SOMETHING

Cast:

Jung Yunho

Kim Jaejoong

Park Yoochun

Kim Junsu

Shim Changmin

Rate : T

Genre : Horor and mystery

Author : ayy88fish

Disclaimer : Chara bukan milik saya. Saya hanya meminjam nama untuk menuangkan imajinasi yang tercipta dalam pikiran saya. Tapi cerita milik saya.

Warning : An alternative universe of TVXQ fanfiction, violence, gaje, typo(s). No beta. No edit. Jika tidak suka, JANGAN BACA!

.

.

A/n : Ah, sekali lagi maaf ya ayy bawa FF baru. Bukan pengalihan isu dari FF sebelumnya, hanya ingin post saja. Fic ini akan berisi pengalaman pribadi ayy dengan makhluk bernama 'Something' selama ini. Ya, ayy memang bisa 'melihat' dan 'berkomunikasi' –meskipun semakin lama kemampuan ini semakin berkurang- dengan beberapa makhluk itu. Tapi tentu saja ayy sesuaikan dengan kebutuhan FF ayy yang berkasting member boyband kesayangan ayy ini.

Tolong ingatkan jika ada sesuatu yang salah. Terima kasih.

Jadi, selamat menikmati ^^

.

..Something..

.Ayy88fish.

.

Yunho dan Jaejoong memasuki kamar Yunho dengan lesu. Agenda TVXQ seharian ini penuh. Mereka hanya punya waktu istirahat ketika di mobil. Itu pun hanya bisa memejamkan mata sejenak saja sebab begitu sampai ditempat selanjutnya mereka harus bersiap lagi untuk tampil. Hal-hal seperti ini sudah biasa bagi artis besar seperti mereka, tapi tetap saja mereka adalah manusia biasa yang memiliki batas yakni lelah.

BRUK

Jaejoong membaringkan tubuhnya di kasur bersprei putih Yunho. Kemudian berguling ke kanan dan ke kiri. Yunho hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kekanakan Jaejoong. Namja tampan itu meletakkan tas mereka berdua ke sudut ruangan. Lalu berjalan menuju lemari pakaian.

"Aaaahhhhh... Nikmatnya..." teriak Jaejoong sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"Kalau kau teriak seperti itu, yang lain bisa mengira kita sedang melakukan sesuatu yang 'iya-iya'." Yunho tersenyum sambil

memperingatkan kekasihnya. Namun Jaejoong malah mencibir Yunho. Menurutnya itu hanya alasan kekasih mesumnya agar dirinya mau diajak untuk 'iya-iya'.

"Dasar mesum."

Yunho yang berniat berganti baju tergelak mendengar jawaban Jaejoong. Meskipun dirinya sangat ingin melakukan hal itu, sayangnya tubuhnya sedang dalam kondisi yang tidak bagus jika dia memaksakan diri. Bisa-bisa besok mereka berdua tidak mampu bangun jika menuruti kehendak hati.

"Hei, hei. Aku hanya mengingatkanmu sayang."

"Alasan mu saja."

Mata Jaejoong terpejam rapat, tangannya menarik selimut besar Yunho dan menutupi tubuhnya dengan kain berwarna biru itu, namun Yunho dengan segera menarik selimutnya. Jaejoong berdecak sebal. Tubuhnya sudah benar-benar lelah. Yang dia butuhkan saat ini adalah tidur, bukan berdebat tidak jelas dengan sang kekasih. Matanya benar-benar lengket dan sulit sekali untuk dibuka.

"Yun..."

"Ganti bajumu dulu, Boo."

"Aniiii... Aku ngantuk.."

"Memangnya tubuhmu tidak lengket?"

"Aniiii... Ngantuk, Yunnnn..."

Tangan Yunho dan Jaejoong saling menarik selimut besar itu hingga akhirnya terjatuh di lantai. Jaejoong membuka matanya sedikit lalu mengambil selimut itu dengan kakinya. Masih dengan posisi terlentang di kasur. Tapi lagi-lagi Yunho menggagalkan usahanya. Kaki Yunho sudah lebih dulu menendangnya jauh-jauh.

"Ck."

Jaejoong mengalah. Dia membalik badannya dan menggulung tubuhnya persis seperti Jiji –kucingnya- ketika tidur.

"Astaga, Boo. Setidaknya bersihkan dulu wajahmu."

"Biar saja."

HAAHH

Yunho menarik nafasnya dalam-dalam. Dia sama sekali tidak berniat mengganggu istirahat Jaejoong, tapi biasanya Jaejoong akan terbangun ditengah tidurnya dan mengeluhkan macam-macam pada Yunho jika dia tidur dalam keadaan kotor dan berkeringat. Yunho tidak menyukai hal itu, sebab hal itu juga bisa mempengaruhi mood Jaejoong keesokan harinya.

"Oke. Tapi jangan mengeluh jika besok wajahmu tidak mulus lagi dan berhiaskan jerawat. Aku tidak akan membantumu."

Seketika Jaejoong bangun dari posisinya dan tanpa mengucapkan apapun berlalu meninggalkan Yunho sendirian di kamar. Yunho mengedikkan bahunya melihat tingkah Jaejoong.

"Tahu begitu dari tadi saja aku pakai jurus itu."

.

..Something..

.Ayy88fish.

.

Trio YooSuMin terkapar di ruang tengah. Dua berbaring di lantai, satu di sofa. Junsu memeluk sandaran sofa dengan tangan dan kakinya. Sepertinya mereka benar-benar sudah kelelahan. Dengan lesu dan langkah dipaksakan Jaejoong akhirnya sampai juga ke tempat tujuannya. Kamar mandi yang terletak di samping dapur. Sebenarnya di masing-masing kamar dorm ini ada kamar mandinya, hanya saja keran di kamar Yunho rusak dan belum dibetulkan. Selain itu, kamar mandi paling dekat dari kamar Yunho adalah disini.

Dengan segenap usaha Jaejoong membuka pintu kemudian menutupnya. Dia menurunkan resleting jeansnya dan melepasnya. Kemudian memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor di sudut ruangan. Kakinya yang berbalut bokser berjalan pelan ke sebelah kanan. Menurunkan sedikit penutup tubuh bagian bawahnya itu dan mengacungkan organ vitalnya ke arah kloset. Menuntaskan hasrat ingin pipis yang ditahannya sejak di mobil tadi.

Selesai dengan penuntasan hajat, dia pun kembali menuju wastafel. Jemari lentiknya mengambil sebuah sikat gigi berwarna putih. Setelah menambahkan pasta gigi di atasnya, Jaejoong memulai aktivitas menggosok gigi. Dilanjutkan dengan membasuh muka dengan pembersih wajah favoritnya. Matanya tertutup ketika jemarinya membasuh sisa kosmetik di wajahnya dengan air.

KLIK

Telinga Jaejoong mendengar sesuatu yang ditekan.

Betapa terkejutnya Jaejoong ketika mendapati kamar mandi dalam keadaan gelap gulita. Oh ayolah, ini bukan saat yang tepat untuk bercanda. Tubuhnya benar-benar lelah dan dia ingin segera istirahat. Hal-hal menjengkelkan seperti ini bisa membuat suasana hatinya semakin buruk. Dilihatnya pintu. Ada seberkas sinar dari luar, artinya sekarang tidak sedang mati lampu dan ada seseorang yang tengah bermain-main dengannya.

"Ya! Hidupkan lampunya!"

Hening. Tak ada jawaban.

"Hey! Jangan main-main. Aku sedang kesal!"

Masih hening.

Dengan kesal Jaejoong pun bergerak menuju pintu.

CKLEK CKLEK

Sial. Terkunci! Padahal seingatnya dia tidak menguncinya tadi. Jaejoong memang jarang mengunci pintu kamar mandi jika di rumah. Sepertinya dia benar-benar akan marah setelah ini.

"Ya! Buka pintunya. Jangan main-main. Hey!"

DOK DOK DOK

Jaejoong menggedor pintu dengan kalap. Sesekali menendangnya, berharap dengan begitu sang pintu mau terbuka. Bibirnya masih berteriak-teriak mengumpat. Telinganya mencoba menangkap suara dari balik pintu. Nihil. Siapa sebenarnya yang tengah mengerjainya kini. Ini sudah larut malam dan waktu yang sangat tidak tepat untuk bermain-main. Kantuknya sudah 100% hilang dan berganti dengan kemarahan.

'Baiklah. Aku tidak akan memasak selama sebulan!' kesalnya dalam hati.

.

..Something..

.Ayy88fish.

.

Yunho melepas headset dari kedua telinganya. Suara teriakan Jaejoong mengusik gendang telinganya. Dahinya berkerut heran. Ditambah lagi dengan suara gedoran pintu, Yunho yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan kekasihnya.

Secepat kilat Yunho berlari menuju tempat Jaejoong berada. Ya, Jaejoong tengah berteriak dan menggedor-gedor pintu dengan semangat. Yunho memutar kenop pintu dan menemukan kegelapan menyelimuti Jaejoong.

Tanpa berucap apapun Jaejoong mendorong bahu Yunho dan berjalan melewatinya. Yunho kaget. Jaejoong terlihat sangat marah. Kekasihnya itu bahkan tidak melihatnya ketika melewatinya.

'Ada apa sebenarnya?' batin Yunho bingung.

.

..Something..

.Ayy88fish.

.

Member Dong Bang Shin Ki terlihat duduk di kursinya masing-masing. Menikmati sarapan yang diantar oleh sang manager. Tapi ada yang berbeda kali ini. Kursi yang biasa diduduki Jaejoong terlihat kosong. Hari ini jadwal dimulai sore nanti. Manager mereka yang mengaturnya, namja yang mereka panggil hyung itu tidak mau Yunho cs jatuh sakit karena jadwal mereka yang terlalu penuh.

"Apa Jaejoong belum bangun?" tanya Yunho pada Yoochun, roomate sang kekasih.

"Kurasa belum. Jae hyung tidak mau membuka pintunya."

Yunho mendesah pelan. Tadi malam Jaejoong tidak kembali ke kamarnya, melainkan mengunci dirinya di kamarnya –dan Yoochun-. Yunho heran apa sebenarnya yang terjadi pada Jaejoong. Padahal semalam masih baik-baik saja. Ya, mungkin Jaejoong sedikit kesal padanya karena terlalu memaksa. Tapi ketika keluar dari kamar mandi, Jaejoong sama sekali tidak mau menatapnya. Bahkan Jaejoong tidak membuka pintu kamarnya ketika Yunho meminta masuk.

"Apa Jae hyung sakit?" kali ini Junsu bertanya cemas.

Jaejoong tidak pernah bangun kesiangan, seletih apapun mereka hari sebelumnya. Kecuali ketika member etrtua itu sakit.

"Apa? Jae hyung sakit?"

"Bukan. Aku hanya bertanya apakah Jae hyung sakit. Padahal sepertinya semalam dia baik-baik saja."

Yunho diam dan mencoba mencerna sesuatu. Seketika matanya menatap satu persatu membernya. Menyelidiki kira-kira penyebab tingkah aneh Jaejoong semalam. Hingga akhirnya pikirannya menyimpulkan sesuatu.

"Siapa diantara kalian yang mengerjai Jaejoong semalam?"

Yoochun dan Junsu menatap bingung pada sang leader. Sama halnya dengan Changmin yang saat ini terbatuk-batuk karena tersedak.

"Mengerjai?" koor mereka serempak.

Yunho akhirnya menceritakan perihal kejadian semalam. Dimulai dari Jaejoong yang menolak berganti pakaian, hingga Yunho membuka pintu kamar mandi dan menemukan ruangan itu dalam keadaan gelap.

Yunho tidak bodoh untuk menyadari ada sesuatu yang janggal. Wajar saja jika dia memiliki pemikiran seperti itu. Saklar lampu kamar mandi dapur berada di luar, berdampingan dengan saklar lampu dapur. Jadi berpikir bahwa seseorang mematikannya dan membuat Jaejoong di dalamnya marah adalah pemikiran yang logis. Sayangnya hal itu justru membuat YooSuMin semakin menatap aneh padanya. Mereka menatap satu sama lain. Berharap bahwa salah satu dari mereka bisa menjawab pertanyaan Yunho.

"Wae?" Yunho idak jadi melanjutkan makannya melihat sikap aneh membernya.

"Semalam kami tertidur di ruang tengah. Aku bangun paling awal sekitar jam setengah enam tadi, dan sepertinya tidak ada satupun dari kami yang berpindah posisi." Junsu meneguk jus jeruk dari gelas besar. Menyisakan setengahnya.

"Tapi Changmin sering mengigau." Ucap Yunho.

"Tapi dia tidak pernah tidur sambil berjalan." Jawab Yoochun. Bibir Changmin tidak bisa digunakan untuk menjawab. Penuh dengan makanan, meskipun dikunyah perlahan.

"Aku yakin mereka tidak bangun Hyung. Tubuh kami terlalu lelah semalam. Selain itu, aku juga terbangun karena kebelet. Jadi aku yakin kami tidak melakukannya." Junsu meyakinkan Yunho.

"Jam berapa kau bangun semalam?"

"Sekitar jam 3. Aku yakin sekali hyung. Mereka tidur dengan bantal sofa. Aku tidur di sofanya. Kami bahkan sudah tidak sanggup lagi ke kamar, jadi bagaimana mungkin kami melakukan hal-hal seperti itu. Yoochun saja bisa tidur tanpa selimut. Jika memang kami pelakunya, rsanya mustahil sekali, hyung."

Yunho mengangguk-anggukkan kepalanya, mengerti dengan penjelasan Junsu barusan. Changmin juga mengangguk-anggukkan kepalanya semangat, mengiyakan Junsu. Yoochun diam saja. Sepertinya memikiran sesuatu. Beberapa saat kemudian kakinya melangkah menuju kamarnya bersama Jaejoong.

Tangannya mengetuk pelan berusaha membangunkan Jaejoong, tapi nampaknya tidak berhasil. Tak ada jawaban dari dalam pintu. Dia pun mulai memanggil nama Jaejoong. Semakin lama semakin keras. Nihil. Seolah tak ada orang di dalamnya. Yoochun yakin Jaejoong amsih di kamarnya. Jaejoong bukan orang pikun yang akan meninggalkan dompet dan ponselnya jika keluar rumah. Dia sedikit menyesal tidak menyimpan kunci satunya di luar kamar.

Junsu bergerak gelisah di samping Yoochun. Pikirannya mulai memikirkan sesuatu yang tidak-tidak. Sesuatu yang buruk. Yoochun mencoba menghubungi ponsel Jaejoong. Sial. Tidak aktif!

"Astaga. Cepat bangunkan Jae hyung! Apa kalian tidak merasa ada sesuatu yang salah di sini?" Junsu berteriak panik.

Changmin dengan cepat mendobrak pintu bercat putih itu. Dalam beberapa kali dorongan pintu malang tersebut akhirnya terbuka. Keempatnya terkejut luar biasa. Junsu berteriak kaget. Yoochun menganga lebar. Changmin terdiam di tempatnya. Sedangkan Yunho dengan cepat menuju tubuh Jaejoong.

Ingin sekali Changmin berteriak memperingatkan Yunho tapi terlambat. Yunho sudah mengangkat Jaejoong yang entah bagaimana bisa mengalami luka di kepalanya. Sepertinya Jaejoong terjatuh kesamping ketika tengah duduk di depan meja rias, sebab Jaejoong masih menyatu dengan kursi bersandaran itu. Tubuhnya merosot di lantai, tapi kakinya masih menggantung. Seperti ada sesuatu yang menarik kursi itu kesamping dan Jaejoong yang berada di atasnya juga ikut terjatuh. Menyebabkan dahi Jaejoong terluka karena terantuk lemari.

Junsu dan Yoochun segera menuju Yunho untuk mengangkat Jaejoong. Namun Changmin hanya terpaku di tempatnya. Tiba-tiba kakinya terasa lemas. Sesuatu menatap tajam ke arahnya. Sesuatu yang Changmin yakini sebagai penyebab semua ini. Sesuatu yang menyeringai menakutkan dan berbisik-

"Watch Out..."

- tepat di depan wajahnya. Dan semuanya dimulai.

.

..Something..

.Ayy88fish.

.

TBC/END?

.

"M" 120114

.

.

A/n: Hola... Halo... Ngehehe.. Ayy datang lagi dengan cerita gaje. Maaf ya kalau umma kita tercinta selalu jadi objek penderita di fic ayy akhir-akhir ini. Abis mukanya itu loh, selalu bertampang 'minta disiksa appa Jung'. *digaplok umma*

Bukan. Bukan itu. Tapi ayy lagi dapet feel-nya ke umma. Ntar kalo feel-nya di appa, ayy juga bakal bikin kok.

Fic ini ayy buat sambil bobo-in si dedek di ayunan. Maklum ya, emak-emak. *ketahuan tuanya* jadi mohon maaf kalau ada typo(s) yang tidak terdeteksi. Belum lagi mati lampu jadi kudu gelap-gelapan ama gaplok-gaplokan ama nyamuk *gak bisa pakai obat nyamuk bakar*ga da yang nanya*. Ehem. Curcol berkepanjangan.

Ngomong-ngomong soal FF, ayy sangat senang punya readers. Baik yang review ataupun yang tidak. Sebab selama ini kan hanya jadi konsumsi pribadi dan kalangan sendiri *udah kayak buku khusus aja*. Eh, ternyata berbagi –fic- itu menyenangkan. Soalnya dari sini ayy juga dapat teman baru dan berharap suatu saat dapat ketemu.

Ayy tidak pernah meminta reader FF ayy untuk review, kecuali yang sudah review di chap sebelumnya –itu juga kalau ayy sempat balas review-. Mungkin itu penyebab sedikitnya jumlah review di FF ayy. Tapi ayy sangat berterima kasih pada reviewer *kecup satu-satu*reader muntah berjamaah* karena mereka ayy semakin bersemangat belajar menulis. Ayy senang karena di FFn kita bisa tahu seberapa banyak yang sudah membaca karya kita. Entah suka atau tidak. Dan ayy paling senang dengan FF I'll protect you, soalnya readers ama reviewer-nya paling banyak. *ngahaha.. Jujur amat saya* Dan ceritanya kemarin sudah mau post chap selanjutnya. Tapi karena suatu hal dan lain sebagainya, ayy urungkan. Soalnya lagi males buka-buka net.

Oh ya. Untuk reader tersayang, yang suka kirim PM untuk 'mengingatkan' ayy untuk posting lanjutan FF ayy, ayy ucapkan terima kasih. Tapi tolong gunakan bahasa yang lebih sopan. Keselnya, kalo adik ayy bilang..

'review nggak, nagih mulu.'

Gitu. *itu beneran kata adik ayy lho ya.*

Ayy bisa saja langsung update chap selanjutnya, karena setiap kali ayy posting FF berchapter, chapter selanjutnya pasti sudah ayy kerjakan, setidaknya setengahnya. Jadi dimohon bersabar. Oke. Ayy mohon pengertiannya karena ayy tidak memiliki banyak waktu kosong. Sekian curcolan kasih untuk semuanya.

Saranghae ^^