Dear My Eighteenth
Chapter 01
Letter
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Genre : Friendship, Family, Sci-fi, Romance
Happy Read
Suasana yang ramai tampak terlihat disebuah ruangan yang tampak kotor, penuh dengan sampah. Meskipun begitu, sekelompok remaja berusia belasan tahun tampak tidak merasa risih dengan banyaknya sampah yang berserakan di ruangan tersebut.
"Gini ya, ruang kelas yang sudah memenangkan lomba kebersihan kemaren" Celetuk salah seorang pemuda berambut raven yang sedang menyapu ruangan yang ternyata adalah ruang kelas tersebut.
"Haha...! Kan kemaren beda sama sekarang" Jawab gadis berambut pink yang juga sedang menyepu disisi yang berlainan dengan sang pemuda dengan senyuman manisnya.
"Udah, kalian kok komentar aja sih. Nyapu sana yang bener, ini juga semuanya gara-gara kalian yang mengatur pameran lukisan seenak jidat. Jadi berantakan kayak gini kan? Belum lagi pinjem hiasan gak jelas itu, siapa yang mau ngembaliin nantinya coba dan juga..."
"Udah, jangan ngomel mulu napa" Potong pemuda berambut raven tersebut ketika mendengar omelan dari salah seorang kawan sekelasnya. Cowok berambut coklat jabrik itu hanya mendengus ketika ucapannya dipotong secara tidak elit oleh pemuda berambut raven di depannya.
Pesta yang memang biasanya diadakan setahun sekali itu telah berakhir dengan meriah, menyisakan banyak sekali sampah dan juga beberapa orang yang dengan semangat membersihkan kekacauan yang mereka buat. Tak terkecuali dengan kelas XII-MIA-1 yang sudah diceritakan tadi.
Bahkan mereka sekarang dibuat repot dengan banyaknya tanaman hias yang mereka pinjam dari tetangga gadis berambut pink tadi, a.k.a Sakura, Haruno Sakura, yang merupakan gadis terpandai di kelas itu.
Eit...! Dia memang gadis yang paling pandai, tetapi dia bukan murid terpandai. Masih ada seseorang lagi yang harus dia kalahkan untuk menjadi murid paling pandai di seantero SMA Konohagakure. Seorang pria berambut raven yang tampaknya sudah mendapatkan bakat genius sejak lahir, Uchiha Sasuke, yang tadi menemani Sakura dalam menyapu kelasnya.
"Udah bersih kan?" Tanya Sasuke sambil melongok kearah dalam kelasnya.
Memang sih, lantainya udah bersih dan bebas dari debu, tetapi kursi dan mejanya sudah bertebaran tidak karuan sehingga masih terkesan tidak rapi.
"Ya udah deh, besok aja. Kita harus balikin tanaman hias ini sebelum tetanggaku nanti tutup. Bisa gawat kalo dia sudah tutup, masak ini semua mau ditinggal disini sendirian sih" Kata Sakura sambil menaruh sapu yang dipengangnya di pojokan kelas.
"Yup...! Bagaimana menurutmu, Kiba?" Tanya Sasuke pada pemuda berambur jabrik yang dipanggilnya Kiba, Inuzuka Kiba, sang ketua kelas.
"Yah...! Gak semuanya akan ikut ngembaliin kan, toh ada juga orang yang memang mau langsung pulang. Jadi sebagian aja yang balikin tuh sampah" Sahut Kiba.
"Enak aja dibilang sampah" Kata Sakura sambil manyun-manyun gak jelas yang hanya dijawab dengan senyuman kecil oleh Kiba.
"Ya udah, tata semuanya aja deh di sana. Aku mau ambil pick up dulu" Kata Kiba sambil berjalan keluar dari kelas, meninggalkan kawan-kawannya yang sekarang tampak sedang menata bangku yang ada di dalam kelas.
Pemuda berambut raven tadi juga tampaknya sibuk mengeluarkan pot-pot yang lumayan gede sambil dibantu beberapa orang yang tidak ikut menata bangku untuk memindah pot tersebut ke depan gerbang sekolah, dimana Kiba dan pick up nya menunggu muatan.
"Ini milik tetanggamu kan?" Tanya Sasuke mencoba membuka percakapan dengan Sakura.
"Ya. Dia bekerja di jasa pernikahan. Untung aja ini dipinjemin, bukan nyewa" Jawab Sakura dengan seulas cengiran manis di bibirnya.
"Rumahnya dekat dengan rumahmu?" Lanjut Sasuke yang masih terus bertanya.
"Lumayan sih, mungkin seratusan meter" Jawab Sakura.
"Yosh...! Sudah diputuskan, kita akan mampir kesana untuk melepaskan rasa lapar" Kata Sasuke seenak jidatnya. Mata emerald gadis itu tampak membulat saking terkejutnya dengan cepatnya pemuda di depannya ini memutuskan.
"Cepat sekali kau memutuskan"
-0-
Hari sudah mulai menggelap, seorang wanita berambut raven panjang tampak duduk di depan rumahnya. Gayanya santai dan raut mukanya terlihat ceria, meskipun ada sedikit guratan kecemasan yang dia rasakan.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil pick up tampak meluncur pelan di depan rumahnya. Meskipun tampak acuh dengan pick up yang meluncur pelan itu, tetapi mata onyxnya yang tadinya menyiratkan kecemasan berubah menjadi kelegaan ketika melihat seorang pemuda dengan rambut dan mata yang senada dengan miliknya keluar dari jok penumpang pick up tersebut.
"Thanks ya atas tumpangannya" Kata pemuda tersebut sebelum meninggalkan pick up tersebut dan menyeberang jalan.
"Eh...! Gak mampir dulu nih?" Wanita yang tadinya tengah duduk santai di depan rumahnya itu pun berdiri dan mencoba menghentikan sopir pick up yang seumuran dengan putranya tersebut.
"Gomen ne, Oba-san. Tampaknya hari sudah mulai gelap, dan aku harus mengembalikan pick up ini" Kata pemuda berambut jabrik coklat tersebut sambil nyengir.
"Permisi" Katanya sebelum melajukan pick up dengan kecepatan pelan.
Dua pasang onyx menatap kepergian pick up tersebut dengan wajah ceria dan berhiaskan senyuman. Tetapi...
"Jadi, Sasuke. Kau pergi kemana saja selama ini..." Senyuman manis dari wanita itu pun berubah menjadi senyuman yang cukup menegangkan bagi Sasuke.
Pemuda yang itu hanya bisa tersenyum innocent sambil menampakkan guratan wajah yang sedikit khawatir. Tampaknya sekarang dirinya sudah membuat sang ibu marah dengan pulang telat tapi tanpa izin.
"Aku tadi mengembalikan tanaman hias yang disewa teman-teman" Kata Sasuke mencari alasan.
Mata onyx milik wanita di depannya lebih mengintensifkan lagi penglihatannya sambil berusaha untuk mengancam pemuda di depannya.
"Hanya itu?"
"Ah...! Aku juga mampir sebentar" Kata Sasuke sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya dan nyengir innocent pada sang ibu.
Wanita itu pun menghela nafas mendengar pembelaan dari sang anak. Dia pun berbalik menuju ke rumah dengan ekspresi kesal dan lega.
"Yah...! Kau sudah ketinggalan makan malam, jadi gunakan uang sakumu untuk membeli sesuatu" Kata wanita tersebut. Wajah Sasuke pun langsung lesu mendengar ucapan ibunya.
Tangannya pun merogoh saku celananya dan tak lama kemudian saku tangannya sudah dihiasi oleh selembar uang dua ribuan. Dapat apa kalo cuman dua ribu?
"Ah...! Kaa-chan, bukannya nasinya masih ada?" Tanya Sasuke sambil mengikuti ibunya.
"Sudah dingin. Apa kau mau?" Tanya wanita tersebut.
"Hmmm...! Baiklah, gak papa"
-0-
"Lumayan lah buat ganjal perut" Kata Sasuke sambil menepuk-nepuk perutnya setelah dia selesai makan.
Yap...! Seperti yang bisa kita duga dari uang dua ribu perak sisa uang sakunya tadi, tentunya makanan yang paling enak yang bisa di beli oleh Sasuke adalah...
Mie instan.
Sasuke pun berjalan menuju laptopnya yang tergeletak dengan tombol yang masih berkedip-kedip. Tampaknya dia tidak tega untuk 'membunuh' laptop tersebut dan hanya meninggalkannya dalam keadaan 'tertidur'.
Dengan jari-jarinya yang sudah terampil dengan tombol keyboard, dia mengetik password panjangnya tanpa melihat keyboard sama sekali sebelum akhirnya desktopnya yang bergambar gadis berambut pink itu muncul dihadapannya.
Tunggu dulu... apakah gadis berambut pink itu...
Yap...! Benar sekali. Sasuke adalah seorang pengagum rahasia dari siswi terpandai di kelasnya, siswi yang selalu bertindak sedikit ceroboh tetapi tetap anggun dan rasional. Siswi yang benar-benar mengetahui betapa cantik dirinya sehingga dia tidak ragu untuk bersikap sangat percaya diri, bahkan di depan guru killer sekalipun.
Tapi pemuda berambut raven itu hanya melihat backgroundnya sekilas sebelum akhirnya dia memencet tombol start dan memulai menjalankan sebuah permainan yang sangat digemarinya, Minecraft.
Tangan kirinya tampak merogoh tasnya yang berada diatas ranjangnya untuk mengambil sebuah earphone selagi menunggu loading game yang cukup lama tersebut. Dia pun mengeluarkan hapenya dan memasangkan earphone tersebut di kedua telinganya sembari memutar musik kesukaannya sebelum akhirnya matanya kembali berkonsentrasi pada layar laptopnya yang sudah menampilkan layar game.
Semua indra milik Sasuke tampaknya sudah di lock ketika dia sudah memainkan game yang satu ini. Bahkan, jika saja ada gempa berskala 18 SR atau dua kali gempa terbesar yang pernah terjadi di dunia ini, dia tidak akan sadar akan gempa tersebut.
Ya, maksudnya tidak akan sadar kalo dia ternyata udah mati.
Drrttt...! Drrtt...!
Mata Sasuke yang sebelumnya ke lock sekarang berpindah kearah hapenya yang bergetar tidak wajar. Bukankah selama ini hapenya tidak pernah bergetar? Selain itu, getaran ini benar-benar memengaruhi musik yang di dengarnya menjadi sedikit noise. Dia pun melihat pesan yang berada di layar hapenya dan sukses terkejut.
Pada diriku saat usia 18 tahun
Oke pertama-tama, kau harus sering belajar matematika. Itu sangat menyenangkan kau tau. Kau masih punya banyak waktu sebelum kau jadi sibuk dan daya otakmu menurun.
Dan, jangan pernah berpikir apapun tentang wanita. Mereka beanr-benar mengerikan kau tau. Serius ini, kenapa aku mau berbohong pada diriku sendiri? Oke, oke, aku tahu mereka sangat mengerikan, tetapi kamu HARUS mencari seseorang yang benar-benar mengerti dirimu dan tak menyakitimu.
Tenang saja, kau akan menemukannya. Tapi ini rahasia...
Oke. Kalo kuingat-ingat, ini pertama kalinya kau memegang laptop kan? Dengar, jangan terus-terusan bermain game, itu benar-benar akan merusakmu, membuang waktumu. Kau harus memanfaatkannya dengan baik, Sasuke.
Dan untuk hiburan, kupikir kau akan suka dengan segala bentuk novel dan anime. Ada banyak sekali anime yang bertebaran diluar sana yang perlu kau tonton, tapi kusarankan untuk menonton anime yang di adaptasi dari light novel, itu sangat seru sekali.
Oke, dengarkan aku. Kau bukanlah seseorang yang spesial. Ada banyak orang di dunia ini yang bahkan tidak pernah menganggap kemampuanmu setara dengan kemampuan anaknya.
Kau akan tahu saatnya nanti ketika mengalami beberapa hal yang mengejutkan di masamu saat ini.
Dan mungkin itu saja yang bisa kutulis untuk saat ini.
TBC
Yah...! Author tampaknya keras kepala juga sih, tugas udah menumpuk segunung tapi masih sempet sempetnya kepikiran seperti ini.
Oke, mungkin update untuk fic ini sedikit tidak menentu, dan mungkin akan lama sekali, jadi yang sabar saja ya XD.
Thanks for Read
Don't Forget to Review
