Hueee…..

Writer Block !!! -_-

Bingung gimana mau ngelanjutin fict2 yang masih nanggung….

Mending sekarang bikin fict baru (Digebukin author2 lain)

Seperti biasa, Fict ini mengandung crack pairing besar-besaran…. ;D


Chapter 1: Guru yang 'berbahaya'

1 Bulan yang lalu

Para murid SMU Konoha berdiri dengan rapih di lapangan upacara. Kepala sekolah Hiruzen saat ini sedang mengakhiri pidatonya.

"… Selamat atas kelulusan siswa kelas tiga, dan kenaikan kelas para siswa kelas satu dan dua. Semoga kalian…"

'Dor!! Dor!! Dor!!!!'

Belum selesai Hiruzen membacakan penutup dari pidatonya, tiba-tiba terdengar suara letusan berkali-kali dari tempat guru berdiri.

"Apa ini!?!?!?"

"Petasan?!?!?"

Sementara para guru sedang kalang kabut berlompatan, dua muka bahagia terlihat di balik barisan murid kelas satu.

'Plokk!!'

"Yeah!!!"

"Sukses!!!"

Dua pemuda, yang satu berambut coklat dan yang satunya lagi berambut kuning cerah, keduanya ditata dengan gaya yang mirip, berdiri acak-acakan, tampak bahagia dengan pemandangan itu.

"Naruto, Kiba, Itu ulah kalian lagi ya?" Tanya salah seorang siswa kelas satukepada mereka.

Pertanyaan itu hanya dibalas oleh sepasang senyuman licik dari keda siswa tersebut.

"Jadi itu yang bernama Naruto Uzumaki" Tanya seseorang dari barisan guru sembari melihat ke si pembuat ulah yang berambut pirang tadi.

"Begitulah… Dan dia itu… anaknya… Kushina yang itu…" Jawab seorang lainnya sambil melompat menghindari petasan tikus yang datang entah dari mana.

"Hoo… Menarik… Kalau begitu aku akan menawarkan diri untuk menjadi wali kelasnya di tahun ajaran mendatang."

"Tu.. tunggu… Kau serius? Anko?"

Flashback mode: Off

Tahun ajaran baru dimulai. Naruto berlari-lari ke kerumunan siswa di depan sebuah papan.

"Pasti papan pembagian kelas." Pikir naruto semangat.

"Oooiiii… Naruto!!!" Panggil Kiba seraya keluar dari kerumunan.

"Kibaa!!! Bagaimana hasil pembagian kelasnya?" Tanya Naruto dengan semangat.

"Kita sekelas….. Tapi…" Lanjut Kiba.

"Bagus dong!! ... Tapi apa?"

Naruto tak perlu mendengar kelanjutan cerita dari Kiba, karena siswa-siswa di sekitar mereka sedang membicarakan hal yang sama.

"Eh… Kelas 2S itu kelas khusus ya?"

"Kayaknya sih iya… Lihat aja isi kelasnya.."

"Double Trouble NaruKiba… dengar-dengar tahun kemarin saja mereka sudah membuat dua laci khusus laporan kenakalan murid."

"Stalker Lady Hinata… Dengar-dengar semua laki-laki yang ditaksirnya sejak jaman SMP meminta pindah sekolah karena trauma.

"Manhitter Sakura… Tak peduli siapa yang salah, kalau ada wanita dan laki-laki yang bertengkar, dia akan segera memukul yang laki-laki. Tahun lalu ada sepuluh orang laki-laki yang dia kirim masuk rumah sakit."

"Sasuke si Ayam Hitam… Katanya ayahnya adalah ketua geng yakuza, sementara kakaknya adalah inspektur polisi setempat."

"Siscom Neji… Sai Van Gough… Peeping Tom Suigetsu… Love Horror Karin…. Weapon Dealer Tenten…"

"Wahh… Memang sekolah ini terkenal banyak murid bermasalahnya, tapi kalau semuanya dimasukkan ke dalam satu kelas..."

Naruta dan Kiba langsung saling berpandangan seketika.

"Mengerti maksudku kan?" Tanya Kiba pelan.

"Kelas ini kacau!!!" Desis Naruto. "Apakah guru-guru sudah menyerah sehingga mereka disingkirkan ke dalam kelas tersendiri?"

"Entahlah… Sekarang masuk kelas dulu saja…"

...

Sementara itu di ruang guru...

....

"Maaf kalau aku memberi tugas yang berat ini untukmu..." Kata Kepala Sekolah Hiruzen kepada sesosok wanita di depannya.

"Tidak apa-apa. Empat tahun yang lalu kan saya yang merupakan bagian dari murid bermasalah itu sendiri. Ahahahah...." Jawab sosok wanita tadi dengan riang. "Dalam satu tahun. Akan 'kusembuhkan' mereka semua."

"Dan sebaiknya kau mendekati salah satu murid untuk membantumu..." Lanjut Hiruzen.

"Tenang saja..." Potong Wanita itu. "Aku sudah punya calon yang menurutku menarik." Lanjut wanita itu sambil tersenyum 'nakal'.

...

...

Di Kelas 2S

"Bagaimanapun juga ini tidak bisa diterima!!!! Tidak sepantasnya guru-guru menyerah terhadap murid-murid yang bermasalah. Pengelompokan ini benar-benar KACAU!!!!" Teriak Naruto emosi di dalam kelas.

"Memang sih... Nanti kita tanyakan langsung saja pada wali kelas kita." Jawab Kiba.

"Ooiii... Berisik sekali kalian...." Protes sebuah suara di belakang mereka. Di sana terlihat sesosok pemuda dengan rambut hitam dikuncir ke atas dalam posisi tidur di atas meja.

"Shikamaru?!?!?" Kiba tampak terkejut.

"Kau kan anak Jenius itu?!?!? Kenapa anak dengan nilai jauh diatas rata-rata sepertimu bisa masuk kelas bermasalah ini?" Tanya Naruto tak kalah kagetnya.

"Hoahhmmm.... Mungkin karena aku mengidap penyakit Narkolepsi.... Kadang-kadang aku terserang rasa mengantuk yang sangat hebat, sehingga aku tertidur seketika..." Jawab pemuda yang dipanggil dengan nama Shikamaru tadi malas-malasan sambil kembali menyandarkan kepalanya ke lipatan tangannya.

"Jelas-jelas kau berniat tidur... Mananya yang narkolepsi?" Batin Naruto sewatdropped.

Naruto pun melihat-lihat ke sekeliling kelas barunya. Yang dilihatnya adalah anak-anak bermasalah di seluruh penjuru kelas sedang berulah. Tiba-tiba terbesit sebuah ide nakal di benaknya, dan tanpa menunda waktu dia pun mulai bergerak menuju pintu masuk.

"Mau mengerjai wali kelas di hari pertama Naruto?" Tanya Kiba sambil tersenyum.

"Hehe... Tentu saja." Balas Naruto.

"Ah itu dia wali kelas kita datang." Bisik seorang murid.

Terlihatlah sesosok bayangan bergerak dengan santai ke arah pintu.

'Klik!' terdengar suara gagang pintu yang digerakkan.

"Ayo.. Sedikit lagi...." Bisik Naruto sembari tersenyum licik.

'Brak!!!!!' Terdengar suara pintu yang ditendang.

'Pluk.' Terdengar suara semangkuk debu kapur yang jatuh ke lantai.

Dan dengan itu sesosok wanita yang disinari matahari dari belakangnya sehingga membuatnya tampak sebagai siulet.

"Siapapun yang memasang jebakan kapur ini...." Terdengar suara tegas dari sesosok wanita berambut ungu gelap yang dikuncir seadanya ke belakang. Wanita itu mengenakan kemeja putih yang dibalut jas berwarna ungu dan mengenakan rok ungu selutut.

"Sayang sekali... Tapi meleset yaa..." Lanjut guru wanita itu dengan suara nakal sembari menjulurkan lidahnya.

"Perkenalkan… Namaku Anko Mitarashi… Aku adalah wali kelas kalian selama satu tahun ke depan…."

"Maksudmu 'pawang' kami selama satu tahun ke depan?" Potong Naruto dengan sinis.

"Ngg… Tolong sebelum memotong, julurkan tangan kalian dan sebutkan nama kalian." Jawab Anko dengan tenang.

"Namaku Uzumaki Naruto, dan aku tahu kalau kami ini adalah murid-murid buangan" Bersamaan dengan kata'buangan', seisi kelas menjadi sunyi.

"Bisa kau jelaskan maksudmu Naruto?" Tanya anko dengan dingin.

"TIDAK USAH MAIN-MAIN!!! Semua orang sudah tahu kalau murid-murid di kelas ini adalah anak-anak bermasalah!! Dan kenapa kami semua dikumpulkan? Adalah karena guru-guru sudah menyerah pada kami!!! Memang dari dulu semua guru itu sama. Kalau ada seorang yang dianggap gagal, mereka langsung lepas tangan begitu saja!!! Benar kan?!?!?" Jawab Naruto panjang lebar dengan penuh emosi. "Jujur saja, kau pasti menjadi wali kelas di sini gara-gara kalah undian kan?"

"Sebaiknya kau dinginkan kepalamu dulu Naruto-kun….." Jawab Anko sambil menepuk kepala Naruto.

"JANGAN SSENTUH AKU SEENAKNYA!!!!!" Teriak Naruto sambil mengayunkan tangannya ke arah Anko.

'takkk!!!' Tamparan Naruto mengenai kuncir rambut Anko, melukai tangannya sendiri.

"Ah… Ma-maaf… aku agak lepas kendali tadi. " Lanjut Naruto gelagapan. "Aku tidak bermaksud untuk…"

Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, Anko sudah menggenggam telapak tangan Naruto yang terluka.

"Ada tiga kesalahan… Naruto-kun." Ujar Anko dengan intonasi yang 'aneh'.

"Pertama…" Lanjutnya sambil mengacungkan satu jari di tangannya yang kosong. "Sekolah ini masih peduli kepada murid-muridnya."

"Kedua…" Anko semakin mendekatkan mukanya ke muka Naruto. "Tidak semua guru itu sama. Searusnya kau yang tahu kalau kita memiliki banyak guru 'unik' di sekolah ini."

"Dan yang terakhir…" Anko kini tersenyum sambil mengangkat tangan Naruto yang terluka tadi. "Aku termasuk guru unik itu… Dan aku yang akan menyembuhkan ketidak-beresan murid-murid di kelas ini."

Bersamaan dengan akhir kalimat tersebut, Anko menjilat luka di tangan Naruto, lalu menelan darah yang masuk kemulutnya.

"…." Naruto dan murid-murid lainnya hanya bisa menatap penuh horor ke Anko.

"Dia menjilat tanganku…. Menjilat Darahku… Lalu ditelan? Si.. Siapa dia sebenarnya?" Batin Naruto dengan penuh ketakutan.

"Dan karena kau sepertinya perhatian terhadap teman-temanmu, Naruto-kun, maka kau kuangkat menjadi ketua kelas… Yang lain tidak ada yang protes kan?"

"…." Seisi kelas hanya diam, atau lebih tepatnya tidak sanggup berkata apa-apa.

"Tidak ada kan? Bagus… Karena ini hari pertama tahun ajaran, maka belum ada jadwal yang berlaku. Kalian bebas untuk pulang… Dan Naruto-kun, sebagai ketua kelas mari kita melewati waktu bersama dulu di kantorku yuk…" Tutup Anko dengan senyum nakal.

Naruto hanya bisa mengikuti Anko sambil tebengong-bengong.

TBC


Wew….

Chap 1 udah beres…. :D

Gaje ya?~ ~

Gak tau mo ngomong apa lagi….

Mohon kritik dan sarannya y… -_-