Because An Accident
…
Naruto © Masashi Kishimoto
This Fict © Uchiha Michiko
Rated T
Pairing: Sasuke x Sakura
Warning: Gaje, OOC, AU, Hancur, Typo bertebaran, OC
.
.
Summary: Hampir seluruh mahasiswa di Universitas Konoha menyukai orang yang bernama Uchiha Sasuke, namun ada satu orang yang malah sangat membencinya. Sakura, gadis periang yang membenci tingkah Sasuke. Namun, Sasuke melakukan sesuatu yang sangat beresiko kepada Sakura sehingga mereka harus dinikahkan. Sebenarnya apa yang terjadi? Cekidoot.
.
.
Enjoy!
.
.
RnR please^^
.
.
Chapter 1 Annoying
.
.
Dentuman gas motor matic melengking ditengah jalanan yang sedang sepi. Dinginnya pagi serta angin sepoi-sepoi tak absen dari sana. Si pengendara mempercepat laju motornya sehingga membuat rambutnya yang panjang beterbangan karena tiupan angin. Namun kesepian itu kini hilang setelah ia memasuki jalan raya yang cukup ramai yang hanya dicahayai oleh lampu remang-remang. Konoha city, kota besar yang tidak pernah tidur. Setiap harinya, jalan raya penuh dengan kendaraan-kendaraan. Motor matic tadi pun bergabung dengan kendaraan lainnya dengan mempercepat laju motor maticnya.
"Jangan sampai aku terkena macet. Aku tidak ingin terlambat!" dengus gadis pengendara motor matic itu. Sakura Haruno. Mahasiswi di Universitas Konoha, telah menduduki semester tiga. Gadis satu ini cukup aktif dalam kegiatan kuliahan, dan sangat menyukai yang namanya menari. Gadis ini adalah seorang yang sederhana, keluarga sederhana serta penampilan yang sederhana juga, namun parasnya cukup cantik sehingga tak sedikit laki-laki tertarik padanya. Apalagi ia adalah mahasiswi yang berprestasi disana. Motornya semakin lama semakin dipercepat, karena apabila ia terlambat maka ia akan diberi sanksi.
(-_-" )
"Fiuuh akhirnya sampai juga, untung saja aku tidak terlambat. Gara-gara guru killer itu, aku harus bangun sepagi mungkin. Ya ampun, ini sangat menjengkelkan," dengus Sakura sambil memperbaiki letak motornya dan membuka helmnya. Ia pun berjalan masuk kedalam gedung kampusnya yang sangat luas.
Universitas Konoha kini sudah ramai, dipenuhi para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan urusan masing-masing. Namun ada kegiatan mencolok yang lainnya yaitu para cewek sedang mengerumuni sesuatu bagaikan orang-orang yang sedang berusaha untuk mendapatkan pembagian sembako. Melihat itu Sakura hanya memutar bola matanya dalam bosan. Kegiatan nista itu hampir setiap hari terjadi, baginya itu sangat berisik. Sudah lagi perempuan-perempuan itu berteriak histeris, mungkin seperti ini, 'Jadilah kekasihku!' atau 'Menikahlah denganku!'. Menurut Sakura itu hanya membuang tenaga dan waktu saja.
"Cih! Orang seperti Sasuke untuk apa dikagumi? Tingkah lakunya sangat aneh, lalu apa itu bentuk rambutnya? Mau dibilang keren tapi rambutnya mirip pantat ayam. Dasar aneh," cibir Sakura sambil sesekali menoleh sambil menyipitkan matanya ke arah kerumunan itu. Sudah diduga, inti dari kegiatan itu adalah Uchiha Sasuke. Uchiha Sasuke juga mahasiswa di Universitas Konoha, semester empat. Menurut para pengagumnya, dia adalah seorang cowok yang sangat tampan, keren, cerdas serta, err- tajir. Bahkan Sasuke meiliki fans club yang sangat besar di Universitas itu.
"Hai Sakura!" sapa seorang gadis berambut panjang dikuncir dari arah berlawanan melambaikan tangannya ke gadis pink satu ini. Dengan senyum mengembang, gadis kuncir ini menghampirinya.
"Heh Ino, kenapa kau tidak bergabung disana?" celetuk Sakura sambil menunjuk kerumunan tadi. Yang bernama Ino hanya mendengus pelan mendegar perkataan sahabatnya. Ino, sahabat Sakura sejak masuk Universitas Konoha ini.
"Kau ini, kalau aku ke sana, pasti kau akan bilang, 'sudah dapat sembakonya?' kalau bukan itu kau pasti bilang, 'dapat ongkos pulang berapa?'. Aku tau, kalau kau sangat membencinya, tapi coba kau pikir ulang lagi! Aku yakin pasti pikiranmu akan berubah," ucap Ino panjang lebar. Namun Sakura hanya memutar bola matanya dan menghembuskan nafas panjang itu pertanda Sakura sangat bosan membicarakan lelaki itu.
"Oh tidak bisa."
"Ayolah," mohon Ino dengan wajah yang cukup memelas.
"Kau mengatakan itu sudah seratus kali! Bahkan dalam satu hari saja sudah lima kali kau mengatakannya. Tapi itu tidak akan terjadi, sekali benci tetap benci. Walaupun aku baru mengenalnya, tapi perlakuannya kepadaku sangat tidak bisa kuterima!" kata Sakura dengan penuh amarah sambil meremas-remas kuat tangannya pertanda ia sangat kesal dibuatnya.
Flashback On
Sakura POV
Sudah saatnya istirahat. Aku pun membereskan buku-bukuku yang berserakan diatas mejaku. Pelajaran Biologi tadi sangat menguras pikiranku sehinnga sekarang aku sangat haus. Lebih baik sekarang aku ke Café dan meminum susu hangat, hm kurasa itu lebih baik. Ino yang yang masih membereskan bukunya pun aku tunggu dan aku akan mengajaknya ke Café juga karena aku yakin kondisinya saat ini tak jauh beda denganku sekarang.
"Sudah selesai?" tanyaku kepada Ino sahabatku.
"Ya, seperti yang kau lihat sekarang," jawab Ino dengan senyum manisnya.
"Oh, baiklah kita ke Café saja. Bagaimana?" ajakku.
"Kenapa tidak? Ayo, lagipula aku sudah sangat haus," kata Ino dan beberapa detik kemudian kami pun beranjak menuju Café kampus yang terletak tepat disamping kampus. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sana, kami mengambil tempat dan aku meningalkan Ino sebentar untuk memesan minum ke pelayan
"Emm, aku pesan susu coklat hangat dua ya," kataku ramah kepada pelayan Cafe itu.
"Baik tunggu sebentar," kata si pelayan tak kalah ramah. Aku pun menunggunya sebentar, namun tidak cukup limat menit pesananku sudah datang.
"Wah, terima kasih banyak," kataku sambil mengambil dua gelas teh hangat itu dari pelayan. Dengan hati-hati aku membawanya menuju tempatku dengan Ino. Aku berjalan dengan pelan, akan tetapi kakiku terpelset entah lantainya sangat licin atau apa. Alhasil aku kehilangan keseimbangan dan membuat ku terjatuh dan minuman yang tadi kubawa juga ikut jatuh namun kutolehkan sebentar kepalaku ada seorang lelaki didepanku.
BRUUKK.
Aku meringis kesakitan selain itu rasa malu mendatangi diriku karena hampir semua mata tertuju padaku, dan entah mengapa pandangan orang-orang sangat berlebihan kepadaku. Aku mencoba berdiri dengan pelan sambil dalam pikiranku menghiraukan tatapan orang-orang dalam Café. Belum sempat aku berdiri dengan sempurna semua orang sudah berkerumun disekitarku. Sangat memalukan. Namun kulihat seorang lelaki didepanku yang err- terkena tumpahan susu yang aku bawa tadi, dengan ekspresi wajah datar dan tatapan yang tajam ia menatapku.
"Ma-maaf, aku tidak se-" kata-kataku tiba-tiba terpotong, ada sebuah cairan dingin mengalir diatas kepalaku. Lelaki itu dengan wajah tanpa dosanya menyirami kepalaku dengan mengambil minuman diatas meja terdekat. Alhasil, rambutku basah dan agak lengket bisa dipastikan bila kering nanti, ada semut yang mengerumuniku. Aku tidak terima dengan perlakuannya, toh aku tidak sengaja.
"Hey! Sudah kubilang aku tidak sengaja! Lelaki apa kau, sangat tidak berperikemanusiaan! Huh," bentakku sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.
"Hn," sahutnya setelah itu pergi meninggalkanku begitu saja. Sudah sangat jelas dan dapat dipastikan, bahwa aku tidak sengaja dengan insiden memalukan tadi, tapi orang itu malah membalas ketidaksengajaan ini. Aku pun mencari sebuah sapu tangan ditasku, dan untunglah aku menemukannya dan membersihkan kepalaku. Setidaknya bisa sedikit membantu. Kulihat Ino dengan tatapan cemas menghampiriku dan menyuruh semuanya bubar.
"Sakura kau tidak apa-apa?" tanyanya.
"Siapa lelaki itu? Beraninya dia," ketus Sakura sambil menyipitkan matanya.
"Ya ampun Sakura! Dia Sasuke, Uchiha Sasuke! Kau tidak tahu?" kata Ino frustasi.
"Tidak. Memangnya siapa dia?."
"Dia Pewaris tunggal Uchiha Corporation, yang membangun dan membiayai semua fasilitas di Universitas ini! Satu lagi, dia pewaris perusahaan terbesar di Jepang!"
"Itu tidak penting. Yang penting, aku sangat membencinya! AKU BENCIIIII!" teriak Sakura lebih frustasi.
"Maaf nona, anda telah memecahkan dua gelas sekaligus, anda harus membayar tiga kali lipat dari pesanan anda tadi," sahut seorang pelayan. Mendengar itu aku bertambah frustasi.
"Haah, baiklah. Maafkan atas segala yang terjadi!" ucapku sangat tidak ikhlas. Ini semua gara-gara Uchiha satu itu, sangat memalukan.
End Sakura POV
Flashback off
"Sudahlah Sakura, lagipula itu sudah berlalu," ucap Ino.
"Tapi aku tidak terima dengan perbuatannya itu. Dia pikir, dia sebagai pewaris tunggal penguasa Universitas ini harus sangat dihormati? Dibayar berapa juta pun aku tidak berminat untuk menghormatinya," dengus Sakura.
"Ya, terserah kau saja," mereka pun berjalan menuju ruangan kelas namun kegiatan para perempuan bodoh itu belum juga selesai.
(-_-" )
"Jiah, dasar guru killer. Kenapa harus aku yang disuruh mengambil air dengan ember ini? Dia pikir dia itu siapa? Huh, padahal aku ingin mengikuti pelajaran dengan sempurna," dengus Sakura sambil berjalan menuju kamar mandi terdekat tapi bisa dibilang agak jauh dari ruangan tempat Sakura menimba ilmu.
"Tapi, kalau dilihat-lihat ember ini tidak terlalu besar, semoga nanti aku tidak kewalahan mengangkatnya. Bisa-bisa airnya habis ketika sampai dikelas naanti. Pasti aku akan diceramahi panjang kali lebar kali tinggi oleh guru menyebalkan itu. Huh. Eh ternyata ada sampahnya," kata Sakura sambil mengambil tempat bedak yang tidak dipakai lagi didalam ember itu dan melemparnya asal-asalan.
"Auw."
"Ngeh?" Sakura menoleh ke arah suara tersebut dan didapatinya seorang Uchiha Sasuke yang sedang meringis kesakitan sambil mengusap-usap kepalanya bagian kiri.
"Kau," sahutnya sambil menunjuk Sakura dan menatapnya tajam.
"Kau? Untung saja kau yang ku kena. Akhirnya skorku bertambah," ucap Sakura santai dengan penuh kemenangan sambil tersenyum kecut. Namun Sasuke tetap tidak berubah ekspresi wajahnya. Tetap datar dan tajam.
"Hn, dasar pinkie sialan," katanya sambil menatap Sakura tambah tajam.
"Apa katamu? Pinkie? Kau yang Chickenbutt, rasakan ini!" tanpa basa-basi Sakura melempar ember yang sedari tadi ditangannya ke arah Sasuke, namun Sasuke dapat membalas lemparan ember itu.
"Hn," gumamnya sambil melemparnya kembali ke arah Sakura akan tetapi lemparan Sasuke lebih keras dari lemparan Sakura tadi. Alhasil, Sakura terkena lemparan ember dan meringis kesakitan.
"Hei! Apa yang kau lakukan!" dengus Sakura. Sakura kembali melempar ember itu ke arah Sasuke dan untuk yang kedua kalinya Sasuke berhasil menahan ember itu. Sudah pasti kekuatan seorang lelaki lebih besar dari perempuan dan sudah dibuktikan oleh mereka berdua. Sasuke menenteng ember milik Sakura tadi sambil berjalan mendekati Sakura dengan tatapan tajam.
"Jangan mendekat! Sekali lagi kutekankan, jangan mendekat, atau kau dapat ini!" suruh Sakura sambil menunjukkan kepalan tangan kanannya. Sasuke semakin mendekat ke Sakura sehingga membuat Sakura berhimpit dengan tembok koridor. Sasuke semakin dekat dan dekat hingga sampai beberapa centi meter didepan Sakura, setelah itu, Sasuke meletakkan kedua tangannya disamping kiri dan kanan Sakura sehingga sekarang posisi Sakura terhimpit oleh Sasuke. Sedangkan ember tadi malah dilempar asal-asalan ole Sasuke.
"Heh, apa yang kau lakukan? Menghindar dariku, cepat!" teriak Sakura frustasi. Wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat tidak mau diperlakukan seperti ini.
"Hn? Kau akan kuberi pelajaran. Bersiaplah," gumam Sasuke yang pasti didengar oleh Sakura karena mengingat posisi mereka saat ini sangat dekat. Semakin dekat dan semakin dekat.
"Sekali lagi, menghindar dariku!"
"Tidak akan."
"Ja-"
"Apa yang kalian lakukan ditempat sepi seperti ini?" tanya sebuah suara yang tiba-tiba memergoki mereka dengan posisi seperti itu. Dengan cepat mereka menghindar satu sama lain.
"Eh, Anko-san. Dia! Dia ingin melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepadaku. Tolong aku," ucap Sakura dengan sangat tidak lazim kepada guru killernya itu.
"Uchiha, apa itu benar?" tanya Anko sambil menatap tajam Sasuke. Namun Sasuke hanya diam sambil stay cool dengan kedua tangan didalam saku celananya.
"Kau mempercayainya?" Sasuke malah balik bertanya dengan tatapannya yang tajam ke Sakura. Yang ditatap malah memutar bola matanya.
"Yasudahlah, lebih baik sekarang kau kembali ke kelas Sakura!" suruh Anko si guru killer kepada Sakura. Anko pun meninggalkan mereka berdua.
"Bagaimana dengan airnya?"
"Sudah tidak perlu," Anko pun menghilang dari koridor itu.
"Heh, chickenbutt lebih baik kau pergi ke kandangmu saja. Dasar menyebalkan," sindir Sakura kepada Sasuke dan mengulurkan lidahnya sejenak ke Sasuke.
"Dasar kau! Pergi sana!"
"Aku akan pergi. Dasar chickenbutt bau! Menyebalkan!" teriak Sakura sambil lari atau dengan kata lainnya, kabur.
"Shit!" dengus Sasuke sambil menyipitkan matanya dan segera meninggalkan tempat itu.
(-_-" )
"Hei Sakura tadi kau kemana saja?" tanya Ino kepada Sakura yang asyik melahap es krimnya. Sekarang waktu istirahat dan tidak mata kuliah yang masuk jadi mereka asyik-asyikan sekarang.
"Kau mau tau?" Sakura balik bertanya.
"Iya, benar-benar ingin tau!" jawab Ino dengan sangat antusias.
"Tadi, aku habis battle dengar si Uchiha," kata Sakura ogah-ogahan dan dengan tampang yang malas.
"Battle? Maksudmu bertengkar?"
"Dan asal kau tahu tadi aku hampir melakukan suatu hal yang sangat tidak ingin kulakukan. Entahlah, apa aku yang ke GR-an atau tidak, yang penting intinya tadi pantat ayam itu mendekatiku dan mendekatkan wajahnya kewajahku. Aku jadi ingin muntah," ucap Sakura panjang lebar, tapi Ino hanya menganga sambil menatap Sakura tak percaya, sehingga ada beberapa lalat yang hinggap didalam mulutnya.
"Hei, Ino. Kau baik-baik saja?" tanya Sakura sambil menepuk-nepuk pipi Ino. Si empunya pipi pun bangun dari tidurnya.
"Sa-sakura, kau tidak bohong 'kan?" kata Ino dengan nada tidak percaya.
"Kau ini."
"Jadi, itu benar?"
"Tentu benar, dan kau tau kami dipergoki oleh guru Anko itu. Mengingat hal itu aku jadi ingin muntah," kata Sakura sangat sangat malas.
"Hebaat," gumam Ino.
"Hebat apanya?"
"Baru kali ini Sasuke ingin mendekati seorang perempuan, padahal dulu ia sangat benci kalau berdekatan dengan perempuan."
"Haah, aku tidak peduli. Mendengar namanya saja, rasanya aku ingin menimpuknya dengan tong sampah besar didekat pohon sana."
"Kau berlebihan tau!"
"Kenapa kau tau banyak tentangnya?" tanya Sakura dengan nada menginterogasi.
"Kau tau, aku ini fans setia Sasuke, dan asal kau tau saja waktu SMA aku satu sekolahan lho, dengan Sasuke. Rasanya bahagia kalau melihatnya setiap hari," jawab Ino dengan nada sangat bergairah.
"Begitu ya? Kau ingin melihatnya setiap hari? Setiap jam dan setiap waktu? Mau tidak?"
"Tentu saja aku mau! Caranya?" ucap Ino dengan sangat antusias.
"Kau mendaftar saja menjadi pembantu dirumahnya, aku jamin itu sangat berhasil!" kata Sakura dengan wajah super lebaynya itu.
"Apa? Tidak ada cara lain selain itu?"
"Tidak ada."
"Dasar kau, mana mungkin aku melakukannya! Oh, tidak bisa."
"Yasudahlah."
"Aku bosan sekarang."
"Iya, aku pun begitu. Ke mana lagi dosen mesum itu? Sudah lebih satu jam kita menunggu disini. Kalau tau begini, dari tadi aku sudah pulang."
"Aku juga begitu. Rasanya aku sudah lelah untuk hari ini," keluh Ino sambil memasang wajah cemberut.
"Kau ini, kita sebagai mahasiswa harus bersemangat. Jangan cemberut ya! Kalau kau cemberut kecantikan wajahmu akan hilang tau," celetuk Sakura sambil menyenggol-nyenggol siku Ino.
"Betul juga katamu! Tapi, bagaimana? Apa yang kita lakukan sekarang? Karena aku pikir, dosen itu tidak akan datang."
"Aku pikir juga begitu. Bagaimana kalau kita ke toko buku?" kata Sakura bersemangat.
"Bagus juga! Ayo!". Mereka pun melangkahkan kaki dari tempat mereka beristirahat. Namun belum mereka sampai dipintu gerbang, Ino sudah berlari kegirangan menuju kursi panjang yang berada di depan aula. Melihat kelakuan sahabatnya,Sakura mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti. Namun setelah Sakura mengamati kejadian yang sangat tidak jelas banget itu, akhirnya mengangguk-angguk pelan sambil mengubah wajah menjadi ekspresi tidak suka.
"Cih, ternyata si Ino kegirangan begitu karena ada chickenbutt disana? Ya ampun, Ino!" decih Sakura sambil memanyunkan mulutnya. Setelah beberapa menit Ino pun kembali ke Sakura dengan wajah yang sangat bergairah, tentunya.
"Huaah, Sakura! Barusan aku berbicara dengannya! Dan kau tau tadi dia tersenyum kepadaku! Senangnya," ucap Ino yang sama sekali tidak direspon oleh Sakura.
"Sudah selesai bicaranya nona?" celetuk Sakura.
"Ah iya, dia menitipkan sesuatu padaku dan harus diberikan kepadamu. Ini," kata Ino sambil menyodorkan selembar kertas ke Sakura. Dengan malas Sakura menerimanya dan membaca isi kertas itu.
"Jidatmu sangat lebar, selebar lapangan sepak bola," kata Sakura, membaca isi kertas yang berasal dari Sasuke itu. "Apa-apaan ini! Tidak bisa kumaafkan!" tiba-tiba Sakura menghampiri Sasuke yang kini tengah duduk dikursi panjang sambil membaca buku.
"Hei, apa maksudmu hah?" bentak Sakura sambil melempar selembar kertas tadi ke wajah Sasuke.
"Kau sangat menyebalkan," sahut Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya.
"Haaah, kau lebih menyebalkan! Ayo kita pergi Ino!" Sakura pun meninggalkan Sasuke dengan umpatan-umpatan yang tidak jelas keluar dari mulutnya.
"Maafkan temanku tadi, permisi," ucap Ino sambil membungkukkan badannya sejenak setelah itu menyusul Sakura yang sudah jauh didepan sana.
TBC
Gimana minna-san? Pasti sangat gaje dan hancur abiss! Huwaaaaa maklumlah, author baru. Sudah dipastikan, terdapat sangat banyak typo difict ini. Tapi sebagai Sasusaku lovers polepel, fict pertamaku aku pilih pairnya sasusaku *cinta banget ma sasusaku* dan jadilah fict gaje ini .
Tapi, buat para reader dan reviewers *kalau ada*, jangan sungkan untuk memberitahu letak kesalahan atau typo fict ini ya, dengan kata lain, aku membutuhkan saran, kritik, dan support kalian agar fict ini dapat berjalan.
Terima kasih untuk para readers, silent maupun enggak dan terlebih untuk yang review.
Review pliiissss? ^^
