Seluruh warga sekolah tau siapa itu Oh Sehun. Murid terpopuler sekaligus terkaya di sekolah . Ia bahkan memiliki prestasi tak terbatas di bidang olahraga.
Semua siswa dan guru lelaki bahkan segan padanya, lain lagi dengan guru wanita dan siswi yang selalu memandang nya kagum. Tapi sungguh tidak seru jika ada manusia sesempurna itu ,bukan?
Oh Sehun sangat lemah di bidang akademik terlebih sejarah. Tak jarang ia harus mengulang ujian sebanyak 3 kali, dan berakhir dengan menyerahnya sang guru namun tetap memberikan nilai bagus, apalagi jika bukan karena takut dengan orang tua Sehun yang termasuk salah satu pemegang saham terbanyak di sekolah ini.
Tapi bagaimana jika di balik itu semua ada seseorang yang benar-benar membenci nya sekaligus orang yang paling ia butuhkan? Sebuah cerita cinta pasaran yang selalu terjadi di drama dan novel romance, terjadi pada mereka.
Seorang pria nampak berlari di sebuah koridoor sekolah menengah atas. Pria itu segera menghampiri wanita yang sedang berjalan membelakangi nya.
Greb.
Dengan segera pria itu merangkul sang wanita, yang di hadiahi pekikan nyaring dari sang wanita.
"Yak!"
"Maaf." Pria tampan itu terkekeh dan menarik sang wanita untuk kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas.
"Wah wah...pasangan fenomenal kita telah tiba."
Jongin pov
Ketahuilah jika mereka tidak benar-benar memujiku. Sekumpulan murid itu hanya lah segelintir dari orang-orang yang sering membully ku. Kadang aku bertanya-tanya, kira-kira hal apa yang salah dalam diriku sehingga mereka begitu tidak menyukaiku.
"Pergilah aku sudah sampai di kursi ku." Usir ku pada manusia caplang yang sedari tadi merangkul ku.
"Baiklah..." Setelah ia pergi aku segera duduk di kursi ku. Tak lama kemudian datang lah segerombolan murid yang tadi menyapa ku. Ah...aku tahu ini.
"Mana PR mu. Kami ingin melihatnya!" Itu bukan permintaan tapi perintah. Mereka sebenarnya pintar tapi mengapa mereka terus saja melihat tugas rumah ku? Toh kami berada di kelas unggulan yang sama.
Walaupun dalam cerita drama, sebuah kelas unggulan merupakan kelas yang penuh dengan orang-orang yang selalu bersaing untuk mendapatkan nilai terbaik, tapi di kelas ini tidak.
Entah lah...orang kaya pasti memiliki alasan mereka masing-masing, tidak seperti ku. Aku bahkan harus berjuang mati-matian untuk mempertahan kan nilai ku agar beasiswa ku tidak di cabut.
Sedih sekali.
Kriiinggg
Bel berbunyi. Semua murid yang tadinya menyalin tugas ku telah kembali ke meja nya masing-masing. Dan tak lama setelah itu guru Jung datang.
"Mari kita mulai pelajaran sejarah hari ini. Jangan lupa kumpulkan tugas yang saya berikan minggu lalu."
Jongin pov end
Meanwhile,di tempat lain
Kriiinggg
"Sehun...kau tak masuk ke kelas?" Laki-laki pucat itu hanya menggeleng sambil kembali memasukan bola basket ke dalam ring.
Tuk
"Kalau begitu aku pergi dulu. Bye." Sehun berjalan pelan ke arah pinggir lapangan basket (indoor) untuk mengambil handuk kecil dan sebotol air mineral.
Ia mengambil ponsel nya dan segera mengambil potret dirinya yang masih berkeringat dengan jersey basket nya. Pria itu segera meng-upload foto dirinya tersebut, dan tak berlangsung lama ratusan notifikasi 'like' masuk ke dalam ponsel nya.
"Sudah ku bilang bukan? Tidak ada seorang pun yang tidak mengagumi ku."
Kriiinggg
Bel istirahat berbunyi. Semua murid merapihkan alat tulis mereka dan bersiap untuk pergi ke kantin. Tapi tidak dengan Jongin, gadis itu tidak pergi ke kantin karena ia membawa bekal.
Sebenarnya sekolah ini memberikan beasiswa penuh pada nya, termasuk makan siang di kantin. Namun Jongin memilih untuk mengambil uang itu untuk membeli keperluan sekolahnya. Lagi pula Jongin memiliki alergi pada beberapa jenis makanan.
"Kim Jongin, bisakah kau ke ruangan ku sekarang. Ada hal yang harus ku sampaikan."
"Baik pak." Jongin kemudian bangkit dengan segera dan berjalan menyusul sang guru.
Akhirnya mereka sampai di ruang guru. Di sana ia tidak sendiri, ada beberapa guru yang terlihat sibuk memeriksa lembar jawaban para murid dan ada seorang murid yang terlihat menunggu di meja guru Jung.
"Kalian bisa duduk." Guru Jung menunjuk dua kursi yang berada tepat di depan nya.
"Oh sebelumnya, Sehun perkenalkan ini Kim Jongin. Dan Jongin kau sudah kenal dengan Oh Sehun kan?"
'Oh siapa? Aku bahkan baru pertama kali mendengar namanya.' Jongin memandang pria pucat itu. Sedangkan Sehun hanya mendesis tak suka dengan pandangan menyelidik dari Jongin itu.
"Cepatlah waktu istirahat ku tak banyak!" Sehun berujar tak sopan. Jongin segera saja mendecak kan lidahnya.
Sehun pov
Liat lah wanita ini, memandangku dengan penuh selidik dan sekarang ia malah mendecakkan lidah nya di depanku. Sungguh tidak sopan!
"Apa kau baru saja mendecakkan lidah mu?!" Hardik ku. Jujur saja aku tak suka dengan sikap nya yang seolah tak sopan pada ku.
"Lalu kenapa? Kau ingin marah?" Apa apaan ini? Dia bahkan berani menatapku seperti itu dan omongan nya, sungguh aku ingin menyingkir kan wanita ini ke planet pluto.
"Tak sopan!"
"Kau bahkan bersikap tidak sopan kepada guru Jung! Mengapa aku tak bisa bersikap sama hal nya dengan mu? Toh kita sama-sama siswa disini." Apa wanita ini tak tahu siapa aku? Atau dia hanya berpura-pura untuk menarik perhatianku seperti di drama-drama agar aku tertarik dengan nya. Tentu tidak bisa!
"Jongin...cukup. Ada hal yang lebih penting dari itu." Interupsi guru Jung menghentikan tatapan sengit wanita itu padaku.
"Memang nya ada apa guru Jung?"
"Mulai besok kau adalah tutor untuk Oh Sehun."
Apa?
Mengapa si tua ini seenaknnya padaku?
Aku tahu jika nilai ujian ku selalu jelek, tapi dia tak berhak untuk mengatur urusanku.
Brakk
"Siapa kau berani mengaturku.?!" Wanita itu terlihat mendelik pada ku, tapi ku acuh kan.
"Ini perintah dari Tuan Oh langsung." Aku segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi ayah ku.
"Halo?"
"Apa-apaan ini?!"
"Kau sudah mendengarnya? Baiklah. Segera ke ruang kepala sekolah. Bawa wanita itu juga. Aku akan menjelaskan semuanya."
Sial! Dengan segera ku putuskan sambungan itu dan ku tarik tangan wanita itu untuk pergi ke ruang kepala sekolah.
"Kau gila?! Kenapa menarik ku?" Ia terlihat berontak dan sesekali mencoba untuk menghempaskan cengkraman tangan ku di lengan kiri nya.
"Tidak." Akhirnya aku tiba di ruang kepala sekolah yang tidak terlalu jauh dari ruang guru.
"Jelaskan ini!" Segera setelah sampai ku hempaskan lengan wanita itu sehingga ia sedikit mengaduh kesakitan.
"Mulai besok ia adalah tutormu. Nona Kim kau bisa datang ke rumah kami setelah pulang sekolah. Dan kau akan mengajar Sehun selama tiga jam, tidak perlu khawatir karena aku sudah menyiapkan bayaran yang sepadan dengan itu." Pria tua bangka sialan! Seenaknnya saja dia.
"Lalu bagaimana jika saya menolak?" Ayahku terlihat menarik kan alis nya, menatap wanita itu terkejut.
"Saya tidak ingin mengajar putra anda. " Harus ku akui jika wanita ini cukup berani, terlebih pada ayahku yang notaben nya seorang pemegang saham di sekolah ini.
Atau wanita ini benar-benar tak tahu tentang ayahku?
"Apakah bayarannya kurang?"
"Saya bahkan tak perduli dengan bayaran yang anda tawarkan."
"Lalu mengapa kau menolak?" Aku dan kepala sekolah Lee hanya bisa terdiam melihat percakapan kedua orang itu.
"Bagaimana bisa orang asing seperti saya mengajari putra anda, jika anda saja sebagai orang tuanya tidak mampu mengajarkan sopan santun pada nya?" Wanita ini ingin mati rupa nya.
Ku kira ayah ku akan menampar wanita itu setelah ia berdiri dari tempat duduk nya. Namun apa yang ia lakukan hanyalah tersenyum sambil menepuk pundak wanita itu.
"Aku tidak salah memilih tutor ternyata."
"Tapi saya sudah menolak nya tuan!"
"Tolak lah...setelah itu aku akan benar-benar mencabut beasiswa mu." Wanita itu memutar bola mata nya malas .
"Sudah bisa ku tebak. Orang kaya seperti kalian pasti akan memanfaatkan kondisi kami."
"Kau sudah tahu bukan? Maka lakukan lah sesuai dengan yang aku katakan. Ini juga berlaku untukmu Oh Sehun, jika kau tidak menuruti ku, akan ku pastikan jika esok kau akan menjadi gelandangan di luar sana." Dasar otoriter! Aku benar-benar benci pria tua bangka ini. Selalu memerintah.
"Baiklah semua sudah clear. Tuan Lee aku pamit dulu . Dan untuk kalian berdua, jangan lupa dengan apa yang ku sampaikan tadi. Mengerti?" Setelah itu ayah ku benar-benar pergi ke luar ruangan. Wanita itu hanya memutar matanya malas.
"Alamat mu." Wanita itu berujar tanpa menatapku.
"Ponsel mu." Balasku tanpa menatapnya juga.
"Aku tak punya ponsel."
Dia bercanda? Bagaimana mungkin di jaman sekarang ada seseorang yang tidak memiliki ponsel.
"Bagaimana mungkin kau tak memiliki ponsel?" Dia kembali melakukan nya,memutar bola matanya. Ingin rasanya ku keluarkan dua bola mata berwarna coklat itu.
"Itu bukan urusan mu. Lagi pula untuk apa orang miskin sepertiku memiliki ponsel. Aku bahkan harus bekerja keras untuk makan, dasar bodoh." Apa-apaan dia! Mengatai ku bodoh. Wanita ini benar-benar ingin di berikan pelajaran rupanya.
Aku berdiri menghampiri kepala sekolah Lee dan merebut sebuah pulpen yang berada di kantung jasnya. Ku tarik tangan wanita itu.
"Ini alamat dan nomor telpon ku. Jangan terlambat." Dengan tidak sopan nya wanita itu keluar tanpa mengucapkan apapun padaku.
Lihat saja, setelah ini apa kau bisa berlaku seperti itu padaku.
Sehun pov end
Pulang sekolah.
"Dari mana saja kau istrahat tadi?" Seorang laki-laki bertelinga Caplang merangkul nya.
"Ruang guru dan ruang kepala sekolah." Ujar Jongin.
"Ada masalah dengan beasiswa mu?" Tanya pria itu khawatir lalu menghentikan langkah nya
"Tidak. Semua nya baik-baik saja." Dan Jongin segera melanjutkan perjalan mereka yang sempat terhenti itu.
"Lalu..."
"Aku harus menjadi tutor seseorang mulai besok. Jika tidak beasiswa ku akan dicabut." Chanyeol melebarkan matanya yang sudah besar itu sehingga bola matanya terlihat akan keluar dari tempatnya.
" Memang nya siapa orang itu? Mengapa ia akan mencabut beasiswa mu?"
"Oh Sehun."
"Apa? O-oh Sehun?" Jongin memutar bola matanya malas, ia bingung kenapa semua orang bertingkah aneh jika sudah menyangkut si Sehun itu.
"Memang nya siapa orang itu? Kenapa kau jadi aneh seperti ini?" Chanyeol menatap Jongin tak percaya, " kurasa kau harus berhenti berdiam diri di kelas maupun perpustakaan. Bagaimana mungkin kau tak mengenal Oh Sehun? Dia murid terpopuler di sekolah kita ,ayah nya juga pemegang saham terbesar di sekolah."
Penjelasan panjang lebar Chanyeol membuat Jongin bingung, " lalu mengapa aku harus mengenalnya? Dia bahkan bukan dewa."
"Aku hanya bisa memeperingati mu Jongin. Jangan macam-macam pada nya. Dia itu sangat kejam." Chanyeol sangat berlebihan menurut Jongin. Kalau begitu dia juga bisa membalasnya nanti.
"Lalu kau tak boleh suka padanya." Tambah Chanyeol.
"Kau gila ?! Kenapa aku harus menyukai pria sialan itu?!" Lagi pula aku kan menyukaimu- sambung Jongin dalam hati. Chanyeol itu sangat tidak peka menurut Jongin, atau Jongin saja yang terlalu bodoh karena telah menyukai pria caplang ini.
"Hehe aku kan hanya memperingatkan mu. Ya sudah, jika sudah mendapat gaji pertama mu, jangan lupa mentraktirku." Chanyeol kembali merangkul Jongin sambil terkekeh.
Tbc
Note: minat? Lanjut? Tidak?
Aku memutuskan untuk kembali melanjutkan cerita ini dengan beberapa perubahan besar.
