***Not Brother but Lover***

TWOSHOOT

Cast:

HUNHANBAEK . Yifan-Chanyeol-Jongin,dll.

Genre:

Yaoi!

Hurt Comfort, Romance

Rate :

M(chap depan)

Disclaimer:

©2015 Cerita asli milik saya. Hunhan asli bukan milik saya, mereka milik keluarganya masing-masing. Cerita ini hanyalah fiktif belaka.

.

Selamat membaca!


"Ugh... Ah.. shhh..mmhh"

Bunyi suara keciprak dari kedua belah bibir yang beradu terdengar jelas dari dalam mobil sport berwarna putih yang terpakir dibawah sorot lampu jalanan, menampilkan sepasang pemuda tampan dan cantik yang tengah berbagi kasih melalui sebuah ciuman panas saat ini.

" Se. . . .ssak" Ujar sang pria cantik terbata-bata lalu memukul ringan dada kekasihnya agar melepaskan ciuman tersebut.

Karena pasokan udara keduanyapun tengah menipis, Lelaki tampan bernama Sehun yang merupakan kekasih si pria cantik itupun memutuskan pagutan kedua bibir mereka. Pemuda bermarga Oh itu tersenyum kecil ketika melihat wajah berantakan kekasihnya.

Wajah yang memerah, bibir yang membengkak, serta benang saliva yang sedikit tercecer di sudut bibirnya, membuat sosok pria cantiknya tersebut semakin menggemaskan di mata Sehun.

Tangan kanan lelaki albino itu terangkat untuk menyentuh bibir kekasihnya, lalu mengusap lelehan saliva yang berada disudut bibir itu seraya tersenyum lembut. Perlakuan tersebut berhasil membuat rona merah menjalar di pipi lawannya saat ini.

"Kenapa kau semakin cantik, hm?" Tanyanya dengan sorot mata memuja. Sebelah tangannya yang lainpun mulai menggerayang kedada kemudian mencubit bagian paling sensitive kekasihnya.

"Kau membuatku tergila-gila, Baek" kata Sehun berbisik ditelinga kekasihnya, membuat tubuh lelaki cantik yang duduk dipangkuannya itu sedikit merinding saat deru nafas Sehun menerpa lehernya.

"Sehun" Lirih lelaki itu dengan mata yang menyipit sayu tatkala tangan panjang Sehun kini beralih untuk membuka kancing-kancing kemeja yang ia kenakan.

Sehun tersenyum miring saat tangan kekasihnya mencengkeram erat kemejanya, ah sepertinya kekasihnya itu sedang dilanda rasa kalut .

"Kenapa Baek? Bukankan kita sudah pernah melakukannya, eum?" tanyanya dengan dahi yang dibuat sedikit mengkerut.

"Tapi Hun, kita tidak pernah melakukannya di dalam mobil. Bagaimana jika ada yang melihat kita nanti" Lelaki bernama lengkap Byun Baekhyun itu berkata sedikit panik, kemudian menengok keadaan sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada yang tengah memperhatikan mereka sekarang.

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Baekki. Mereka tidak akan mungkin bisa melihat kita, ah jikapun mereka bisa melihat kita, aku juga tidak peduli. Toh, tidak ada yang salah kan dengan yang kita lakukan saat ini. Sepasang kekasih bercinta itu sudah biasa, bahkan dimobil sekalipun tidak ada undang-undang yang melarang." Ujar Sehun meyakinkan. Baekhyun hanya bisa menunduk pasrah menanggapi perkataan kekasihnya yang keras kepala.

Tok tok tok! Tok! Tok tok!

Saat pakaian yang Baekhyun kenakan hendak terlucuti sepenuhnya tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk kaca mobil Sehun dengan keras dan terkesan tergesa.

"Sehun!"

Sepasang kekasih itupun menghentikan kegiatannya kemudian menatap sosok yang berdiri disamping mobil Sehun itu secara bersamaan. Baekhyun segera berjingkat mengancingkan kemejanya tergesa disusul dengan Sehun yang mendengus tak suka karena kegiatannya diganggu. Dengan cepat Baekhyunpun beralih dari pangkuan Sehun kebangku penumpang kemudian membuka kaca mobil Sehun yang terkunci.

Tatapan yang mengintimidasi adalah hal yang pertama Baekhyun dapatkan saat matanya beradu dengan sepasang binar rusa yang berada didepannya.

Klik

Kunci pintu mobil itu terbuka, dengan kasar lelaki cantik bermata rusa yang kini berada di luar mobil itu membuka pintu mobil Sehun. Tangan mungilnyapun kini telah menarik kasar lengan Baekhyun agar keluar dari dalam mobil.

"Dasar Bitch!" lelaki cantik itu menatap Baekhyun tak suka sebelum masuk kedalam mobil Sehun dan menutup pintunya secara kasar, membuat tubuh mungil Baekhyun berjengit terkejut.

Sehun hanya bisa terdiam menyaksikan adegan itu. Sungguh ia tidak bisa melakukan apa-apa jika sosok bermata rusa itu sudah mencampuri urusannya. Lelaki berkulit pucat itu menatap sendu kekasihnya dari balik kemudi sebelum melaju kencang meninggalkan tempat itu.


***Not Brother but Lover***


"Sehunie~"

Tidak tahan dengan suasana malam yang mencengkam akhirnya lelaki bermata rusa itu memberanikan diri untuk memecah keheningn. Suara lirihnya memanggil sosok yang mengemudi disampingnya itu dengan manja.

"Em"

Pria bermata rusa itu mengerucutkan bibirnya, karena Sehun tidak menatapnya melainkan hanya menyahut sekenanya.

"Kau marah?" Tanyanya.

"Tidak" Jawab Sehun datar tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Bohong!"

Cukup. Sehun sudah bosan dengan semua ini.

Ckitt

Sehun menghentikan mobilnya ditepi jalan setelah mendengar gumaman lirih dari lelaki cantik yang duduk disampingnya.

"Jika aku marah. Apakah seorang Wu Luhan akan berhenti mencampuri urusan pribadiku?" gumam Sehun. Wajahnya memandang kedepan tanpa ekspresi.

"Oh?" Binar rusa itu menatap Sehun dengan polosnya "Kenapa Sehun berbicara seperti itu?" Tanya Luhan tak mengerti.

"Jika aku marah! Apa kau akan berhenti mencampuri urusan pribadiku, huh?!" Tanya Sehun sekali lagi dengan suara yang cukup keras hingga membuat tubuh mungil Luhan berjengit "Sehun"lirih Luhan menatap Sehun sendu.

"Kenapa Lu? Kenapa kau selalu mengganggu moment berhargaku bersama kekasihku? Apakah kau tidak senang jika melihat dongsaengmu ini bahagia, huh? Apakah kau memang ingin aku melajang seumur hidup dan mendekam didalam rumah itu selamanya, IYA?!" Tanyanya dengan nada suara meninggi.

Sehun mengeluarkan semua keluhannya yang selama ini ia pendam. Setelah Sehun mendengar Luhan yang mengatai kekasihnya tadi, akhirnya ia sadar bahwa Luhan sudah terlalu jauh ikut campur dalam urusan pribadinya dan Sehun harus menghentikannya sebelum kisah asmaranya putus ditengah jalan seperti yang sebelum-sebelumnya.

"Tidak! Bukan seperti itu Sehun!" Sahut Luhan, nada suaranyapun juga ikut meninggi.

Sungguh, bukan seperti itu yang Luhan inginkan. Luhan tidak ingin Sehun melajang dan mendekam dirumahnya seumur hidup. Luhan hanya ingin orang yang disayanginya bahagia. Dan menurut Luhan, Baekhyun bukanlah kekasih yang cocok untuk Sehun, dia bukanlah lelaki yang baik.

"LALU APA?!" Bentak Sehun dengan emosinya yang kini meluap.

"Aku tidak suka kau menjadi kekasihnya karena-...aku mencintaimu" Lelaki bermata rusa itu menundukkan wajahnya menahan tangis saat kalimat terakhirnya hanya bisa tercekat ditenggorokan.

Sulit memang untuk mengucapkan perasaan yang terlalu lama terpendam, apalagi seseorang yang kau cintai hanya menganggapmu sebagai saudaranya sendiri tidak ada perasaan lebih.

"Karena apa huh?" Tanya Sehun mencibir "Bahkan kau tidak bisa mengutarakan alasan yang logis untukku agar tidak menjadi kekasih Baekhyun"gumam Sehun kemudian memalingkan wajahnya kesamping enggan untuk menatap lelaki bermata rusa yang kini tengah mengepalkan erat tangannya.

"KARENA DIA HANYALAH SEORANG BITCH! LELAKI MURAHAN YANG HANYA MEMANFAATKANMU SEHUN! DIA BUKAN ORANG BAIK!" Teriak Luhan akhirnya. Cukup sudah ia menyembunyikan semua kenyataan ini, Sehun harus tau tentang siapa sebenarnya lelaki yang dianggapnya kekasih itu.

Sehun menatap Luhan tak percaya. Bagaimana mungkin seorang hyung yang dihormatinya sampai saat ini, bisa mengatakan hal seperti itu mengenai kekasihnya. Sejauh mana Luhan mengenal Baekhyun hingga dia bisa mengambil kesimpulan seperti itu. Huh.

"Jangan pernah menghina kekasihku!" ujar Sehun penuh penekanan.

"Tapi Seh-"

"DIAM!"

Dan Luhanpun segera memalingkan wajahnya kearah jalanan setelah Sehun membentaknya dengan sorot mata yang berkilat-kilat menahan amarah.

Brmm brmm

Sehun menyalakan mesinnya lalu melaju kencang meninggalkan tempat itu. Setetes air matapun terjatuh dari binar Luhan saat itu juga namun dengan cepat ia menghapusnya.

.


Luka ini membakarku, lebih dari yang kukira

Sakit ini menusukku jauh ke dalam, lebih dari yang kau kira

Malam-malam yang tak terhitung kuhabiskan untuk membencimu, terasa bagai neraka

Ku mohon, tetaplah disampingku, tetaplah bersamaku

Ku mohon, jangan lepaskan aku yang selalu memegang tanganmu...


Blam

Pintu kemudi mobil Sehun tertutup dengan kasar, lelaki berwajah datar itu berjalan dengan angkuh memasuki kediamannya meninggalkan sosok Luhan yang tengah memandang sendu punggung Sehun yang menjauhinya.

Cklek

"Oh, kalian pulang bersama?" tanya sosok berkulit kecokelatan yang sedikit terkejut saat melihat kedua orang yang berdiri didepannya saat seingatnya tadi mereka tidak keluar rumah bersama, tapi bagaimana mungkin mereka bisa pulang bersama? Ah, mungkin mereka bertemu dijalan?

Sehun melenggang masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan pertanyaan lelaki tan bernama Jongin itu. Wajah datar Sehun membuat Jongin enggan untuk mencacinya ketika Sehun dengan kasar menyenggol bahu kirinya.

Oh, Jongin tidak mau mencari ribut dengan beruang kutub yang sepertinya tengah menahan amarah itu, huh wajahnya sungguh tidak bersahabat sekali.

Perhatian Jongin pun kini beralih kepada sosok Luhan yang hanya berdiri mematung diambang pintu menatap kosong kepergian Sehun.

"Hyung?" Ujar Jongin sedikit mengguncang lengan Luhan namun si empunya tidak merespon.

"Luhanie Hyung?" Panggil Jongin sekali lagi namun masih juga tidak mendapatkan respon apa-apa dari Luhan. Tubuh mungil itu masih terdiam kaku.

"XiaoLu? Jongin? Apa yang kalian lakukan disini? Diluar dingin, kenapa kalian tidak segera ma-Grep"

Perkataan lelaki tampan yang baru saja tiba itu terpotong saat tubuh mungil Luhan menubruknya secara tiba-tiba.

"Hey? Kenapa menangis, hm?" Tanya lelaki itu saat merasakan tubuh Luhan yang bergetar dipelukannya. Iapun melemparkan sorot mata penuh tanya kearah Jongin, Lelaki tan itupun menggelengkan kepalanya karena ia juga tidak tau apa permasalahannya.

"Yifan Ge?"

Lelaki yang dipanggil Yifan itupun mengalihkan perhatiannya kearah Luhan yang memanggilnya dengan suara serak "Um? Siapa yang membuatmu menangis seperti ini, Lu?" Tanyanya halus.

"Aku lelah" Bukannya menjawab, Lelaki bermata rusa itu malah semakin mempererat pelukannya. Yifan tersenyum kecil, terlalu hafal dengan kebiasaan adiknya yang sangat manja itu. Iapun melemparkan tas kerjanya kearah Jongin dan ditangkapnya dengan sigap.

Hap
Yifan mengangkat kedua kaki Luhan melingkari pinggulnya, menggendongnya seperti koala kemudian masuk kedalam rumah.

Jongin tersenyum simpul melihat kelakauan Hyung cantiknya yang sangat manja kepada Yifan. Kedekatan mereka membuat Jongin sedikit iri. Huh, Bahkan dulu juga Jongin sempat berpikir bahwa ia hanyalah anak pungut keluarga Wu, tapi untung saja Yifan segera bertindak memperlihatkan secara langsung hasil tes darah yang menyatakan mereka memang saudara kandung dan segala keraguan yang sempat muncul dibenak Jonginpun sirna seketika.

Grep

"Aku pulang~"

"Hiyaa!"

Jongin berteriak histeris saat tangan kekar melilit pinggangnya kemudian mengangkat tubuhnya keatas.

"Bodoh! Lepaskan aku!"

Bruk

"Aauch" Jongin meringis sakit setelah bokong sexynya mencium dengan kasar lantai rumahnya "Ya! Kenapa kau menjatuhkanku?!" protesnya sembari menatap nyalang lelaki bertelinga Yoda yang kini tersenyum dengan lebar kearahnya.

"Hehe, bukankah kau sendiri yang minta dilepaskan?" ujarnya sok polos kemudian melangkah memasuki rumah sembari terkikik senang setelah berhasil mengerjai dongsaeng tercintanya.

"Dasar Yoda bodoh!" Umpat Jongin setelah kepergian lelaki tinggi bernama Wu Chanyeol itu.

Ah, sepertinya saya harus memperkenalkan siapa-siapa saja mereka itu. Um, mungkin saya harus memperkenalkan dari yang tertua dulu. Namanya Wu Yifan – Seorang dokter spesialis bedah sekaligus pemegam saham terbesar di Wu Hospital- sebuah rumah sakit ternama yang berdiri di Korea Selatan. Ia merupakan putra sulung Keluarga Wu, Usianya menginjak 26 tahun ini. Pria berkebangsaan China yang kini telah menetap di Korea itu memiliki kepribadian yang tenang berbeda dengan ketiga saudaranya yang sangat keras kepala dan sangat sembrono. Sebagai anggota keluarga tertua, Yifan memang dituntut untuk melindungi saudara-saudaranya menggantikan tugas Baba dan Mamanya selagi mereka berdua berada di China.

Yang Kedua, Wu Chanyeol – Lelaki tampan yang memiliki telinga yang persis seperti peri itu merupakan putra kedua Keluarga Wu. Lelaki berusia 24 tahun itu adalah seorang komposer. Ia bekerja di sebuah studio rekaman yang cukup terkenal di Korea Selatan. Pria tampan itu memiliki kepribadian yang ceria berlebih alias berisik, sangat senang menggoda dongsaeng kecilnya yang bekulit hitam. Saking senangnya bahkan ia sempat masuk rumah sakit beberapa hari akibat terlalu lama tertawa hingga membuat mulutnya menganga kaku tidak bisa mengatup. Kejadian itu berawal saat Chanyeol menertawakan adiknya - Jongin yang terkena siraman air seni dari penis kecil anjingnya tepat mengenai muka. Haha, sungguh peristiwa yang sangat menakjubkan bukan? -_-

Selanjutnya adalah si manja – Wu Luhan. Lelaki yang memiliki paras cantik dan binar bak rusa itu merupakan putra ke tiga Keluarga Wu. Usianya baru genap 22 tahun ini. Ia merupakan mahasiswa tingkat 2 di Kyunghe University. Wajahnya yang imut dan menggemaskan itu mampu menghipnotis seluruh saudaranya agar tidak menolak apapun keinginannya. Dia memiliki tubuh kecil dan binar rusa yang menyala-nyala, sangat manja terutama kepada sang Gege tertua. Namun kalian harus tau bahwa, lelaki manis itu ternyata memiliki sifat overprotektif kepada saudara-saudaranya. Ia tidak suka, apabila salah satu dari saudaranya dekat dengan orang lain. Tidak ada yang boleh dekat dengan saudaranya, kecuali Luhan- begitulah pemikirannya dan untunglah saudara-saudaranya sangat pengertian dan menerima semua sikap keoverprotektivan rusa mereka.

Huh, namun sampai kapan mereka akan bertahan, hm?

Lalu Wu Jongin, si bungsu yang memiliki kulit eksotis itu berusia 20 tahun. Mahasiswa tingkat pertama di Universitas yang sama dengan Gegenya – Luhan. Pandai dalam segala hal, terutama menari. Dia adalah dongsaeng yang polos namun karena wajahnya yang sedikit err mesum, orang-orang sedikit salah mengartikannya(?) dan menganggap Jongin berkepribadian seperti itu (r:mesum), bukankan tampang mencerminkan kebiasaan,hm?

Yang terakhir adalah Wu-Ah, Oh Sehun. Nama aslinya adalah Oh Sehun, lelaki tampan berkulit pucat itu merupakan anggota terakhir yang tinggal di kediaman Keluarga Wu. Beberapa minggu lagi usianya genap 20 tahun, Sehun juga kuliah di Universitas yang sama dengan Jongin dan Luhan. Sehun memiliki kepribadian yang paling dingin, wajahnya yang kelewat datar itupun juga membuat beberapa orang berfikiran negatif dan menganggap bahwa ia adalah lelaki yang sombong. Sehun sangat tertutup kepada orang lain tak terkecuali saudara-saudaranya, mungkin itu disebabkan oleh pengalaman kelam masa kecilnya dulu. Saat ia disiksa dan dibuang oleh kedua orang tuanya ketika hujan deras-

Kala itu- Sehun kecil tengah terkena demam tinggi dan mengharuskan keduanya untuk membawa Sehun kecil ke rumah sakit karena keadaannya yang semakin memburuk, bibir kecilnya yang membiru dan tubuhnya yang menggigil membuat sang orangtua mau tak mau harus memeriksakannya. Setelah dokter mengatakan bahwa Sehun terkena penyakit demam berdarah dan harus dirawat , kedua orang tua Sehunpun langsung menolak dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki biaya. Merekapun membawa Sehun kecil yang menggigil kedinginan keluar dari ruangan dokter dengan paksa. Setelah sampai didepan loby rumah sakit, Nyonya Oh menghempaskan kasar tangan Sehun lalu menampar keras pipi putranya yang masih berusia 6 tahun itu.

Plak

"Diam! Atau aku akan meninggalkanmu disini!"

Menghiraukan perkataan Eommanya, Sehun kecil tetap menangis sesenggukan karena tidak bisa menahan rasa pusing dikepalanya yang semakin menjadi.

Melihat putranya yang tidak berhenti menangis, Tuan Oh pun turut geram. Tangan kanannya sudah terangkat keatas untuk menampar pipi tirus Sehun kecil, namun belum sempat ia layangkan tamparan itu, datanglah kedua satpam yang menghampirinya. Tak ingin mendapat masalah karena berbuat kasar kepada anaknya sendiri, Tuan dan Nyonya Ohpun dengan cepat berlari dari tempat itu meninggalkan Sehun kecil yang tengah berdiri mematung diambang kesadarannya yang semakin menipis.

"HEY! JANGAN LARI KALIAN!" Kedua satpam itupun berlari mengejar kedua orang tua Sehun.

"Eomma~ Appa~" Lirih Sehun sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.

Tepat saat Sehun kecil terjatuh, datanglah kedua sosok dengan tinggi badan yang berbeda menghampirinya dan membawa tubuh Sehun kecil ke dalam rumah sakit kembali.

.

"Gege! Hyung! Lihat dia cudah cadal"

Terlihat sosok lelaki kecil berwajah cantik yang kini tengah menarik-narik kecil kemeja yang dikenakan kakaknya.

"Baiklah. XiaoLu duduk disini, hyung akan memanggil Paman Kim" Ujar sang kakak kemudian mendudukkan tubuh kecil sosok bernama XiaoLu disisi ranjang. XiaoLu mengangguk patuh sembari melemparkan senyuman lebar nya

"Kau tiapa?" Tanya Sehun kecil saat melihat orang asing di sampingnya.

"Namaku Wu Luhan. Tapi kau bica memanggilku CiaoLu" Ujar Luhan terlampau semangat.

Mengabaikan Luhan kecil yang kini memandangnya takjub, Sehun memperhatikan keadaan sekitarnya yang terasa asing itu.

"Aku dimana?" Tanyanya sedikit bingung. Setaunya tadi dia berada dirumah sakit bersama kedua orang tuanya dan mereka-

"Kau dilumahku cekalang" Jawab Luhan kecil antusias tanpa mengetahui raut sedih yang terpancar dari wajah Sehun.

"Eomma~ Appa~" Lirih Sehun sembari menatap kosong kearah jendela kamar. Air matanyapun tidak bisa ia bendung lagi. Wajah tampannya kini sudah basah oleh air mata.

Luhan kecilpun gelagapan sendiri saat melihat Sehun yang menangis tersedu-sedu.

"Kamu kenapa? Jangan menangic" Ujar Luhan kecil kemudian tubuhnyapun bergerak untuk mendekati Sehun.

Grep

Tanpa aba-aba, Sehun kecilpun menerjang tubuh Luhan dan memeluknya erat membuat Luhan kecil sedikit terkejut akan perlakuannya.

"Thehun kehilangan meleka...hiks..Eomma...Appa... membuang Thehun..hiks" adu Sehun kecil dengan suara bergetar. Wajahnya bertumpu pada bahu mungil Luhan, membuat hati Luhan kecil sedikit bergetar setelah merasakan bulir hangat air mata Sehun yang merembas mengenai kulitnya.

Tangan mungil itupun bergerak keatas, mengelus bahu kecil Sehun secara perlahan "Gwaenchana~ Ada kami di cini, CiaoLu dan gege akan menjagamu. Kami adalah kelualgamu mulai cekalang, Thehun tidak cendili" Ujar Luhan kecil menenangkan.

Kedua remaja yang berada diujung pintu itupun tersenyum tipis, setelah melihat adik kecilnya yang manja bisa menenangkan orang lain.

Sejak saat itulah, Sehun masuk dalam anggota Keluarga Wu. Atas persetujuan Tuan dan Nyonya Wu, Sehun di ijinkan tinggal dengan mereka dan ia juga menganggap Sehun sebagai putra kandungnya sendiri.

Sehun adalah tipe orang yang sangat keras kepala, tidak akan mempercayai perkataan orang lain kecuali ia melihat dengan sendiri bagaiman kenyataannya. Yah, meskipun memiliki sifat seperti demikian Sehun tidak akan pernah bisa berkata tidak untuk menolak apapun keinginan hyungnya yang sangat manja itu selama ini.

.


Brak

Sehun meleparkan jaket yang ia kenakan diatas meja kemudian melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Helaan nafas kasar keluar dari bibirnya ketika ia teringat bagaimana kejadian beberapa menit yang lalu.

Drrtt Drrrtt

Lelaki berkulit pucat itu merogoh saku celana saat merasakan getaran dari ponselnya.

From : Baekki

Maafkan aku, Sehunie. Sepertinya kita akhiri saja hubungan ini

Mata sipit Sehun membola setelah membaca isi pesan tersebut, tubuhnya terduduk seketika kemudian mengetikkan beberapa kalimat untuk membalas pesannya.

Kenapa kau berkata seperti itu?!

Tak menunggu waktu lama ponsel Sehunpun bergetar kembali.

From : Baekki

Karena aku tidak ingin merusak hubungan kalian. Aku pikir hyungmu sangat menyayangimu dan tidak ingin kau dekat dengan orang lain, termasuk aku.

Shit!

Umpat Sehun.

Tarik perkataanmu dan jangan meminta hal seperti itu lagi padaku. Aku akan membicarakan semua ini dengan Luhan.

Setelah mengirim balasan pesan untuk Baekhyun, Sehunpun melemparkan asal ponselnya keatas ranjang kemudian keluar dari kamarnya..

.

.

.

Tap

Tap

Tap

"Oh. Sehunie ~ apakah kau sudah berhasil membuang penyakit bawaanmu, eoh?" gurau Jongin setelah melihat sosok Sehun yang berjalan menghampirinya.

"Diam kau, hitam" ketus Sehun kemudian menyahut roti selai yang berada di tangan Jongin lalu melahapnya tanpa dosa.

"Yak! Tak bisakah kau membuatnya sendiri, huh? Jangan asal mengambil punya orang sembarangan! Dasar albino!" gerutu Jongin lalu mengambil roti tawar yang sedikit gosong dipiringnya kemudian memakannya secara brutal.

Mengabaikan gerutuan Jongin, Sehun mengalihkan perhatiannya keseluruh penjuru ruangan yang terlihat sepi.

"Dimana dia?" Tanya Sehun

Jongin menatap Sehun sebentar – "Dia siapa, yang kau maksud?" -kemudian melanjutkan aksinya memakan roti setengah gosong itu kembali.

Sehun berdecak kecil "Ya, dia yang tinggal disinilah. Kau pikir siapa lagi?"

"Yang tinggal disini banyak Sehuna~ ada aku, kau, Yifan Ge, Chanyeol Hyung, Luhan Hyung? Jadi siapa 'dia' yang kau maksud?" Tanya Jongin yang masih tak mengerti siapa yang dimaksud makhluk albino itu.

Ah, sepertinya Sehun memang harus memperjelas siapa yang dia maksud, agar si hitam itu mengerti "Luhan" Katanya singkat.

"Oh, dia sedang tidur." Sahut Jongin tak kalah singkat.

Setelah roti yang dimakannya berhasil tertelan, Sehunpun menyambar jus yang berada didepan Jongin kemudian meneguknya hingga tak tersisa.

"Yak! Albino!" Teriak Jongin menatap horor Sehun yang kini berjalan tanpa beban meninggalkan ruangan itu.

"Mau kemana kau?! Luhan Hyung baru tidur! Jangan menggangunya! hei" Jongin berteriak heboh saat melihat Sehun yang berjalan kearah kamar Luhan. Saat ia hendak menyusul Sehun tiba-tiba sebuah tangan mencekalnya.

"Biarkan mereka menyelesaikan permasalahannya sendiri"

"Yifan hyung?" Jongin menatap Yifan tak mengerti sebelum mengangguk patuh.

Yifanpun menarik kursi dan duduk disebelah Jongin "Apakah kau pernah melihat mereka bertengkar di kampus?" tanya Yifan.

Jongin menggeleng pelan "Sepertinya tidak. Ah, tapi aku sering melihat Luhan hyung gelisah saat Sehun berkencan dengan kekasihnya" Kata Jongin setelah ia mengingat betapa resahnya Luhan beberapa hari yang lalu.

"Kekasih?" Yifan mengkerutkan dahinya "Sehun mempunyai kekasih lagi? setelah insiden beberapa bulan yang lalu apakah dia tidak memikirkannya..hahh" desah Yifan saat teringat kejadian yang membuat hubungannya dengan Sehun sedikit merenggang.

Saat itu Yifan kelepasan memukul Sehun yang lebih memilih berkencan dengan kekasihnya dan membiarkan Luhan menunggunya seharian di taman, membuat lelaki bermata rusa itu terserang demam selama 3 hari karena hujan-hujanan menunggu Sehun yang telah melupakan janjinya.

"Sepertinya kita harus memberitahu Luhan kita, agar tidak mengekang Sehun. Bagaimanapun juga Sehun juga butuh kebebasan, Ge" Sahut Chanyeol yang baru saja datang dan bergabung dengan kedua saudaranya itu.

"Tapi Chan, bukankah kau tau sendiri bahwa Luhan sangat menyayangi Sehun. Aku tidak yakin jika dia akan dengan mudah membiarkan Sehun dekat dengan orang lain." Kata Yifan tertunduk lesu.

"Sudahlah Ge, Hyung. Jangan terlalu dipikirkan. Aku yakin mereka berdua pasti bisa mengatasinya" Kata Jongin mencoba menenangkan.


Cklek

Pintu berwarna cokelat yang penuh dengan sticker bergambar rusa itu terbuka di ikuti dengan tubuh Sehun yang memasuki ruangan tersebut. Langkahnya ia buat sepelan mungkin agar tidak menganggu si pemilik kamar yang mungkin sedang terlelap.

Namun apa yang tengah ia lakukan itu sepertinya sia-sia karena kenyataanya kini si pemilik kamar tengah termenung di ujung jendela kamarnya.

Sehun berdecak "Kau tidak tidur?"

Terkejut, Luhanpun menolehkan kepalanya tiba-tiba "Oh"

"Kenapa kau bediam diri disitu? Apakah tidak dingin?" Tanya Sehun setelah menyadari bahwa Luhan duduk diatas lantai tanpa menggunakan alas.

"Ah" Luhan menegakkan tubuhnya kemudian berjalan mendekati Sehun "Tidak. Aku hanya ingin melihat bintang saja" jelasnya lalu mendudukan tubuhnya diatas ranjang diikuti Sehun yang duduk di sampingnya.

Sehun mengambil kaos kaki bermotif rusa yang berada disisi ranjang kemudian beralih duduk didepan Luhan. "Kau tidak tahan dingin. Jangan lupa memakai kaos kakimu saat tidur" Kata Sehun sembari memasangkan kaos kaki Luhan.

Perlakuan manis Sehun barusan membuat Luhan tersipu

"Um. Aku pikir kau masih marah padaku" gumamnya kemudian menundukkan wajahnya saat mengingat insiden beberapa jam yang lalu.

Sehun mendongak untuk melihat wajah lelaki bermata rusa yang tengah tertunduk itu "Aku memang masih marah" ujarnya membuat Luhan terkejut lalu mengangkat wajahnya, binar rusa itu bertatapan dengan mata elang Sehun yang tengah menatapnya tajam. "Sehun" lirihnya.

"Huh" Sehun menghela nafas kasar. Sesungguhnya Sehun juga tak tega jika melihat orang yang disayanginya memasang wajah memelas seperti itu.

"Maafkan aku karena membentakmu tadi, aku kelepasan" Kata Sehun dengan suara yang lembut sarat dengan penyesalan. "Tapi yang kau lakukan tadi itu tidak benar, Lu. Tidak seharusnya kau membentak dan mengatai kekasihku, kau taukan jika aku sangat mencintainya, Lu" pinta Sehun sembari menggenggam jemari Luhan.

Luhan menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan senyum miris yang terpatri disana. Ya, apa yang di katakan Sehun memang benar. Dia memang salah, Luhan salah sampai kapanpun memang dia tidak akan pernah terlihat benar dimata Sehun. Mungkinkah Luhan harus mematuhi apa yang Chanyeol katakan beberapa hari yang lalu?

'Biarlah Sehun menemukan kebahagiaannya sendiri, Lu. Biarkan dia memiliki kekasih jika itu bisa membuatnya bahagia. Jangan terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya. Benang yang kau ikat terlalu kuat juga akan putus seiring dengan sejalannya waktu, begitupula dengan Sehun. Jika kau terlalu kuat mengekangnya kemungkinannya akan sangat besar jika dia berontak dan akan meninggalkan kita'

Luhan menggigit bibir bawahnya takut apabila perkataan Chanyeol itu menjadi kenyataan. "Apakah jika aku berhenti mencampuri urusan pribadimu, kau akan berjanji tetap tinggal disini bersamaku? Apakah jika aku membiarkanmu memiliki kekasih, kau akan berjanji tidak akan pernah meninggalkanku, Sehun?" tanya Luhan lirih.

Sehun tersenyum kecil kemudian membelai wajah cantik itu "Ya, aku berjanji" Kata Sehun sembari tersenyum lembut. Sungguh Sehun sangat bahagia jika rusanya mengerti apa yang sebenarnya ia inginkan.

"Baiklah, aku berjanji. A-aku tidak akan mencampuri urusanmu mulai sekarang" Lirih Luhan namun sedikit tak rela akan kalimatnya.

Grep

"Gomawo XiaoLu. Kau memang yang terbaik" gumam Sehun kemudian memeluk Luhan dengan sangat erat.

"Eum" Sahut Luhan tersenyum getir. Tangan kanannya terangkat untuk menghapus bulir air mata yang jatuh dipelupuknya.

.


Ribuan waktu dalam sehari

Yang ku ulangi untuk mengingat bagaimana rupamu

Kata-kata yang tak termaafkan yang kau ucapkan padaku

Juga tatapan dan ekspresi dinginmu

Dulu kau seorang yang luar biasa indah, aku sangat mengaguminya

Kumohon, jangan bersikap seperti ini padaku, hanya kaulah yang sangat memahamiku...


Tujuh hari setelah kejadian itu dan kini semuanya telah berubah total. Dulu, Kediaman Keluarga Wu akan selalu ramai saat pagi menjelang, karena pertengkaran kecil antara Sehun dan Luhan yang mempermasalahkan tumpangan. Luhan yang tidak bisa mengemudikan mobil ingin menumpang di mobil Sehun, tapi sang empunya menolak dengan alasan akan menjemput kekasih. Keduanya akan berakhir dengan perang mulut dan membuat bising seisi rumah.

Namun sejak seminggu yang lalu kegiatan tersebut tidak terlihat lagi. Luhan menepati perkataannya, ia tidak akan lagi mengganggu Sehun. Sejak beberapa hari yang lalu, Luhanpun meminta Yifan untuk membangunkannya setiap pagi dan mengantarnya kekampus seperti kebiasaannya beberapa tahun yang lalu ketika Sehun belum mendapatkan izin untuk mengemudi.

Rasa tak rela itu akan selalu ada. Dada Luhan akan terasa nyeri setiap saat ia melihat Sehun yang datang ke kampus bersama kekasihnya, namun dengan segera Luhan menepis perasaannya.

Seperti saat ini misalnya, Sehun datang bersama Baekhyun dan Luhan yang berada didepan gedung kampus pun melihatnya. Mengesampingkan perasaannya, Luhan mencoba tersenyum didepan mereka. Lelaki bermata rusa itu melambaikan tangannya kearah Sehun dan Baekhyun sembari tersenyum, melihat hyungnya yang sepertinya sudah menerima hubungan mereka, Sehun tersenyum lebar lalu membalas lambaian tangan itu.

Luhanpun berlari kecil kearah Sehun kemudian menghentikan langkahnya sejenak didepan Sehun lalu tersenyum kecil "Hai~" sapanya kemudian kembali berlari mendekati sosok yang telah menjadi tujuannya dari awal.

Dahi Sehun mengkerut bingung, gerak matanyapun mengikuti kemana arah rusa kecil itu berlari.

Tangan Sehun masih terangkat itu turun seketika. Entah mengapa ada perasaan kecewa ketika melihat Luhan yang ternyata bukan melambai kearahnya, melainkan kearah lelaki yang di ketahui Sehun sebagai teman semasa kecil Luhan itu – Choi Minho tengah berdiri disana, disamping Luhan, merangkul bahu mungil itu kemudian berjalan memasuki gedung universitas.

Oh, malangnya...

"Ayo Baek, kita masuk" Sehun menoleh ke Baekhyun yang tadi berdiri di sampingnya itu namun lelaki yang gemar memakai eyeliner itu sudah berjalan terlebih dulu memasuki kampus. Sehunpun hanya bisa menghela nafasnya kasar.

"Sial!" Umpatnya.


***Not Brother but Lover***


"Kau kenapa, Hun? Sakit?" Tanya Jongin saat melihat Sehun yang berbaring di sofa dengan lengan kanan terangkat menutupi wajahnya.

"Tidak" Sahutnya singkat.

Lelaki berkulit tan itu mengambil sebuah cola didalam kulkas kemudian duduk tepat disebelah Sehun "Ada masalah?" tanyanya lagi.

"Tidak"

"Hm~ jangan bohong. Jika ada masalah sebaiknya kau menceritakannya kepada orang lain. Jangan dipendam sendiri Sehun~a" Ujar Jongin mencoba menasehati.

"Haish!Diamlah! Suaramu menggangguku!" Bentak Sehun seketika menegakkan tubuhnya.

"Wow...wow...sabar Hun. Baiklah aku akan pergi seka-"

"Luhan hyung menjauhiku" Kata Sehun berhasil menghentikan Jongin yang hendak beranjak dari tempatnya. Jongin memutuskan untuk duduk kembali dan mencoba mencari tahu permasalahan yang dialami saudaranya.

"Lalu? Bukankah kau sendiri yang memintanya? Luhan hyung bekata seperti itu kepadaku" tanya Jongin tak mengerti dengan pemikiran Sehun sekarang.

"Haish, aku memang memintanya untuk berhenti mencampuri urusan pribadiku tapi bukan berarti dia harus menjauhiku! Dia selalu menghindar ketika melihatku, ketika bertemu dia hanya menyapaku sebentar kemudian berlalu pergi dan dia juga tidak pernah lagi memintaku ini itu, bahkan berbicara padaku saja jarang dia lebih memilih pergi bersama Minho sialan itu!" Kata Sehun meluapkan isi hatinya. Lelaki pucat itu mengusap wajahnya frustasi.

Clap

Dan Jongin bertepuk tangan dalam hatinya. Ah, akhirnya dia bisa mendengar Sehun berkata sepanjang ini, sudah beberapa tahun ia menantikan moment langka seperti ini.

"Eoh, bukankah itu sama saja?" Tanya Jongin pura-pura tak mengerti "Kau meminta Luhan hyung berhenti mencampuri urusan pribadimu, maka iapun menjauhimu. Berhenti mencampuri urusan pribadi itu sama halnya dengan menjauhi dan menghindar dari orang itu, Sehun. Jadi jangan salahkan Luhan hyung jika ia pergi bersama laki-laki lain ataupun menjauhimu, itu haknya.

Sesungguhnya ia tahu bagaimana perasaan Sehun. Jongin sangat mengerti perasaan macam apa itu. Namun biarkanlah, biarkan Sehun sendiri yang akan menyadari perasaan apa itu.

"Tidak ada gunanya berbicara dengan orang bodoh!" Ketus Sehun merasa tidak berguna berbicara dengan Si Hitam yang tidak mengerti perasaannya. Dari pada disini lebih baik dia bergelut dengan guling dikamar.

"Ah, kebetulan kalian berada disini"

Suara merdu yang beberapa hari ini jarang terdengar di telinga Sehun itu menghentikan langkahnya, iapun memutar tubuhnya dan bertatapan dengan lelaki bermata rusa yang telah berdiri diantara Yifan dan Chanyeol.

"Eoh, kalian pulang bersama?" Tanya Jongin.

Luhan mengangguk semangat "Um. Aku yang meminta mereka berdua menjemputku"

"Eh, kenapa? Apakah ada masalah?"

"Tidak, Jonginie jangan khawatir. Aku hanya ingin kita berkumpul bersama malam ini, hehe. Ada satu hal yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua" Ujar Luhan kemudian mengapit lengan Yifan dan Chanyeol dan menyuruhnya duduk di sebelah Jongin. Kedua pria dewasa itupun menurut saja namun raut wajah mereka berbeda sekali dengan biasanya, raut wajah mereka meyiratkan rasa...kecewa?

"Sehun. Bisakah kau juga duduk disamping mereka?" Pinta Luhan saat melihat Sehun yang masih berdiri didepannya.

Sehunpun segera duduk disamping Jongin untuk mendengarkan apa yang akan Luhan sampaikan hingga mengharuskan mereka semua berkumpul.

"Ehm" Luhan berdehem sejenak "Sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kalian semua karena sifatku yang terlalu manja dan terkadang menyusahkan. Aku harap kalian tidak akan membenciku karena hal itu dan meninggalkanku sendirian" Luhan menjeda kalimatnya. Dahi Sehun dan Jongin mengkerut tak mengerti. Mengapa Luhan berkata seperti ini?

"Ah, sebenarnya aku tidak ingin mengatakan kalimat ini tapi itu dulu, sekarang aku sudah bisa mengerti dan menerima semuanya. Uhm, mulai sekarang aku Wu Luhan tidak akan melarang kalian lagi untuk dekat dengan orang lain, memiliki kekasih dan sebagainya. Kalian bebas melakukan apapun yang kalian mau mulai sekarang" Luhan menutup matanya sejenak kemudian membukanya kembali disertai dengan senyum manisnya "Aku sadar jika aku terlalu mengekang kalian, kalian tidak akan bahagia. Dan untuk Sehun, maaf kemarin-kemarin aku sangatlah kekanakan karena selalu mencampuri urusanmu. Mengenai kekasihmu, aku akan meminta maaf secara langsung kepadanya nanti karena aku sempat mengatainya dengan kata yang tak pantas" Ujar Luhan sarat akan penyesalan.

"Apakah sudah selesai?" Sehun bertanya ketus "Aku ingin tidur"

"O-h, sudah. Hanya itu yang ingin aku sampaikan" Jawab Luhan.

Sehunpun beranjak dari tempatnya diikuti dengan Yifan dan Chanyeol yang memasang tampang kecewa dibelakangnya.

"Aku menyayangi kalian" Teriak Luhan sembari memandang punggul saudara-saudaranya itu.

'Ini adalah keputusan yang tepat Luhan' batinnya meyakinkan.

Grep

Seseorang memeluk tubuh Luhan dari belakang.

"Jangan memaksakan diri Hyung. Aku tau kau melakukan ini karena menyayangi kami, tapi jika ini akan menyakiti hatimu aku tidak mau kau melakukannya. Kami semua sangat menyayangimu. Apapun yang terjadi aku akan berada disampingmu sampai maut memisahkan itulah janjiku kepada Baba dan Mama, sekarang janjiku padamu juga. Jangan pernah berpikiran bahwa kami akan pergi meninggalkanmu, karena itu tidak akan pernah terjadi"

Tubuh Luhan bergetar setelah mendengar kalimat yang keluar dari adik kecilnya yang membuatnya terharu itu. Iapun memutar tubuhnya kemudian memeluk erat tubuh Jongin "Aku sangat menyayangi kalian..hiks...aku tidak ingin kalian membenciku dan meninggalkanku..hiks...aku mencintai kalian-" gumamnya '-dan sangat mencintai Sehun' lantutnya dalam hati.

"Aku tau Hyung" sahut Jongin sembari mengusap punggung Luhan yang bergetar 'dan aku juga tau jika kau memiliki perasaan lebih untuk Sehun' kata Jongin dalam hati.


Aku mencintaimu...aku mencintaimu...

Di dalam keheningan yang lama sekali, sebuah suara datang...

Jeritan dari hatiku yang lemah dan bodoh...


Btw, disini critanya Tuan Wu itu orang China dan Nyonya Wu itu orang Korea, karena itu mereka memanggil yang tertua dg sebutan hyung dan Gege, hahaha abaikan -_-

Untuk ff yang lainnya diusahakan minggu ini apdet ya, ini juga udah aku ketik dikit2 kok hoho...

yang ini next chap tamat ya, . . .