Tittle : FALLING FALLING CHAPTER 1

Main Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Other Cast:

D.O Kyungsoo

Kris

Pair: Baekyeol/Chanbaek

Rate: T

This Story is MINE and the Plot to

Warning!

YAOI/typo menghantui~~

ENYOY ^^

Di tengah hampanya langit kejinggan, terdengar suara pantulan bola dari arah sebuah lapangan kosong. Di tengahnya, berdiri seorang namja yang memiliki tinggi di atas rata-rata. Sesekali namja itu melirik tajam kearah ring tinggi yang terletak beberapa sentimeter dari kepalanya. Haahh… Hahhh… suara nafas kelelahan namja itu yang memecah keheningan.

Namja itu menghentikan suara dari kegiatan men-dribble-nya dan mengambil postur menembak bola dari luar area three-point. Sekali lagi namja itu memastikan jika postur tubuhnya sudah benar untuk men-shooting bola dari jaraknya ke ring. Setelah yakin, namja itu melompat tinggi dengan percaya diri dan sebuah senyuman.

Whooosh

Shooting namja tinggi itu begitu kuat dan cepat melambung tinggi di udara dan menukik menuju ke arah ring dan . . . . Blam! Namja itu tersenyum dengan bahagia, akhirnya latihan beberapa hari ini benar-benar membuahkan hasil. Bola yang ia shoot masuk dengan sempurna tanpa mengenai sisi ring.

"PARK CHANYEOLLLL!"

Namja tinggi itu mengarah ke sumber suara disertai dengan rasa nyeri yang sangat di mukanya.

"Ya! Byun Baekhyun apa yang kau lakukan!? Ini sakit sekali tau" seru namja tinggi itu sambil bangkit berdiri.

"Mwo! Kau tak lihat aku tadi menendang wajahmu?! Aku tadi M.E.N.E.N.D.A.N.G wajah mesummu Park Chanyeol!" seru namja kecil berwajah malaikat yang sedang berdiri dengan ekspresi muka menakutkan.

"Arraso, kau tak perlu menggulanginya ataupun mengejanya. Aku tau aku tak terlalu pintar tapi aku . . ."

"Stupid! You're so stupid!" sela Baekhyun dengan wajah mengejek dan suara yang dibuat-buat.

"Byun Baekhyun kau memang namja kurang ajar, memang apa salahku sampai kau tega mena-pakkan kakimu di mukaku. Mukaku yang tampan dan rupawan ini" balas Chanyeol sambil tertawa pelan kemudian ia melihat kearah Baekhyun yang wajahnya sudah dilipat 3.

" .wan. .mu!" plak plak plak plak Baekhyun terus terusan memukuli Chanyeol saking kesalnya. "Kau tau?"

"Tentu saja tidak, kau kan tidak member tauku~" Chanyeol bisa mata Baekhyun sudah terlihat adanya api besar yang menyala dengan sangat terang dan panas

"Jangan plak sela plak omonganku plak namja bodoh!"

"YA! APPO!"

"Kau! Kemana kau ini! Seharian bolos sekolah! Dan guru-guru menyalahkanku karna aku tinggal se apartemen denganmu tapi tak tau apa-apa! Akan ku adukan oemma mu. Liat saja, aku sudah muak!"

Baekhyun berbalik dan tak mempedulikan teriakan Chanyeol. Namja tinggi itu berjalan di belakang namja kecil itu melewati jalan trotoar.

"YA! Byun Baekhyun!" seru Chanyeol lantang.

. . . . . Baekhyun terus berjalan, tak menggubris.

"Baekkie~" Chanyeol menahan rasa ingin tertawanya karna ia tau Baekhyun akan sangat marah kemudian berbalik dan menghajarnya. Namja kecil itu benar-benar pemarah.

. . . . . hening

"Ayolah, mianhe~"

. . . . . masih hening

"Kau tak mau ku traktir es krim kesukaanmu~?" akhirnya Chanyeol terpaksa mengeluarkan senjata pamungkasnya. Meski nanti ia harus rela dompetnya kosong melompong.

Srek. Baekhyun berhenti berjalan. Kemudian menoleh kebelakang. "20 packs" balasnya dengan wajah imut.

"Neee….. apapun asal jangan mengacuhkanku"

"20 Pack es krim strawberry ku dulu"

"Perutmu itu sebenarnya terbuat dari apa hah! Kau sendiri tau jika makan es krim banyak-banyak itu tak baik untuk pencernaan kan!"

Baekhyun menatap Chanyeol dengan datar.

"Ya sudah. Akan ku buang barang-barangmu"

Namja kecil itu kembali berjalan, sedang Chanyeol harus menghela nafas kesal. "ARRASOOOOO!" teriaknya sambil berlari memeluk Baekhyun dari belakang. Mereka berdua tertawa.

Sejak lahir, Byun Baekhyun dan Park Chanyeol sudah ditakdirkan untuk terus bersama. Kedua orang tua mereka adalah sahabat sekaligus tetangga dekat sehingga sudah sewajarnya jika kedua orang anak semata wayangnya mengikuti jejak orang tuanya. Dari sekolah dasar hingga sekolah menengah mereka selalu bersama. Dimana ada Byun Baekhyun disitu ada Park Chanyeol. Persahabatan dari lahir itulah yang membuat mereka benar-benar mengerti pribadi masing-masing. Semua orang melihat mereka seperti kakak adik yang saling menyayangi.

Meski begitu, karna terlalu seringnya mereka bersama.. lama kelamaan orang orang mulai membandingkan mereka satu sama lain. Seorang Byun Baekhyun, yang memiliki wajah menggemaskan, mudah bergaul namun segalak anjing dengan segudang prestasi di bidang mata pelajaran dan seni tarik suara. Dan seorang Park Chanyeol, namja tinggi, center sekaligus ace andalan klub basket dengan sifat dingin dan lemah dalam pelajaran. Meski sering dibanding-bandingkan mereka tak terlalu peduli akan hal itu. Karna mereka tau kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing.

Menginjak bangku SMA. Byun Baekhyun akhirnya menetapkan tujuannya untuk pergi ke Seoul High School. Selain untuk menuntut ilmu, keputusan Baekhyun ini ia ambil sekaligus untuk melepaskan diri dari Chanyeol. Karna tak selamanya mereka akan bergantung satu sama lain, mungkin dengan ini namja mungil itu dapat mencoba hidup lebih mandiri lagi. Jauh dari orang tua, jauh dari Chanyeol. Karna Baekhyun tau, dengan nilai Chanyeol yang nggg… mendekati kata hancur itu, sangat tak mungkin namja bertelinga gajah itu bisa menjangkaunya.

Namun, Chanyeol yang tak terlalu pintar dalam mata pelajaran itu menyusulnya pergi ke SMA yang sama. Berbekal berbagai piagam lomba basket yang pernah ia menangkan dan juga bantuan surat rekomendasi dari sekolah lamanya serta sebuah rasa yang ia pendam, akhirnya ia mampu. Meski ia harus membuang beasiswa yang diberikan padanya untuk masuk akademi khusus yang memiliki spesialisasi dalam olahraga. Lebih tepatnya ia harus membuang mimpi terbesarnya hanya untuk selalu bersama Byun Baekhyun. Cinta pertamanya.

Baekhyun marah besar dan kesal luar biasa karna rencananya untuk menjadi seseorang yang lebih mandiri. Namun sebenarnya alasan ia marah adalah Chanyeol yang membuang impiannya hanya untuk dirinya. Pada akhirnya ia memeluk Chanyeol dengan sangat erat saat namja tinggi itu datang tiba-tiba di apartemennya. "kau…. Benar-benar bodoh Park Chanyeol…." Isaknya malam itu. Chanyeol hanya tersenyum dan membalas pelukan seseorang yang ia cintai. Meski orang itu tak tau bagaimana perasaannya.

Baekhyun Prov

Haahh Haahhh

"Ngg…. Baekhyun~" kudengar seseorang memanggilku. Aku sudah tau siapa itu.

"MWO!" balasku sengit sambil menatap wajahnya. Seorang namja dengan bola mata yang menurutku menyeramkan.

"Kau galak sekali, aku kan hanya memanggilmu" balas namja itu dengan mulut yang ia buat manyun.

"haaah haaah tolong ambilkan jatah makananku Kyungsoo. Aku seperti tak bisa merasakan kakiku…" kataku dengan sorot mata memohon. Lebih tepatnya teknik rahasiaku, puppy eyes. Dan benar, ia langsung mengambil jatah makanku meski ia harus memakiku dulu -_-.

Setelah menunggu agak lama, akhirnya Kyungsoo membawa jatah makan siangku "Ini. Makanlah Baek…" ujarnya tulus.

"Terima kasih" balasku singkat. Menu makan siang kali ini adalah daging panggang yang mengiurkan mulutku, pudding, dan susu botol seperti biasa. Tak perlu berlama-lama lagi, makanan itu sudah tak berbentuk lagi karna sudah masuk mulutku. ]

"Jadi kenapa kau terlihat… nggg… tak betenaga?" ia mengamatiku makan sambil berbicara dengan hati-hati.

"Aku terlambat. Lebih tepatnya harus terlambat karna harus membangunkan raksasa itu" aku menunjuk Chanyeol yang sedang berjalan menuju kantin bersama beberapa temannya. "Dan aku masih harus menunggunya makan dan mandi… kau tak akan percaya jika ia mandi seperti seorang gadis. Saaaaaangaaaatttt lama. Oemma ku saja tak pernah selama itu" Kyungsoo masih memperhatikanku. "Kemudian . . . . kau tau kan si satpam kita, Si Tao yang 'berhati besi' itu menyuruhku berlari 10 kali mengelilingi lapangan besar. Sekali putaran saja aku sudah melambaikan tangan. Kau tau kan temanmu yang imut ini sangat tak suka berkeringat?"

Kyungsoo memutar bola matanya malas. "Kau memang sangat pintar bicara Byun Baekhyun" aku kembali menyantap makananku dengan brutal sementara Kyungsoo terdiam. Atau lebih tepatnya melihat Chanyeol dengan tatapan menjijikan seperti ingin melumatnya hidup-hidup.

"Stop that! You freaking me out! Apa kau sebegitu menyukai si tiang listrik tak tau malu itu?" seruku. "Tentu saja bek, siapa juga yang bisa membenci seorang Park Chanyeol? Ia tinggi, tampan, dan berbakat" katanya sambil berbinar-binar.

"Tinggi, tampan, berbakat, dan bodoh. Jangan lupa yang satu itu" ralatku

"Kau ini harusnya bersyukur dekat dengan namja sepopuler dia! Kebanyakan orang pasti akan merasa bahagia dan luar biasa senang bisa dekat dengan namja cool itu" aku bisa melihat sebuah pengharapan besar dimata Kyungsoo.

"Ne, mungkin dari sini dapat disimpulkan aku berbeda dengan orang kebanyakan" aku kembali menyantap makananku. Kyungsoo memperhatikanku dengan seksama. Apa ada yang salah dengan wajahku? "Mwo? Kau ingin membuat berita 'seseorang siswa ditemukan mati karna terlalu lama ditatap seseorang'? kau benar benar menakutkan Kyung" sepertinya ia tak menggubris perkataanku.

"Bek… apa kau menyukai Chanyeol?"

Aku tertegun, dia pasti sudah benar-benar gila. Bisa-bisanya ia bertanya pertanyaan tak berbobot seperti itu.

"Ya aku mencintainya…" jawabku

"JINJJAAAAA?" teriaknya sambil mengebrak meja. Semua mata dikantin ini tertuju pada meja kami yang berada di tengah. Ya ampun dia benar-benar membuatku malu.

"Harus kuulangi? Aku memang mencintainya…. Aku mencintainya… jika matahari sudah terbelah menjadi tiga!" balasku sewot.

"Kiamat dong?"

"Yesss, of course Kyungsoo! Dengan kata lain, aku tak akan pernah mencintainya seumur hidupku. Mana mungkin aku mencintai seorang yang malas, tak rapi, dan melakukan hal seperti itu" kataku sambil menunjuk kearah Chanyeol dan diikuti dengan mata Kyungsoo. Kami sedang melihat Chanyeol yang tega-teganya menyerobot antrian meski ada beberapa yoeja, sepertinya kamus Ladies First tak berlaku untuknya. Kyungsoo menatapku lagi 'Ya aku mengerti"

"Baguslah jika kau mengerti"

"Tapi dia keren Bek! Kau tau cara dia men-dribble bola dan melakukan Fast Break? Itu benar-benar cepat dan keren!" aku memutar bola mataku dengan malas.

"Aku tak tau kyung…"

"Apa maksudmu Bek? Tunggu . . . . jangan-jangan kau tak tau apa itu dribble ataupaun fast break?"

"Yap!"

"Kau…. Jangan bilang kau tak tau tentang basket?"

"Oh yeah"

"Woooo, Daebak Byun Baekhyun. Kau akan sangat jahat jika kau belum pernah melihat Park Chanyeol yang keren, tampan, dan berbakat itu bermain basket sekalipun!"

"Keren, Tampan, Berbakat, dan Tolol itu? kau bisa panggil aku si jahat"

"Jinjja?"

Puk Kepalaku dipukul dari belakang.

"Ne. Dia tak pernah sekalipun datang ke pertandinganku. Padahal aku selalu memintanya. Dia memang sahabat yang paling jahat yang pernah ku temui" kata suara berat itu sambil duduk disampingku.

Bugh

aku meninju perut namja sialan ini. "ukh…" erangnya sambil menatapku sinis. Aku balas menatapnya jauh lebih sinis.

"Sudah sudah… Kau tak papa Chanyeol-sshi? Memang Baekhyun selalu kasar pada semua orang, kau yang sahabatnya pasti sangat mengerti. Andai rasa sakitmu itu bisa aku gantikan" kata Kyungsoo. Ya ampun. Namja ini, dasar -_-

"Terima kasih Kyungsoo. Aku bahkan sudah kebal dengan tingkah lakunya yang tak dewasa sama sekali ini"

"Lihat siapa yang berbicara? Tuan peringkat 34 dari 34 siswa"

Aku dan Chanyeol saling bertatapan sangit. Akhirnya ia, mengalihkan pandangannya ke Kyungsoo. Sedang aku masih terus menatapnya dengan penuh kebencian.

"Jadi… apa yang kalian bicarakan dari tadi? Sampai membuat heboh?"

"Ohh.. aku dan PLETONIC FRIEND-ku ini dari tadi membicarakanmu tuan kuping gajah. Ia bilang jika ia sangat menyukaimu. Bukan begitu? PLETONIC FRIEND?" ujarku sambil melihat Kyungsoo dengan penekanan tersendiri.

"Nice Byun Baekhyun.." ujarnya dengan ekspresi datar. Aku tersenyum puas dan setelah itu terdengar bunyi bel menggema diudara.

Author Prov

Sepulang sekolah, Baekhyun harus berjalan pulang sendiri. Hari ini Chanyeol harus berlatih serius dan juga untuk beberapa hari kedepan karna sebentar lagi perempat final kejuaraan Inter High akan dimulai. Apalagi musuh mereka nantinya merupakan orang orang dengan bakat yang luar biasa. Karna tak sudi menunggu, akhirnya Baekhyun pulang sendiri, meski Chanyeol dengan pengharapan yang sangat besar ingin Baekhyun menunggui ia latihan namun akhirnya ia membiarkan temannya yang sangat galak ini pulang.

Dengan sebuah es krim strawberry kesukaannya, ia melewati jalan trotoar sambil mendengarkan lagu melalui headset-nya. Saat ia melewati taman, tanpa sengaja ada yang melesat dengan cepat menghantam es krim yang sedang ia pegang. "Siapapun yang melakukannya, aku akan membunuhnya" batin namja itu dengan muka penuh amarah.

"Maaf, aku tak sengaja.."

Baekhyun melihat ke asal suara itu, saat ia menatap wajah si empunya suara. Entah kenapa ia langsung melupakan rasa amarah dan berubah menjadi rasa yang belum pernah ia rasakan. Jantungnya berdenyut lebih cepat daripada biasanya. "Ah… a… ngg… tak papa" balasnya.

"Tidak, ini salahku yang bermain tak beraturan. Maaf sudah menyusahkanmu Byun Baekhyun"

Baekhyun terkejut, namja tinggi dengan muka rupawan itu, padahal baru pertama kali ia bertemu dengannya. Kenapa ia bisa tau nama Baekhyun?

"Nggg… Kau kenal aku?"

"Ah maaf… aku tau kau saat lomba vokal tahun lalu. Kenalkan aku Kris" Namja tinggi itu mengulurkan tangannya. Baekhyun yang masih bingung tetap menerima tangan itu. "Dan ngomong-ngomong aku itu fans beratmu Byun Baekhyun"

"Hah?! Kenapa bisa?" teriak Baekhyun. Namun Kris hanya tersenyum.

"Oh, ngomong ngomong kau mau kemana? Mau ku antar?"

Apa-apaan orang ini? Baru kali ini Baekhyun bertemu dengannya, namun tiba-tiba ia mengaku fans beratnya dan sekarang hendak mengantarnya pergi? Dan lagi Baekhyun merasakan hal aneh di jantungnya.

"Oh… ng.. aku mau pulang. Kau keliatan terburu-buru? Dari tadi kau memperhatikan jam tanganmu terus. Apa kau ada urusan?"

"waw kau memperhatikanku? Aku merasa senang. Hehe. Iya, aku harus pergi ke lapangan pertandingan, karna hari ini aku ada sebuah 'pertempuran' kau mau melihat?" Baekhyun menatap namja tinggi itu dengan pandangan yang sangat fokus.

"Memang kau akan bertempur di mana?" Kris sekarang sedang sibuk mencari sesuatu di dekat rerumputan. Setelah ia menemukan apa yang ia cari, ia menuju ke arah Baekhyun dengan muka berseri. "Ikut aku dan kau akan tau" ujar Kris sambil tersenyum. Entah kenapa Baekhyun merasa meleleh dibuatnya. "ngg…. Oke" balasnya, meski ia sudah tau dimana namja tinggi itu akan "bertempur". Kris menggengam tanga Baekhyun erat. "Kalo begitu ayo kita lari!"

"Mwo? Tunggu Kris, aku . . . . Waaaaaaa! Tanganku!"

Dan sekarang disini Baekhyun. Duduk termenung menyadari apa yang sudah ia lakukan. Ia baru bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai fans beratnya, kemudian ia pergi dengan orang itu, bahkan….. ia menyadari jika ia sudah mulai merasakan apa itu yang disebut cinta.

PRIIIITTTTT!

Bunyi peluit pertandingan berbunyi. 2 menit terakhir babak kedua di kuarter ke 4 sudah dimulai. Baekhyun melihat Kris dengan balutan jersey berwarna biru hitam bernomor punggung 9 sedang mendribble bola dengan lincahnya. Pandanganya beralir kea rah papan Score. Sekolah Kris sudah memimpin pertandingan sejak awal quarter. Dan baru pertama kali ini Baekhyun benar-benar menyukai apa itu Basket.

Di tengah lapangan, Kris sedang di-mark-I oleh 2 orang pemain lawan. "LUHANN!" Kris mengoper bola ke pemain bernomor punggung 3 yang berada didaerah belakangnya. Dengan sigap Luhan menerima bola itu. dengan gesit ia menddrible bola menuju kearah ring lawan. Kemudian ia melakukan Shoot dari belakang area 3 point. Bola melambung tinggi diudara.

Sayang bola hanya menatap ring. "REBOOUUUND!" seluruh penonton berteriak sehingga membuat Baekhyun harus menutup telinganya. Bola di dapatkan oleh pemain lawan. Sekarang terjadi penyerangan oleh pihak musuh. Mereka melakukan teknik Run and Gun sebuah teknik permainan basket level tinggi yang mengandalkan operan cepat antar anggotanya. Dalam sekejap mata. musuh sudah mendapatkan point. Kedudukan berubah menjadi 89-88 dengan kunggulan musuh. Sungguh tak pernah diprediksi.

Dengan cepat Luhan mengambil bola dan melemparkannya ke arah Kris. Waktu tingal beberapa detik lagi. Kris mempercepat dribblenya. Ia dihadang satu musuh. Sambil ber-crossover ia berfikir. Tak ada cara lain. Tinggal 5 detik tersisa lagi. Baekhyun di bangku nya sudah menggigit bibirnya terus saking paniknya. Meski ia tak tau apa-apa soal basket, yang ia tau hanya satu. Ia tak ingin Kris kalah.

Tanpa fikir panjang akhirnya Kris melakukan fade away, membuat musuh yang telah melakukan marking terhadapnya terkejut, Kris melanjutkan aksinya dengan sebuah lompatan tinggi di udara. Ia melirik ke arah ring lawan. Dan… shoot! Kris melakukan Jump Shoot.

Baekhyun menutup matanya saat melihat bola yang di tembak kris berputar di ujung ring. Ia kemudian berdoa agar terjadi keajaiban. Dan saat berbunyi akhir dari pertandingan….. "YEAAAAAHHHHHH!"

Baekhyun membuka matanya. 89-91 kemenangan atas sekolah Kris. Dengan peluh yang menetes dengan derasnya Kris mencari sosok Baekhyun diantara ratusan penonton. Setelah ia menemukan sosok itu, ia mengacungkan jempolnya diudara sambil tersenyum bahagia. Baekhyun yang melihatnya langsung meneteskan air mata bahagia. Kemudian ia membalas dengan hal yang sama.

"Jadi, beri tau aku kenapa kau bisa mengenalku" pinta Baekhyun setelah menunggu Kris dan sekarang berjalan menunju pintu keluar stadium. "Bukankah sudah kubilang aku itu fans beratmu?" goda Kris sambil tersenyum.

"Pokoknya kau harus mengatakannya! Oh ya, belikan aku es krim. Strawberry!"

"Mwo? Harusnya kau memberikanku hadiah karna aku menang di pertandingan kali ini kan? Jangan-jangan kau lapar?"

"Iya aku lapar, sangat lapar. Tapi kan tadi kau menghancurkan es krimku, dan saat itu aku benar-benar ingin membunuhmu" ujar Baekhyun dengan wajah menakutkan.

"Mianhe, jongmal mianhe. Aku akan mentraktirmu makan. Tapi kau harus memberikanku hadiah dulu karna aku jadi penyelamat timku. Berkat aku akhirnya kami sampai ke babak perempat final"

"Kau terlalu sombong tiang listrik. Kau mau apa?"

"Tutup matamu"

"Mwo? Tutup mataku?"

"Lakukan saja"

Akhirnya Baekhyun melakukan apa yang diinginkan Kris. Ia menutup matanya rapat-rapat. Dan CHU namja imut itu merasakan sesuatu yang hangat menyentuh bibirnya. Dengan sigap ia membuka matanya. "Mwo?!"

"Kenapa mukamu merah begitu Baekhyun? Kau mau lagi? Sini. Untukmu kuberi gratis" Kris sudah melakukan pose mencium. Dan

BUGH!

"Dasar namja mesum! Ah.. ah… ottooookkkeeeeee?!"

Kris mengelus pipinya yang terkena bogeman dari Baekhyun. Dengan mata licik ia melihat namja kecil itu "Jangan bilang itu ciuman pertamamu?" Kris membaca ekspresi muka baekhyun yang terdiam. "Tak terlalu buruk juga aku menjadi First Kiss mu. Hahaha… ah sakit Byun Baekhyun. Aduh.. jangan pukul aku! Aduh sakit! YA! Sakit! Waaa! Mianhe!"

Di lain sisi, Chanyeol melihat adegan itu dengan muka terkejut. "Baekhiee ku…"

TBC

RCL ya~