DEMI APAPUN, CERITA INI CUMA NONGGOL GITU AJA. BUKAN BERMAKSUD BIKIN MAKIN BAVER ATO APAPUN. IDE TETIBA MUNCUL DAN SAYANG KALO DISIAKAN AKHIRNYA CERITA INI MUNCUL BUAT DEBUT PERDANA GUE.

NO PLAGIAT

NO BASH

JUST CLOSE, IF YOU DONT LIKE

Cast : Temukan dan kau akan tahu :)

Chap 1

Terlihat seorang balita laki-laki berusia 2 tahun tengah menikmati makananya di atas meja makan. Dengan tangannya yang mungil dan gemuk ia memasukkan sedikit demi sedikit biskuit bayi ke mulutnya. Sesekali ia akan mengacak makanannya dimejanya karena gemas. Di depannya wanita cantik bermata bulat tengah memandanginya sambil tersenyum. Wanita itu tidak menghentikan balita itu justru ia terhibur dengan balita yang tak lain adalah putranya. Jagoannya dan juga kekuatannya hingga mampu bertahan sejauh ini. Wanita itu bernama Do Kyungsoo, ibu muda yang berjuang seorang diri.

Kyungsoo terkekeh pelan saat sang anak mengusak kasar rambutnya yang menutupi matanya. Kyungsoo berdiri dan menguncir rambut anaknya yang justru membuatnya tertawa dengan kuncir rambut yang mirip air mancur itu.

"Taeoh-ya sudah kenyang?" tanya Kyungsoo ketika melihat balita yang bernama Kim Taeoh itu tak tertarik lagi dengan biskuitnya. Taeoh hanya mengangguk lucu. Kyungsoo mengendongnya dan menuju wastafel untuk membersihkan sisa makanan yang belepotan dipipi gembil Taeoh.

"Apa Taeoh mengantuk?" tanya Kyungsoo lagi sambil menepuk punggung Taeoh di gendongannya. Taeoh tak menjawab namun semakin melesakkan kepalanya ke ceruk leher Kyungsoo. "Aigoo, anak umma sudah mengantuk rupanya.. Tidurlah jagoan" Kyungsoo terus menepuk punggung anaknya hingga nafasnya kini terdengar teratur. Dengan hati-hati Kyungsoo menaruh Taeoh di ranjangnya. Kyungsoo melepas ikatan rambut Taeoh dan merapikan rambut itu dengan lembut.

Mata bulatnya tiba-tiba mengembun kala jemari lentiknya membelai surai putranya. Rambut ini mengingatkannya pada seseorang. Membuatnya kembali mengingat kejadian 2 tahun silam, ingatan yang selalu berputar seperti kaset rusak.

2 tahun lalu...

I still remember the look on your face

Lit trought the darkness at 1.58

Hari itu masih cukup gelap baginya untuk terbangun dari tidurnya. Dengan perlahan obsidian bulatnya mengerjap sebelum terbuka seutuhnya. Ia melirik jam di atas nakas samping ranjangnya pukul 1.50 pagi, tidak biasanya ia terbangun jam segini. Ia mengelus perutnya yang sudah membesar karena bayinya yang tidak bisa tenang. Ia melirik tempat disebelahnya kosong, itu artinya suaminya belum pulang. Perasaannya memang buruk semenjak 2 hari yang lalu. Sebagai seorang istri tentu ia menghawatirkan kondisi suami yang belum juga pulang, jangan bertanya soal menghubunginya hal itu tidak pernah terjadi saat suaminya itu sedang di medan perang. Ya, suaminya merupakan anggota militer jadi ia sudah biasa ditinggal sendirian.

Dalam hati ia terus mengumankan doa agar suaminya pulang dalam keadaan baik-baik saja. Ia percaya dan masih ingat wajah terakhir suaminya saat berpamitan padanya. "Aku janji aku akan pulang dengan keadaan yang baik sayang, maafkan aku karena kau harus menjaga aegya sendirian. Aku mencintaimu, selalu mencintaimu.. tunggu aku sayang" kata-kata suaminya menguatkannya, mengabaikan semua perasaan buruknya dan ia tersenyum. Ia masih ingat jelas wajah tampan suaminya yang melambaikan tangan padanya setelah mengecupi wajahnya tak lupa perut buncitnya.

The words that you whispered

For just us to know

Ia semakin tersenyum kala mengingat bisikan terakhir suaminya kala itu, bisikan yang membuat pipinya merona. Ia menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang kala kantuk tak lagi datang. Ia melirik sekali lagi jam di nakas pukul 01.58. Tepat saat itu ponselnya berdering nyaring. Dengan cepat ia meraih ponsel itu dan senyum dari bibir berbentuk hatinya melebar kala melihat siapa yang menghubunginya. Segera ia geser tombol hijau dan meletakkan ponsel di telinganya.

"Jonginie.." serunya nyaring tanpa menghilangkan senyumnya.

You told me you just love me..

So why did you go..

Away.. away..

Senyum itu masih disana, senyum yang setiap sekonnya memudar dan kemudian hilang. Tidak ada air mata hanya ada keterkejutan. Panggilan itu terputus begitu saja dan kemudian ia bangun dari keterkejutannya ketika air mata itu turun membasahi pipi putihnya. Ia bukan wanita yang selalu kuat, ia bukan wanita dengan tameng besi di hatinya hingga mampu menahan sesak yang menghujam dadanya. Ia menangis hingga tertidur kemudian dan tentu saja sendirian.

Tangan mungil menepuk pipi Kyungsoo yang sedang melamun dengan lelehan air mata yang masih saja mengalir meskipun kejadian itu berlalu. Tangannya dengan cepat menghapus lelahan air matanya kemudian.

"Taeoh kenapa cepat sekali tidurnya hemm?" Kyungsoo mengecup pipi gembil anaknya.

"Eomma wae?" Taeoh kini malah balik bertanya

"Eomma tidak apa-apa sayang, hari ini ayo kita belanja" Kyungsoo tersenyum.

"Asiik, Taeoh mau pelmen" membuat Kyungsoo terbahak karena Taeoh langsung memeluknya.

Kyungsoo membawa Taeoh untuk mandi dengannya dan kemudian mengantikan baju yang lebih hangat mengingat hari sudah cukup sore. Membutuhkan waktu yang cukup lama jika menyangkut belanja bulanan. Dengan mengendong Taeoh di depan Kyungsoo keluar rumahnya kemudian berjalan menuju supermarket yang tak jauh dari rumahnya. Taeoh yang memang sangat suka jika diajak keluar terus mengerakkan kaki dan tangannya riang.

Sampai di supermarket Kyungsoo segera mengambil troli dan mendudukkan Taeoh disana. Segera ia merogoh tas kecilnya untuk mengambil catatan belanjaanya. Satu persatu barang yang dibutuhkan masuk ke troli. Taeoh? Dia sedang asik menikmati lolipopnya jadi dia tidak akan menganggu eomma cantiknya. Kyungsoo kembali memasukkan catatannya dan mendorong trolinya ke kasir. Sudah selesai wanita yang satu ini memang selalu cepat mengerjakan setiap pekerjaannya meskipun ketelitiannya dalam berbelanja tidak diragukan.

"Noona..Kyungsoo noona" seru seseorang yang membuat Kyungsoo mencari sumber suara siapa yang memanggilnya. Itu dia, seorang namja tampan penjaga kasir yang tersenyum lebar padanya.

"Hai Taeohyah.. kau terlihat sangat menikmati permenmu?" Taeoh hanya nyengir mendengar namja itu menyapanya.

"Hai, Taehyunga bagaimana kabarmu? Beginilah kau tahu Taeoh bahkan lupa pada eommanya kalo sudah mendapat permennya" sapa Kyungsoo sambil menaruh satu persatu barangnya untuk dihitung.

"Tentu saja aku baik noona, hahaha Taeohyah jangan terlalu banyak makan permen nanti gigimu ompong dan hyung yakin tidak ada yeoja yang mau denganmu" canda Taehyung sambil terus menghitung belanjaan Kyungsoo. Kyungsoo segera mengambil Taeoh dan kembali mengendongnya.

"Hyung bohong" kalimat itu yang keluar dari bibir Taeoh kemudian mempoutkan bibirnya lucu. "Pelmen kan enak bagaimana bisa membuat gigiku ompong" Taeoh masih mengelak ucapan Taehyung.

"Hyung tidak bohong Taeoh, nanti kalau Taeoh periksa gigi tanyakan saja pada dokternya. Noona biarkan aku mengantarkan belanjaanmu setelah ini"

"Tidak usah Taehyung, aku bisa membawanya lagian kau masih bekerja" Kyungsoo menolak namun Taehyung hanya tersenyum

"Shiftku sudah selesai noona lihat bahkan Minho sudah datang untuk mengantikanku, aku akan membawakannya wanita tidak baik membawa beban berat. Aku tidak suka penolakkan noona" Kyungsoo hanya menghela nafasnya kemudian mengangguk.

Kyungsoo dan Taehyung berjalan beririingan menuju rumahnya dengan 2 kantong besar ditangan Taehyung dan 1 kantong kecil ditangan Taehyung. Taeoh sudah tertidur kembali di gendongan Kyungsoo. Taehyung itu tetangga Kyungsoo yang sudah seperti adiknya sendiri. Tidak sekali Taehyung membantu Kyungsoo dan selalu Kyungsoo tidak pernah kesempatan menolak.

"Noona, boleh aku bertanya sesuatu?" Kyungsoo menoleh kearah Taehyung kemudian mengangguk.

"Tapi noona jangan marah ya?" lagi Kyungsoo mengangguk

"Noona, kenapa tidak menikah lagi saja? Sudah 2 tahun hyung tidak juga ada kabar, aku tahu noona percaya bahwa hyung masih hidup tapi ini sudah lama noona. Setidaknya noona pergilah berkencan" Taehyung menatap wanita cantik disampingnya sebentar melihat raut muka itu kembali murung.

"Tidak Taehyunga, suamiku pasti akan pulang. Aku akan menunggunya lagi pula ini masih 2 tahun dan aku baik-baik saja bahkan masih ada kiriman uang untukku setiap bulan. Dia masih ada Taehyunga.." Kyungsoo menghela nafasnya, menahan air mata yang siap tumpah dengan sekali kedip.

"Aku sungguh terpesona dengan kesabaran noona, kalau aku tidak punya pacar aku akan menikahimu saja. Aku harap kesabaran noona akan berbuah nantinya, semoga keyakinan noona itu tidak salah"

Selanjutnya mereka berjalan dengan bersenda gurau dan mengobrol hingga sampai rumah Kyungsoo. Setelah menaruh belanjaan Taehyung pamit untuk pulang. Kyungsoo menidurkan Taeoh di sofa ruang tengah dan segera menyiapkan makan malam untuknya dan juga putranya. Sambil bersenandung kecil Kyungsoo menyampurkan bahan masakan untuk dijadikan makanan yang lezat. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya.

Kyungsoo melepas apronnya kemudian duduk di atas karpet ruang tengah untuk menunggu Taeoh bangun dari tidurnya. Lagi-lagi saat melihat Taeoh tidur ingatannya akan langsung menuju kejadian itu. Sepertinya otaknya benar-benar terprogram untuk memutar memori itu.

But now I'll go sit on the floor..

Wearing your clothes..

Saat matahari masuk, mata bulat itu mengerjap dan terbangun. Mata indahnya nampak bengkak karena menangis semalam. Masih ingat jelas diingatannya tentang telpon semalam hanya saja ia tidak mau memikirkannya sekarang. Ia memilih untuk bangun dan segera mandi. Perutnya yang memang sudah besar membuat kesulitan untuk bangun dan berjalan.

10 menit kemudian ia keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk yang menutupi hingga dada, kulitnya yang putih mengkilat karena air yang masih menempel ditubuhnya. Ia meraih kemeja suaminya dan memakainya. Tubuhnya yang mungil membuat kemeja itu menutupi hingga diatas lutut. Wangi ini, wangi yang ia rindukan. Tak memperdulikan rambutnya yang basah terus meneteskan air, ia terduduk dan kembali tersedu.

"Yeobo, ini tidak benar kan berita itu tidak benar kan? Kau baik-baik saja kan? Aku tahu kau pasti pulang. Kau sudah berjanji. Kau tidak ingin melihat aegya kita?" Ia meremas kemeja yang ia gunakan.

All that I know is...

I don't know how to be something you missed..

TBC/END

Terimakasih buat yang sudah mau menyempatkan membaca cerita gaje ini. Silahkan riviuwnya debut perdana author nih...

thanks :*