Hunhan Fanfiction

Present by Shadow Oh

.

.

It Hurts

Ini menyakitkan, sangat menyakitkan. Sampai kapan lagi agar Sehun bisa mencintainya? Kapan Luhan bisa melihat Sehun tersenyum didepannya? Kalaupun tidak, Luhan akan terus menunggu dan menunggu hingga maut datang.

.

.

.

Main Cast: Oh Sehun and Luhan

Genre: Hurt & Comfort, Sad

Length: Chaptered

Rate: T

.

.

.

.

Seorang pria memakai sebuah jas berwarna hitam dengan tangan kanannya membawa sebuah buket bunga. Ia berjalan mencari letak sebuah batu nisan seseorang yang sangat ia rindukan, ia berlutut disana dan meletakkan buket bunga itu.

Sesekali ia berkata "Maaf" kepadanya, hingga setetes air mata itu membasahi kedua pipinya. Ia bahkan tak segan untuk mencium batu nisan tersebut. Ia memang pria yang jahat, layaknya monster ia merasa bersalah pada seseorang yang telah masuk surga saat ini.

.

.

Setitik air hujan perlahan-lahan membasahi kepalanya, lalu air hujan itu mulai membasahi wajahnya yang cantik dan turun hingga ke kedua kakinya. Lelaki manis itu lagi-lagi lupa akan perintah ibunya. Ia lupa membawa payung putih kesayangannya. Ia berlari terus menerus hingga sampai kerumahnya.

Sang mama menyambut putranya dengan sedikit emosi. Sedangkan putranya itu hanya bisa berkata maaf, tak berani membantah.

"Luhan, sudah berapa kali mama bilang untuk selalu membawa payung? Bagaimana jika kau nanti sakit?" Putranya itu bernama Luhan. "Maafkan aku, mama… aku sungguh lupa, lain kali Luhan akan membawa payung" Sang mama memaafkan dan memberi isyarat untuk segera mandi.

Luhan segera turun ke ruang makan ketika mama memanggilnya. Malam ini, Luhan menyantap Pancake kesukaannya. Dan juga.. kesukaan papanya yang telah meninggal.

"Mama, aku jadi ingat papa… ketika aku makan pancake ini, sudah lama sekali rasanya kita tak melihat papa makan bersama disini" Luhan tersenyum sedih. "Maafkan mama karena tak menjaga papa dengan baik" Nyonya Han mengelus kepala Luhan lembut.

"Tak apa. Hari itu, memang sudah waktunya bagi papa untuk meninggalkan kita di dunia" Ayah Luhan meninggal saat menaiki pesawat menuju Tokyo. Semenjak kecelakaan itu terjadi, Mama Luhan menjadi diam dan terbiasa untuk berada di dalam rumah.

"Mama.. Luhan menyukai seseorang.. tapi pria itu tak pernah bersikap baik pada Luhan, ia selalu acuh dan sikapnya dingin, apa Luhan bukan anak yang baik?" Luhan menatap sedih meja yang ada dihadapannya itu.

"Luhan, kau adalah anak baik. Percayalah pada Mama, kalau suatu hari nanti Luhan pasti bisa mendapatkan cinta dari pria itu, karena sekarang pria itu belum bisa mengerti perasaanmu.. kalau kau berusaha, Mama yakin Luhan akan mendapatkan cinta dari pria itu" Mama Luhan tersenyum.

"Mungkin juga karena pria itu sedang fokus dalam berpendidikan untuk mencari universitas. Mengingat kau sudah kelas dua belas.." Luhan mengangguk setuju.

Malamnya setelah membantu mamanya mencuci piring, Luhan segera masuk ke kamarnya. Lagi-lagi Luhan kesulitan bernafas. Ia mencari pil obatnya. Ia menemukannya di laci mejanya. Dia segera turun ke dapur untuk minum segelas air dan kembali ke kamarnya ketika sudah lebih baik.

. . . . .

Luhan pergi kesekolah dengan menggunakan jaket merahnya serta syal yang menutupi lehernya. Dan tak lupa seperti kata mamanya, Luhan membawa payung. Dan dibelakangnya, terdapat Baekhyun yang sedang mengikutinya.

"Selamat pagi, Luhan!" Luhan tersenyum senang karena Baekhyun ada disampingnya. Hanya Baekhyun, teman satu-satunya yang Luhan punya selama masa SMA. Ya, sangat menyedihkan.. Tapi, Luhan tetap baik-baik saja jika tidak adanya Baekhyun disisinya.

Mamanya selalu bilang padanya "Tak apa jika tak memiliki teman, Luhan.. karena masih ada Tuhan yang selalu melindungimu" Luhan selalu mengingat kata mamanya.

Karena sibuk berbicara pada Baekhyun, tak sengaja Luhan menabrak pria yang lebih tinggi dari dirinya hingga membuat pria tersebut kesal.

"E-eh, astaga! Maafkan aku, Sehun.. aku benar-benar tidak sengaja.."Luhan menyentuh lengan Sehun dan Sehun segera menepisnya. "Jauhkan tangan kotormu, dari lenganku sialan! Lain kali, kalau berjalan lihat-lihat, memangnya kau tidak punya mata?!" Dan ia sakit, sangat sakit ketika Sehun berkata terlalu kejam padanya.

Lelaki itu, yang Luhan suka dan Luhan cinta. Oh Sehun, ia memang terkenal dingin, cuek, dan juga kasar. Tapi Luhan tetap menyukainya, karena ia tampan. Sehun sama sekali tak pernah tersenyum padanya, bahkan melirik saja tidak.

Seperti tadi, saat Luhan menabraknya secara tak sengaja. Sehun tak pernah menatap wajahnya, membuat Luhan seperti tak dianggap pada Sehun. Baekhyun hanya menatap Luhan sedih yang sedang menunduk.

"Tak apa, Luhan.. jangan menangis" Baekhyun memeluk Luhan sayang. Dan segera masuk ke kelasnya.

Pria yang dikenal dingin dan kasar itu sedang berkumpul bersama gengnya itu, Oh Sehun sedang berkumpul bersama kawan brengseknya itu. Luhan ingin menghampiri Sehun untuk meminta maaf sekali lagi.

Merasa percaya diri, Luhan menghampiri Sehun. Saat sudah didepan Sehun. Luhan merasa tak berani untuk bicara. "Kau lagi? Mau apa kau berada disini? Wajahmu itu merusak pemandangan saja" Lagi-lagi Luhan merasa sedih.

"Aku minta maaf, sudah membuatmu kesal karena aku menabrakmu. Ini, sebuah permen untukmu" Luhan memberikan permen pada Sehun.

"Ckck, hey! Kau itu bodoh atau apa? Aku bukan anak kecil yang merengek untuk dibelikan permen" Sehun tertawa atas pemberian Luhan, kemudian Sehun mendekati Luhan dan berkata "Kenapa tidak kau berikan saja pada orang yang kurang mampu diluar sana? Aku sudah cukup mampu untuk membeli permen itu, dan aku tak membutuhkan permen kecil seperti ini" Sehun menjatuhkan dan menginjak permen pemberian Luhan.

Apa salahnya bagi Luhan untuk memberikan permen pada Sehun? Sebenarnya kenapa dirinya selalu dihina dan dibenci bahkan tidak dihargai oleh Sehun? Sedangkan orang lain selalu saja dihargai olehnya?

Luhan sangat ingin Sehun memandang baik dirinya bukan dihina seperti ini. Pria yang selaku adalah teman Sehun mendekati Luhan. "Lain kali jangan memberikan Sehun sesuatu barang, maka kau akan dihina" Pria bernama Jongin itu pergi meninggalkan Luhan yang ingin menangis.

Luhan pulang sekolah ditemani bersama Baekhyun disampingnya. Sebenarnya Baekhyun ada jadwal les, tapi Baekhyun bolos untuk pulang bersama Luhan.

"Baek, kenapa kau bolos les? Bagaimana jika kau dimarahi orangtuamu lagi? Lagipula kita bisa pulang bersama lain kali.." Luhan mencoba menasihati Baekhyun.

"Kau tidak mengerti Luhan.. kau tahu? Les itu bukan berarti aku akan senang, justru aku akan sedih jika ikut bimbingan belajar. Aku tidak ingin seluruh waktuku dipenuhi untuk terus mengikuti bimbingan belajar, Aku sedih melihatmu selalu sendirian pulang kerumah"

Luhan sedikit tersenyum.

"Aku tidak apa-apa jika tidak mengikuti bimbingan belajar, tak apa jika aku mendapat bentakan ataupun pukulan dari ayahku, itu tak akan merubah keputusanku sama sekali" dan situasi menjadi hening sekarang.

Ponsel Luhan tiba-tiba saja berbunyi. Menandakan ada pesan masuk di ponselnya.

From: Dokter Jung

Besok malam persiapkan dirimu Luhan, kau harus check up kerumah sakit untuk memastikan keadaanmu baik-baik saja, beritahu pesan ini pada ibumu mengerti?

"Pesan dari siapa, Luhan? Check up? Siapa yang sakit?" Luhan sedikit kaget karena Baekhyun melihat isi pesannya.

"Ah, bukan apa-apa kok.. sudah jangan dipikirkan.." Baekhyun mengangguk mengerti.

"Baek, menurutmu apa Sehun mencintaiku? Ia selalu bersikap kasar padaku, menghinaku, bahkan tidak pernah menghargai diriku.." Luhan sedikit meluapkan rasa sedihnya.

Bahkan Luhan tak sengaja mengeluarkan air matanya.

"Baek.. apa aku harus menyerah saja sampai disini untuk mencintai Sehun? Sudah bertahun-tahun aku mencintainya tapi taka da perubahan apapun.."

.

.

.

.

.

TBC OR DELETE?

.

.

.

.

.


#Author Note

Annyeonghaseyo^^ selamat siang readersnim, bagaimana kalian pagi ini? Author bikin fanfic Hunhan nih, menurut kalian Next or Delete? Tergantung review kalian ya.. Di chapter depan mungkin bakal lebih sedih dari ini, dan kalo misalnya author ada salah tolong ketik di kolom review ya^

Sebelum meninggalkan fanfic ini, jangan lupa tinggalkan review ya dan favorite^ ditunggu review kalian semua hehe :)