Cinta itu ...
Penuh kejutan, penuh misteri.
Seseorang nampak gelisah dibuatnya. Aku tidak mengerti perasaan aneh apa ini? seperti ada kupu-kupu terbang didalam perutku, jantungku berdebar seperti orang kesakitan, kakiku mendadak lemas dan gemetar, apakah aku masih sehat?
Entahlah aku masih belum mengerti dengan semua yang aku rasakan ketika berada disampingnya.
.
.
.
Different Way
Disclaimer : Masashi Kishimotto
Rated : T
WARNING !
Sakura disini kira-kira seumuran dengan Konan, gak tua-tua amat kok.
AU, BadFic, Typos, kata-kata non baku, terinspirasi dari salah satu film Thailand.
Haruno Sakura – Uchiha Sasuke
Utakata
.
.
Haruno Sakura –24 tahun, seorang wanita kantoran cantik, tegas, agak ceroboh, temperamen.
Uchiha Sasuke –17 tahun, seorang murid SMA, tampan, berandalan, kaya raya, jenius, cuek.
Apa jadinya jika mereka dipertemukan dalam sebuah ciuman yang secara tidak disengaja?
Don't Like , Don't Read
I Warn You, Please don't hurt me !
.
.
Namaku Haruno Sakura. Aku sudah menyukai Utakata senpai sejak sekolah dasar. Namun sepertinya mustahil bagiku untuk mencintai laki-laki seperti dia. Gadis sepertiku tak pantas bersanding dengannya. Apalah diriku ini hanya gadis berkacamata tebal, rambut aneh berwarna senada dengan bunga khas Jepang serta kawat gigi yang mengganggu saat aku tersenyum, itu terlihat seperti orang pecandu buku. Utakata senpai adalah laki-laki popular di Tatsuno Gakuen, banyak disukai oleh para wanita. Seperti diriku, tapi aku tak selalu meneriaki namanya, aku tak mengejar-ngejarnya, sudah kubilang aku sangat malu bahkan untuk menampakan batang hidungku saja aku tidak berani.
Saat ini aku sedang melihat senpai tampan itu sedang bermain basket, ia merebut bola dari lawannya kemudian mendribble dengan lincah. Rambut coklat panjang yang menutupi sebagian wajahnya terlihat sedikit basah karena keringat, ia menyibakannya membuat beberapa bulir keringat menetes membasahi wajahnya. Bahkan saat seperti itu pun dia terlihat sangat menawan. Dan itu terlihat sangat gagah, sesekali ia mengibaskan poninya kesamping guna menyingkirkan rambutnya yang sedikit mengganggu pandangannya.
Ah dia sangat .. sangat .. tampan sekali. Aku semakin menyukainya, dan aku berharap bisa mengejar cintanya. Tak peduli harus menunggu sampai beberapa tahun pun karena cintaku terlahir begitu besar untuk dia, Utakata senpai.
Tapi sepertinya mimpiku sudah berakhir detik ini juga. Seorang perempuan berwajah manis dengan helai pirang ikal-nya berlari kearah Utakata senpai. Dia membawa sehelai saputangan berwarna merah kemudian wanita itu mengelap peluh didahi laki-laki itu.
Wanita itu dipanggil Hotaru, bila dinilai dari fisik tentu saja proporsiku dibawah rata-rata. Hanya dahiku yang diatas rata-rata. Hatiku hancur terasa tertusuk seribu katana panas karena Utakata-senpai pergi bersama Hotaru.
Liquid bening berhasil turun melewati wajahku serta kacamataku, aku menangis melihat kepergian dia bersama wanita itu. Dia menggandeng tangannya, sesekali tertawa tak menghiraukan diriku ini yang sedang menatapnya penuh kesakitan.
Aku mendengar mereka berdua melanjutkan Kuliah keluar negri. Sudah tidak ada harapan lagi untuk menantikan dia. Cinta tak terbalas, memang sangat menyakitkan.
Saat itu aku putuskan pergi ke Tokyo untuk Bekerja.
Tahun demi tahun kulewati tanpa hadirnya dia disisiku. Berharap aku bisa jatuh cinta pada seseorang , tapi aku tak punya perasaan apa-apa sampai sekarang.
Mungkin ...
Mungkin ...
Aku masih menantikan dia, senpai ...
~~~Different Way~~~
Perempuan usia 24 tahun itu nampak berjalan tergopoh-gopoh sambil membawa beberapa berkas dokumen penting ditangannya ditambah tas merah berukuran sedang menggantung dibahunya.
Heels terkutuk itu memaksanya untuk berjalan angggun, karena jika tidak ia akan terjebak diatas tanah yang kotor.
Haruno Sakura yang sekarang tinggal diapartemen, perempuan lajang itu sedikit mengubah penampilannya. Rambut pink nya yang dulu selalu diikat kepang kini digerai lurus kebelakang. Kawat gigi sudah tak menghiasi lagi gigi depannya serta yang lebih mencolok, Sakura mengganti kacamata tebalnya dengan menggunakan Contact Lens. Dia terlihat begitu manis dan terlihat sangat dewasa. Sakura mengenakan rok span berwarna Dark Blue dipadukan dengan Belt sebagai aksesoris utama serta kemeja putih dengan kerah lebar tanpa lengannya, ah sempurna. Seorang wanita karir yang sangat cantik, tapi sayang dia masih lajang.
Sakura membalik-balikan halaman berkasnya sampai tak melihat jalan kedepan, sesekali ia bergumam " ... mempresentasikan rancangan kepada pemimpin redaksi, ke –"
–BRUK
Tiang tinggi menyambut jidat Sakura yang lebar, perempuan itu mengusap jidatnya pelan.
"Ittai .. tidak lihatkah ada orang yang berjalan, huh !" Sakura menyumpah serapahi tiang tak bersalah itu dan menendangnya kasar.
"Kalau jalan hati-hati tante" dua bocah SMA yang memang kebetulan ada disamping Sakura mengejek tingkah laku Sakura yang mungkin saja orang normal biasa tidak akan mengajak bicara tiang.
"Diam kau bocah tengik" Ancam Sakura seraya menunjuk muka dua laki-laki SMA yang sedang terkikik menertawakan Sakura. Dan yang membuat Sakura kesal adalah bukan karena mereka menertawakan Sakura tapi ituloh panggilan 'Tante' yang bikin Sakura ngenes. Hey dia tak setua itu kan, dasar bocah labil tidak tahu sopan santun.
Sakura yang masih mengelus dahinya , mencoba duduk karena kaki-kaki jenjangnya sudah merasa pegal akibat Heels 11cm nya. Tapi ayolah masa dia harus duduk bersebelahan dengan bocah-bocah yang menurunkan seperempat harga dirinya itu? Tapi apa boleh buat, tidak ada tempat duduk lain selain kursi yang diduduki oleh dua anak SMA itu. Sakura sudah merasa kakinya hampir copot karena berjalan dari Apartemen menuju Halte bis ini lumayan jauh dan akhirnya ia harus duduk bersebelahan dengan mereka.
Mencoba mengalihkan suasana, Sakura memilih bermain-main dengan Gadget canggihnya , membuka aplikasi Chatting yang rupanya ada beberapa kotak masuk yang belum dibaca. Bibirnya melengkung keatas mengekspresiakan kesenangan tersendiri setelah membaca kotak masuk. Sesekali ia bergumam tak jelas sambil membalas pesannya entah pada siapa , jari jemarinya menari-nari dilayar ponsel Touchscreen berbasis Android.
"Lihat Tante itu senyum-senyum sendiri karena menang arisan" ujar laki-laki SMA yang rupanya sedang memperhatikan gelagat Sakura saat ia duduk. Mata Onyx-nya tak lepas menatap wanita berhelai pink itu.
"Bukan Sasuke teme , dia menerima kabar dari temannya akan ada diskon celana dalam besar-besaran di pusat perbelanjaan" ralat temannya itu yang memiliki rambut kuning jingkrak sambil menahan tawa berisiknya.
Flop ..
Sakura menutup ponselnya kasar dan memasukannya kembali ke tas selempang kecilnya, empat sudut siku-siku tercetak didahinya, hatinya dongkol , kesal tak ada kapoknya dua anak berandal itu mengejek Sakura. Apa dia ingin menerima siksaan wanita itu?
"Kalian dua bocah SMA tidak tahu malu ya, sekarang aku mau tanya kalian berdua sekolah dimana?" Sakura mencoba mengintimadasi kedua laki-laki labil itu.
"Memangnya tante mau apa? kalau mau tahu dimana rumah kami jangan memakai basa-basi nanya sekolah segala. Tante ini cantik-cantik kok aneh ya, Sasuke" Ujar laki-laki yang dipanggil Naruto itu, sedangkanSasuke hanya membalasnya dengan anggukan.
"Cihh , itu terdengar kekanakan sekali pemuda mesum, lagipula aku tidak tertarik sama sekali pada kalian berdua. Dan kau jangan panggil aku 'Tante' aku masih berumur 24 tahun , Na .. ru .. to" ucap Sakura sambil membaca Name Tag di seragam Naruto.
"Ppftt , dulu ibuku melahirkan kakakku disaat umur 24 tahun, dan rupanya sekarang masih ada perempuan tua yang masih melajang. Kasihan sekali" Sasuke menahan tawanya saat mendengar kenyataan wanita bernama Sakura itu masih sendiri.
Sakura meremas rok sepannya kesal , tentu saja kesal siapa saja yang menyinggung soal asmara Sakura menjadi emosian dan temperamen, karena itu mengingatkannya pada masalalu mengerikan yang Sakura. Dan akibatnya otak Sakura terpaksa memikirkan pria yang sempat mencuri hatinya beberapa tahun silam , ya Utakata.
"Anak muda jaman sekarang memang tidak tahu sopan santun, awas ya kalian berdua" Sakura berjengkat berdiri dari duduknya karena Bis sudah datang menjemput menuju kantornya.
Naruto yang sifatnya terbuka dan ceria tidak menganggap perkataan Sakura serius dan tidak diambil hati toh mereka hanya menjahili tante cantik itu. Dan itu membuatnya senang, sedangkan Sasuke , dia menyeringai entah pada siapa sambil menatap kepergian bus yang dinaiki Sakura sampai menghilang dari pandangannya.
~~~Different Way~~~
"Anak sekolah tidak berguna, labil, pandir mesum, bodoh, aku benci mereka. 24 tahun sudah melahirkan anak katanya , cihhh aku curiga ibunya bukan wanita baik-baik lihat saja kelakuan anaknya itu benar-benar berandalan. Aarghhh ..." Sakura misuh-misuh seraya menjambak rambut pink-nya frustasi. Ia berjalan kasar hingga suara 'tik tak' sepatu heels-nya menggema disepanjang koridor kantor. Tangannya terangkat guna menekan tombol lift menuju kantornya yang berada dilantai 5.
Ting ..
Pintu lift terbuka , Sakura masuk kedalamnya yang masih memasang tampang kesal.
"Kau kenapa Haruno?" ujar seorang wanita yang memiliki hiasan bunga dikepalanya. Ia cemas pagi-pagi sudah melihat pemandangan raut muka Sakura yang sudah tidak enak.
Saking gondok nya Sakura sampai-sampai ia tak menyadari ada orang disana.
"Sedang PMS ya ? Hati-hati Konan dia bisa memakanmu hidup-hidup" cegah pria itu pada Konan seraya merentangkan tangannya melindungi Konan dari Sakura. Ia tahu bahwa Sakura itu orangnya pemarah dalam artian Sakura itu orangnya serius dan tidak memiliki selera humor tinggi.
"Kau ini kenapa Yahiko, aku sedang tidak PMS. " Sakura tambah ilfeel melihat tingkah temannya yang terbilang lebay. Ya mereka Konan dan Yahiko , teman dekat Sakura di kantornya. "Tadi ketika aku menunggu bis dihalte bertemu dengan dua anak SMA yang menyebalkan. Mereka mengataiku bahwa aku wanita tua yang masih melajang, dia bilang di umur 24 tahun itu sudah seharusnya memiliki anak. Dan itu membuatku kesal setengah mati" Curhat Sakura pada Konan dan Yahiko.
"Pfft .. hahahahaha" Yahiko tertawa keras mendengar curhat pagi Sakura yang terdengar seperti lelucon.
"Apanya yang lucu kepala duren ! Bukannya memberi saran malah menertawaiku" Sakura melipat tangannya didada.
"Mereka cuma bocah SMA Sakura, jangan di ambil hati. Mungkin mereka hanya sekedar main-main" ucapan Konan setidaknya melegakan hati Sakura tidak seperti Yahiko.
"Lalu kenapa dadaku terasa sesak saat mendengar ucapan mereka. Apa karena aku masih menantikan Utakata hingga tak mempedulikan pria disekitarku ?"
Hening ...
Jika sudah menyangkut Utakata, Konan tak bisa berkomentar lagi. Ia sudah kenyang mendengar nama laki-laki itu yang selalu Sakura bicarakan.
Ting ...
Pintu lift terbuka dan sampai di lantai 5. "Sudah sampai, ayo Sakura" Ajak Konan pada Sakura dengan dalih melupakan perbincangan barusan karena jika tidak Sakura akan terus bicara tentang Utakata sampai tak tahu waktu dan Konan harus mendengarkannya.
"Ne , Konan , Sakura kudengar hari ini akan ada kunjungan Manager dari Los Angles"
"Kau tahu dari mana Yahiko?" tanya Sakura sambil menarik kursi kerjanya dan mulai berkutat dengan Komputer-nya
"Apa kau lupa, kemarin pemimpin redaksi sudah bilang kan kalau Queenshela (nama perusahaan) akan menerima kunjungan dari manager Los Angles. Beliau merupakan manager terbaik lulusan Universitas L.A dan sudah memiliki beberapa cabang di berbagai Negara salah satunya di sini, yah di Tokyo. Katanya beliau orang Jepang asli , kau tahu majalah Exicite ? Itu miliknya juga, ahh seperti apa ya orangnya. Aku yakin dia lebih tua dari pada aku" Ucap Yahiko panjang lebar tapi sayang setiap kalimatnya hanya direspon berupa anggukan ringan.
"Ya ya ya .. I Know that Yahi-kun kumohon pergilah ke mejamu ada banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan sekarang" Sakura mengibaskan tangannya ke angkasa, tangannya bermain-main di keyboard dan mulai bekerja di bagian Editor.
"Ehh .. kepala Sakura benar-benar sudah terbentur , bukanah tadi dia yang bertanya?" Yahiko hanya menggelengkan kepalanya heran. Pertemuannya dengan dua anak SMA itu benar-benar sudah membuatnya kacau.
"Dia benar-benar frustasi dengan kejadian tadi" lanjut Konan.
Sayup-sayup mereka dapat mendengar desas desus dari luar ruangan , dan itu sangat mengganggu kepala mereka. Bukan karena berisik tapi itu membuat Sakura penasaran ingin melihat siapa gerangan yang sudah membuat kegaduhan disana.
"Ya tuhan dia benar-benar tampan"
"Kyaaaaa dia sangat berwibawa sekali"
Sakura mengerutkan dahinya , ingin mengikuti Konan dan Yahiko yang buru-buru keluar melihat sumber keributan tapi Sakura lebih mementingkan kegiatannya saat ini.
"Sakura cepat kemari, lihat dia" Perintah Konan seraya melambaikan tangannya di penghujung pintu, mengajak Sakura untuk melihat juga.
Dengan langkah malas, Sakura berjalan menghampiri Konan beserta karyawan lain yang berjejer didepan kantor utama pemimpin Redaksi. "Lihat dia, sepertinya orang itu yang Pemimpin Redaksi maksud. Dia keren ya" Puji Konan yang mukanya hendak memerah.
Sakura yang memiliki postur tubuh pendek terpaksa harus berjinjit diantara orang-orang walau ia masih memakai sepatu Heels. Matanya menyipit, melihat secara seksama orang yang dimaksud Konan itu.
DEG ..
"Bukankah dia ..."
TBC
A/N : Maap nebar utang lagi :3 , berhubung yang Aitakatta udah mau tamat jadi buat lagi deh ff baru, sebenernya udah lama sih tersimpan di Doc :V.
Gimana apa ff ini layak dilanjut atau di delete saja :D
Review? monggo saya tunggu :* *Kissukissu*
