"AKU MOHON TERIMALAH INI!"

.

Glek!

Aku bergidik tak suka.

Mengambil satu langkah mundur, aku mencegah amplop surat dari tangan terjulur ini masuk ke dalam mulutku. Aku tak memberi respons apa pun selain mengernyit akut.

Hmh, sebenarnya bukan hobiku untuk menolak seorang gadis mentah-mentah.

Apalagi di depan umum begini.

Aku hanya ... yah, berpikir bahwa ini belum saatnya.

"Hn,"

Benar, belum saatnya…

"Simpan saja suratmu itu."

untuk membiarkan orang lain memilikiku.

.

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Satu Alasan Lagi

A Naruto FanFiction by Asakura Ayaka

~for 1000 savers under the same sky~

.

.

.

.

Manusia memang tak ada puasnya.

Belum cukupkah aku menolak serentetan perempuan di desa ini? Seakan-akan aku adalah sayembara berhadiah emas yang wajib dimenangkan.

"Sasuke-kuuuunn! Mmmmuachh!"

Cih … apa lagi itu.

Langkahku berbelok cepat menuju arah distrik Uchiha. Inginku melepas rindu pada desa ini, tapi apa yang kudapat? Tatapan-tatapan benci dari beberapa penduduk, sekaligus pujian-pujian berlebihan yang aku tidak tahu ke mana arahnya.

Mereka semua munafik. Kecuali…

"Sasuke-kun,"

Ah ... suara itu.

"Hn." Aku menoleh, dia tertawa.

Haruno Sakura. Sama sekali tak pernah berubah sejak dulu. Aku percaya dia akan tetap memberikan rasa cintanya padaku meski aku pernah berusaha meninggalkannya dengan cara yang kejam.

Gadis cantik impian semua lelaki di desa ini … mati-matian menjaga perasaannya agar tidak goyah untukku. Aku bangga memilikinya.

"Aku membawakan bento ekstra tomat untukmu. Kita makan sama-sama, ya? Sasuke-kun mau, 'kan?" ia merajuk manja seraya mengamit lenganku. Perlu dicatat, tak ada satu pun gadis yang pernah kuizinkan menautkan lengannya padaku.

Yang tentunya pengecualian untuk calonku satu ini. "Ayo, ke rumahku."

Gadis ini, entah kekuatan apa yang dimilikinya. Dia selalu berhasil membuatku tak menolak. Walaupun tidak ada gerakan pasti pada jakunku, nyatanya aku selalu menahan napas jika sudah berdekatan dengannya seperti ini.

Jantungku ... serasa menempa dadaku lebih kuat seratus kali hanya dengan menatap senyum tulusnya. Aku tidak tahu mengapa ... dia terasa begitu spesial.

"Sasuke-kun mau kusuapi?"

Aku tersenyum miring mendengar kalimat pertamanya begitu sampai di rumahku—yang suatu saat juga akan menjadi rumah kami berdua. Dia memang selalu mencari-cari kesempatan, dan aku selalu memanfaatkannya.

"Kenapa tidak? Kebetulan tanganku sedang pegal."

Tch, baka ... satu alasan bodohku lagi untuk memulai hari penuh kasih ini. Tidak apa. Karena akan ada saatnya, untuk bisa memilikimu secara utuh, Sakura.

Tunggulah sebentar lagi….

.

.

FIN

.

.


Drabble apa ini! 340 words? Malah berakhir dengan suap-suapan muahaha XD dedicated for 1000 savers under the same sky. Ngetik otodidak bareng Kuromi malem-malem. Gomen kalo kaga asik, ini hanya sebuah karya kecil-kecilan :)