Hinata and Her Wish
Disclaimner: Masashi Kishimoto
Pairing: Sasuke dan Hinata
Gendre: Romance Family
Warning: Au, ooc, Typoo, Eyd masih kurang benar, dan segala kekurangan lain yang mungkin ada di fic pertama saya ini.
Summary: Disini, semua harapan dan impian seorang Hinata berkumpul. Banyak cerita yang terukir dan banyak kisah suka duka yang tidak mungkin bisa dilupakan. Hinata and Her Wish ...
.
.
.
Aku bukanlah gadis cantik seperti Ino yang banyak dikenal oleh seluruh pelajar dan guru-guru di kelasku, bukan gadis pintar seperti Sakura yang selalu menjadi kebanggaan sekolah, aku juga bukan gadis kuat seperti Tenten yang selalu bisa melindungi orang-orang disekitarnya. Aku hanya gadis biasa bernama Hinata Hyuuga yang tidak punya kelebihan yang pantas untuk dibanggakan. Aku tidak cantik, aku tidak pintar dan aku juga tidak kuat.
Aku tidak bisa berdandan, pergi sekolah aku hanya membiarkan rambut panjangku terurai, memakai bedak baby dengan seragam yang sedikit kebesaran. Nilaiku juga sangat-sangat standard, tapi meskipun begitu aku tidak pernah mencontek hasil pekerjaan orang lain,kalau pun pernah itu hanya kulakukan saat aku benar-benar tidak tahu, terdesak dan tidak punya waktu untuk mengerjakannya sendiri. Nilai yang paling tinggi aku dapatkan saat ulangan hanya 80, dan itu sungguh sangat-sangat jarang terjadi. Saat teman-temanku tersenyum bangga dengan hasil ulangan yang telah keluar aku hanya bisa menghela nafas pasrah, nilaiku tidak pernah lebih tinggi dari mereka.
Dalam hal bela diri maupun olahraga, nilaiku benar-benar sangat memprihatinkan. Tidak ada yang bisa aku banggakan, sejak kecil kondisi tubuhku sudah buruk, tubuhku kurus, kecil dan selalu sakit-sakitan. Aku tidak bisa melindungi teman-temanku seperti Tenten, jangankan untuk melindungi orang lain melindungi diri sendiri saja aku tidak bisa. Aku bahkan tidak pernah mengikuti upacara bendera, pernah sekali aku ikut upacara peringatan hari kemerdekaan dan aku langsung jatuh pingsan saat pertengahan acara. Aku juga jarang sekali mengikuti upacara wajib di senin pagi. Kadang aku kesal dengan tubuhku sendiri, kenapa aku tidak bisa seperti teman-teman lain yang bisa bermain dan mengikuti kegiatan sesuka hati mereka? Kenapa aku harus terlahir dengan kemampuan seperti ini? Kenapa aku tidak bisa sekalipun menjadi kebanggaan keluarga ataupun teman-temanku? Aku kesal pada diriku sendiri, aku benci dengan keaadaanku.
Aku ingin membuat semua orang yang ku kenal tersenyum padaku, bangga denganku dan berharap padaku. Aku tahu hal itu sangat sulit untuk kulakukan, tapi tidak bisakah Kami-sama mengabulkan permintaanku itu sekali saja? tidak bisakah aku menggapai semua mimpiku? Aku tidak mau pergi dengan mimpi yang tidak bisa tercapai, ijinkan aku berusaha dan menggapai semua mimpiku.
"Hinata, obatnya sudah dimakan?" Suara lembut ibuku terdengar begitu merdu di telingaku, aku berhenti menulis dan langsung mendongakkan kepala, menatap cantiknya wajah Ibu yang selalu bisa menenangkan hatiku.
"Belum sebentar lagi ya bu? Aku masih ingin menulis sebentar," kataku sambil tersenyum. Ibu menepuk pundakku dan mengusap rambutku pelan.
"Jangan biasakan diri untuk telat minum obat, kau harus selalu minumnya tepat waktu ya?" kata ibuku lembut, aku mengangguk dan tersenyum lebar.
"Iya ibu, sebentar lagi aku minum obatnya kok!" Ibu masih mengusap rambutku dengan lembut.
"Saat di Konoha nanti, kau harus selalu minum obat tepat waktu. Jangan karena tidak ada yang mengingatkanmu kau jadi malas minum obat ya?"
"Iya Ibu, Ibu tentang saja. ok?"
"Ibu pasti akan sangat merindukannmu."
"Aku juga, hm ... kalau aku sudah tinggal disana nanti, aku akan sering-sering menelpon Ibu kok. Saat hari libur aku juga akan usahakan untuk pulang."
"Hm ... ya, kalau terjadi apa-apa kau harus langsung telpon Ibu ya?"
"Iya, ibu tentang saja. lagi pula Konoha ke Kiri itu tidak jauh kok, bukankah dulu kita juga tinggal disana? Lagi pula aku akan tinggal dengan paman dan bibi, jadi aku pasti akan baik-baik saja."
"Hm ... iya, ibu percaya padamu!"
Besok aku akan pergi meninggalkan kota tempat aku tinggal ini dan pergi ke Konoha, kota besar dimana aku dulu dilahirkan. Sekarang aku sudah menamatkan pelajaranku di SMP, dan aku akan masuk ke sekolah negeri bergengsi disana. Hm ... aku merasa beruntung sekali, tidak pernah menyangka bahwa aku akan lulus ujian masuk ke sekolah itu, yah ... meskipun aku harus masuk ke kelas F sih, kelas buangan. Hm ... tapi aku tetap senang, setidaknya keinginanku untuk masuk ke sekolah itu bisa tercapai.
Disana nanti aku akan tinggal dirumah paman dan bibi, hm ... aku dengar anak bungsu mereka juga sekolah di Konoha High School, wah ... aku tidak sabar untuk segera pergi ke Konoha. Sudah lama aku tidak bertemu dengan paman dan bibi, aku juga tidak sabar ingin melihat bagaimana wajah kedua kakak beradik yang dulu sering menjahiliku. Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke, hm ... Niisan, Oniichan, aku tidak sabar untuk bertemu dengan kalian.
Dear diary
Tuhan, sebentar lagi aku akan memulai kehidupan baruku di Konoha. Bantu aku ya Tuhan, bantu aku untuk bisa membuat impianku tercapai, aku ingin melihat banyak orang tersenyum, aku ingin menjadi orang yang bisa dibanggakan. Dan aku ingin membahagiakan banyak orang.
Ya Tuhan, jika suatu saat nanti kau akan memanggilku untuk kembali padamu. Tolong ijinkan aku pergi dengan senyuman. Hm ... aku tahu engkau akan mengabulkan doaku kan? Aku tidak mau mati muda ya Tuhan. Hm ...
Tbc ...
Maaf fic pertamanya masih pendek, nanti chapter keduanya saya akan buat lebih panjang lagi dari ini. Segala macam kritikan, saran bahkan flame akan selalu saya terima dengan lapang dada.
Selamat malam senpai.
RnR please ...
Re-edit: Gui gui M.I.T
