Disclaimer: I do not own Naruto! Naruto belong to Masashi Kishimoto-sensei!
Warning: typo, abal, gaje, OOC, AU, aneh, baca fic You! Dulu sebelum membaca fic I ini, karena kalau yang belum membaca, tidak akan mengerti jalan ceritanya, okeh? *sekalian promosi*
A/N: request sekuel dari Deidei Rinnepero sama whitelavt hahaha, pas gak ada ide lagi! Pusing! Yah special fict buat kalian berdua deh *gak rela XP*
Summary: Akhirnya Naruto berhasil mendapat cinta Hinata, tetapi akankah Hinata menerimanya begitu saja dan melupakan traumanya setelah berpacaran dengan Deidara? Happy Reading!
I
By: Akasuna no NiraDEI Uchiha
"Hinata-chan~," panggil Naruto kepada koibitonya tercinta, Hinata menoleh.
"Naruto-kun, ada apa?" tanya Hinata, karena tumben Naruto ke kelasnya, biasanya juga mereka ketemuan di kantin.
"Kamu kenapa tidak ke kantin?" tanya Naruto melihat Hinata yang membaca buku di perpustakaan.
"Aku mau meluangkan waktuku untuk belajar sejenak, karena ujian semester satu sudah mendekat, Naruto-kun tidak belajar?" kata Hinata, Naruto menggeleng.
"Tidak! Biarkanlah semuanya mengalir, kalau aku bodoh ya sudah bodoh saja, lagipula menghampirimu di perpustakaan begini juga membuatku merinding," Naruto memasang tampang yang aneh.
"Tentu saja, seumur-umur Naruto hanya pernah ke perpustakaan dua kali, itupun aku suruh," Hinata menoleh mendapati Sasori dan Sakura menghampiri mereka.
"Naruto, kalau begini caranya kamu tidak bisa lulus!" seru Sakura memukul kepala Naruto, Hinata tertawa kecil.
"Huh, ini kan baru ujian semester satu, nanti kalau ujian kelulusan, aku baru mau belajar!" seru Naruto dengan hidung yang memanjang.
"Bukannya dulu saat SMP kamu hampir tidak lulus ya?" Sasori membuka kedok Naruto.
"Sasori! Jangan membuka aibku didepan Hinata-chan!" seru Naruto memeluk Hinata, Hinata tetap tenang.
"Hah, didepan Hinata saja kamu tidak ingin aibmu terbongkar, tapi kalau didepan siapa saja, aibmu terbongkar kamu memasang muka acuh tak acuh," jelas Sasori.
"Tapi kan didepan Hinata-chan, ya aku gengsi lah Sasori!" seru Naruto dengan nada yang meninggi satu oktaf, melepaskan pelukannya, merekapun beradu mulut tanpa henti di perpustakaan itu.
"Hinata-chan, aku tidak tahu deh caranya mengerjakan soal ini," kata Sakura menunjukkan soal matematika yang terbilang susah.
"Ah, Sakura-chan, begini, ini dibagi dengan ini, lalu dikali dengan ini, dikurangi, lalu ditambahkan! Nah begitu caranya!" jelas Hinata mencoret-coret buku matematika yang ada ditangan Sakura.
"Oh begitu ya, lalu ini Hinata-chan?" tanya Sakura lagi dan Hinata mulai menjelaskan lagi dengan cara yang gampang dimengerti.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
"Huh gara-gara kamu Naruto bodoh!" seru Sasori memegangi kepalanya.
"Bukannya gara-gara kamu ya penyuka boneka?" kata Naruto sinis, memegangi kepalanya juga, mereka dipukul mengenakan buku yang tebalnya 5 cm oleh penjaga perpustakaan, Iruka gara-gara berisik.
"Sudah sudah, ini kan salah kalian berdua," kata Sakura bermaksud menenangkan.
"Iya benar, ini salah kalian berdua," dukung Hinata, Sasori dan Naruto yang berjalan didepan segera membalikkan tubuh masing-masing.
"Kalian kok malah menyalahkan kami sih!" seru Naruto dan Sasori yang membuat seluruh isi koridor sekolah melancarkan pandangan terhadap mereka.
"Hei kalian membuatku malu berjalan bersama kalian!" seru Sakura menjitak kepala Sasori dan Naruto.
"Auw! Sakura! Yang tadi juga belum sembuh sekarang kamu tambah yang baru!" kata Naruto menunjuk dua benjolan yang ada diatas kepalanya, disisi kiri dan kanan, seperti jelmaan mickey mouse.
"Iya benar, lagipula aku pacarmu sendiri kenapa kamu pukul?" kata Sasori menekankan kata 'pacar'.
"Sudahlah Sasori, Naruto-kun, lagipula kalian lucu kok dengan benjolan dua itu, seperti apa itu, tikus yang ada di film kartun itu? Misi mouse? Micchi mouse? Minder mouse?" kata Hinata dengan pose berpikir.
"Mickey mouse, Hinata-chan," kata Naruto menatap pacarnya yang masih berpikir itu.
"Ah! Iya! Mickey mouse!" seru Hinata menjentikkan jarinya, Sakura dan Sasori tertawa melihat tingkah Hinata yang polos atau bisa disebut aneh.
"Hinata-chan! Masa' kamu gak tau Mickey mouse sih?" kata Sakura ditengah tertawanya.
"Iih Sakura-chan! Aku kan jarang nonton TV! Dulu saat aku kecil juga aku hanya boleh nonton tv hanya dari jam 7 sampai jam 9, tapi sebelumnya aku harus belajar dulu," elak Hinata, mukanya memerah.
"Iya Hinata, tapi tetap saja kan? Memang kamu tidak pernah lihat aksesoris mickey mouse itu?" tanya Sakura, menghentikan tawanya.
"Pernah sih, tapi aku gak tau namanya apa, ah sudahlah hentikan membahas aibku," muka Hinata memerah darah.
"Baik baik, ayo segera ke kelas, istirahatnya hampir selesai loh," kata Sakura menarik lengan Hinata berlari menuju kelas mereka.
"Bye Saso-kun! Naru-baka!" teriak Sakura yang sudah pergi lumayan jauh, Sasori dan Naruto menatap mereka yang berlari.
"Hei Sas," panggil Naruto.
"Apa?" tanya Sasori sinis, kemalangan bertubi-tubi sudah menimpanya sejak ia berdekatan dengan Naruto hari ini.
"Sinis banget, aku ingin curhat nih," Sasori membelalakkan matanya dan tertawa penuh OOC.
"Hha? Naruto? Mau curhat? Apa kata Bu Nia?" kata Sasori meniru-niru iklan pajak yang diplesetkan dan memegang kening Naruto, Naruto menampiknya.
"Aku serius," kata Naruto, Sasori lalu menghentikan tawanya dan menatap mata sapphire Naruto.
"Ada apa?" tanya Sasori yang sudah sadar dari ke-OOC-annya, mengajak Naruto duduk di halaman yang sepi.
"Aku pikir Hinata-chan itu aneh," kata Naruto menatap langit diatasnya dan menghela nafas.
"Aneh? Kenapa?" tanya Sasori, Naruto yang melihat ke langit menatap mata coklat rusty Sasori.
"Begini, Hinata-chan itu dingin terhadap hubungan ini, pasti selalu saja aku yang menghampirinya, selalu saja aku yang mengirim sms ke dia dan meneleponnya, memang ia menganggapi dengan positif, tapi lain kali aku juga ingin dia meneleponku dan menghampiriku," Sasori menghela nafasnya dan menyandarkan punggungnya di pohon sakura dibelakangnya.
"Bagaimana ya Naruto, aku pikir Hinata itu masih trauma dengan masalah Deidara itu," kata Sasori, bermaksud menenangkan Naruto.
"Aku tahu! Tapi ini sudah 2 bulan! 2 bulan Sasori! Dan dia tetap saja dingin," kata Naruto, hubungannya dengan Hinata memang sudah berlangsung selama dua bulan.
"Naruto, aku saja sudah 2 bulan lebih dengan Sakura tetap saja dia suka memukul," kata Sasori.
"Ha? Kalau dia suka memukul mah emang bawaan dari lahir, kamu gimana sih," tukas Naruto.
"Oh iya juga ya, Hei! Kamu tidak berhak mengejeknya Narunaru!" seru Sasori dan memukul pundak Naruto.
"Jangan panggil aku Narunaru, SasoSaso!" seru Naruto tak kalah keras dengan Sasori.
"Huh, paling tidak Sasosaso lebih bagus dari Narunaru," Sasori menyilangkan tangannya didepan dadanya dan melengos.
"Kamu terlalu percaya diri Sasosaso," Naruto tiba-tiba berdiri dari duduknya dan memandang Sasori sengit.
"Apa? Tidak akan ada makan malam untukmu jika kamu seperti itu," kata Sasori tenang, melihat ke mata sapphire Naruto yang tiba-tiba terlihat panik.
"Tidak! Jangan sampai tidak ada makan malam! Sasori-sama! Aku tidak dapat membuat makan malam sendiri," seru Naruto dan bersujud-sujud di kaki Sasori.
"Dasar durian kuning bodoh," gumam Sasori pelan dan menyeringai kepada Naruto.
"Apa arti seringaian itu?" tanya Naruto memicingkan matanya ke Sasori.
"Tidak, tidak ada artinya, ayo kembali ke kelas," kata Sasori dan menyeret Naruto bersamanya ke kelas.
"Baik, Sasori-sama," kata Naruto membiarkan ia diseret-seret oleh Sasori ke kelas.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
"Hei Hinata-chan," panggil Sakura, Hinata yang duduk disebelahnya menoleh.
"Iya, ada apa Sakura-chan?" tanya Hinata, Sakura menatap Hinata sebentar.
"Apakah kamu masih trauma dengan kejadian Deidara itu?" tanya Sakura, tiba-tiba aura di sekeliling Hinata berubah, menjadi berat.
"Aku…tidak….trauma…lagi Sakura-chan," elak Hinata dan tersenyum kepada Sakura, senyum palsu, Sakura tahu itu.
"Jangan membohongiku Hinata-chan, kamu tahu kamu tidak dapat membohongiku," kata Sakura menatap tajam mata lavender Hinata.
"Maafkan aku Sakura-chan, aku…," sebelum Hinata dapat menyelesaikan kalimatnya ia sudah mendapat timpukan kapur dari Asuma-sensei.
"Hyuuga! Haruno! Perhatikan pelajaran didepan!" seru Asuma-sensei dari depan kelas, Hinata dan Sakura terkejut dan salah tingkah.
"Baik! Asuma-sensei!" seru Sakura dan Hinata, Asuma-sensei menghela nafas dan kembali mengajarkan geografi kepada siswa-siswa disitu.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
"Hinata-chan, sudah mau ke klub?" tanya Sakura saat melihat Hinata membereskan pelajaran hari itu dan membawa busur panahnya.
"Iya, Sakura-chan juga langsung ke klub karate kan?" tanya Hinata tersenyum.
"Iya sih, tapi aku mau menemui Sasori-kun dulu, kamu mau ikut? Supaya bisa bertemu Naruto?" tanya Sakura, Hinata terlihat berpikir sejenak dan menggeleng.
"Tidak, nanti aku akan terlambat, soalnya aka nada pertandingan bulan depan, dan aku harus giat berlatih! Bye Sakura-chan! aku duluan ya!" seru Hinata dan pergi meninggalkan Sakura yang masih terdiam disitu, ia segera berlari sangat cepat ke klubnya.
"Hinata-chan," gumam Sakura dan ia segera pergi menuju tempat Sasori dan Naruto berada.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
"Oh! Sakura! Disini!" seru Naruto dan melambai-lambaikan tangannya saat ia bertemu Sakura ketika ia keluar kelas, Sakura segera menghampirinya.
"Naruto, dimana Sasori-kun?" tanya Sakura, Naruto menunjuk kelas sebelah.
"Ia kan ada di kelas sebelah, tetapi sehabis ini juga ia latihan di klub basket bersamaku, oh ya, dimana Hinata-chan?" tanya Naruto melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan Hinata disamping Sakura.
"Hinata-chan langsung pergi ke klub, ia ada keperluan dengan ketua klub," kata Sakura, Naruto terlihat kecewa ketika mengetahui Hinata tidak bersamanya.
"Naruto-kun, aku mohon, tetaplah bersama Hinata apapun yang terjadi, tetaplah menyukainya, ia hanya sedikit trauma dengan kejadian itu, lagipula saat itu Deidara adalah pacar pertama Hinata," pinta Sakura menatap tajam mata Naruto, Naruto tertegun dan terkekeh kecil.
"Kamu seperti tidak mengetahui sifatku saja Sakura, mana Sakura yang kukenal? Sakura yang kukenal orangnya optimis dan selalu percaya kepada sahabat pacarnya atau bisa juga disebut pacar sahabatnya," kata Naruto masih tertawa sedikit.
"Kamu benar Naruto, tapi janji ya, kamu tidak akan seperti orang itu yang meninggalkan Hinata seenaknya," kata Sakura sembari tersenyum, Naruto menyeringai lebar.
"Tentu saja, aku tidak akan seperti itu, aku janji!" seru Naruto membuat tanda peace dengan kedua jari tangannya, Sakura tersenyum pasrah.
"Baiklah, sejak pertama aku juga sudah percaya padamu," kata Sakura.
"Iya, eh! Lihat! Kelas pacarmu baru saja usai! Sana! Cepat hampiri dia!" seru Naruto mendorong punggung Sakura ketika ia melihat Sasori keluar dari kelasnya.
"Eh, Yo, Naruto, Sakura, sedang apa kalian?" tanya Sasori dan menyapa Naruto dengan mengangkat sebelah tangan, Naruto menyeringai lebar.
"Ini, pacarmu tadi menunggumu, karena kebetulan kelasku keluar duluan jadi aku menemani dia deh," kata Naruto, sementara muka SasoSaku sudah memerah.
"Ya sudah, aku pergi dulu ya Sas, aku mau bertemu dengan manajer klub itu," kata NAruto tetap tertawa dan berbalik pergi ke arah lain dengan yang dituju Sasori dan Sakura.
"Naruto….," gumam Sakura ketika melihat Naruto yang berbalik arah.
"Hinata-chan," gumam Naruto membayangkan sosok Hinata.
"Kalau benar dia masih trauma, aku akan menghapuskan trauma itu! Fight! Naruto! Bukankah optimis adalah kelebihanmu?" seru Naruto kepada dirinya sendiri, lalu ia tersenyum mendengar kalimat yang ia lontarkan.
"Iya, optimis, itulah kelebihanku," gumam Naruto dan ia segera pergi menuju lapangan basket, menunggu datangny Sasori dan Sakura.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
'JLEB'
Panah yang diluncurkan tepat mengenai sasarannya, Hinata mengelap keringatnya dan tersenyum.
"Sedikit lagi," gumam Hinata dan menarik busur yang besar itu.
"Hinata, istirahat dulu!" suruh ketua klub, Shion, gadis yang berambut pirang dan bermata ungu pekat.
"Ah! Iya tunggu sebentar ketua!" Hinata segera meletakkan busur dan panahannya itu ke meja kursi panjang dan menyusul ketuanya.
"Hey, bagus sekali tadi gerakanmu Hinata," puji Shion memberi Hinata minuman berion, Ponari sweat (merek disamarkan XD).
"Terima kasih ketua," ucap Hinata dan segera menenggak Ponari Sweat yang diberinya.
"Tapi tadi gerakanmu kurang anggun, saat menarik busur itu harus begini," Shion segera bediri dan mencontohkan Hinata gerakan yang baik.
"Ah! Begitu ya! Baiklah!" seru Hinata, ia segera bangkit setelah habis menenggak Ponari Sweat dan mengambil busur yang tadi ia taruh di kursi panjang.
"Hinata itu berusaha keras ya," kata Temari, salah satu anggota grup itu.
"Ya, dia adalah peserta terkuat di pertandingan sebulan lagi, lalu setelah itu kamu Temari," puji sang ketua grup, Shion.
"Ah, aku tidak sehebat dan segiat Hinata saat berlatih," elak Temari melihat Hinata yang memainkan busurnya.
"Ah, baiklah aku akan berlatih lagi! Bye Shion!" Temari melambaikan tangan dan mengambil posisi untuk menarik busurnya.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
"Ippon!" seru sang pengajar dari klub karate tempat Sakura berada saat Sakura menjatuhkan Matsuri didepannya.
"Osh!" teriak Sakura dan kembali ke kuda-kuda, setelah itu ia menegakkan tubuhnya ke posisi siap dan Matsuri juga segera bangkit.
"Terima kasih," ucap Sakura dan Matsuri bersamaan, mereka duduk di bangku panjang.
"Aku kagum pada kalian," tiba-tiba, Tenten sang ketua klub datang dan memberi mereka pujian serta handuk untuk mengelap keringat.
"Ah, tidak juga ketua," kata Sakura malu-malu, mengelap keringatnya.
"Tapi memang Sakura-senpai itu hebat! Sudah sabuk hitam, dan 2 lagi!" seru Matsuri dan menunjukkan rasa kagumnya pada Sakura.
"Ah, biasa saja Matsuri, ya sudah aku mau ganti baju dulu dan pulang," pamit Sakura dan membungkukkan badannya ke Tenten dan menuju tempat ganti dan segera pulang ke rumah.
"Hah, sudah sore ya," gumam Sakura, sudah jam 5 sore, mana ada klub yang masih berjalan jika sudah sesore ini?.
'JEBBB' Sakura menoleh, melihat sesosok manusia yang masih berlatih di ruang klub panahan.
"Hinata-chan?" seru Sakura, melihat Hinata masih berlatih.
"Sakura-chan!" seru Hinata tak kalah kagetnya dengan Sakura.
"Kamu belum pulang?" tanya Sakura kepada Hinata yang menghampirinya.
"Belum, aku masih harus latihan lagi, bagaimana denganmu Sakura-chan?" tanya Hinata kepada Sakura, Sakura tersenyum.
"Aku baru saja selesai, bagaimana jika kita pulang bersama?" tawar Sakura, Hinata segera membelalakkan matanya.
"Tentu saja! Tapi bagaimana dengan Sasori? Dia menunggumu kan?" tanya Hinata.
"Tidak, dia sudah pulang bersama Naruto, latihannya selesai setengah jam yang lalu, bagaimana?" tanya Sakura, Hinata kemudian mengangguk dengan semangat.
"Kalau begitu, aku minta ijin sama Shion dulu ya, tunggu disini ya Sakura-chan!" seru Hinata dan kembali ke klubnya.
I*I*I*I*I*I*I*I*I*I
"Hei Sakura-chan," panggil Hinata pelan ketika mereka baru sampai gerbang sekolah.
"Ada apa Hinata-chan?" tanya Sakura kepada Hinata.
"Apakah itu aneh jika aku tidak dapat melupakan traumaku?" tanya Hinata, merasa dirinya bersalah.
"Sebenarnya apa yang kamu takutkan Hinata?" tanya Sakura kepada Hinata.
"Aku takut, aku takut Naruto akan menjadi seperti Deidara! Aku takut Naruto akan menjauhiku! Aku takut Sakura-chan," Hinata memegang kepalanya sendiri dan gemetaran.
"Hinata!" seru Sakura, Hinata segera menoleh.
"Apakah kamu mengira Naruto adalah orang yang seperti itu?" tanya Sakura kepada Hinata, Sakura menatap mata lavender Hinata tajam, meminta jawaban.
"Aku..tidak tahu Sakura-chan," kata Hinata, Hinata tidak dapat menghentikan gemetarannya.
"Aku…ingin kamu mempercayaiku..Hinata-chan," Hinata terkejut dan menoleh, Naruto, ternyata dari tadi sudah berada disana.
"Apakah kamu tidak percaya bahwa aku benar-benar tulus mencintaimu? Apa kamu tidak percaya bahwa aku akan selalu menemanimu?" seru Naruto didepan muka Hinata Hinata membelalakkan matanya.
"Naruto," gumam Sakura, sejak kapan ia disini?.
"Aku percaya! Aku percaya Naruto-kun! Tetapi itu malah membuatku semakin takut! Aku semakin takut jika kamu akan pergi, aku takut…Naruto-kun," Hinata menunduk, air matanya meleleh.
"Hinata-chan," gumam Naruto, tiba-tiba Hinata menegakkan badannya dan menatap Naruto.
"Maaf Naruto-kun, aku tidak cukup baik untuk orang sepertimu, kamu adalah orang yang dapat terbang dengan bebas, ceria, optimis, berbeda dengan aku, Naruto-kun, aku ingin hubungan kita…berakhir,"
~To Be Continued~
A/N: Cliffhanger! Pendek! Hahahahhaha *ketawa gaje*, maaf kalo endingnya jadi cliffhanger gini, tapi aku buat fic ini tidak akan terlalu panjang, paling kalau tidak two-shots ya three-shots TxT, maaf! Pas aku bikin adegan yang Hinata minum Ponari Sweat aku ketawa sendiri loh *gaje* soalnya masa minum keringetnya Ponari? Yah itu kan hanya merek yang disamarkan, XD*membungkuk dalam-dalam*, adakah yang mau review?
Words (just story): 2,233 pendek kali ya?
Words (not a story): 155
Salam,
Akasuna no NiraDEI Uchiha
