Me and Our Marriage

Warning: FemNaru, Not Yaoi, Typo, Aneh.

Pair: SasufemNaru, xxxfemNaru.

Rated: T.

Genre: Romance, Hurt.

Mohon Maaf jika ada kesamaan dalam ide cerita. Tapi ini jujur ini murni dari ideku sendiri.

Don't like Don't read.

Happy Reading!

PROLOG:

Naruto POV:

Seharusnya ini semua tidak terjadi. Andai aku bisa menolak ini semua, aku pasti tidak akan terjebak dalam hubungan yang tidak tau kemana akhirnya. Andai aku terang-terangan menolak pernikahan ini, aku pasti itdak harus mengalami sakit ini. Aku benci dengan ini semua. Aku muak terjebak bersama dirinya, suamiku. Suamiku selalu memandangku dengan tatapan jijik dan dingin.

Apa salahku hingga dirinya memandang diriku dengan jijik? Apa aku tak pantas bersama dirinya yang terhormat? Atau dirinya yang selalu di agungkan sebagai lelaki idaman? Aku benci dengan sikapnya. Benarkah ini sikap seorang suami? Sasuke, benarkah kau benci dengan diriku? Apa kau sebegitu bencinya padaku hingga kau muak melihat kehadiranku? Andai kau tau Sasuke, aku tersiksa dengan ini semua. Aku tersiksa dalam status hubungan kita yang tidak jelas. Walaupun kita di kabarkan menikah namun sebenarnya kita terlihat sama sekali tidak menikah.

Kau selalu mementingkan dirimu sebagai pewaris kerajaan. Menyibukan waktumu di sana seolah kau tak mau berada di dekat keluarga barumu. Sasuke, andai kau tau, aku lebih menyesal dari dirimu. Karena dengan bodohnya aku percaya kau akan mencintaiku setelah kita menikah. HAHA... bodohnya diriku. Aku seharusnya sudah sadar dari dulu, kau tidak pernah mencintaiku.

Aku sadar Sasuke, kau sebenarnya mencintai Haruno Sakura. Seorang gadis cantik dari bangsawan Haruno. Mengapa selama ini aku tak sadar bahwa akulah perengut kebahagianmu? Hah~, aku lupa aku kan orang naif yang bodoh. Seorang gadis naif yang bodoh yang berharap cintanya juga akan terbalaskan.

Aku bahkan iri dengan Haruno Sakura. Sakura, gadis yang cantik dan mampu memukau Sasuke, suamiku. Padahal selama ini Sasuke selalu di kenal sebagai Ice Prince. Ice Prince yang tidak pernah merasakan cinta. Namun kini mencintai seorang Haruno Sakura.

Sasuke, bolehkan aku berharap? Bolehkah aku berharap tuk mengakhiri ini semua. Bolehkan aku memutuskan hubungan ini? Aku lelah, Sasuke. Aku lelah karena selama ini aku selalu tersakiti. Aku lelah. SANGAT LELAH, Sasuke. Di saat dimana aku membutuhkanmu, kau tak datang. Di saat aku ingin bersandar pada penopang hidupku, kau pergi tinggalakan aku. Jadi bukan salahku juga jika aku ingin memutuskan hubungan ini. Lagipula aku percaya, kau pasti bahagia bersama dengan Haruno Sakura. Biarlah aku saja yang tersakiti dalam hubungan ini, asal kau bahagia. Aku rela jika aku yang tersakiti. Karena kebahagianmu juga kebahagianku.

Biarlah dirimu menganggapku lancang asal kau bisa bebas. Cukup lama kau bertahan dalam hubungan yang menyakitkan ini. Cukup lama. Sangat lama. Bahkan waktu yang sangat lama itu tidak membuat dirimu membuka pintu hatimu lebar-lebar untukku. Kau justru menutup hatimu dengan rapat seolah berkata aku tak pantas berada di hatimu.

Sasuke, jika memang ini semua membuatmu bahagai, aku rela melepaskan hubungan ini. Wealau aku tau, kelak hatiku akan tersakiti. Tapi itu tak masalah biarlah itu semua aku yang menanggungnya. Tiba-tiba sebuah suara menyadarkan lamunanku akan isi hatiku.

"Kau mau sampai kapan disini. Aku memerintahkan dirimu keluar dari kamarku sekarang. KELUAR!" teriak Sasuke padaku.

"Tapi ini juga kamarku, Sasuke." Ucapku seakan enggan keluar dari ruangan ini.

"JANGAN PERNAH MEMANGGIL NAMAKU DENGAN MULUT KOTORMU ITU. AKU TAK PERNAH SUDI. DAN ASAL KAU TAU SEBENTAR LAGI INI AKAN MENJADI KAMARKU DENGAN SAKURA. KAU TAU ITU, DOBE!" teriak Sasuke padaku.

Aku sudah tau sejak awal, Sasuke. Status ini salah dan tidak seharusnya aku menyandang nama besar keluarga Uchiha. Aku benci mengakui ini, namun ini kenyataan. Kau memang tidak cocok berada di dekatku. Kau lebih serasi bila berada di samping Haruno Sakura atau sebentar lagi boleh ku panggil Uchiha Sakura, istri dari seorang pangeran Uchiha Sasuke.

"Aku tau. Setelah ini, kita takkan memiliki hubungan apa-apa. Jadi kau tenang saja. Lagipula sekarang ini aku masih pemilik kamar ini. Kau boleh menendangku setelah pemutusan hubungan kita di resmikan oleh kerajaan." Ujarku saat menangapi semua teriakan dari Uchiha Sasuke.

"Pemutusan hubungan?" tanyanya padaku dengan nada heran.

Mengapa ia memandangku dengan nada heran? Bukankah ini kemauannya? Lagipula bukan ini juga menguntungkannya dalam menikahi Sakura? Aku tak mengerti. Lagipula ini bukan urusanku. Ini sudah selesai. Aku akan kembali menjadi Namikaze Naruto.

Setelah ini aku harus kembali bertingkah laku yang manis dan baik. Ya, setelah pemtusan hubungan ini sah. Aku harus kembali ke sikap itu. Sikap dimana tidak ada seorang pun mengetahuinya. Mengetahui jika sikap tersebut adalah palsu, kecuali orang itu. Orang itu mengetahui dengan jelas siapa dirinya yang sebenarnya. Bahkan tak jarang pula, ku merepotkan dirinya dengan memaksanya mendegarkan cerita tentang kehidupan pernikahanku.

Namun anehnya dengan lapang, ia mendengarkan semua ceritaku.

"Iya, ada masalah dengan pemutusan hubungan, Sasuke? Bukankah kau juga sudah sudah setuju waktu itu? Toh, bukankah ini semua juga demi kebaikanmu? Lagipula kau membenciku, bukan?" tanyaku membalas pertanyaannya.

"Bagus, baru kali ini aku menyukai keputusanmu." Jawabnya dengan datar.

"Bukankah kita patner selama kita masih menyandang status ini? Kita hanya patner yang saling membantu. Semoga kau berbahagia dengan pilihanmu." Ucapku setelah mendengar pernyataan Sasuke, yang mungkin sudah mengiris hatiku sejak lama.

Selamat tinggal Sasuke. Cinta ini akan kulupakan. Semoga aku dapat meraih kebahagianku.

Naruto POV END.

Tanpa kedua orang itu sadari sepasang mata menyaksikan kejadian tadi dari awal sampai akhir dengan seringai yang terpapar jelas di wajahnya.

"Kau memudahkanku dalam melangkah Sasuke. Terima kasih karena kau melepaskan Narutoku. Naruto, kau adalah milkku. Mine forever."

TBC...

Please Review...

Ne, Miku hadir lagi dengan cerita baru. Hah~, Miku payah ya! Padahal fic Miku yang lainnya masih antri untuk di lanjutin, tapi Mikunya malah buat cerita baru. Mohon maafkan Miku ya^^. Kalau ada pertanyaan yang ingin ditanyakan silahkan langsung bertanya pada Miku.

Maaf jika chap ini pendek dan kurang memuaskan. Tapi Miku ingin mendengar pendapat senpai dan reader sekalian tetang fic ini. Apakah fic ini memuaskan reader sekalian atau malah mengecewakan? Miku tunggu review dari reader semua. Jangan malu-malu untuk mereview karena review kalian sangat berguna bagi para autor.

Please Review...