Ini fanfic pertama saya :D silahkan di nikmati dan jangan lupa di preview :)
-peperangan melawan pemberontakan Miraz telah usai. Kedukaan menyelimuti seluruh Narnia karena salah satu dari Raja mereka tewas dalam peperangan.
BAYANGAN DI DANAU
Hal pertama yang Edmund Pevensie lihat ketika ia membuka matanya adalah langit biru luas dengan awan putih sebagai penghiasnya. Ia terbaring terlentang di atas rerumputan hijau luas dengan pohon-pohon lebat dan besar yang berdiri kokoh di tepian padang rumput hijau tersebut. Ia mengerjapkan matanya sesekali karena masih kaget dan tidak tahu kenapa ia bisa sampai disini. Seingatnya, beberapa saat yang lalu ia masih berada bersama Peter, Susan, Lucy dan Caspian ditengah medan perang melawan Miraz yang melakukan pemberontakan untuk merebut kembali menduduki kursi Raja di Narnia.
Satu-satunya hal yang ia ingat adalah ia baru saja terpeleset dan tertarik menjauhi tempat ia berada sebelumnya, Narnia. Ia melihat kilatan-kilatan cahaya yang bergerak cepat disekelilingnya dan garis-garis biru diantara tanah dan langit lalu setelah itu ia tidak ingat apapun. Edmund masih terbaring di tanah dan berusaha mengingat apa yang telah terjadi padanya namun ia tidak berhasil mengingat apapun. Ia memutuskan untuk bangun dan mencari saudara-saudaranya dan Caspian. Ia mulai berjalan menyusuri padang rumput namun ia tidak melihat apapun sampai ia memasuki hutan rindang yang sejuk.
"Lucy!Susan!Peter!Caspian!"jerit Edmund ketika ia berada di tepi hutan.
"Mereka tidak disini, Edmund"sebuah suara yang amat Edmund kenal menjawab dari belakang.
Edmund berbalik badan lalu ia melihat sosok yang amat ia kenal. Seekor singa yang berbeda dari singa lainnya, "Aslan" kata Edmund dengan terkejut.
" Ya, Edmund"Aslan mengangguk lalu berjalan mendekati Edmund yang berdiri membeku di tempatnya.
"Dimana yang lain, Susan, Lucy, Peter dan Caspian?"tanya Edmund"Perang sudah usai, ya?"
Aslan menatap Edmund dengan tatapan sedih membuat Edmund merasakan ada sesuatu yang salah saat itu, "Belum, Putra ku. Perang belum usai"
"Kalau begitu aku harus kembali ke mereka dan menolong mereka"Edmund berbalik lalu mengambil langkah meninggalkan Aslan.
"Kau tidak bisa kembali ke Narnia, Raja Edmund"seru Aslan dengan sedikit nada sedih di suaranya.
Langkah Edmund terhenti kemudian ia menoleh ke Aslan dan menatap Raja Agung Narnia itu dengan heran, "Apa maksud mu?"
"Tidak kah kau ingat dengan apa yang telah terjadi?"tanya Aslan pada Edmund.
Edmund menggeleng, "Apa yang terjadi?"
Aslan tidak menjawab namun ia berjalan melewati Edmund menuju sebuah danau lebar yang berada di tepi hutan itu. Edmund mengikuti Aslan, ia berjalan di samping Aslan sampai akhirnya Aslan berhenti di tepi danau lalu ia menatap Edmund kemudian menunduk ke arah danau dan menyentuh permukaan danau itu dengan kaki depannya.
Sesaat setelah Aslan menarik kaki kanannya dari danau, permukaan danau itu bergelombang pelan kemudian kembali datar dan ketika permukaannya menjadi datarlah tiba-tiba muncul sosok Peter dengan wajah yang terluka. Edmund menahan nafas karena kaget namun tidak berkomentar karena terlalu kaget. Ia melihat Peter berlari sambil mengayunkan pedangnya ke arah prajurit Miraz dan menusuk mereka hingga mati sementara itu ia melihat Susan menunggangi seekor kuda sambil terus membidik para prajurit Miraz, ia melihat Caspian berada tidak jauh dari Peter, Caspian sedang berhadap dengan seorang prajurit yang membawa dua pedang dan prajurit itu menyerang Caspian dengan membabi buta. Edmund mencari sosok Lucy dan melihat Lucy berada di Cair Paravel bersama beberapa faun , Lucy duduk dengan raut wajah khawatir sambil sesekali menangkupkan tangan dan berdoa.
Edmund tercengang di samping Aslan ketika melihat sosok dirinya sendiri berada di medan perang melalui danau tersebut. Edmund menatap Aslan dengan tatapan takut namun Aslan tidak menatapnya dan tetap menatap danau tersebut. Edmund melihat dirinya sendiri melompat ke punggu griffin lalu membidik prajurit yang berada di tanah dengan harpoon yang ia bawa lalu griffin itu membawa dirinya turun dan ia pun melompat dan berlari ke arah Caspian.
Tangan Edmund gemetaran, ia meremas tangan kanannya dengan tangan kiri, tubuhnya gemetar melihat danau itu. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Ia melihat dirinya bertarung melawan prajurit yang membawa dua pedang tadi bersama Caspian. Caspian berusaha melindungi Edmund agar tidak dilukai oleh prajurit itu dengan mengalihkan seluruh perhatian si prajurit pada dirinya dan memberi isyarat ke Edmund agar menyerang prajurit itu dari belakang. Ketika Edmund hendak menghujamkan pedangnya ke punggung prajurit tadi tiba-tiba saja prajurit itu membalik badannya lalu menghujamkan salah satu pedangnya ke perut Edmund membuat dirinya mengejang sesaat lalu tumbang ke tanah.
Kaki Edmund gemetar ketika melihat kejadian itu dari danau kemudian tanpa sadar ia jatuh bersimpuh di tepi danau. Aslan tidak bergerak untuk menyuruhnya berdiri dan terus menatap danau itu.
Edmund mendengar jeritan Susan dari danau itu dan melihatnya berlari ke arah tubuhnya yang terbaring kaku di tanah. Di sisi lain ia melihat Peter membunuh Miraz lalu mengejar Susan sementara prajurit Miraz yang lainnya berlarian berusaha menyelamatkan diri ketika sosok Aslan muncul dan bersiap untuk mengenyahkan mereka semua. Peter langsung membawa tubuh Edmund ke Cair Paravel untuk segera di obati, ia menatap Caspian sejenak dan dari tatapannya Edmund bisa melihat kemarahan dan kekecewaan yang jelas.
Edmund melihatnya Lucy menyambut Peter, Susan dan Caspian di depan gerbang Istana dan menjerit ketika melihat tubuh Edmund terbujur kaku di punggung seekor griffin. Ketika seorang tabib mendekati tubuh Edmund suasana jadi hening dan semua orang terdiam sampai beberapa saat kemudian tabib itu berdiri mundur lalu menatap Peter, Susan, Caspian dan Lucy lalu ia menggelengkan kepala. Sesaat setelah tabib itu menggelengkan kepalanya, tangis Lucy dan Susan meledak sementara Peter menatap tubuh Edmund yang terbujur kaku lalu mengalihkan pandangan ke Caspian yang berdiri di belakang.
"Aslan"kata Edmund pelan dengan suara bergetar"Apa maksud semua ini?"
"Kau akan tahu nanti, Putra ku"Aslan menjawab dengan suara datar.
Edmund kembali melihat ke danau. Ia melihat Peter, Susan, Lucy dan Caspian.
