Fieldtrip

Pairing: RomWoo, JunTK

Rating: K (bisa berubah)

Disclaimer: C-CLOWN belongs to Yedang Ent., their family, and God. Sunggyu belongs to Woolim Ent., his family, and God.

Warning(s): Typo(s), Sho-ai, OOC, AU, horrible storyline

note(s): ide murni dari otakku, kalau ada kesamaan jalan cerita, itu hanya kebetulan. Di sini, membernya ditulisnya pake nama asli, bukan stage name. Jadi Taemin sm Minwoo itu bukan Taemin SHINee atau Minwoo Boyfriend.

DLDR! NO BASH OR FLAME!

.

.

.

"Minwoo~"

Ugh, suara itu lagi! Betapa bencinya Minwoo dengan pemilik suara itu. Yu Barom. Namja tampan yang selalu mengikuti dan menggodanya ke mana-mana. Minwoo langsung mempercepat larinya di lapangan sekolah mereka.

GREB

"Annyeong, Minwoo chagi~" ucap Barom seraya mengecup pipi Minwoo. Kedua lengannya melingkari pinggang Minwoo erat.

"Barom, apakah tulang keringmu belum cukup biru, hah?" tanya Minwoo. Ia menatap Barom dengan deathglarenya. Kakinya hendak menendang tulang kering Barom, saat seseorang menahannya.

"Hyung, sudahlah. Kasihan Barom hyung." Seorang namja berambut ikal cokelat menepuk pundak Minwoo. "Tulang keringnya sudah biru seperti itu."

"Tapi, Jaejoon-AISH!" Minwoo menggerutu (lagi) karena Barom mencium pipinya (lagi). Jaejoon-namja berambut ikal cokelat itu-hanya terkekeh, tidak ada niatan untuk melerai mereka. "Get your fucking hands off!"

"No." jawaban singkat dari Barom. Minwoo yang merasa gerah dipeluk-peluk seperti itu, mendorong Barom menjauh. Jaejoon? Ia malah sibuk berbicara dengan seekor anjing liar yang lewat di depannya. Usaha Minwoo sia-sia, sampai...

"Barom hyung, kau kabur sekali lagi akan kubakar kameramu itu." Seorang namja berambut cokelat panjang, datang menghampiri mereka dan menarik kerah kemeja Barom, menyeretnya menjauh. Minwoo menggelengkan kepalanya, melihat Barom meronta-ronta dan terus memanggil nama 'Minwoo'.

"Yak, Jaejoon-ah! Kenapa tadi kau tidak membantuku, eoh?!" Minwoo berkacak pinggang melihat sahabatnya yang masih sibuk bermain dengan anjing liar itu.

"Memang tadi kau kenapa, hyung?" Minwoo menepuk jidatnya frustasi. Ia lupa kalau sahabatnya ini kekanakan, pelupa , dan kadang terlalu hanyut dalam dunianya sendiri. Tangan Jaejoon masih setia mengelus bulu anjing -yang sepertinya- berjenis 'Golden Retriever'itu. "Hyung ingin berkenlan dengannya? Namanya 'Go'."

"Tidak, terima kasih Jaejoon-ah."

.

.

.

"Ya! Hyung berhenti meronta seperti itu!" Namja berambut cokelat panjang itu masih terus menyeret Barom.

"Minwoo~" Barom masih berusaha melepaskan cengkraman namja itu. "Lepaskan aku Taemin-ah~"

Taemin-namja berambut cokelat panjang-masih menyeret Barom sampai ke kantin sekolah. Kantin saat ini sedang sepi karen mayoritas mutid sekolah sibuk memasukkan barang ke bus. Sekolah mereka memang akan pergi ke gunung untuk fieldtrip.

"Jangan coba-coba, hyung." ucap Taemin, melihat Barom mencoba kabur. Barom menggerutu lalu duduk kembali di kursi kantin. Taemin menarik kursi di samping Barom lalu duduk. "Kenapa kau tergila-gila dengan Minwoo, huh?"

"Wajahnya itu manis, eyesmilenya, tubuh rampingnya, surai blondenya, suaranya saat sedang rap, ah semuanya!" Taemin menatap Barom dengan aneh. Baginya Barom seperti gadis SMP yang baru jatuh cinta.

"Hyung, kau banyak berubah setelah tergila-gila dengan Minwoo, kau tahu? Kau jadi terlalu baik, tidak cassanova lagi, dan bahkan nilaimu sekarang bagus-bagus."

"Jinjjayo? Aku tidak menyadarinya." Memang. Yang ia pikirkan hanya Lee Minwoo seorang. Ia tidak memedulikan sikap, perilaku dan nilainya.

"Ah, sudahlah! Cukup tentang Minwoo! Seharusnya kau sekarang mengurus anggota kelompokmu kau tahu?!"

"Huh? Memang kenapa?"

"Dari ketujuh anggota kelompok kita, baru kita berdua yang datang. Entah kemana yang lain."

"M-MWO?! Jadi Seo Minwoo dan teman-temannya itu belum datang?!" Barom menatap Taemin shock. Taemin menjauhkan wajah Barom yang terlalu dekat.

"Hum, tamatlah nasibmu hyung." Taemin menyunggingkan smirknya menatap hyungnya yang merana. "Sunggyu hyung pasti akan mengomelimu."

"Hueeee~"

.

.

.

"Yak! Yeoreobun, kalian sudah boleh naik ke bus. 10 menit lagi kita akan berangkat. Sesampainya di gunung, kalian silahkan langsung berbaris menurut kelompok kalian. Pengecualian kelompok 6, Barom dan kawan-kawan, nanti silahkan kalian menurunkan barang teman-teman kalian dan mendirikan tenda, arraseo?" terang Sunggyu-Seonsaengnim pembimbing mereka- dan diakhiri dengan deathglare ke arah Barom dan kawan-kawan. Mereka hanya mendesah lesu dan menjawab dengan serempak.

Setelahnya, murid-murid Joomoon SHS berebut naik ke bus. Lain dengan Minwoo dan Jaejoon, mereka memutuskan untuk menunggu hingga sepi. Saat sudah sepi, Minwoo dan Jaejoon segera naik. Sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada mereka hari itu. Seluruh kursi bus sudah penuh kecuali dua, hanya saja letaknya terpisah. Satu di samping seorang murid bernama Sanghyuk dan satu lagi, entah di samping siapa. Orang itu mengenakan hoodie yang menutupi wajahnya. Jaejoon sudah lebih dulu menempati tempat di samping Sanghyuk, membuat Minwoo mau tidak mau duduk di samping namja berhoodie itu.

'Fiuh, Barom ada di bus lain' Minwoo bernafas lega saat tidak melihat Barom di bus itu. Ia menatap namja di samping kirinya itu. Entahlah, sepertinya ia pernah melihat postur tubuhnya. 'Mungkin hanya perasaanku.'

"Yeoreobun! Kita berangkat!"

.

.

.

"HOEEK!" Suara itulah yang mengiringi perjalanan Barom ke gunung. Ia lupa, sahabat masa kecilnya itu mabuk darat. Ia sibuk memijat pundak sahabatnya itu, berharap rasa mualnya berkurang. Di sampingnya, Taemin sibuk muntah di kantong plastik yang di bawanya.

"Kenapa kau bisa lupa membawa obatnya, hah?" gerutu Barom. Taemin mengacuhkannya dan kembali memuntahkan isi perutnya ke kantong plastik yang dibawanya.

CKIIT

"Ya, yeoreobun! Kita sudah sampai, sekarang kalian langsung berbaris sesuai kelompok. Barom, kau dan kelompokmu menurunkan barang murid-murid lain dan mendirikan tenda." Barom mengangguk, sementara di sebelahnya Taemin masih dengan muka pucatnya. Murid-murid turun kecuali Barom, Taemin dan kelompok mereka.

Sedangkan di bus satunya, Minwoo sibuk membangunkan namja di sebelahnya. Tanpa disadarinya, namja itu menyandarkan kepalnya ke bahu Minwoo saat tidur. Jaejoon? Dia sudah turun duluan.

"Permisi aku-tidak-tahu-siapa-ssi, irreona. Kita sudah sampai."

"Eungh~" Berhasil, namja itu akhirnya bangun. Namja itu mengusap wajahnya. Ia membuka hoodienya, membuat Minwoo tersentak. "M-Minwoo.."

"Jun-hyung?" Kangjun, mantan namjachingu dan sahabatnya. Semenjak putus dengan Minwoo, Kangjun sering menghindari Minwoo. Bahkan ia pindah ke Cina untuk sementara waktu. "Kenapa kau di sini, hyung? Seingatku, hyung masih di Cina?"

"Ah, aku baru pulang kemarin." jawab Kangjun gugup. Well, terakhir mereka berbicara itu berbukan-bulan yang lalu. Wajar kalau mereka merasa canggung, kan?

"Ah, nde."

Hening.

"Jun-hyung, apakah-"

"Yak, Lee Minwoo dan Kangjun! Jangan bermesraan terus, cepatlah turun!" teriakan Sunggyu dengan megaphone dari luar menyadarkan mereka. Belum lagi, teriakan- teriakan dari teman-teman mereka.

"Em, ayo kita turun Minwoo-ya."

"Eum."

Seturunnya dari bus, Minwoo langsung masuk ke barisan kelompoknya di belakang Jaejoon.

"Psst, hyung. Sepertinya fieldtrip kali ini akan mengasyikkan."

"Sepertinya."

TBC

Duh, ini lagi gak ada ide. Karena itu mungkin jadinya jelek.

Kenapa aku bikin ff chaptered lagi? Padahal 'Neo Drabbles', 'Game' sm 'Amnesia and The Outside World' belum selesai. Agh, sudahlah.

RnR, annyeong!