beriringan dengan Naruto, sedangkan Shikamaru dan Sasuke berjalan didepan mereka
"Tahu dari siapa kau Kiba.?" Naruto terlihat antusias, pemuda ini sebenarnnya sangat penakut, tapi dia sangat menyukai hal-hal berbau mistis.
"Kata orang-orang, dan kata para senior yang perna melihat."
"Be..benarkah?jadi mereka perna melihat Hantu itu."
"Hm'em..bahkan sampai ada yang pingsan.."
"Kau tak bohong 'kan?" Naruto menyikut Kiba, Kiba tak menghiraukan Naruto.
"Kenapa? Kau takut dobe?" Sasuke tersenyum mengejek.
"Brengsek..aku tak takut tahu.."
"Sudahlah, ayo pulang. Aku sudah sangat letih." Shikamaru menengahi pertempuran yang hampir sengit itu. Naruto mengangguk setujuh, dan melangkah pergi diikuti Kiba dan Sasuke. Tiba-tiba langkah kaki Naruto terhenti. Kiba yang berada di belakannya langsung tetabrak tubuh Naruto.
"Hei Naruto, kalau berhenti bilang-bilang dong " Kiba menggerutuk sambil mengelus-elus hidungnya yang sempat mencium punggung Naruto.
"Kiba..! apa anak-anak dari fakultas seni masih kuliah..?" Kiba, Shikamaru dan Sasuke menautkan alisnnya, mendapatkan pertanyaan dari Naruto.
"Kau lihat sendiri Naruto, ini itu sudah jam 6 sore. Mana ada lagi orang di kampus ini kecuali kita.." Kiba menunjuk-nunjuk jam tangan yang melingkar di lengannya.
"Kalian tak mendengar itu?" Naruto melihat kearah tiga sahabatnnya itu.
"Apa dobe? Kalau kau gila, jangan ajak-ajak kami.." Sasuke langsung mendapatkan jitakan keras di kepalannya.
TING….
"Benar suara ini dari ruang music." Naruto meyakinkan.
TING..
"Suara apa?"
TING..TENG..TING..
"Aku tak tahu, tapi benar-benar jelas terdengar dari sini.." Naruto memejamkan matannya berusaha mendengar lebih jelas.
"Kau berhayal Naruto.." Ujar Shikamaru sambil menguap.
TING..
"Benar-benar terdengar.."
"Sudahlah dobe, berhenti mempermaikan kami.." Sasuke terlihat putus asa menghadapi sifat Naruto itu.
"Memangnnya suara apa Naruto?"
"Aku tak begitu tahu, tapi dari suarannya ini Piano."
"Piano.." Sasuke berseru. Yang lain juga terkejut.
"Hahahaha, kau ini Naruto, mana ada orang yang main Piano jam segini, selain itu jarak tempat ini dengan ruangan music itu sangat jauh.." Kiba merangkul pundak temannya itu.
"Dasar idiot, ayo pulang, jangan bicara yang macam-macam." Sasuke meninggalkan mereka, Shikamaru yang merasa tak memiliki urusan lagi ditempat itu juga ikut dengan Sasuke, dan Kiba menyeret Naruto yang masih mau bertahan di sana.
'Aku sangat yakin itu suara Piano, bahkan aku sangat hapal dengan alunan music yang dimaikan itu. tapi dimana aku perna mendengar ya? Kenapa mereka tak dapat mendengar apa yang aku dengar..' Batin Naruto
Sesampainnya di rumah, Naruto hanya berbaring malas di kasurnnya..
"Sial, aku penasaran sekali dengan kejadian tadi.." Naruto mengacak-acak rambutnya yang berantakan sehingga makin berantakan. Pemuda itu keluar dari kamarnnya untuk mengambil air untuk menghilangkan rasa hausnnya.
"Benar kata Kiba, kalau letak ruang seni itu sangat jauh dari pakiran, tapi suara itu sangat dekat, benar-benar seperti berada di tempat yang sama. Kalau aku mengigau atau berhalusinasi tak mungkin. Tapi kenapa tak ada satupun dari mereka bertiga yang percaya dengan perkataanku. Ah..mungkin memang hanya perasaanku saja.." Naruto menuju kamarnnya lagi dan menidurkan diri.
-RUMAH SAKIT KONOHAGAKURE-
"Aniki..maaf aku terlambat, hari ini aku diajak temanku untuk berlatih sepak bola.." seorang dengan rambut hitam jabrik, dengan mata onyx dan kulit pucat, sedang duduk di sebelah seseorang yang hampir sama dengannnya, mungkin hanya berbeda pada rambut, umur dan tanda yang menghiasi wajah tampan sosok itu. pemuda yang duduk di samping orang yang tertidur di ranjang putih dengan selang impus di tubuh orang itu. sesekali pemuda yang memiliki umur lebih muda itu menggenggam tangan pemuda yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang itu.
"Kau satu-satunnya orang yang ku anggap keluarga, jadi aku mohon bangunlah aniki."
".." tak ada jawaban
"Tak ku sangkah, orang yang sangat kau hormati itu membuatmu begini.."
".."
"Kau selalu ada saat aku membutuhkanmu, tapi aku sama sekali tak bisa berbuat apa-apa saat kau membutuhkan ku.." Air mata mengalir dari mata onyx. Tersirat pancaran kesedihan dan kecewa dari mata itu.
"Aniki..kenapa dia begitu membenci kita..?"
".."
"Jawab aku aniki.."
"…"
"Pertama aku sangat membencimu, mengingat kau selalu menjadi pujaan untuknya. Tapi saat aku tahu tentang perasaanmu dan semua rasa sakit mu, aku baru tahu, kau melakukan itu untukku.."
"…"
"Aku menyesal perna membenci seorang Uchiha Itachi, aku benar-benar menyesal karna sudah membenci kakak ku sendiri, aku menyesal karna membenci satu-satunnya orang yang menganggapku ada.."
"…"
"Kau tahu 'kan, kalau aku tak suka banyak bicara, kau juga tahu 'kan kalau aku benci tak diperhatikan saat aku bicara.."
"…"
"Sial, ternyata kau juga mulai membenciku ya?" Pemuda itu menangis, sambil mengenggam tangan sang kakak.
TOK..TOK..
"Masuk.." terlihat seorang perempuan, memakai baju serba putih dengan rambut pink sebahu memasuki ruangan itu.
"Eh, ada Sasuke-san..untunglah, dari tadi tak ada yang menjaga Itachi_san. Makannya aku disuruh Tsunade_sama untuk melihat keadaan Itachi_san.." Perempauan itu tersenyum lembut kearah pemuda bernama Sasuke.
"Sakura, apa kaasan ataupun tousan tak datang kesini?" perempuan yang di panggil Sakura itu berjalan menuju Itachi dan memeriksa infusnya.
"Dari tadi pagi, tak ada orang yang menjenguk Itachi-san.." Jawab Sakura, sejenak dia melihat kearah pemuda tampan itu, ada perasaan sedih yang terlihat di wajah tak bercacat itu, Sakura jadi merasa bersalah.
"Pasti Itachi-san sangat senang kalau dia tahu kau sering mengunjunginnya Sasuke.." Sakura menepuk pelan pundak Sasuke.
"Bagaimana dia tahu, sadar saja belum.." Sasuke tersenyum kecut kearah sang kakak.
"Jangan bersedih begitu, kalau kau menyayangi kakak mu pasti dia selalu mendengar apa yang kau sampaikan padannya, walau dalam kondisi belum sadar" Sakura mendudukan diri di samping ranjang Itachi, Sasuke melihat wanita cantik itu sebentar,
"Kau punya kakak.."
"Ada, tapi kakak laki-laki.."
"Dimana dia.."
"Jangan pernah bertannya manusia menyebalkan itu didepanku." Wajah Sakura yang manis itu sekarang terlihat garang
"Kau benci dia?"
"Tak juga, tapi dia itu sering menjahiliku, ah sudahlah Sasuke-san, aku masih harus mengecek beberapa pasien, kau tetap tabah ya. Aku yakin, Itachi-san akan sembuh" Sakura tersenyum dan pergi meninggalkan Sasuke.
"Aku juga yakin kalau kakak ku tak akan meninggalkanku sendiri.." Genggaman di tangan Itachi semakin mengerat.
Hari ini Naruto sedang duduk bersama teman-temannya. Gaara, Sasuke, Neji, Shikamaru, Kiba, Lee, Couji, Kankuro, Shino, Dan Sai.
"Huahh, aku bosan." Ujar Shikamaru sambil menguap lebar
"Kau 'kan selau bosan Shika." Kiba mengejek Shikamaru, tapi tak dibalas oleh pemuda berambut Nanas itu.
"Sai, kemarin di kelas seni, ada yang mengambil jam kuliah sore ya?" Naruto menatap Sai serius. Mereka semua memang berteman baik semenjak SMA, dan sekarang bertemu di bangku kuliah, walau berteman sangat akrab, mereka semua berasal dari fakultas berbeda. Sai dan Neji berasal dari falkultas kesenian, Naruto, Sasuke, Kiba, dan Shikamaru berasal dari Falkultas kedokteran, Lee dan Couji berasal dari falkultas Keguruan dibidang olahraga, Gaara dan Kankuro berasal dari falkultas ekonomi, dan Shino berasal dari falkultas keguruan dibidang Biologi.
"Hmmm kurasa tidak, lagipula bukannya kampus ini tak menyediakan jam kuliah sore." Sai menjawab dengan memasang senyum termanisnya
"Masih mengenai hantu itu ya Naruto?" Kiba melirik kearah Naruto
"Bukan, tapi pi…"
"Piano." Ujar Sasuke yang menyambung perkataan Naruto
"Piano?" Tanya mereka serempak
"Iya." Naruto mengangguk
"Dasar idiot, sudah dibilang kau itu hanya berhalusinasi."
"Tidak teme, aku benar-benar mendengar dengan jelas."
"Kalau tak salah, di ruang music memang ada piano baru." Kali ini Neji membuka mulut
"Piano baru? Memangnya piano lama kemana?" Gaara jadi merasa tertarik dengan isi pembicaraan ini
"Rusak, dan sekarang diganti oleh piano baru." Neji memberi jawaban. Sambil menatap Naruto
TING..
"suara itu?" Naruto memekik kaget
"Suara apa?" Tanya mereka semua minus Naruto penasaran
"Piano."
TING..TENG..
"Piano apanya Naruto? Kami tak mendengar apa-apa?" Kankuro melihat Naruto bingung
"Ini sangat jelas, itu suara piano.." Ujar Naruto lagi tak mau mengalah
"Sudahlah, sebentar lagi Kurinai sensei akan datang, aku tak mau dosen perempuan secantik Kurinai sensei mengamuk." Lee beranjak dari tempat duduknnya diikuti Couji yang juga tak mau Dosen cantik itu mengamuk.
"Aku juga mau kembali ke kelas, kau mau ikut tidak Gaara." Kankuro menoleh ke adik bungsunya itu.
"Hn," Jadilah Gaara yang juga meninggalkan mereka
"Aku juga mau kekelas." Neji, Sai dan Shino pergi meninggalkan mereka
"Aku juga, kalian mau ikut tidak.." Kiba berdiri dan melihat kearah tiga temannya yang tersisa. Ketiga pemuda itu bangkit dan mengikuti Kiba dari belakang.
'Lagi-lagi, mereka tak mendengar suara itu. aku sangat yakin kalau aku tak berhalusinasi'
FLASHBACK
NARUTO POV
Aku berjalan menyusuri sebuah perumahan, sampai aku menemukan sebuah rumah yang lumayan besar,
TING..
'Suara piano.' Batinku
Aku mengetok pintu kayu besar itu, tiba-tiba suara piano dan alunan music indahnya berhenti. Pintu kayu itu terbuka, aku yang masih berumur 7 tahun itu, mendongak keatas, melihat seseorang yang ku kira berumur 13 tahun, memandang heran kearahku. Seorang pemuda, dengan dua buah bekas luka di setiap sisi di samping hidungnya, bermata onyx, dan berambut hitam sedikit panjang terkuncir rapi kebelakang, tersenyum kearahku, senyuman itu sangat lembut dan hangat.
"Kau siapa? Kau tersesat?"
"…" Aku tak menjawab, cuman menggeleng lembut.
"Rumahmu dimana?"
"Dua blok dari sini." Aku menjawab singkat pertanyan pemuda itu
"Kenapa kau bisa berada disini?"
"Suara piano dari rumah ini sangat merdu, aku suka." Aku menyengir kearah orang itu. dia mengacak rambut pirangku lembut.
"Ayo masuk, aku akan mengajarkan kau bermain piano." Orang itu mengandeng aku masuk, seperti tersihir, aku hanya mengikuti orang itu masuk. Padahal kami baru saja kenal.
"Jadi Niichan yang memainkan piano itu." aku melihati wajah pemuda yang lebih tinggi dariku dan menggandeng tanganku itu lekat-lekat
"Iya..!" lagi, dia tersenyum kearahku. Pipiku terasa memanas. Senyum itu sangat lembut dan hangat
"Apa aku tak menganggu Niichan.."
"Panggil aku Itachi-nii, namamu?"
"Uzumaki Naruto."
"Umurmu berapa Naruto?"
"7 tahun Itachi-nii." Dia tersenyum lagi. Saat kami berada di sebuah piano putih, dia mendudukan diri di depan piano itu.
"Adikku juga sebaya denganmu."
"Itachi-nii punya adik."
"Iya, adik laki-laki, tapi dia membenciku."
TING..TENE..JRENG..
Dia mulai memaikan pianonya, alunan yang sama dengan yang aku dengar didepan itu memukau penampilannya, ditambah lagi wajah tampan itu, dia sempurna di depan piano putih itu. 15 menit dia memaikan piano itu, dia menoleh kearahku, aku memberikan tepukan tangan
"Wahhh Itachi-nii keren, Naru suka.."
"Swam lake."
"Eh?" aku memandang bingung kearah pemuda itu, dia menatapku tersenyum
"Musik yang aku mainkan itu judulnya Swam Lake. Aku sangat suka lagu itu." dia memandang kearah pianonya, pancaran di mata onyx itu terlihat sedih.
"Itachi-nii, kenapa?"
"Ah..tak apa. Kau kuantar pulang ya?"
"Iya.." Jawabku ceria.
Itachi-nii mengantarku pulang. Dia sangat baik dan menyenangkan. Semenjak itu, aku sering main kerumah Itachi-nii. Entah kenapa rumah itu sangat sepi, setiap aku bertanya tentang keluarganya, tatapannya pasti menyiratkan kesedihan. Dan selalu berkata
"Ibu dan Ayahku sedang pergi keluar kota, untuk mengurusi perusahaan, sedangkan adik ku, dia jarang dirumah. Katanya aku ini kakak yang meyebalkan. Dan dia juga bilang, kalau dia tak menganggap aku kakak, karna dia merasa iri kepadaku, padahal aku sangat menyayanginya." Selalu begitu.
Terkadang ada perasaan pedih dan kesal jika melihat wajah lembut Itachi-nii bersedih.
Hari itu aku akan pindah ke kota Suna, sebelum pindah, aku pergi menemui Itachi-nii, dia bilang dia akan menungguku, dan jika suatu saat nanti kami bertemu, itachi –nii akan memaikan lagu Swam Lake lagi untuk ku. Saat aku akan meninggalkan rumah besar itu. Itachi-nii menarik tubuhku dan memeluknya, kemudian mencium bibirku. Aku terkejut. Saat aku melihat kemata kelam itu, dia tersenyum kearahku, senyum yang selalu aku suka
"Aku pasti akan merindukanmu, jika suatu saat nanti kau mendengar Swam lake, berarti aku disitu. Dan saat kau lupa dengan Swam Lake, walau kau mendengarnya kau tak akan melihatku, tapi saat kau mengingatnya dan melihat ku, aku akan tersenyum kearahmu, dan kita pasti akan benar-benar bertemu. Aku menyukaimu Naruto, kau seperti cahaya untuk ku." Aku menyengir, dia mengelus pipiku
"Aku juga suka Itachi-Nii." Jawabku polos
Dan aku langsung meninggalkannya. Semenjak itu aku tak perna mendengar kabar tentang Itachi-nii, dan bertemu dengannya.
Sekarang umurku sudah 16 tahun, aku kembali ke Konohagakure bersama dengan kedua orang tuaku. Aku bersekolah di sebuah SMA di Konoha, dan melanjutkan Kuliah dia University Konoha. Samar-samar aku mulai tak mengingat tentang Itachii-nii dan Swam Lake nya. Aku menjalanin hidupku dengan normal, dan biasa, sampai suara-suara piano itu selalu menganggu hidupku. Aku bertekat akan mencari tahu siapa pemain piano itu.
NORMAL POV
FINISH FLASHBACK
Naruto sedang menyelidiki apa yang dia dengar selama dua minggu ini. Dia sedang berjalan menuju ruang seni. Saat pemuda pirang itu berjalan, tak sengaja tubuhnya menubruk tubuh seseorang
"Hei..kalau jalan hati-hat..eh?" sebenarnya Naruto hendak memarahi orang yang ditabraknya itu, tapi saat dia tahu orang itu adalah teman sakaligus rivalnya itu Naruto membatalkan niatnya.
"Sasuke?"
.
.
.
.
TBC.
Ini baru chapter 1, masih ada chapter 2. rencananya mau di buat satu chapter sih. Tapi panjang amat, gak indah di pandang mata *taboke*. Kalau mau disambung ke cahapter 2. Tolong di review..
Akhir-akhir ini mugi ngerasa fict-fict mugi rada pada gantung ya? Atau Cuma perasaan mugi aja..
Ah..sudahlah…fict ini Cuma dua Chapter, jadi kalau mau dilanjutin ke chapter depan, tolong di RnR *Diatas 'kan sudah di tulis*. Ini fict pertama ItaNaru Mugi. Fict ini reques dari Ochikawa Aquosblue Naruii a.k.a Ochikawa Naruii. yooo imouto. Ini fict ItaNarunya. Maaf kalau gak sesuai harapan..*pundung*..
REVIEW PLEASE ^^.
