CARE

By: Seri-ssi

Qin's Ent. Mu Ziyang

X

Click Star Culture's Hu Zhibang

Ziyang x Zhibang

(Dance to the music team B)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Masih sedih?" Seorang lelaki tampan dengan perawakan tinggi menghampiri seseorang yang sedang duduk dipojok ruang latihan. Lelaki tampan itu tidak lain adalah Mu Ziyang. Sangat tampan membuat hati yang melihat berdesir ingin memujinya. Bukan hanya tampan tapi lelaki itu hangat dan juga baik.

Hu Zhibang atau yang kerap disapa Babang, orang yang ditanyai tadi menggeleng pelan. Wajahnya masih memerah karna menangis tadi. "Kenapa gege disini?" Tanyanya kemudian setelah hening beberapa saat.

"Aku khawatir padamu." Ziyang berjongkok lalu mengusak rambut babang yang sedikit berantakan. Seperti tadi siang. Zhibang merasakan seperti sebuahdejavu, Dia ingat sekali tadi siang kalau tangan besar dan kokoh itu mengusak rambutnya.

Bahkan saat lelaki itu berjongkok Zhibang masih harus mendongak untuk menatap wajah tampan itu dikarnakan tinggi luar biasa yang dimiliki lelaki tampan itu.

"Aku khawatir kejadian tadi siang masih kau pikirkan." Ziyang mengelus surai hitam legam itu, entah kenapa rasanya enggan sekali Ziyang melepaskan tangannya dari rambut halus milik Babang.

Ziyang khawatir kalau kalau pertengkaran antara Siqi dan Zouye mengganggu pikirannya. Apalagi secara tidak langsung pertengkaran itu diakibatkan olehnya. Siqi yang memberikan perhatian lebih padanya membuat tim menjadi kacau. Sebenarnya maksud sang leader baik mengajari Zhibang koreografi secara terpisah namun hal itu membuat tim tidak seimbang. Setelah dibicarakan masalah selesai tentu saja dengan bantuan Ziyang. Ziyang sangat bijak dalam mengambil keputusan dan memberikan pemahaman agar yang lain mengerti.

Zhibang sebenarnya ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih pada Ziyang tapi tidak tahu caranya. Kalau bisa dia ingin membalas mengusak rambut Ziyang sebagai balasannya tapi itu mustahil karna tingginya yang hanya sebatas dada Ziyang. Zhibang tertawa geli mengingat perbedaan tinggi itu.

"Ge, duduklah." Bak sebuah perintah mutlak Ziyang menurut, lelaki jangkung itu duduk dihadapan Babang yang sedang tersenyum menatapnya. "Kau baik padaku karna kau perhatian pada semua orang atau karna aku teammate mu atau karna aku spesial?" Babang bertanya, menatap mata tajam Ziyang dengan sejuta kharismanya.

"Huh?" Ziyang terkejut. Sepertinya niat terselubungnya sudah terdeteksi sejak awal oleh sang target. Babang menatapnya lekat seolah memaksa meminta jawaban. "Uh... kurasa pilihan ketiga adalah jawaban yang benar." Ucap Ziyang kembali mengusak rambutnya.

Babang tersipu mendengar jawaban dari lelaki tampan dihadapnnya itu. "Ge, cobalah menunduk." Lagi lagi Ziyang hanya menurut, menundukan kepalanya.

Tangan mungil itu meraih puncak kepala Ziyang dan mengusap surai hitam itu dengan lembut. Ziyang tersenyum memegang tangan kecil yang berada diatas kepalanya kemudian menggenggamnya.

"Jangan khawatir Ziyang-ge, aku tidak lagi memikirkan masalah itu. Aku hanya memikirkan bagaimana cara bertahan disini." Dengan wajah cerianya Babang menjawab semua apa yang ada dipikiran Ziyang.

"Kenapa kau ingin bertahan disini?" Tanya Ziyang sembari merapatkan duduknya pada pemuda dua puluh tahun itu.

"Karna aku masih ingin lebih lama bersama gege." Jawabnya malu malu, Ziyang melihat semburat pink diwajah manis Babang membuatnya gemas setengah mati.

FIN.

(Terinspirasi dari usak usak rambut doang sih wkwk. adoh Ziyang da best deh pokoknya.

RNR PLEASE? Terima kasih )