Hetalia Axis Powers
AsaKiku little bit of UsUk/?
All character belongs Himaruya
Hidekaz
Idea Story by Cailey Mikafion.
I'll be there for you...
"Astaga dia berulah lagi, kau tau.. aku sudah lelah akan ini... berasa... ahh aku ingin mengakhiri hidupku sekarang rasanya." aku mengacak acak rambutku di depan teman lamaku yang berasal dari Asia, ah untung dia ada aku bisa mencurahkan isi hatiku sekarang.
"Tenanglah, Arthur-san, aku yakin dia tak bermaksud untuk seperti itu." jawabnya yang mengelus punggungku dengan pelan mencoba menenangkan ku.
lega rasanya bisa menceritakan ini, aku mempunyai seorang adik, dia susah di atur karena aku juga sibuk melakukan pekerjaan, aku tau rasanya ditinggal sendirian dan aku tau, aku salah karena tak mengajaknya agar ia tak merasa kesepian, tapi sudah terlambat, adikku berulah makin tak karuan membuatku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang, aku pusing...
"Terima kasih sudah mau mendengarkanku, Kiku, aku akan pulang dulu."
"berhati hatilah, Arthur-san."
aku segera berjalan meninggalkan Kiku, berjalan keluar rumahnya dan segera kembali kerumahku, aku ingin istirahat sekarang, semoga saja ia tak berulah, aku sangat ingin beristirahat, ya.. maksudku... setiap orang butuh istirahat bukan? Dan aku takkan masalah juga kalau adikku meminta memainkan permainan denganku juga...
aku masuk ke dalam mobil dan menginjak gasnya, mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.
Setelah aku sampai, aku segera mengunci pagar dan berjalan masuk kedalam rumah, baru saja aku membuka pintu aku melihat--
"Bloody Hell."
--coretan dinding yang banyak menggunakan warna menyebabkan mata akan terasa sakit jika dilihat, dan di tambah barang barang yang berserakan di mana-mana, isi laci, almari semua keluar tak menyisakan tempat yang rapi pun, buku berada di mana mana, pakaian dinas sampai pakaian santai pun tergeletak di mana mana ada yang di atas lantai, kursi dan mejadi pajangan yang tergantung di kipas angin, seperti kapal pecah, benar benar pecah dan siap tuk tenggelam ke dasar lautan yang dalam, ingin rasanya aku tersenyum miris, tapi tak dapat aku lakukan, kau tau mengapa? karena sang pembuat kacau telah berdiri di depan ku dengan tersenyum tanpa dosa, Tanpa Dosa.
"Selamat datang, kakak!" sapanya yang begitu ceria.
"ah, aku pulang," aku menepuk pucuk kepalanya, "dan apa yang kau lakukan terhadap rumahku, Alfred?"
Adikku-- Alfred hanya dapat tersenyum polos, "apa???"
kalau dia bukan adikku, akan aku tampar saat ini juga, tapi seorang kakak yang baik takkan melakukannya kan? kau mengira aku memanjakannya? Aku hanya ingin menjadi kakak yang baik untuknya...
"kenapa rumahku sangat berantakan seperti ini?" sekali lagi, aku bertanya kepadanya, ah tubuhku ingin roboh rasanya melihat isi rumahku seperti ini...
"kakak lama datang jadi aku cari hiburan sendiri."
Ah, aku memang memanjakannya... Terlalu memanjakannya sampai seperti ini.
"Alfred, dengarkan aku... kau tak boleh melakukan ini, setelah aku pulang, kau bisa bermain denganku kan?"
Alfred menggeleng, "kau pulang selalu dalam keadaan mabuk."
"hah? tidak.. aku tidak mabuk, Alfred kau jangan--"
"kau selalu memikirkan pekerjaanmu sendiri... kau tak ada waktu untukku."
aku memegang pundahnya, "Kau salah, aku selama ini selalu meminta cuti agar aku dapat bersamamu tapi bosku tak mengijinkannya, Alfred tolonglah bertingkah dewasa kau sudah besar!"
"aku tau saat kau senggang.. Kau selalu pergi entah kemana."
aku saat itu mencarimu bodoh! aku keluar karena khawatir kau tak ada di rumah!
"Alfred, dengarkan aku."
"Kak, aku sudah lelah, pergilah! aku tak membutuhkanmu lagi!" ucapnya yang kemudian pergi meninggalkan rumah.
"Alfred! Tunggu!"
aku segera mengikutinya, dia rupanya berlari, sosoknya telah tak terlihat... bagaimana ini? Tak ada waktu tuk memikirkannya, aku segera berlari mencari sosoknya, aku tak tau dia belok kemana, tapi akan aku cari dia sampai dapat.
"Alfred!" aku teriakkan namanya, oke aksiku ini dilihat oleh banyak sekali orang, malu? tidak! aku hanya ingin adikku kembali saat ini...
setelah berlari sangat lama dengan tenaga yang tersisa aku melihatnya berada di seberang jalan raya, kulihat lampu masih aman untuk menyebrang.
tanpa babibu aku mempercepat langkahku, serasa semua tenagaku kembali pulih setelah mengetahui ia sudah aku temukan...
"Alfred!" teriakku yang di balas empunya nama dengan menoleh dan di sertai wajah kaget? Oke, aku sebentar lagi akan mencapainya dan menyeretnya pulang akan aku masakkan dia scone kesukaannya setelah ini.
baru saja aku berada di tengah jalan, Alfred dengan cepat membuka mulutnya lebar, "ARTHUR!!"
"AL--"
TIIIIIIIITTT
Mendengar suara klakson aku tolehkan kepalaku ke asal suara dan melihat sebuah mobil yang melaju kearahku, semakin dekat aku tak sempat melangkahkan kaki tuk menjauh dan mobil itu--
Brakkk
--mengenaiku.
bruk
tubuhku jatuh di permukaan yang kasar, sebuah cairan terasa mengenai pipiku, terasa suasana di sekitarku menjadi ramai, pandanganku memburam perlahan lahan, tidak... aku tak boleh mati dulu, aku harus-- tidak bisa, tubuhku tidak dapat aku gerakkan, terasa sangat kaku, yang masih berfungsi tinggal dua indraku, yaitu mataku yang mulai memburam dan indra pendengarku yang menangkap suara secara samar--
"Ambulan! panggilkan Ambulan! cepat"
"Seseorang berikan pertolongan utama untuknya!"
"Darahnya keluar banyak sekali!!"
"bukannya dia tadi yang berteriak memanggil nama seseorang?"
"semoga nyawanya selamat."
--sampai aku tak dapat mendengar apa apa lagi dan pandanganku menggelap
I'll be there for you...
Kiku's pov
Ah, keadaan yang tenang, sangat tenang sampai aku mendapat pesan pendek dari seorang pemuda yang mengaku adik dari temanku Arthur, tunggu, adiknya? dia memakai ponsel Arthur untuk mengirim pesan jahil? sangat tidak sopan.
aku menghela napasku pelan sebelum aku meletakkan ponselku ke saku dan kembali menikmati suasana tenang di rumahku sampai--
drrrrrtttt
--getaran ponselku terasa, ah telfon dari siapa?. Aku lihat nama yang tertera di ponselku beratas namakan Arthur Kirkland, oh apa dia ingin menyampaikan sesuatu kepadaku? apa itu? ah pasti penyampaian maaf, tidak perlu, aku bisa memaklumi sifat adiknya itu... Aku segera mengangkat telfonnya.
"Hallo, Arthur-san ada apa?"
aku dapat mendengar isak tangis disana, "H-Hallo... ini aku adik dari Arthur Kirkland, apa ini saudara jauhnya kakak?"
oh adiknya yang menelfon, "bukan, saya koleganya."
"ah.. kakak... dia..." ucapnya yang terjeda cukup lama dengan isak tangis yang masih dapat aku dengar, "dia tadi tertabrak mobil dan berada di rumah sakit."
apa? benarkah? ini bukan candaankan? jika ku dengar dari isak tangisnya ia sungguhan, "baiklah, dia berada di rumah sakit mana sekarang."
Bagaimana bisa dia kecelakaan? apa saja yang ia lakukan, apa dia tak melihat rambu lalu lintas? atau dia mabuk? ah kenapa dia sangat... bodoh.
Setelah sampai ke tempat di mana Arthur berada aku segera berjalan dengan cepat ke Unit Gawat Darurat mungkin dia ada di sana dan belum di pindah ke kamarnya, aku sangat khawatir dengan keadaanya saat ini, khawatir kehilangan teman karir? Ya sepertinya begitu, langkahku terhenti ketika berada di depan pintu Unit Gawat Darurat, aku menarik napas panjang berharap aku dapat menemukannya di dalam sana, dengan keadaan yang tak parah, maksudku tak sampai mem-perban seluruh tubuhnya seperti mumi di Mesir, kalau itu terjadi akan susah tuk menemukannya.
Tak lama kemudian pintu tersebut terbuka memunculkan beberapa perawat yang mendorong sebuah tempat tidur ya anggap saja seperti itu, yang biasa digunakan untuk membawa pasien dari Unit Gawat Darurat menuju kamar pasien, aku lirik sebentar sosok yang terbaring di sana sebelum aku memegang pundak salah satu perawat yang membawa pasien itu,
"maaf, pasien ini--"
"Oh, dia korban yang tertabrak mobil... Kami akan memindahkannya ke ruangannya." jawab perawat tersebut yang tersenyum, "apa anda bapak keluarganya?"
aku tersenyum miris, "saya koleganya, saya ditelfon adiknya untuk menemuinya."
"oh anaknya tadi pergi tuk melakukan urusan lain."
urusan lain? astaga ada ada saja, kakaknya tengah sakit begini sempat sempatnya melakukan hal lain, aku menekuk tubuhku sedikit, "terima kasih, bolehkah saya ikut bersama pasiennya?"
"tentu."
setelah itu aku berjalan bersama para perawatnya menuju kamar yang akan di tempati oleh pasien ini-- Arthur Kirkland.
aku melihatnya saja sudah ingin berteriak memarahi adiknya agar tak membuat kakaknya seperti ini, lihatlah kepalanya yang di perban itu, dengan tambahan luka yang lain yang berada di tangan kirinya sehingga ikut terperban juga, ugh betapa mirisnya aku melihat kolega ku sendiri seperti ini, kuharap ia baik baik saja, akan aku tanyakan kepada dokter nanti untuk luka yang di alami oleh Arthur, aku masih dapat bersyukur mengetahui Arthur masih hidup walau dalam keadaan seperti ini, semoga keadaanya cepat membaik nanti.
setelah sampai di depan ruangan, aku tetap mengikuti nya sampai ia di letakkan di bilik yang berada di pojok kiri dekat dengan jendela, "bolehkah aku di sini bersamanya?"
"tentu." jawab perawat tersebut yang segera berjalan keluar dari ruangan.
ruangan bagus ku rasa, dengan nuansa warna putih seperti kebanyakan rumah sakit pada umumnya, keadaan yang sangat tenang kurasa, aku berdiri sejenak sebelum aku duduk di kursi dekat dengan ranjang dan melihat sosok yang tengah berbaring itu, "Arthur-san." aku memegang tangan kanannya, "bagaimana bisa kau mengalami ini?"
aku menatap sosoknya berharap ia akan bangun, membuka matanya dan menjawab pertanyaanku, tapi itu hanya angan angan, toh dia masih berbaring di atas ranjang ini dengan selang yang masih tertancap di tangannya.
Astagaaa finally!
fanfic AsaKiku yang bakal jadi series! mungkin akan selow respon...
saat chap ini telah mencapai 4-5 chap, akan aku uplod di Wattpad! whoho!
komentar sangat dibutuhkan...
dan saya sebagai penulis di sini jujur, buntu banget pas Arthur lagi ama Alfred, buntu banget, ngenes kan saya? Apa lagi bagian Arthur yang ketabrak mobil, duh saya sampai tanya keluarga akibat terkena tabrakan...
mulai dari koma sampai kematian, ngeri juga ya...
jadi kalian kalo mau nyebrang noleh kiri kanan dulu jangan kek Arthur yang percaya ama lampu lalu lintas wkwkwkw...
Spoiler ;
Arthur kena koma selama 6 bulan, wow kan?!
untuk chap 2 mungkin berisi Kiku yang menolak kehadiran Alfred di Rumah sakit atau langsung bikin Arthur siuman...
ahh bingung...
jan lupa komen ya! kritik dan saran sangat di perlukan loh!
