Disclaimer : Bungou Stray Dogs bukan milik Riren. The story of Me & Young Yakuza is my original story.
Rate: T
Pair : Dazai Osamu & Atsushi Nakajima
Genre : Romance, hurt/comfort, humor, and crime .
Warning: AU, OOC, typo, gaje, gak sesuai dengan EYD, shonen ai romance, and many more.
.
.
.
.
Seorang pemuda berambut abu-abu muda sedang duduk di sebuah kursi yang berada di sebuah taman. Pemuda tersebut sedang menikmati creepe's kesukaannya. Saking asyiknya dia tidak menyadari ada seseorang yang mendekatinya...
"Atsushi Nakajima kun..."
Karena ada seseorang yang memanggil namanya, pemuda bernama atsushi itu pun menoleh. Ternyata yang memanggilnya adalah seorang pemuda yang mungkin terpaut 4 tahun lebih tua darinya.
"Kau siapa? Kenapa kau tahu namaku?"
Bukannya menjawab, pemuda itu malah mulai tertawa. Atsushi pun langsung kesal atas kelakuan pemuda tersebut yang di nilai kurang sopan. Setelah puas tertawa, pemuda tadi kembali menatap Atsushi.
"Dengarkan aku wahai Atsushi Nakajima. Sejak detik ini kau akan tinggal bersamaku dan aku tidak menerima protes apapun darimu. Pihak panti asuhan menjualmu padaku jika kau ingin tahu alasan mengapa aku berbicara seperti ini. Sekarang ayo kita pulang, Atsushi."
"Kalau aku berkata tidak mau?"
"Aku akan membawamu dengan paksa dan jika perlu pakai kekerasan apabila kau terus melawan."
"Aku tidak takut padamu."
"Jadi kau mau menantangku?"
"Ya. Aku tidak sudi tinggal bersama dengan orang tak ku kenal."
"Baiklah. Jika itu jawabanmu maka aku tak punya pilihan selain membawamu ikut bersamaku dengan paksa."
Dengan satu gerakan cepat, pemuda tersebut kini berada di belakang Atsushi dan memberikan pukulan yang cukup keras pada bagian tengkuk dan sukses membuat Atsushi pingsan tanpa sempat melawan. Pemuda itu segera menggendong Atsushi seperti tuan putri dan membawanya menuju mobil miliknya yang terparkir tak jauh dari taman.
"Kembali ke rumah, Rampo."
"Baiklah, Osamu sama."
.
.
.
.
.
Sepasang mata beriris ungu-kuning itu melihat sekitarnya setelah dirinya telah sadar sepenuhnya. Menatap setiap inchi ruangan dirinya berada sekarang. Entah kenapa terasa asing dan banyak benda yang terlihat mahal.
"Kau sudah sadar, Atsushi?"
Mendengar suara tersebut membuat Atsushi langsung merasa sedikit khawatir dan takut. Perlahan sosok dari pemilik suara itu pun berjalan mendekat ke ranjang ukuran king size yang Atsushi tiduri saat dia pingsan.
"Ada apa dengan ekspresimu itu, Atsushi? Apa kau takut padaku?"
"Tidak. Aku tidak takut padamu. Sekarang aku ada di mana?"
"Menurutmu?"
Seketika Atsushi ingin melemparkan sesuatu ke wajah pemuda yang belum dia tahu namanya itu.
"Apa ibumu tidak pernah mengajarkan sopan santun, hah?. Jika ada orang yang bertanya maka kau harus menjawabnya bukan malah bertanya kembali kepada orang yang bertanya."
"Tidak seru jika aku yang menjawab. Maaf jika aku lupa memperkenalkan diriku sebelumnya. Namaku Dazai Osamu."
"Aku tidak peduli siapa namamu. Jawab pertanyaanku tadi, baka."
"Kau tidak asyik, Atsushi. Baiklah karena aku orangnya baik hati maka aku akan menjawab pertanyaanmu. Sekarang kau ada di dalam sebuah kamar yang tentu saja berada di rumah milikku. Apa kau merasa nyaman dengan kamarmu?"
Kedua mata Atsushi langsung membola ketika mendengar tempatnya berada sekarang. Sementara pemuda bernama Dazai itu tersenyum tipis melihat reaksi dari pemuda bertubuh mungil itu.
"Ne... Atsushi, kau tak perlu takut padaku karena aku tidak berbuat jahat padamu. Tapi, apabila kau melawanku atau berusaha lari dariku maka aku tidak akan segan untuk bersikap kasar padamu. Oleh karena itu jadilah anak manis agar aku tidak membuatmu menangis. Apa kau mengerti?"
Seluruh tubuh Atsushi gemetar setelah Dazai berkata seperti tadi. Belum lagi tatapannya sangat menyeramkan seperti orang psikopat. Atsushi merasa hidupnya sekarang lebih buruk dari kehidupannya di panti dahulu.
"Apa kau lapar, Atsushi?"
"Eh?"
"Apa kau merasa lapar, Atsushi?. Jika iya, kau mau makan apa?"
"Aku tidak lapar."
GROWL...
Suara dari dalam perut Atsushi berbunyi nyaring seperti bel sekolah. Dazai pun tertawa keras setelah mendengar suara perut Atsushi yang kelaparan sementara Atsushi menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu di balik kedua telapak tangannya.
"Perut dan mulutmu tidak sinkron, ya. Dasar tsundere."
"Aku tidak tsundere."
"Kawaii... rasanya aku ingin memelukmu, Atsushi kun."
"Dasar hentai no baka. Jangan memanggilku dengan suffix memalukan itu."
"Jangan malu-malu begitu, Atsushi kun. Kau membuatku tambah gemas saja padamu. Daripada kau semakin kelaparan, ayo kita segera makan. Jika kau ingin makan sesuatu tinggal bilang saja dan aku akan memberikannya padamu."
Perlahan Atsushi mulai tergoda dengan tawaran Dazai dan belum lagi perutnya yang tidak bisa kompromi dengan keadaan. Pada akhirnya Atsushi pun memutuskan...
"Aku ingin makan Chazuke."
"Wakarimashita. Sekarang ikut aku menuju ruang makan."
Atsushi dan Dazai pun turun dari ranjang dan pergi dari kamar. Sepanjang perjalanan menuju ruang makan, Atsushi melihat-lihat keadaan sekitarnya. Sekali lagi dia melihat begitu banyak benda-benda yang terlihat mahal.
"Oi..."
"Ada apa, Atsushi?"
"Sebenarnya kau ini siapa sih? Entah kenapa rumahmu terasa menyilaukan bagiku dan membuatku merasa tidak nyaman."
"Aku hanya seorang pemuda biasa yang hidup sebagai penerus keluarga Yakuza. Apa ada yang salah dengan itu?"
"YAKUZA?"
"Ada yang salah dengan itu?"
Atsushi terdiam dan tak menjawab pertanyaan Dazai. Ternyata dia menghadapi masalah yang lebih merepotkan dan berbahaya karena kini dirinya harus tinggal bersama seorang Yakuza. Atsushi berharap bisa kabur dari sini sebelum nyawanya terancam bahaya. Tak lama keduanya sampai di ruang makan dan Dazai meminta chef yang bekerja di rumahnya untuk membuat Chazuke bagi Atsushi. Dazai pun memanggil seorang pelayan untuk mendekat.
"Tolong bawakan sekaleng sake untukku dan segelas ocha hangat untuknya."
"Baiklah, Osamu sama. Mohon tunggu sebentar."
Pelayan itu pun pergi untuk mengambil apa yang di minta Dazai tadi.
"Tak ku sangka seorang Yakuza bisa sopan juga."
"Tentu saja bisa karena aku bukan Yakuza yang kasar dan kurang ajar pada orang lain."
"Usotsuki."
"Osamu sama, Chazuke nya sudah siap di sajikan. Silahkan di nikmati."
Chef tersebut menaruh sebuah panci berukuran sedang yang berisi Chazuke. Mencium wangi Chazuke membuat perut Atsushi kembali berbunyi dan tak sabar untuk memakannya.
"Silahkan di nikmati, Atsushi. Chazuke itu khusus untukmu. Makanlah hingga kau merasa kenyang."
"Ittadakimasu."
Atsushi pun mulai memakan Chazuke yang merupakan makanan favoritnya ketika di panti asuhan. Matanya langsung berbinar senang ketika suapan pertama telah masuk ke dalam kerokongannya.
"Oishii."
"Syukurlah jika kau menyukainya. Aku jadi senang mendengarnya."
"Kau tidak makan?"
"Jadi kau minta di temani makan, ya?. Baiklah, aku akan menemanimu."
"Siapa yang bilang begitu, baka."
Keduanya pun makan malam bersama yang di temani candaan dari Dazai yang di balas pedas oleh Atsushi.
.
.
.
.
.
"Tak ku sangka ternyata makanmu banyak juga."
"Urusai. Bukankah kau yang menyuruhku untuk memakannya?"
"Ya. Tapi, aku masih kaget jika tubuh kecilmu itu bisa makan sebanyak itu."
"Biarin."
"Dasar kau ini. Berhubung sudah malam, lebih baik kau istirahat. Oh, ya, mulai besok kau akan di beri pelatihan supaya bisa menjadi pendampingku yang pantas. Oyasuminasai, Atsushi kun."
Dazai memberikan sebuah ciuman di kening dan tepukan lembut pada puncak kepala Atsushi. Butuh waktu 5 detik untuk Atsushi cerna apa yang terjadi dan tak lama terdengar suara jeritan Atsushi yang memaki-maki Dazai yang hanya di balas tawa renyah milik Dazai. Sungguh malam yang ramai di kediaman Dazai yang biasanya sepi.
.
.
.
.
.
つづく
.
.
.
.
.
Author Note:
Konbanwa minna san ^_^
Perkenalkan nama saya Riren dan ini ff pertama saya di fandom ini. Jika boleh sedikit bercerita tentang alasan mengapa saya menulis ff ini yaitu karena saya jatuh cinta dengan animenya yang tak lain dan tak bukan adalah Bungou Stray Dogs *rame sendiri*. Pada awalnya saya tidak tahu animenya hingga sahabat dekat saya menunjukkannya dan setelah itu saya langsung jatuh cinta sama animenya yang lucu dan seru. Selain animenya, Riren juga mendapat inspirasi dari sebuah komik shoujo yang bertemakan Yakuza karya Yu Toyota dan lagu yang berjudul Name wo Yobu yo dari Lucky Life yang tak bosan Riren dengar saat ini dan memiliki artinya yang begitu dalam bagi Riren. *jadi curcol* Riren masih baru di fandom ini jadi Riren mohon maaf apabila ceritanya kurang memuaskan dan terkesan biasa saja bagi para reader dan para senpai yang telah menulis ff di fandom ini lebih dulu dari Riren. Mungkin cukup sekian percakapan dari Riren. Mohon reviewnya ya minna san karena review dari kalian akan menjadi bahan pembelajaran bagi Riren agar bisa lebih baik lagi dalam membuat ceritanya.
See you in the next chapter ^_^
RIREN
