KP: Fic baru, story baru… . Sebenernya udah lama aku nulis fic ini, n lanjutannya pun udah ada. Tapi, sekarang baru kuupload satu chapter dulu buat 'ngetes kehangatan'nya (*kayaq mandi air anget aje~*).
Desclaimer: Naruto bukan punyaku. Itu udah jelas.
Note:
- Di sini Sakura, Sasori, Naruto, dll seusia.
- Fic ini terinspirasi dari dorama Hanazakari kimi no tachi e, or yg versi Indo disingkat jadi Hana Kimi doang. Tapi, isi cerita fic ini sungguh sangat berbeda dgn yg itu.
Warning:
- Gak EYD. So bagi pecinta EYD harap jangan baca nih fic ini sebelum dahi kalian jadi keriput.
- Mengandung Shounen Ai. So buat yang anti shounai n yaoi, mundur aja sana sebelum muntah.
- Banyak yang Out of Character alias OOC. So, buat pecinta sifat-sikap alami Naruto-original, pergi aja dari nih fic sebelum marah-marah.
- Mengandung Fujoshi akut. So, buat yg gak suka Sakura dijadiin Fujoshi n nyamar jadi cowok di sini, klik back aja.
- Mengandung bahasa n kalimat kasar. Buat yang gak tahan ama hal itu... monggo pulang ajaa...
.
.
Chapter 1: Anak baru
.
"Pagi semuanyaaa…" salam seorang pria 27 tahunan. Meski masih 27, rambutnya udah putih semua. "Simpan bola dan gitarnya, buang permen yang ada di mulut, panjangkan celana seragam yang kalian gulung, Pakai lagi jas seragam dan kaus kaki kalian, pasang dasi yang benar, jangan lupa letakkan majalah porno yang kalian bawa ke mejaku sebelum aku sendiri yang ke sana dan menghukum kalian." Katanya, sambil jalan ke podium guru di dalam kelas. "Berhentilah mengeluh seperti itu dan duduk di tempat kalian masing-masiiing..." suruhnya, nyaris datar kayaq robot. Dia udah terlalu sering bilang kalimat yang sama tiap masuk kelas ini sampe-sampe rasanya bosan.
Kelas X-F adalah kelas para siswa yang paling ribut di SMA Suno. Sebuah SMA swasta terkenal di kota Konoha dengan klub-klub ekstrakulikulernya yang 90% juara n mencetak banyak atlet masa depan, plus dikenal juga atas banyaknya cowok keren di dalamnya. Well, sebenernya soal cowok keren itu cuma kebetulan aja pada kumpul di situ. Oh, yang bikin sekolah ini agak berbeda dengan umumnya sekolah yang ada di Konoha adalah sekolah ini merupakan Sekolah-Khusus-Cowok! Di Konoha, cuma sekolah ini aja satu-satunya yang khusus cowok. Selain itu, 100% para siswanya tinggal di asrama yang berada di dalam sekolah itu juga.
Semua siswa di kelas X-F pun pada ngelakuin semua perintah dari Kakashi-sensei tadi, sang guru bahasa inggris yang juga merupakan wali kelas mereka. Beliau termasuk guru yang disegani di sini. Meski sering keliatan ngantuk n males ngurus murid-muridnya, Kakashi terkenal sebagai juara judo yang belum pernah terkalahkan semasa sekolahnya dulu. Ngelawan dia bisa berarti patah tulang.
Oh ya. Ada satu hal lagi yang bikin dia terkenal. Dia nggak pernah terlepas dari masker flu di wajahnya selama bertahun-tahun . Bahkan saat sekolah dulu n bertanding judo pun dia nggak pernah ngelepas tuh masker.
"Hhh…" Kakashi ngehela nafas, panjang. Dia garuk-garuk kepala bentar trus ngeletakkin kedua pangkal telapak tangannya ke sisi meja podium kelas, lalu menatap semua muridnya dengan mata yang selalu ngantuk. "Hari ini, tidak seperti biasanya, kita kedatangan murid baru…"
Para siswa mulai bisik-bisik dengan berbagai ekspresi.
Kakashi ngangkat kedua tangannya sebentar, nenangin. "Sebenarnya aku heran kenapa dia bisa masuk di tanggal-tanggal segini. Tapi, ya sudahlah… bukan urusanku…" Dia pun beralih ke pintu kelas yang masih terbuka, tepatnya ke arah seorang siswa yang ngejongkok sambil mencet hape di sana. "Hey, kau. Masuk." Suruh sang guru.
"Oh?" Siswa baru tadi pun buru-buru berdiri n nepuk-nepuk celana panjang hitamnya, trus ngebetulin posisi jas seragam merah hati n dasi hitamnya, plus ransel hitam-merah dengan lambang harimau kuning khas Suno di bahu kiri. Lima detik kemudian, dia masuk.
Seluruh mata penghuni kelas tertuju ke arahnya.
Kecuali 2 orang. Yang satu duduk di bangku pinggir tengah deket tembok, nggak merhatiin karna lagi tertelungkup di meja alias ngorok. Yang satu lagi duduk paling ujung belakang kanan, deket jendela n keliatan nunduk, gak jelas. Somehow keluar aura hitam dari tubuhnya yang bikin kesan serem. Sang murid baru yang ngeliat itu nelen ludah. Oey, oey, di dunia ini nggak ada yang namanya hantu kan?
"Yak. Silakan perkenalkan dirimu. Nama, apa saja yang kau sukai, apa saja yang kau benci, dan apa impianmu di masa depan nanti." Ucap Kakashi sambil duduk di kursi gurunya.
Sang murid baru ngelempar pandangannya ke para cowok di situ, senyum. Ah, mungkin lebih tepat dbilang nyengir daripada senyum.
Dia lalu maju dua langkah, trus ngangkat kaki kanannya secara terbuka di ujung meja paling depan tengah, . Ransel dilepas, tangan kiri bertolak pinggang, sedang yang kanan ngeletakkin dua jari telunjuk n tengahnya ke sisi dahi.
"Chiaosu! Runoha Sakurai di sini! Salam kenal, everybody!" salamnya, ngelempar dua jari tadi n ngacungin tanda V ke atas, nyengir.
Kelas jadi hening, mematung.
"…"
"… ara?" Siswa baru berambut pink tadi kembali nurunin kakinya. "What's up, guys? Koq pada bengong?" tanyanya, bingung.
"Runoha-kun… " cowok yang mejanya sempat diinjak ma dia mulai ngomong. "… restleting loe kebuka, tuh." Tunjuknya, ke arah boxer putih bermotif ratusan hati merah yang rada nyembul di tengah celana.
"Hah?" Siswa baru tsb langsung nunduk ngeliat restletingnya, kaget. "Uwaaa! Gue lupa nutup habis dari toilet tadiiii!" serunya panik n cepet-cepet berbalik, ngebetulin.
Kelas pun langsung tergelak, rame.
"Hahaha! Untung aja burung yang di situ nggak kabur!"
"Bego loe~! Kalo burung yang itu mah gak punya sayap. Mana mungkin kabur?"
"Kalo rudal sih gak perlu sayap, man!"
"Eh, perlu tau. Walo kecil!"
Kelas pun ketawa lagi.
Che. Dasar cowok. Mentang-mentang nggak ada cewek di sini… ngomong mesumnya 'bebas', deh. Yah, walau soal mesum itu mungkin gue malah lebih parah dari mereka… heheh. batin si murid baru. Hhh… untung aja tadi kebukanya nggak terlalu lebar. Dia pun kembali berbalik ngadep mereka. Sebelum doi sempet ngomong lagi, Kakashi-sensei bangkit dari kursinya. "Maaf, semuanya. Aku lupa membawa absensi." Dia turun dari podium bangku guru menuju pintu. "Aku mau kembali ke ruang guru dulu. Jangan keluar kelas, yaaa…" katanya panjang n datar, sambil melambaikan tangan tanpa membalikkan badan.
"Hey, Sakurai!" seru seorang cowok blonde yang duduk di bangku paling tengah, Dia kini duduk di atas punggung kursi. Kaki kirinya di atas meja, sedang yang kanan ditopangkan di atas paha kirinya tadi ala angka empat. "Jangan-jangan… elo seorang exhibitionism, ya?" godanya. Diiringi oleh suara 'jreng' dari gitar yang dimainin singkat ama siswa lain di sebelahnya. Siswa lain tsb berambut coklat jabrik kayaq si blonde, plus ada tato segitiga merah kebalik di kedua pipinya. Beda ama si blonde yang masing-masing kedua pipinya dihiasi ama tiga buah whiskers.
Sakurai angkat alis ngedenger pertanyaan tadi. Exhibitionism?
Dua detik kemudian dia tersenyum.
"Nggak, tuh" Balasnya, nyengir. "Tapi, gue nih seorang Voyeurism." Kelas pun heboh lagi ama tawa, nganggep becanda.
(KP: Intinya Exhibitionism tuh kelainan yang suka 'buka-bukaan' di depan orang lain. Sedangkan Voyeurism tuh suka melihat alias mengintip 'aktivitas' or tubuh orang lain)
"Hahaha! Loe orangnya asyik juga ya, Sakurai?" Si blonde tadi melompat turun dari bangkunya n jalan menghampiri sang murid baru. "Tapi…" dia menepuk sebelah bahu cowok pink bermata ijo di hadapan. "… kalo elo mau lebih diterima di kelas ini, selama sebulan… loe musti nurut ama perintah kami…"
"…" Meski udah bisa ngeduga apa maksudnya, murid baru bernama Runoha Sakurai tadi tetep nanya: "Maksud loe?"
"Yaaa… kayaq ngebeliin kami roti di kantin… ngebawain tas kami, nyemirin sepatu kami, sekalian nyuciin baju kami di asrama… gitu deh…" sahut sang blonde, santai. N lagi-lagi diiringi ama suara 'jreng' dari teman sesama jabriknya di sebelah. Plus cengiran dari siswa-siswa lain.
"Nice, ketua! Udah lama kita nggak punya babu!" seru para siswa itu. Si blonde yang ternyata ketua kelas X-F cuman ngangkat sebelah tangannya sambil senyum n tutup mata, ngasih isyarat diam.
Hooo? Bullying terhadap murid baru, nih. Sakurai menyeringai dalam hati. Belum taaau mereka siapa gue. Heheh. "Hmmm, boleh aja sih~…" jawabnya, sambil melangkah sampe berhenti di belakang si blonde. "Tapiii… gue harap loe semua nggak nyuruh-nyuruh gue dulu deh beberapa hari ini. Soalnyaaa... gue capek. Mo istirahat dulu."
"Haha! Capek karna pindahan sih biasa. Gak bisa dijadiin alesan di sini!" tawa sang blonde, disambung ama temen-temennya di kelas. Bahkan siswa yang sedari tadi molor pun jadi ikutan bangun karna saking ramenya.
"Wah, wah. Gue capeknya bukan cuman karna pindahan. Tapi karna ngurus ini itu berhari-hari di kantor polisi sampe kemaren. Repot, tau."
Semua jadi hening lagi.
"Kantor polisi? Ngurus apaan loe di situ, man? SIM?" ucap si jabrik coklat, trus metik gitar yang dibawanya 'Jreng~', kemudian dibarengi ma tawa lagi dari yang lain.
Sakurai tersenyum. "Bukan. Gue si udah punya SIM dari 14 tahun. Heheh. Nipu umur~." Aturan punya SIM alias Surat Izin Mengemudi di Konoha adalah musti seenggaknya udah 17 tahun. "Gue di sana bukan ngurus SIM, koq. Gue habis keluar dari penjara. Mangkanya gue masuk sekolahnya baru-baru di tanggal segini."
"Penjara?" Penghuni kelas keliatan kaget, kecuali 'siswa hantu' di pojokan yang diem mulu sambil nunduk dari tadi.
"Bo'ng lu."
"Nggak koq. Gue bahkan sempet minta fotoin diri gue yang dipenjara ma sepupu gue yang lagi njenguk. Plus ama sipir penjara yang udah jadi kayaq temen gue di sana." Cowok rambut pink tadi mencet-mencet hape merahnya sebelum nunjukkin isinya ma siswa di dekat sana.
Si blonde bermata biru yang ternyata adalah ketua kelas di kelas X-F tadi 'ngerebut' hape tsb n ngeliat foto yang ada. Temen gitarnya ikutan nimbrung. Dahi mereka mengernyit.
Di foto itu jelas banget Runoha Sakurai lagi make seragam penjara garis-garis hitam putih di dalam sel tahana kota Konoha. Mukanya dekil, rambut pink pendeknya kusut acak-acakan kayaq baru bangun tidur. Tapi, tangannya sempet-sempet aja ngacungin tanda V ke kamera, meski ekspresinya sayu.
"Gila. Serius, nih?"
Penjara Konoha nggak bisa sembarangan dimasuki orang lain cuma buat have fun aja. Mereka sendiri pernah liat isi penjara Konoha palingan cuman dari TV doang.
"E-emangnya… lu kenapa sampe dipenjara?" tanya salah seorang siswa yang kumpul di situ.
"Nyolong?"
"Habis nabrak orang?"
"Apa habis ngebunuh orang?"
Tebakan terakhir bikin beberapa siswa ngeluarin keringat dingin n ngambil jarak dari cowok berambut pink di situ. Padahal Sakurai keliatan kayaq cowok normal biasa. Penampilan emang nggak bisa dijadiin patokan buat menilai seseorang, ya?
"Oh, bukan. Bukaaan…." Jawab Sakurai seraya merangkul bahu sang ketua kelas, akrab. "Gini… " jelasnya, rada pelan. Tapi cukup buat didengar seisi kelas. "Semua itu berawal dari semasa gue SMP dulu." Dia mulai cerita. "Sejak kelas tujuh, ada seorang siswa cowok yang poppuller banget…" katanya, menekankan kata populer, sambil melambaikan tangan yang gak dipake ngerangkul ke atas. Ngajak para pendengar nyoba ngebayangin. Mata ijonya juga mengarah ke atas.
"Dia pinter olahraga, jago matematika, anak pengusaha, semua murid cewek pada naksir ama dia…" lanjut cowok tadi, bikin para siswa lain pada ngiri ama orang yang diceritain. "Mukanya guanteng puol. Badannya tinggi. Guru-guru pun pada takluk. Wuih~, pokoknya mantep deh orangnya…"
Mulai kedengaran suara-suara geraman kesal, gak suka, n iri di sana. Sakurai nyengir ngedengernya sebelum ngelanjutin. "Naaah~, tuh orang jadi sombong deh karna kepoppullerannya. Gue jadi kesel n pengen ngusilin dia. Wajar nggak, coy?" pertanyaannya barusan langsung disambut dengan 'Wajaaaar! Wajjjar banget!' ama para cowok kelas X-F. Plus 'hajar aja sekalian tuh cowok sombong!' n 'Gue benci banget ama cowok sempurna! Mati aja sana!' dari siswa yang di belakang.
"Jadi… loe ngehajar tuh orang sampe dianya nyaris mati n masuk rumah sakit, sampe-sampe elunya di penjara?" tebak sang ketua kelas yang masih belum lepas dari rangkulan Sakurai. Dia yang tadinya biasa aja, sekarang juga jadi ikut keringetan. "N karna elo masih di bawah umur, elonya cepet dikeluarin dari sana dengan bebas bersyarat, man?" lanjut si jabrik coklat di dekat si blonde tadi.
"Umm, hampir tepat." Cowok berambut pink tadi pindah ke belakang sang ketua, masih merangkul bahunya. "Hanya aja… yang gue lakuin bukan cuma ngehajar dia… tapi…"
Semua pada nelen ludah, nunggu lanjutannya.
Jangan-jangan…
… gak cuma dihajar, tapi juga…
…. dibunuh?
"… tapi …" Sakurai ngambil jeda lagi, bikin yang lain makin penasaran. "… gue juga ngerape dia."
"…?"
"…?"
Sunyi 3 detik.
"WHUAT?"
Semua murid langsung pada nempel tembok kelas, ambil jarak sejauh-jauhnya dari cowok pink tsb. Kecuali si ketua ama temen jabrik coklatnya yang masih megang gitar.
"Hahaha!" tawa sang ketua, ngelepasin rangkulan murid baru dari bahunya buat berbalik n berhadapan. "Bagus banget, Sakurai. Lu bener-bener berhasil bikin anak-anak pada takut. Kebohongan loe hebat banget!" Pujinya, bertolak pinggang. 'Jreng' sambung temen jabrik coklatnya dengan gitar.
"Ini bukan bohong." Ucap Sakurai, santai. Kedua lengannya saling memeluk siku, senyum pede.
"Ja-Jadi…? Loe beneran ngerape tuh cowok?" tanya salah seorang siswa yang nempel tembok.
"That's right." Sahut Sakurai, sambil tetep menatap ketua kelas di hadapan. Cowok blonde yang lagi ditatap jadi ngerasa nggak enak.
"Y-yang elo rape tuh… be-beneran cowok? Bukan cewek?" tanya siswa yang berbeda di belakang.
"Ah-hah." Sakurai ngangguk satu kali, ngeiyain. Mata ijonya nggak beralih dari si pirang di depan.
"Elo… doyan cowok?"
"Yup-yup."
"So… you're a gay…"
"Hell yess."
"EEEEEEHHHH?"
Kelas jadi panik.
"Tenanglah loe semua!" suruh sang ketua. "Dia cuman mo nakutin kita doang, koq. Jangan percaya begitu aja ama apa yang dia bilang!" ucapnya sambil berputar dikit, ke arah semua 'anak buah'nya. Tapi cowok-cowok itu udah terlanjur takut.
"Udah cukup, Sakurai!" sergahnya, kembali ke cowok tadi. Doi mijit dahi sejenak, gusar. "Oke. Oke. Kami nggak jadi ngejadiin loe babu selama sebulan, deh. Karna itu… tarik lagi tipuan loe tadi." Katanya, nyerah. Kalo dibiarin, kelasnya nggak bakal bisa tenang. Yah~, walau biasanya juga nggak pernah tenang, sih.
Para siswa pada ngeliatin ketua kelas mereka, penuh harap. Uzumaki Naruto emang orang yang paling bisa mereka andalkan. Meski ketua kelas mereka ini bukanlah murid yang terpintar atau pun terjago dalam olahraga, dia punya sifat menyenangkan n care banget ama temen-temennya. Oh, dia juga jago berantem (tapi gak gitu jago dalam olahraga macam basket, dsj). Well, walau kadang suka usil n kekanakan.
"Heee? Kayaqnya dari tadi loe gak percaya ama gue…" Si murid baru kembali ngomong.
"Huh. Tentu aja." Naruto, si ketua kelas, kembali duduk ke bangkunya yang rada berantakan karna sempet didepak ama temen-temen kelasnya, yang pada kaget pas lari ketakutan nempel tembok. "Cowok yang loe bilang tadi kan jago olahraga? artinya dia juga kuat. Sedangkan elo? Standar banget n sama sekali nggak keliatan berotot apalagi kuat? Mana pendek, lagi!" Sebenernya Sakurai nggak pendek-pendek amat. Dia cuma lebih pendek dikit dari Naruto yang 166 cm.
"…"
"Trus, gimana caranya elo ngerape jagoan macam dia? Pake obat bius? Ha! Kalo itu sih, kami nggak perlu takut, asal nggak nerima minuman or makanan mencurigakan dari loe aja…"
"Ooooh! Bener juga, ketua!" seru para anak buahnya, tepuk tangan.
"Hooo? Jadi karna itu elo narik kembali 'perintah' loe yang nyuruh gue jadi babu loe semua selama sebulan, buat jaga-jaga supaya guenya nggak lebih bebas masukin 'obat' di makanan loe-loe semua?" Cowok berambut pink tadi tertawa kecil. Ternyata dia bukannya enggak percaya sepenuhnya, tapi nggak mau percaya…
Naruto cuma diam ngeliat dia dengan ekspresi serius. Kedua lengannya dilipat alias disilangkan di depan dada, masih duduk.
"Ahahaha! Duh, gue nggak pake obat koq, Mas~!" ucap Sakurai dengan nada ngeledek. Dia pun maju sampe berada di depan meja ketua kelas X-F.
"Mas-mas-mas… gue bukan Mas loe." Gerutu Naruto, gak suka. "Trus apa? Lu mau gue panggil 'Neng'?" bales lawannya, ketawa lagi. "Maaf ya, Neng?"
Dahi Naruto berkedut.
'Brak!'
Terdengar suara keras dari meja yang digebrak keras ama ketua kelas. "Uzumaki Naruto-sama. Itu nama gue." geramnya, melototin mata ijo cowok rambut pink yang berdiri di hadapan.
"Heee? 'Naruto', kah…?" Sakurai mengelus-elus meja kayu yang digebrak tadi, santai. "Kedengarannya enak." Katanya, inget nama makanan bernama sama yang sering ada di ramen.
"Elo ini… jangan sampe bikin gue kesal, ya?" Naruto jadi marah. Para anak buahnya nelen ludah. Wah, Ketua marah, nih!
Sakurai tetep aja ngelus-ngelus meja sambil tersenyum, ngeledek. Sama sekali nggak keliatan takut! Hal itu bikin Naruto makin kesal. Temen-temennya juga.
Sedetik kemudian Sakurai mengangkat pelan lengan kanannya yang tadi ngelus meja, ke atas. Ujungnya mengepal. Lalu ia pun nurunin kepalan itu ke meja, cepat.
"Syannaroooo!"
"GRAKS!"
Meja tadi pun hancur berkeping-keping. Nggak cuma terbelah doang, tapi beneran ancur! Semua pada terbelalak ngeliatnya. Apalagi sang ketua kelas yang tepat duduk di depannya. Doi terdiam gak bergerak saking kagetnya!
"He-hey… itu kan meja kayu dari pohon Oak?"
"… kayu Oak merah sekeras itu sampe bisa ancur?"
"Gila tuh si Runoha Sakurai… padahal badannya sekurus itu, tapi punya tenaga gorilla."
Mereka pun mulai bisik-bisik. Sementara yang diomongin cuman mengecup tinjunya yang habis dipake ngancurin meja, sama sekali gak terluka.
"Na-Naruto-man…" Temen jabrik coklatnya pengen menghampiri, tapi Sakurai keburu mendahului. Bikin cowok tadi terhenti, takut.
Cowok berambut pink tsb kembali merangkul Naruto. "Heheh… biar keliatannya gini… gue luar biasa kuat lhooo. Itu semua berkat guru Martial Arts pribadi gue… ." ucapnya, setengah berbisik. "Gue ngerape korban SMP gue waktu itu bener-bener tanpa obat. Gue cuman ngegunain tenaga gue sampe bikin dianya nggak bisa gerak." Dia pindah bentar ke hadapan sang ketua kelas X-F, agak nunduk supaya wajah mereka sejajar (Naruto masih duduk). Dia lalu mengangkat dagu cowok pirang tsb, bikin mata mereka bertatapan. "Sekarang percaya kan kalo gue emang bisa ngelakuin itu?"
"…." Beberapa tetes keringat mengalir dari kening Naruto. Temen-temen sekelasnya pada nelen ludah sekali lagi, gugup. N mereka semua makin dibikin cengo pas ngeliat Sakurai yang kini lagi mengendus Kepala ketua mereka.
"Nga-ngapain, loe?" Naruto mulai bergerak mo bangkit. Tapi, cowok tadi mencengkram kedua bahunya, cukup keras sampe bikin doi memicingkan mata. "Sssshh~, bentar…" desis Sakurai, setengah berbisik. Beberapa detik kemudian, dia kembali ngambil jarak. Tapi, kedua tangannya masih nahanin bahu sang ketua kelas. "Hmm, gue suka aroma khas badan loe…" pujinya, senyum. "So sweet, tau nggak?"
Semuanya langsung ber-Ha?, bingung.
"Rambut pirang loe… ngingetin gue ama warna permen jeruk. Biasanya warna ini rasanya manis banget, lho." Katanya, ngelus rambut blonde Naruto yang ternyata cukup lembut buat dipegang meski keliatannya jabrik gitu. Hmmm… so… jabrik ini jabrik alami, ya? Bukan jabrik karna pake gel. Pantesan lembut.
"Mata loe…" jempolnya mulai bergerak ke bagian kulit di bawah mata cowok tsb, natap mata biru yang ngeliat dia dengan pandangan tajam plus bingung. "… kayaq permen mint dengan tetesan biru di dalamnya (*Golia*). Manis n pedas."
"… hey-!"
Sakurai lalu ngelus pipi n leher Naruto pake punggung jari, bikin orangnya jadi merinding n nggak jadi ngomong. "Kulit loe… kayaq campuran madu n coklat. Mmm~…"
"…?"
"Trus terang aja. Ngeliat elo bikin gue ngiler. Gue jadi penasaran apa rasa loe juga semanis keliatannya." Tanpa diduga-duga oleh semua orang yang ada, siswa baru tadi narik dasi hitam sang ketua yang rada longgar, terus ngejilat n ngegigit lembut lehernya!
"Whoaaaa!" Tentu aja Narutonya langsung freaks-out! Doi otomatis ngedorong Sakurai, menjauh. Cowok pink tadi nyengir n ngebiarin aja dirinya didorong.
Naruto yang kini berdiri di sebelah temen jabriknya keliatan ngos-ngosan sambil megang leher yang habis digigit. Doi menatap tuh orang dengan pandangan horror. Gitu juga ma para siswa yang lain.
Sakurai maju selangkah ke arah sang ketua, tapi si jabrik coklat di sebelahnya langsung maju melindungi seraya ngacungin gitar kayaq megang samurai. "Ja-jangan mendekat!"
"K-Kiba…?" Naruto keliatan rada kaget. Soalnya kalo dibanding dia, sobat dekatnya itu lebih penakut. "Bi-biar elo ku-kuat banget, man… elo pasti bakal kesakitan juga kalo sampe kena pukul ama nih gitar!" ancamnya, sama sekali nggak nakutin.
"Jangan. Ini kan gitar kesayangan loe?" cegah sang ketua, berusaha ngambil balik benda tsb. Tapi, cowok jabrik satunya yang bernama Kiba tetep bersikeras. "Gitar bisa diganti, tapi elo nggak bisa diganti. Itu udah jelas, man!"
Wajah Sakurai merekah ngedenger kalimat itu.
"Hiiiint!"
'JEPRET!'
Dia berseru sambil motret mereka berdua pake hape merahnya, cepat.
"Hint?" ulang yang lain, gak ngerti.
"Oups…" Murid baru tadi kembali tegak n berdehem. Duh, kebiasaan nih! Tiap kali liat hint yaoi, guenya langsung tereak gitu deh. Dia geleng-geleng kepala keras sebelum kembali fokus ke dua sekawan di hadapan. Tapi… mereka ini… . Mata ijonya ngeliat dua cowok tsb, gantian.
Naruto n Kiba jadi merinding diliat kayaq gitu n tanpa sadar mundur dua langkah dari tuh orang.
… mereka berdua sama-sama Uke-type!. Terdengar suara helaan nafas kecewa dari Runoha Sakurai. Aaaah! Mana seru kalo uke x ukeeee!. Dia mengacak-ngacak rambut pink pendeknya, gusar. Bikin orang-orang yang nggak gak tau isi pikirannya jadi makin dibikin heran.
"Bisa jelaskan ada apa ini?" suara bernada boring dari Kakashi-sensei di ambang pintu spontan ngerebut perhatian mereka.
KucingPerak
"Bagus… bagus banget, Sakura…". Puji sang murid baru kelas X-F ke dirinya sendiri. "Baru masuk tapi udah dihukum… sip banget. Gue emang 'hebat'." Dia lalu bersin tiga kali n memeluk kedua bisepnya, kedinginan. Sekarang emang lagi musim dingin, sih.
"Heh. Rasain loe." Ledek Naruto, yang tanpa disadari udah ada di dekatnya. Kiba n beberapa teman sekelasnya juga pada ikutan nyamperin sang murid baru yang lagi dihukum berdiri dekat tiang bendera tsb. Sekarang udah jam istirahat pertama, so murid-murid emang bebas ke mana-mana.
Sakurai yang ngedenger suara itu segera ngelirik ke samping, di mana Naruto n the gank datang nyamperin. "Ah? Naru-candy, toh? Karna loe ada di sini, berarti udah waktunya istirahat, ya…?" katanya, seiring dengan murid-murid dari berbagai kelas yang juga pada mulai keluar (Kelas X-F keluar duluan). Dia dihukum berdiri sampe waktu istirahat pertama, so sekarang dia juga bebas deh.
"Na-Naru-cand- What the hell?" Naruto jadi protes atas panggilan baru tadi.
"Habisnya… 'warna' loe manis." Sahut cowok pink tadi nyantai sambil membalikkan badannya ngadep mereka semua, nyuekin protesan sang ketua kelas yang makin menjadi. Mata ijonya lalu teralih ke si jabrik coklat yang dari tadi keliatan selalu bareng Naruto. Hmmm, kalo gak salah… namanya Kiba, gumamnya. Inget ama Naruto yang tadi sempet manggil dia gitu di kelas.
"Hai, Kiba-choco. Loe side-kick nya Naru-candy, ya?" tanyanya, ngejongkok. Mengistirahatkan kakinya yang kecapekan berdiri terus dari tadi. (side-kick= partner/ tangan kanan)
"Kiba-choco?"
"Kiba itu nama loe, kan?" Sakurai angkat alis n miringin kepalanya dikit. "Karna loe kesannya kayaq chocolate, makanya gue panggil elo Kiba-choco. So sweet, kan?"
"Jangan seenak perut nyebut nama orang pake sebutan aneh!" Tuding Naruto, berdiri di antara Kiba n Sakurai yang masih ngejongkok kayaq preman.
Sakurai menatap mata biru cowok tbs, lama.
Beberapa detik kemudian, dia pun tersenyum sinis. "Heeeh? Gue kira karna kejadian di kelas tadi elonya bakal takut ama gue n kabur. Ternyata masih berani nyamperin n berdiri sedekat ini ma gue. Saluuut~…" katanya, bertepuk tangan sendiri lima kali.
"Itulah kenapa gue emang sengaja nyamperin elo. Supaya elonya nggak mikir kalo gue takut n kabur." Jawab sang ketua kelas X-F, serius. "So what kalo loe punya tenaga kingkong n bisa ngancurin meja dengan sekali pukul? Belum tentu juga tekhnik n kecepatan loe bagus. Asal gue bisa ngehindarin serangan loe, gue belum kalah!"
"Sooo…? Ceritanya sekarang nih loe mo nantangin gue berantem, huh?"
Naruto nggak njawab. Tapi, mimik wajahnya bilang 'iya'.
Sakurai mendongak menatap muka serius itu, diem. Trus mata ijonya bergerak ke Kiba n beberapa anak kelas X-F lain yang berdiri di sisi kanan n kiri belakang Naruto.
Gak lama kemudian doi nunduk n tertawa kecil.
"Hey! Apanya yang lucu!" Naruto jadi tersinggung nerima reaksi tsb. Doi sampe mencengkram n menarik kerah jas seragam yang dipake Sakurai, memaksa berdiri dari posisi jongkoknya. "Ah, enggaaak~…" sahut yang dicengkram, tetep nyantai like always. "Gue cuma kepikiran kalo elo jadi berani gini karna temen-temen loe ada di sini…"
"Hah?"
"Kalo mereka nggak ada or seenggaknya nggak nemenin loe ke sini, apa loe masih berani nantangin gue? Wahai Naru-candy?"
Dahi Naruto berkedut, kesal. "Tentu aja gue berani!"
"Ah, masa iya?"
"Iya!"
"Hahaha! Dasar herbivora…" Sakurai ketawa lagi, masih ngebiarin Naruto mencengkram jasnya.
"Herbivora?" cowok blonde tadi keliatan bingung sekilas. "Kurang ajar! Loe mo ngehina gue kayaq binatang pemakan rumput?"
Sakurai tersenyum ngegeleng sebelum ngejawab. "Herbivora biasanya suka ngumpul alias bergerombol. N umumnya mereka bukan tipe penyerang…."
"…?" Nih orang ngomong apa sih?
"Mirip ama loe, kan? Cowok yang punya sifat herbivora adalah cowok uke…"
"Uke? Apa itu?" Naruto nggak ngerti. Reaksi n ekspresi polios itu bikin si Sakurai ngakak lagi. "Ano… ketua…" Salah satu temen sekelasnya yang berdiri di belakang n maju njelasin arti uke ke telinga ketua kelasnya tsb, berbisik.
Beberapa detik kemudian…
"Uapwaaaa?" Naruto ngelepasin cengkramannya n ngedorong Sakurai, kasar. "Hoy! Gue bukan gay!" marahnya.
"Heheh. Gue tau…." Cowok berambut pink tadi ngebetulin jas seragamnya bentar. "Tapi lu tau, nggak…?" Dia kembali mengarahkan mata ijonya ke Naruto, kali ini disertai seringai yang bikin bulu kuduk cowok-cowok di situ merinding. "Gue paling doyan ama cowok straight kayaq loe…" ucapnya, angker. Suaranya pun kedengeran lebih berat daripada ringan kayaq sebelum-sebelumnya.
Sang ketua kelas nelen ludah, keringetan lagi. Kiba megangin gitarnya makin erat, bersiap ngegunain itu buat mukul kalo-kalo si Sakurai berani macam-macam ama sobat baiknya.
"Weeellll…? Masih berani nantangin gueee…?" tantang si murid baru, masih dengan suara yang sama.
Kedua alis pirang Naruto menegak. "Te-Tentu aja. Gue nggak takut ama loe!" Gue nggak boleh ketipu ama aura seremnya. "Kalo gue menang, elo musti keluar dari kelas X-F!" tunjuknya, cepat.
"Hmm…? Emangnya segampang itu kalo mo pindah kelas?"
"Asal elonya mau, Kepsek pasti gak masalah. Selain itu, kami juga nggak suka ama kehadiran loe di kelas kami!" ucapan Naruto dibarengi ama anggukan setuju dari temen-temennya. "Kami semua mau elo keluar dari X-F!"
.
.
Bersambung
KP: Ah, buat yg nungguin n nuntut terupdatenya ficku yg lain 'Hero apa Heroine?', just shut up okay? Pusing juga nih nerima PM n review yg bernuansa sama (aka minta diupdatenya HaH). Rasanya kayaq ditanya 'Kenapa-kenapa' mulu dari anak kecil (Reader: Nggak semua dari kami tuh anak kecil, tauk!). Lama-lama jadi sebel, kan?
Sbenernya skarang diriku lagi badmood bcoz of my bestard friend (bestard: istilahku buat nyebut bestfriend yg bastard). Mana kucing hitamku ilang, lagi. Stresss!
Bocoran buat chapter 2:
Sasori angkat alis, ngeliat dia yang keliatan rada takut itu. Cowok ini pun tersenyum, mo nenangin. "Nggak usah takut, Dei. Soal dia yang rapist itu pasti bohong…"
.
"Lebih baik bikin mereka takut n rada ngejauhin gue. Soalnya kalo gue terlalu deket ama mereka, resiko peyamaran gue ketahuan bakal lebih gede. So smart, kan?" jelas Sakurai alias Sakura, ceria. "Nggak! Elo gila!" sahut Sasori, cepat. "Gue mau pindah kamar." Dia bangkit berdiri n bergegas menuju pintu. "Gue nggak mau sekamar ama cewek jadi-jadian macam loe." Dia berbalik bentar sambil ngedeath glare tuh cewek. "N gue bakal laporin soal ini ke sekolah biar elo langsung dikeluarin."
"Waah? Nggak bisa gitu, dong." Sakurai menyeringai n berputar-putar di kursi belajarnya yang emang bisa muter 360 derajat. "Tau nggak? Rahasia besar loe ada di tangan gue, lhoo… Saso-chan~." Kalimat barusan sukses bikin Sasori gak bergerak. "A-apa?"
.
Oh ya, sekedar info buat chap2 depan lagi:
- Nama SMA Suno kuambil dari Suna-Konoha.
- Runoha Sakurai. Runoha dari Haruno (yang dibalik-balik), n Sakurai dari nama seiyuu alias pengisi suara Sasori, yaitu Takahiro Sakurai.
- 'Chiaosu' (chiao n osu) itu salam khusus Reborn dari KHR.
- Kepsek SMA Suno is Gaara. Heheh…
- Deidara n Ino saudara kembar fraternal.
- Itachi rekan lama Gaara (just friend).
- Kyuubi siswa berandal yang suka bolos.
.
See you!
