SUNFLOWER
Naruto by Masashi Kishimoto
Warning : canon, oc, typo, jelek, abal, don't like don't read.
Chapter 1 : PEMBERITAHUAN
Suara burung terdengar sahut-menyahut, diiringi desir angin pagi yang begitu menusuk sumsum. Mentari baru saja menunjukkan wajahnya satu menit yang lalu. Pertanda hari tengah menjelang pagi.
Dalam sebuah kamar yang lumayan luas, nampak seorang pria berambut perak telah bangun dari tidurnya. Dari dalam kamarnya, yang berada di lantai tiga apartement khusus jounin, sang pria bermata sayu tersebut dapat melihat mentari yang mulai beranjak naik. Juga beberapa orang yang sudah berlalulalang di pagi yang bisa disebut buta ini.
"Hhhaaahhhhhh…."
Terdengar helaan nafas berat dari sang pria yang bernama Kakashi. Hari ini tak ada misi untuknya. Dan sesungguhnya pria yang kini tengah mengenakan rompi jouninnya itu, berencana untuk bersantai-santai dalam rumahnya. Tentu saja sambil membaca buku yang telah menjadi belahan jiwanya. Icha-icha paradise.
Tapi semua mimpi indahnya itu harus terkubur dalam-dalam, bersamaan dengan datangnya seekor katak kuchiyose milik salah satu legenda sannin. Jiraiya. katak itu membawa pesan dari sang Godaime hokage-sama, yang memintanya untuk segera datang menemuinya karena ada hal super penting yang ingin dibicarakan dengannya.
Setelah semua persiapannya selesai, Kakashi segera pergi untuk menemui sang pimpinan. Dia tak perlu menyisir rambutnya, karena itu akan membuang waktu saja. Lagipula disisir atau tidak rambutnya juga akan tetap seperti itu. Berdiri melawan hukum alam yang bernama gravitasi.
"Permisi Hokage-sama…"
Kakashi mengetuk pintu begitu sampai di tempat sang Godaime. Semoga saja dia sedang senang, kalau tidak dia pasti memberiku misi tingkat S tanpa henti lagi. Kami-sama kenapa dia begitu mengerikan? Aku yakin sewaktu Tsunade-sama masih dalam kandungan, okaa-sannya pasti mengidam untuk memelihara seekor harimau makanya dia jadi sangat buas dan menyeramkan sekarang.
"Masuk Kakashi…."
Kakashi membuka pintu, lalu didapatinya sang hokage tengah duduk di kursinya. Tidak hanya itu, Jiraiya juga ada dalam ruangan itu, tak ketinggalan asisten sang hokage, Shizune.
"Ada perlu apa anda memanggil saya Tsunade-sama? Bukankah hari ini saya tak ada misi? Dan itu artinya saya libur, apa Naruto membuat masalah lagi?"
"Tidak….tapi ada hal yang penting yang ingin kusampaikan padamu."
Kakashi mengernyit sebentar, menerka-nerka apa yang ingin disampaikan oleh sang hokage. Apalagi melihat wajah serius dua sannin yang kini tengah menatap tajam padanya. Menatapnya dari ujung kaki hingga berakhir dikepala. Aaaahhh…aku tak menyisir rambutku tadi, apa sekarang jadi terlihat tambah aneh?
"Kakashi aku tak ingin berbasa-basi denganmu, jadi aku akan langsung ke pokok masalahnya. Jadi dengarkan baik-baik, karena ini adalah wasiat terakhir dari almarhum otou-sanmu!"
"A…apa…wasiat dari otou-san…?"
Kakashi sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh godaime-sama. Wasiat terakhir dari otou-sannya? Kenapa baru sekarang dia diberitahu.
"Sebenarnya, sebelum otousan-mu meninggal, dia memberi amanat untukmu, dan amanat itu ditulisnya dalam gulungan ini. lalu dititipkannya pada Jiraiya, otou-sanmu meminta untuk memberitahukannya padamu saat kau sudah dewasa. Dan sekarang aku rasa inilah saat yang tepat."
Tsunade memberikan sebuah gulungan yang berisi tulisan tangan dari Hatake meraihnya, membukanya, lalu perlahan membaca kata demi kata yang tertulis dalam gulungan itu.
Tubuh Kakashi menegang begitu selesai membaca isi gulungan tersebut. Dia yang dikenal selalu dapat berpikir jernih kini terlihat sangat bingung. Tak percaya pada apa yang dibacanya, tapi tulisan dalam gulungan itu memang benar tulisan tangan otou-sannya.
"Jadi….otou-sanmu telah menjodohkanmu dengan seorang gadis, putri dari sahabatnya saat kau masih kecil. Dan dia ingin hal itu jadi kenyataan. Jadi bagaimana Kakashi? Apa kau menerimanya? Gadis itu berasal dari kirigakure."
Senyum mengembang pada wajah-wajah yang berada dalam ruangan itu, tentu saja terkecuali Kakashi. Yang saat ini tengah kebingungan tak percaya pada apa yang telah terjadi. Keringat dingin menetes dari pelipisnya.
"Ta..tapi…Tsunade-sama..aku …bagaimana mungkin…"
Tak seperti Kakashi yang biasanya, bahkan sekarang dia tak bisa mengatakan apapun. Aku dijodohkan…? Otou-san apa kau sedang bercanda denganku? Bagaimana bisa? Tapi ini wasiat terakhirmu mana bisa aku menolak.
"Ayolah Kakashi…kau kan laki-laki ini saatnya kau mempraktekkan semua hal yang kau baca dibuku itu. Kalau masih tak tahu aku sang sannin Jiraiya…."
Belum selesai Jiraiya mengucapkan kalimatnya, sebuah jitakan berkekuatan super mendarat di kepalanya. Tsunade sendiri tak habis pikir kenapa jitakan-jitakan mautnya yang diberikan ke Jiraiya tak membuahkan hasil sama sekali. Membuahkan hasil untuk sedikit mengurangi kadar hentai di otaknya itu.
"Hal ini harus kau tentukan sendiri Kakashi, kalau kau setuju, aku akan mengirim surat ke kirigakure. Dan gadis yang dijodohkan denganmu akan tinggal bersamamu sementara, sampai hari pernikahanmu ditentukan. Ini wasiat dari otou-sanmu."
Aku dijodohkan? Gadis itu akan tinggal bersamaku? Mana mungkin? Saat ini aku lebih memilih untuk membakar habis semua koleksi icha-ichaku. Kami-sama bagaimana ini? bahkan aku belum tahu bagaimana gadis itu, apa dia cantik? Atau bagaimana jika dia gemuk sekali, berwajah seperti kucing anggora, dan rambutnya seperti sapu ijuk terbelah dua? Mengerikan…otou-san kenapa kau lakukan itu padaku?
*****sunflower*****
*****sunflower*****
"Aaaa…nona apa yang sedang nona lakukan? Ayo turun…nona…"
"Kami-sama bagaimana kalau tuan dan nyonya besar tahu nona sedang memanjat pohon…saya mohon turunlah nona….."
Seorang gadis cantik, dengan matanya yang lebar dan berkilau perlahan turun dari pohon cedar yang dipanjatnya. Hidung mancung mungilnya tak henti-hentinya menyesap wangi dedaunan yang diterbangkan angin. Sementara bibir mungilnya tak bosan menyunggingkan senyuman manis.
"Nona..apa yang nona lakukan?"
"Tak apa Sakichi, aku hanya memanjat pohon kok, lagipula diatas sana sangat menyenangkan."
"Aaahh…nona tak sepantasnya seorang gadis memanjat pohon. Itu…."
"Ya..yaaa…aku tahu apa yang akan kau katakan. Tapi menurutku jaman sekarang sudah tak ada lagi batas pemisah antara laki-laki dan perempuan. Perempuan boleh melakukan apapun yang diinginkannya."
Gadis berambut sepunggung itu, menatap pada wanita yang telah menjadi pengasuhnya sejak dia bayi. Gadis itu sangat menjunjung tinggi emansipasi wanita. Dia percaya apa yang dilakukan laki-laki pasti bisa dilakukan oleh perempuan juga. Dia bukan tipe gadis yang lemah dan cengeng. Tetapi sosok yang tegar dan adil.
"Nona…nona Aylee…tuan dan nyonya besar menunggu anda diruang tengah. Ada hal yang sangat penting yang ingin dibicarakan dengan anda."
"Eeehh….penting? baiklah aku akan segera kesana."
Sang gadis berkulit kuning langsat, berlarian dengan ceria. Raut kebahagiaan terlukis erat di wajahnya. Symbol dari kebebasan dan wanita modern.
"Kaa-san…tou-san…kenapa memanggilku?"
"Aylee-chan kemarilah, ada yang ingin kaa-san dan tou-san katakan padamu."
Aylee mendekat dan bergelanyut manja pada sang ibu, nyonya Fubuki. Lalu dengan erat memeluk sang ibu hingga kimono yang dikenakan oleh ibunya sedikit kusut. Itulah Fubuki Aylee, gadis yang begitu dekat dengan sang ibu. Kelakuan gadis manis tersebut membuahkan seuntai senyum diwajah tuan Fubuki, begitu melihat tingkah putri bungsunya itu.
"Aylee, dengarkan tou-san baik-baik, tou-san akan bercerita dan memberitahukan sesuatu padamu."
"baik..tou-san."
Aylee segera bangkit dari posisinya yang tadi. Lalu duduk dengan tegak, bersiap mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh kedua orang tuanya itu.
"Dulu saat kau masih berumur 1 tahun, tou-san pernah hampir kehilangan nyawa saat diserang oleh kawanan perampok di tengah hutan perbatasan. Beruntung tou-san ditolong oleh seorang shinobi hebat dari Konohagakure, bernama Hatake sakumo. Lalu sejak saat itu tou-san bersahabat baik dengannya. Kau tahu Aylee…..aku dan Sakumo…..sudah menjodohkanmu dengan putranya sejak kau masih berumur 1 tahun…."
"Aaaaapppaaaaaa…."
Aylee berteriak sekencang yang dia bisa saat sadar dan mengerti apa yang telah dikatakan oleh otou-sannya itu. Dia sangat terkejut sekali. Cerita tou-sannya itu seperti pepatah lama baginya, bagai disambar petir di siang hari.
"Aylee-chan tenanglah….."
Sang ibu berusaha untuk menenangkan putrinya tapi sama sekali tak berefek apa-apa. Aylee masih saja membelalak kaget, begitu mendengar cerita dari sang ayah.
"Sakumo telah lama meninggal, jadi ini juga merupakan sebuah wasiat. Kau mau menerimanya kan?"
"Tentu saja tidak tou-san. Mana ada hal seperti itu sekarang, aku mau memilih jalan hidupku sendiri."
"Aylee…kau sudah 21 tahun sekarang. Semua teman sebayamu sudah banyak yang menikah….."
"Aku tak peduli jika aku berakhir jadi perawan tua."
"Kauuu…."
Nyonya Fubuki menahan tubuh suaminya yang telah kehilangan kesabarannya. Tersenyum tipis untuk menenangkan sang kepala keluarga. Sebelum berbicara pada putri bungsunya.
"Aylee-chan…kau tahu kan nee-sanmu, Sonoko telah lama menikah dan berkeluarga?"
"ya aku tahu itu kaa-san, tapi…"
"sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk menikah dan berkeluarga. Dengarkan kaa-san kali ini. Aylee-chan selama ini apa kaa-san dan tou-san pernah meminta sesuatu padamu? Apa kami pernah melarangmu melakukan semua hal yang kau suka? Tidak bukan. Untuk itu Aylee-chan kali ini saja kaa-san dan tou-san memohon padamu, terimalah perjodohan ini."
Aylee menunduk dalam-dalam. Kaa-sannya benar selama ini kedua orangtuanya memberi dia kebebasan penuh, tak pernah meminta apapun padanya, sebaliknya kedua orangtuanya memberi semua yang terbaik untuknya.
"Kaa-san dan tou-san akan sangat bahagia jika kau mau menerimanya. Apa kau tak ingin membalas budi baik orang yang telah menolong tou-sanmu?"
Aylee menatap pada dua orang yang sangat dicintainya, dia tak ingin membuat mereka bersedih. Aylee ingat saat di hari pernikahan kakaknya, dia sudah berjanji pada kakaknya kalau akan membahagiakan kedua orang tuanya. Dan akhirnya sebuah anggukan kecil menjawab semuanya.
"Aaahhh…kaa-san senang sekali. Kau tahu Aylee-chan pria yang dijodohkan denganmu adalah seorang shinobi hebat."
"Shi..shinobi…. ta..tapi apa dia mau menerima perjodohan konyol ini?"
" Jangan sebut perjodohan ini konyol. Dan dia sudah setuju akan hal ini, Hokage Konoha sudah mengirim surat dua hari yang lalu. Dan satu hal lagi Aylee….kau akan tinggal bersamanya sampai hari pernikahan kalian ditentukan. Dua hari lagi kau akan berangkat ke Konoha!"
"Aaaapppaaaaa…"
TBC
Yaiii….ini fic keduaku. Maaf ya kalo jelek. Kali ini aku pake aylee lagi soalnya aku udah cocok ma chara ini *pplllaakkk*. Yah cuman ada beberapa kata yang pengen aku katakan yaitu RIVIEW YANG BBUUUUAAANNNYYYAAAKKKKK YA terima kasih!
^^V
