Cast: TaeKook, JunKook, TaeJim
OC: BTS, BAP members

NO PLAGIAT
WARNING TYPO! YAOI!

HAPPY READING

JUST ONE DAY

Author POV

"JUNGKOOKIEEE!" teriak salah seorang siswa yang baru saja datang memasuki pintu gerbang dan langsung berlari menghampiri siswa yang ia panggil didepan papan pengumuman.

"pagi Jiminie.." sapa siswa yang bernama Jungkook itu dengan senyum khasnya. Siswa yang bernama Jimin itu hanya tertawa imut lalu beralih melihat papan pengumuman itu.

"apa kita akan sekelas? Aku ingin sekali sekelas denganmu.." Jungkook tertawa pelan mendengar Jimin berkata seperti itu dengan mempoutkan bibirnya imut.

"apa yang akan kau lakukan jika kita sekelas Jiminie?" Jimin langsung menolehkan kepalanya ke arah Jungkook dengan mengedipkan matanya imut.

"aku akan-" Jimin terlihat berpikir dengan menaruh tangannya didagu. "aku ingin kita duduk berdekatan. Dan sepulang sekolah kita pergi ke taman untuk merayakan bahwa kita sekelas!" lanjutnya bersemangat. Jungkook hanya terkekeh.

"baiklah nanti kita lakukan." Jungkook berjalan mendahului Jimin yang bingung dengan perkataan Jungkook barusan.

"apa kau akan terus disitu hingga bel masuk berbunyi?" Jimin mengedipkan matanya lagi.

"apa itu artinya kita memang sekelas?" tanya Jimin dengan mata penuh harap Jungkook berkata YA. Dan Jungkook pun hanya mengangguk lucu. Membuat Jimin langsung berlari kecil menghampiri Jungkook dan memeluknya. Mereka pun berjalan kekelas.

Hari ini Tahun ajaran baru di seluruh sekolah di Seoul, termasuk di TS Junior High School. Sekolah itu adalah sekolah khusus lelaki yang cukup populer di Seoul. Sekolah tersebut memprioritaskan yang pintar dan berprestasi. Tak peduli siswanya miskin atau kaya, sekolah itu selalu punya dana untuk siswa yang tak mampu. Terlihat dua siswa sedang duduk manis berdampingan dikelas 2B. Jungkook dan Jimin, mereka berdua asik mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru di depan kelas. Semua siswa tengah serius tetapi tidak dengan seorang siswa yang duduk di belakang Jungkook. Ia terlihat sangat bosan dan memilih untuk mengganggu yang duduk didepannya.
Tuk Tuk
Siswa itu menendang-nendang bangku didepannya. Merasa terganggu siswa yang bangkunya di tendangpun menoleh.

"tak bisakah kau diam Taehyung?" siswa itu berkata dingin. Dan yang di marahi hanya tersenyum.

"aku tak bisa diam hingga bel istirahat berbunyi. Kau tahu? Ini sangat membosankan Kook!" Jungkook -siswa yang diganggu Taehyung- hanya berdecak kesal.

"kalau begitu keluarlah! Tak usah membuat masalah denganku!" Jungkook membalikkan badannya untuk melihat ke guru yang tadi sedang menyampaikan materi, namun ternyata guru itu berada diantara meja Jungkook dan Taehyung. Jungkook hanya menahan napasnya. Gawat! Batin Jungkook.

"kalian bisa melanjutkan pembicaraan kalian diluar!" Jin ssaem berkata tegas. Dasar Taehyung sialan! Batin Jungkook.

"tapi ssaem, Taehyung yang-" belum sempat Jungkook menjelaskan, perkataannya sudah di potong oleh Jin.

"Kubilang keluar!" Taehyung dengan santai keluar kelas. Sedangkan Jungkook sangat enggan untuk keluar kelas itu.

"Jungkookie gwenchanna?" Jimin yang melihat itu sedikit khawatir melihat sahabatnya kena hukuman. Pasalnya Jungkook adalah siswa rajin dan pintar tak pernah dapat hukuman. Jungkook tersenyum miris lalu keluar kelas. Dan langsung disambut dengan senyuman bodoh Taehyung. Jungkook menatapnya sinis.

"kau! Tak bisakah kau tak menggangguku terus?" Jungkook berkata sedingin mungkin dengan tatapan penuh benci sambil menunjuk Taehyung dengan telunjuk didepan wajahnya. Taehyung tersenyum melihat Jungkook.

"aku tak akan mengganggumu lagi jika wajahmu tak minta diganggu." ucap Taehyung langsung mencubit hidung Jungkook dan pergi meninggalkannya. Jungkook hanya bengong tak percaya dengan ucapan Taehyung. Ia selalu saja seenaknya. Menjahilinya sejak kelas 1.

"cih dasar Taehyung babo namja! Aku jadi kena hukum huwe..." rengek Jungkook dikoridor depan kelasnya. Tak menyadari bahwa ia sedang diperhatikan oleh siswa lain. Siswa itu hanya tersenyum singkat melihat kelakuan Jungkook lalu serius lagi.

-Just One Day-

"ah capeknya!" gerutu Jungkook ketika sudah berada di lift apartemennya. Ia tak menyadari bahwa di lift itu juga ada orang lain. Namun saat ingin merenggangkan otot-ototnya ia melihat orang itu. Spontan ia kaget dan salah tingkah.

"e-eh? J-junhongie? A-annyeong hehe.." ucap Jungkook terbata. Yang dipanggil Junhong itupun hanya tersenyum kikuk dan membungkuk untuk membalas sapaan Jungkook. Jungkook terdiam, seketika ia memikirkan banyak hal. Tak lama lift terbuka Jungkook dan Junhong pun berjalan beriringan dalam diam. Apartemen Jungkook dan Junghong memang sebelahan dan juga mereka teman satu sekolah dari Sekolah Dasar tapi entah kenapa tak ada satupun yang memulai pembicaraan.


"JUNGKOOKIEEE BANGUN! INI SUDAH SIANG!" teriakan wanita paruh baya itu menggelegar/?keseluruh ruangan.

"eungh~ eomma berisik sekali, ini masih jam 5 ma~" bukannya bangun Jungkook malah menyamankan posisi tidurnya dan menutup matanya lagi. Tak menghiraukan teriakan yang dipanggilnya eomma itu.

"KAU LUPA SEKARANG HARI APA? AYO BANGUN INI HARINYA KAU BUANG SAMPAH! CEPAT NANTI KAU TERLAMBAT SEKOLAH!" Jungkook berdecak kesal lalu bangun untuk mencuci muka lalu menuruti perkataan eommanya itu.

Jungkook POV

Halo! Aku Jungkook dari keluarga bermarga Jeon. Aku baru menduduki bangku dikelas 2B disalah satu sekolah di Seoul. Kenapa aku bukan 2A karena aku menolak berada dikelas itu karena ya... Sebenarnya... Aku... Menyukai seseorang dikelas itu. Bahkan orangnya itu adalah teman masa kecilku dan juga tetanggaku. Ya, itu Junhong, lelaki tinggi tampan, jago olahraga dan pintar dari keluarga bermarga Choi yang tinggal sebelahan dengan apartemenku. Dia adalah teman masa kecilku, tapi entah kenapa semenjak kelas 4 sekolah dasar dia seperti menjauhiku. Hingga sekarang ia seperti tak ingin dekat denganku lagi hhhh.. Kalian berpikir bukan mengapa aku menyukai namja dan bukan yeoja? Entahlah itulah perasaanku sejak dekat dengannya. Lagipula disini hubungan sesama jenis tak dipermasalahkan. Jadi aku boleh dong suka sm Junhong? Aku memiliki sahabat semenjak masuk junior school. Namanya Park Jimin. Ia sangat imut dan manis walaupun seorang namja ia mempunyai pipi sechubby dan senyuman semanis yeoja. Ia lebih pendek dariku dan aku sangat menyayangi sahabatku yang satu itu. Dan lagi aku punya musuh bebuyutan! Kim Taehyung! Dia teman baruku juga di junior school tapi ia sekelas denganku waktu kelas 1, ia menendang kepalaku dari bangkunya dan ia bilang itu adalah salam perkenalan! What the hell!? Whats wrong with him?! Dia sangat aneh dan bodoh bagiku. Walau banyak yang menyukainya disekolah. Tetap saja bagiku ia itu adalah musuh bebuyutan! Ia juga pintar olahraga dan jago basket sama seperti Junhong. Tapi tentu kerenan Junhong hehe..
Tak terasa tempat pembuangan sampah yang kutuju sudah depan mata. Tinggal melewati taman dan lapangan basket itulah pembungan sampah. Aku mempercepat langkahku agar tak terlambat ke sekolah.

Dukh!

"aw!" aku meringis dan jatuh terduduk ditanah. Sepertinys ada sesuatu yang berat menimpa kepalaku. Aku sedikit pusing.

"ya! Gwenchanna? Mianhae.." aku tak merasa asing dengan suara ini. Kucoba menolehkan kepalaku dan... Gotcha! Musuh bebuyutanku ternyata! Mau nyari masalah apa lagi dia huh?

"apa yang kau lakukan disini?"

"harusnya aku yang bertanya. Sedang apa kau? Mau cari masalah lagi denganku?" tanyaku kesal karena yang menimpa kepalaku adalah bola basketnya. Ia mengulurkan tangannya padaku. Langsung ku raih dan coba berdiri walaupun sempat sempoyongan karena kepalaku pusing.

"Jungkook gwenchana?" tanya Taehyung lagi. Ia menopang badanku yang tadi hendak mau jatuh lagi. Akupun tak sadar dan hanya bergumam pelan seraya mengangguk. Apa tadi? Ia memanggil namaku dengan benar? Apa ini mimpi? Ia selalu memanggilku dengan sebutan 'babo kook'. Anehnya aku menoleh saat ia memanggilku itu. Aku memang bodoh. Aku sempat menatapnya dan iapun menatapku balik.
Deg!
Apa ini? Aku merasa aneh dengan tatapannya. Langsung kutolehkan wajahku ke arah lain. Entah kenapa denganku?

"apa kau pusing? Biar ku antar kau pulang." ia menatapku terus membuatku tak nyaman. Aku menggeleng kuat lalu menunjuk sampah yang tadi kubawa.

"aku harus membuang itu dulu lalu aku akan pulang. Kau sedang latihan basket? Untuk apa? Sepagi ini?" entah dari mana aku bertanya banyak padanya. Aku segera mengambil sampah itu. Ia terkekeh pelan membuatku menoleh padanya.

"aku ingin menjadi pemain inti. Itu berarti aku harus latihan keras dan mengalahkan Junhong." ia menghampiriku dan merangkulku. "ayo ku antar.." lanjutnya.

"haha kau tak mungkin mengalahkannya Tae! Kau bodoh ya Junhong terlalu jago dalam basket, kau tak mungkin mengalahkannya.." ucapku sambil tertawa ringan. Ia langsung terdiam menunduk. Aku merasa bersalah kali ini.


"hey Jungkookie~ kau punya pulpen merah kan? Aku pinjam dong!" pinta Jimin dengan mata sipit yang memohon itu. Jimin sangat imut. Akupun mengacak rambutnya lalu memberi pulpen berwarna merah kesukaanku. Ya, aku sudah di sekolah. Kejadian tadi pagi bersama Taehyung membuatku pusing. Namun orang itu belum datang. Kemana dia?

"kau ingin menulis apa dengan pulpen meran Minnie?" tanyaku pada Jimin. Ya, aku lebih suka memanggilnya Minnie dibandingkan Jimin. Ia mengambil penghapus lalu membuka bungkus yang menutupi penghapus itu lalu menuliskan nama seseorang.

"kau tidak tahu? Ini sedang ngetren di Jepang, Cina dan Korea. Ramalan Penghapus. Jika kau menulis nama seseorang yang kau suka dibalik penghapus lalu menutupnya lagi tanpa ada yang mengetahuinya. Jika tak dilihat oranglain kau akan berjodoh dengan orang itu. Tapi, kalau dilihat maka ramalannya akan meleset dan akan menjadi bencana untukmu." jelas Jimin panjang lebar membuatku berpikir aku akan melakukannya dan menulis nama Junhong.

"siapa nama yang kau tulis Minnie?" tanyaku penasaran karena Jimin sudah selesai menulis tanpa sepengetahuanku dan langsung menutupnya kembali. Aku tak ingin ramalannya gagal hanya karena melihatnya bukan? Jadi aku lebih baik bertanya.

"musuhmu.." ucapnya pelan tapi masih bisa ku dengar. Taehyung? Oh astaga aku tak menyangka Jimin juga menyukainya. Aku melihat rona metah dipipinya. Akupun terkekeh.

"bagaimana bisa kau menyukai orang menyebalkan itu? Haha ada-ada saja kau Minnie.." pipi Jimin terlihat semakin memerah.

"karena dia selalu bilang ' ' aku jadi menyukainya." akupun hanya mengangguk paham. Memang benar Taehyung selalu memanggilnya imut.

Akupun kembali duduk dibangku ku untuk mengikuti ramalan itu. Choi Junhong. Ja! Sudah kutulis lalu dengan cepat aku membungkusnya lagi. Semoga terkabul. Akupun memasukkan penghapus dan pulpen ke tempat pensilku.

"pagi babo kook!" sapa Taehyung sambil mengacak rambutku. Orang itu selalu membuatku kesal. "pagi Jiminie, kau imut seperti biasa." kulihat muka Jimin langsung memerah.

"pagi Taehyung~" Jimin membalas sapaan Taehyung dengan senyum imutnya. Aku hanya memutar bola mata malas.

Belpun berbunyi tanda pelajaran akan dimulai.

-Just One Day-

"baiklah bapak akan umumkan siswa yang harus dapat pelajaran tambahan. Namun yang mengajari teman kalian sendiri. Bambam kau belajar dengan Namjoon, Jongup dengan Jimin, dan Taehyung kau dengan Jungkook. Sekian, sampai bertemu besok. Selamat siang." aku bergidik ngeri saat namaku disebut dengan Taehyung. Mati saja aku. Kulihat Yongguk ssaem keluar kelas dan para siswapun mulai bubar. Aku menghela napas pelan lalu menoleh ke belakang ingin bertanya pada Taehyung. Tapi... Ia tertidur? Ingin rasanya ku lempar dia dengan bangku.

"yak! Tae ireona!? Sejak kapan kau tertidur?" tanyaku kesal dan langsung menjitak kepala orang itu. Ia bangun lalu menatapku bingung.

"aku disuruh mengajarimu, kau ingin belajar dimana? Disini?" tanyaku lagi. Ia langsung tersenyum membuatku ngeri.

"di apartemenku. Ayo!" ucapnya dan langsung menggeretku. Sudah berontak juga percuma huh..
Dan disinilah aku, dikamar apartemen milik Taehyung. Tak jauh ternyata dari apartemenku. Aku mengajarinya dengan susah payah. Orang ini kelewat bodoh sepertinya.

"yasudah kerjakan 5 soal ini dulu. Kalau sudah aku koreksi." ucapku lalu dijawab dengan anggukan olehnya. Disaat seperti ini dengannya terasa nyaman. Melihatnya mengerjakan soal sangat lucu. Wajah bingungnya saat tak mengerti, terus tiba-tiba tersenyum lebar seakan menemukan jawabannya lalu wajah seriusnya begitu tampan. Eh?

"babo Kook, aku pinjam penghapus." ucapnya lalu mengambil penghapus dari tempat pensilku, aku masih asik memperhatikannya hingga tak sadar ia membuka bungkus penghapusku! Gawat!

"Choi Junhong.."

To Be Continue

Halo! Akhirnya publish juga nih cerita hihi ini cerita udah lama diotak tapi belum dikeluarin karna bingung castnya siapa haha akhirnya VKook deh.

Review = Lanjut :D