Silahkan berikan vote apakah fict ini akan dijadikan M-Preg atau hanya sekedar NaruSasu biasa.? Gue masih bingung dengan kelanjutan fict ini.

Mungkin fict ini akan segera di update setelah gue lepas dari kesibukan dan ujian..

Wanna know the next? Just give me a reason, just a little review..

Thank you!

Hm~ gue gak tau mau bikin Author Note seperti apa..

Yang jelas, fict ini bukan bacaan untuk para bocah yang masih dibawah umur.. Gue bikin fict ini sebagai pelepas rasa frustasi karena pengen baca fict NaruSasu..

Karena ini fict NaruSasu Lemon pertama(?) gue, jadi maklumin aja kalau ada banyak kesalahan..

Gue bikin fict ini tanpa mendapat profit apapun, so sebagai seorang readers yang baik dan berhati mulia, bukankah tidak ada ruginya bila Readers-sama memberikan pendapatnya berupa review atas hasil karangan gue ini?

Tapi, gue gak butuh 'flame kasar' yang menyinggung warning yang udah gue sebutkan di bawah.. jadi, gunakanlah bahasa yang cukup baik bila Readers-sama ingin memberikan flame atas fict buatan gue ini..

Oke.. Selamat Membaca!

...

You're Mine.! : Kucabara Aoi

Disclaimer : Masashi Kishimoto own for the character, but the story belongs to me.

Rated : M (For 'Many' Thing)

Warning :Author Newbie, Cerita GaJe, Out Of Chara, Alternate Universe, YAOI, VIOLENCE, LIME, LEMON,Romance, Drama, TYPO, and many more.

Main Pair : NaruSasu

...

UDAH LIAT WARNING DAN AUTHOR NOTE DI ATAS.?

BAGI YANG BERKEBERATAN,

GAK USAH BACA, SILAHKAN TEKAN TOMBOL BACK.!

THANK'S.!

...

CHAP 1

.

"Kyaaa! Naruto-sama!"

"Kakkoi, Papa~"

"Aaah~ lihat aku, Naruto-sama!"

"Naruto-sama! Kau sangat 'Hot' seperti biasanya!"

"Kyaa! Papa, ohayou!"

.

Berbagai teriakan tidak jelas dari para penggemar Naruto, bergema di seluruh halaman depan sekolah ketika Naruto baru saja menjejakkan kakinya di halaman.

Naruto yang baru sampai disekolah langsung disambut dengan tatapan 'lapar' dari para gadis serta para uke yang menatap intens ke arahnya.

Bagaimana tidak 'lapar' jika kau disuguhi oleh pemandangan seorang pemuda berambut blonde acak-acakan yang terkesan liar serta badan tegap yang terkesan sangat maskulin?

Iris biru-nya menatap kesana-kemari demi menemukan sosok sang tunangan yang sudah bersamanya sejak kecil.

.

"Ohayou, dobe!" sebuah tepukan pelan di bahu serta panggilan dari suara yang sangat familiar baginya, membuat Naruto membalikkan badannya untuk melihat sang tunangan yang baru saja menyapanya.

Naruto tersenyum lebar hingga matanya menyipit. "Ah! Ohayou, Sasuke-chan!"

Bletak!

"Baka! Jangan pernah memanggilku sepeti itu, bodoh!" wajah Sasuke memerah karena kesal akibat panggilan Naruto.

"Itte‒ kau kejam sekali, Sasuke-chan! Memangnya kenapa kalau aku memanggil tunanganku dengan sebutan –chan?!" Naruto sedikit mengusap kepalanya yang sakit akibat jitakan Sasuke.

"Sudahlah~" Naruto memeluk pinggang Sasuke dan menyeret pemuda tersebut agar berjalan beriringan dengannya. "Seharusnya kau pergi kesekolah bersamaku! Biar tidak ada serigala yang mengganggu mu, my cutie little kittie."

"Yak! Naruto!"

"Sasuke-koi~"

"Aaah~" Sasuke mendesah pelan karena hembusan nafas hangat Naruto yang menerpa bagian dalam telinganya. "Jangan menghembuskan nafas di telingaku, baka! Kau ini sangat menyebalkan, Naru." Sasuke sedikit memberontak dari pelukan Naruto.

Naruto makin mengeratkan pelukannya pada Sasuke agar tidak terlepas. "Ha'i! Ha'i! Mari kita ke kelas sekarang, Koi."

Sasuke hanya menurut dengan tingkah Naruto yang suka seenaknya itu.

.

Sesampainya di kelas, kedatangan Naruto dan Sasuke disambut dengan berbagai seruan serta panggilan dari hampir seluruh teman sekelas mereka.

"Ohayou, Papa!"

"Ohayou Mama-Papa!"

"Ohayou!"

"Papa! Mama! Ohayou~"

"Ohayou!"

Tayuya, Ino dan Sakura yang tadinya bergosip-ria, langsung menghampiri Naruto dan Sasuke yang baru saja duduk di kursi milik mereka. "Ohayou, Naru-Papa! Ohayou, Sasuke-Mama!" teriak keduanya.

"Ohayou, girls!" Naruto tersenyum lebar menanggapi panggilan para temannya tersebut.

Sasuke yang duduk di sebelah Naruto kini menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan para penghuni kelasnya. "Kalian semua semakin lama semakin gila, ya? Sejak kapan aku punya tujuh belas orang anak seperti kalian ini? Lagian, kenapa aku yang harus jadi Mama sedangkan si dobe ini jadi Papa, hah?!"

Sakura, Ino dan Tayuya saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya tertawa kencang.

"Ahahahahahaha! Pertanyaanmu itu sangat lucu, Sasuke-chan!" Sakura menghapus air mata tawa yang menggenang di sudut matanya.

Dengan wajah sok innocent, Ino menunjuk wajah Naruto kemudian menunjuk wajah Sasuke. "Benar! Papa sangat maskulin sedangkan Mama sangat imut! Apa yang Mama harapkan?"

"Hei!" Sasuke berteriak tidak terima akan jawaban kedua gadis tersebut.

Tayuya yang sudah berhenti tertawa kemudian menepuk pelan pundak Sasuke. "Sudahlah~ cemberut di pagi hari akan membuatmu cepat tua, Sasuke-chan!"

"Berengsek kalian semua!"

"Ssst! Jangan mengumpat di depan anak-anak, koi~" Naruto menarik leher Sasuke kemudian mengecup ujung bibir pemuda tersebut.

"Aaargh!" Sasuke mengusap keras bagian wajahnya yang baru saja dikecup Naruto. "Yak! Naru-dobe! Apa-apaan kau?!"

Ino dan Sakura melompat-lompat kecil. "Kyaaa! Papa sangat romantis!"

"Tanggung! Lain kali, lakukan French Kiss, Papa!" protes Tayuya.

"Ini dia! Pasangan paling 'Hot' di kelas kita! Pasangan yang penuh semangat masa muda!"

"Yoo! Lee~"

Naruto dan Lee saling melakukan tos seperti biasanya.

"Ahaha! Kau selalu mesra dengan Sasuke, ya?"

"Begitulah, Lee~"

Shikamaru dan Kiba yang sedang bermesraan di sudut kelas mulai merasa terganggu.

"Mendokusai! Suara berisik kalian itu sangat mengganggu!"

Naruto melihat ke arah Shikamaru dan Kiba yang sedikit acak-acakan.

"Gomen, Shika! Lanjutkan saja kegiatan kalian yang menghasilkan desahan menggairahkan itu. Jangan lupa, berikan aku keponakan yang lucu-lucu!" Ucap Naruto dengan santai.

"Brengsek kau, Naruto!" pekik Kiba. Wajahnya memerah akibat malu atas ucapan Naruto.

"Ahaha!" Naruto tertawa keras saat melihat Shikamaru yang kembali menyerang Kiba.

Neji yang duduk di depan Naruto memilih untuk berbalik agar bisa menyapanya. "Naruto, kau juga selalu bertingkah romantis bersama Sasuke."

"Apa maksudmu dengan 'romantis', Hyuuga!? Kau juga jangan asal bicara seperti si dobe dan si ulat hijau ini!" dengan sinis, Sasuke menanggapi ucapan Neji.

"Ahahahaha!" tawa Naruto, Lee dan Neji pun pecah akibat mendengar ucapan Sasuke.

"Pantas Naruto suka sekali menggodamu, Sasuke! Kau ternyata cukup manis saat cemberut."

"Benar, kan?!"

"Benar sekali, Neji-Naru!" jawab Lee.

"Dasar kalian ini baka-aho-dobe!" Sasuke pun mengacuhkan ketiganya.

Setelah puas tertawa, Neji dan Lee memilih untuk kembali duduk dengan damai di kursi masing-masing. Mereka tidak mau terkena sambitan buku atau sepatu dari Sasuke karena terlalu banyak menggodanya.

Lee duduk di kursinya yang terletak di belakang Sai. Sedangkan Sai duduk berdampingan dengan Shino di bagian terdepan kelas. Mereka lalu terlibat pembicaraan absurd tentang kiat-kiat melatih taijutsu terhadap serangga dan tentang lukisan serangga yang baru dibuat oleh Sai atas perintah Shino tadi malam. Sedangkan Neji lebih memilih untuk mengamati Gaara yang membaca Novel dalam diam.

Begitu meja Naruto menjadi sepi, karin kemudian berjalan mendekat ke arahnya. "Papa! Kau sudah menyelesaikan tugas biologi dari Orochi-sensei?" Karin tersenyum manis ke arah Naruto yang disambut dengan senyum charming andalan Naruto.

"Apa kau mau melihat jawabannya, Karin?"

"Ha'i!"

"Aku juga ingin lihat!" seru Ten-ten, Muku, Ryuuzetsu dan Chouji.

"Ini dia, kids!"

"Arigatou, Papa!"

"Arigatou, Naru-Papa!"

"Thank's, Naruto!"

Ten-ten, Karin, Chouji, Muku, dan Ryuuzetsu langsung mengambil buku tugas Biologi yang diberikan oleh Naruto untuk segera menyalin jawabannya.

Naruto tersenyum puas ke arah teman-temannya yang sedang menyalin tugas, sedangkan Sasuke menghadiahi tatapan sinis ke arah Naruto.

Sedikit heran, Naruto mendekatkan diri ke arah Sasuke. "Ada apa? Kenapa menatapku begitu? Kau membuatku 'lapar' dengan tatapanmu, koi~" dia menjilat bibir bawahnya dengan gaya sensual, berusaha untuk menggoda Sasuke.

Wajah Sasuke memerah menahan malu akibat tingkah Naruto. "Kau terlalu memanjakan mereka, Naru!" pekik Sasuke.

Dengan siku yang diletakkan di meja, serta kepalan tangan kiri yang menopang wajahnya, Naruto kemudian menatap santai ke arah Sasuke yang duduk disebelah kanannya. "Aku hanya tidak ingin kalau mereka mendapatkan hukuman dari Orochi-sensei karena tidak mengerjakan tugas darinya."

"Tapi kau selalu memberikan contekan kepada mereka! Setiap hari!"

"Jangan terlalu kejam pada mereka, Sasuke-chan!" Naruto sedikit mengusap sisian wajah Sasuke dengan tangan kanannya.

"Naru!"

"Haah~" Naruto berdiri kemudian berdiri lalu berseru kencang agar didengar oleh semua temannya yang ada di kelas. "Kids! Kalian sudah dengar apa yang dikatakan oleh Mama, kan? Mulai besok, aku tidak akan memberikan contekan lagi. Bagaimana menurut kalian?"

"Papa! Jangan begitu~"

"Apa?! Tidaaak! Cuma Papa yang bisa kami harapkan!"

"Jangan begitu, donk!"

"Huwaa~ kejam sekali! Bagaimana kami akan selamat nantinya?!"

"Sorry, kids! Mana mungkin aku menolak permintaan my little kittie yang sedang marah seperti ini? Bisa-bisa aku tidak akan mendapatkan 'jatah' lagi darinya."

"Apa?!"

"Wuah! Kalian sudah sampai tahap 'itu', ya?"

"Kyaaa! Sebentar lagi, kita akan mendapatkan adik yang lucu dari Mama dan Papa!"

"Omedetou, Mama-Papa!"

"Naru! Jaga ucapanmu, dobe!" dengan kesal, Sasuke menginjak kuat sebelah kaki Naruto.

"Aaargh! Sakit, Sasuke!"

Sasuke berdiri sambil berkacak pinggang. Sebelah tangannya kemudian menunjuk tepat ke wajah Naruto dengan jari telunjuknya. "Makanya, jangan bicara bodoh seperti tadi!"

"Mama, jangan bertengkar dengan Papa, donk!" seru Shion. "Kami mencontek cuma sampai akhir semester ini, kok!"

"Benar! Jadi Mama tidak perlu cemburu lagi!"

"Papa 'kan sudah sangat baik~"

"See? Kau dengar sendiri jawaban mereka, Sasuke-koi?"

"Kalian semua memang seenaknya saja!" Sasuke kembali duduk di kursinya dengan wajah cemberut. Kedua tangannya dilipat di depan dada sedangkan bibirnya mengerucut lucu.

"Yes, Mama!" jawab seluruh murid di kelas.

"Hu-uh!"

.

Disaat seluruh teman-temannya sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, Naruto kembali mengajak Sasuke berbicara. Kali ini Naruto menatap Sasuke secara serius.

"Kenapa kini kau selalu marah-marah, Uchiha? Padahal dulu, kau tidak pernah marah-marah seperti sekarang ini. Ada apa sebenarnya?"

"Aku lelah, Naruto! Kau selalu bersikap berlebihan bahkan saat disekolah. Bagaimana kalau suatu hari nanti, aku jatuh cinta pada seseorang dan dia tidak menerimaku karena dia menganggap bahwa kita memiliki hubungan khusus?! Fikirkan itu, Naruto!"

"Hei! Kau fikir aku akan membiarkan seseorang merebut-mu dariku? Tidak akan! Lagipula, kita memang memiliki hubungan khusus! Kita ini sudah bertunangan!"

Sasuke menatap wajah Naruto dengan sedikit memelas. "Naruto! Please~ kita memang sudah bertunangan atas wasiat orangtua kita. Tapi, aku juga ingin menjalani sebuah hubungan yang normal dengan orang lain. Bukan hanya denganmu, Naruto."

Naruto menggeram pelan kemudian mencengkeram kuat tangan kiri milik Sasuke dengan menggunakan tangan kanannya.

"Aah! Sakit~"

Dengan kasar Naruto menarik dagu Sasuke dengan tangan kirinya agar jarak antara wajah mereka semakin dekat.

"Dengar! Kau harus ingat satu hal. Kau-Hanya-Milikku! Jadi, jangan terlalu banyak bertingkah! Apa kau ingin aku mengurungmu di dalam kamarku dan kau akan ku perkosa setiap hari agar kau paham dengan statusmu? Apa kau mengerti, Uzumaki Sasuke?!" desis Naruto.

Sasuke sangat mengerti bahwa Naruto bisa saja melaksanakan ucapannya tersebut. "Ugh! Naruto~ Tolong jangan lakukan itu! Agh! A‒ aku tidak akan pergi darimu. Please! Jangan lakukan itu!" bisikan Sasuke hampir tidak terdengar saking pelannya.

Naruto tidak langsung melepaskan Sasuke. Sejenak dia mengamati wajah memelas pemuda tampan tersebut. Kulit wajah Sasuke yang mulus serta bibir tipis yang terlihat menggoda, membuat Naruto meneguk liurnya.

Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Sasuke dan sedikit menjilatnya. "Heh! Sejak kemarin aku sudah bersabar karena kau beralasan bahwa pantatmu masih sakit. Tapi malam ini, aku mau kau melayaniku dengan baik! Atau~ aku akan memberikan hukuman yang tidak akan pernah bisa kau bayangkan. Mengerti, Uzumaki Sasuke?!" bisik Naruto.

Tidak ada pilihan lain selain meng-iya-kan perintah tersebut. Karena Sasuke tahu bahwa Naruto tidak pernah main-main dengan ancamannya.

"I‒ iya!"

Naruto menarik wajahnya untuk melihat bagaimana ekspresi Sasuke saat ini. Dia sedikit menyeringai saat melihat wajah pucat Sasuke.

.

Kriiing-Kriiing-Kriiing

Tanpa sadar, waktu sudah berlalu begitu cepat. Orochimaru-sensei datang ke kelas tepat pada saat bel masuk berbunyi.

Seluruh murid berdiri sesuai perintah ketua kelas, yakni Naruto. Kemudian mereka melakukan ohjigi untuk menghormati sang sensei. "Ohayou gozaimashita, sensei!" sahut seluruh murid.

"Ohayou!" jawab Orochimaru dengan suara serak-nya yang khas.

Setelah Orochimaru duduk di kursinya, barulah para murid boleh duduk.

"Uzumaki-kun! Silahkan kumpulkan buku tugas biologi milik masing-masing murid dan bawakan ke mejaku."

"Ha'i, sensei!"

Naruto mulai melakukan apa yang diperintahkan oleh Orochimaru.

Sambil menunggu Naruto menyelesaikan tugasnya, Orochimaru melihat ke seluruh penjuru kelas untuk mengetahui jumlah murid yang hadir. Dan saat melihat ke arah Sasuke, dia merasa sedikit khawatir karena Sasuke terlihat lebih pucat ketimbang biasanya.

"Ada apa, Uchiha-kun? Kau terlihat sangat pucat hari ini. Apa kau sedang sakit?"

Sontak semua murid langsung melihat ke arah Sasuke kemudian membenarkan ucapan sang sensei.

"Ti—"

"Benar, sensei! Sejak tadi Sasuke terlihat pucat dan merasa ingin muntah. Sepertinya dia sedang masuk angin."

"Benarkah? Kalau begitu, setelah mengumpulkan tugas tersebut, silahkan kau antarkan Uchiha-kun untuk beristirahat di ruang UKS, Uzumaki-kun!"

"Ha'i, sensei!"

Sasuke sudah tidak dapat memprotes ucapan Naruto dan memilih untuk melakukan perintah Orochimaru agar beristirahat di UKS.

.

Saat memasuki ruang UKS, Naruto merasa bahwa ruangan tersebut sangat sepi karena tidak ada seorangpun yang berada di dalamnya. Tentu saja seperti itu karena petugas UKS hanyalah dokter Suzune dan Naruto. Dan saat ini, Suzune diperintahkan oleh Naruto untuk pergi dari ruang UKS selama beberapa jam kedepan.

"Kemana petugasnya?" Sasuke melihat ke sekeliling tanpa menyadari seringaian Naruto.

"Hm~ Suzune-nee sedang pergi berbelanja bersama Kabuto-nii. Jadi, hanya aku, petugas UKS yang ada saat ini."

Cklek

"Eh?" Sasuke berbalik saat mendengar suara pintu yang dikunci. Dia menatap wajah Naruto kemudian menemukan seringaian yang terpatri jelas diwajah tampan pemuda tersebut.

Sasuke mulai merasakan firasat buruk mengenai hal yang sebentar lagi akan dilakukan oleh Naruto di ruangan tersebut terutama saat melihat Naruto yang menyimpan kunci ruang UKS.

"Na‒ Naruto, kau tidak akan melakukan 'itu' disini, kan?"

Naruto masih menyeringai kemudian mengambil handphone miliknya. Setelah menemukan nomor Hp dari orang yang dicari, dia mulai menelpon orang tersebut.

—"Ya! Ada apa, Uzumaki-kun?"—

"Maaf, sensei. Saat ini Suzune-sensei sedang pergi bersama Kabuto-sensei untuk membeli beberapa hal. Mungkin mereka akan membutuhkan waktu selama beberapa jam ke depan. Karena saya adalah satu-satunya anggota ruang UKS yang ada, bolehkah saya meminta izin tidak mengikuti mata pelajaran anda untuk mengawasi serta merawat murid-murid yang sedang sakit di ruang UKS saat ini hingga Suzune-sensei kembali, sensei?"

—"Hm.. karena kemampuanmu cukup lumayan dalam mata pelajaranku, sepertinya kau bisa untuk tidak menghadiri mata pelajaranku hari ini, Uzumaki-kun."—

"Terimakasih, sensei!"

—"Hn."—

Pip

Setelah hubungan telpon dimatikan, Naruto lalu meletakkan Hp-nya ke dalam kantung celananya.

Perlahan dia berjalan mendekat ke arah Sasuke dengan seringai yang terkesan seksi.

"Nah, Sasuke! Sebelum acara inti nanti malam, mari kita lakukan acara pembukaan sekarang. Jadi, silahkan persiapkan dirimu dengan baik."

"Bi‒ bisakah kita tidak melakukannya sekarang, Naru? Saat ini aku merasa sedang kurang sehat."

"Oh~ jadi kau lebih memilih untuk ku perkosa secara brutal nanti malam, Sa-Su-Ke? Kebetulan besok adalah hari sabtu dan kita libur. Jadi kita bisa melakukannya semalaman bahkan sampai dua puluh empat jam penuh besok!"

Wajah Sasuke kian memucat mendengar ancaman Naruto. Sedangkan Naruto menyeringai semakin lebar.

"Ka‒ kalau aku memberi service sekarang, maukah kau untuk tidak melakukannya malam ini, Naru?" mohon Sasuke.

"Hm~ akan ku pertimbangkan kalau kau memberikan service yang baik!"

"Ugh! Ba‒ baiklah!"

"Bagus!" Naruto melangkah menuju ke satu-satunya ranjang yang ada di ruangan tersebut. Dia pun duduk sambil melebarkan kedua kakinya di ranjang. "Kau pasti sudah paham apa yang harus kau lakukan, Suke~"

Sasuke sedikit mengangguk kemudian berlutut dengan wajah tepat di depan selangkangan Naruto. Kedua tangannya yang gemetar mulai membuka resleting celana milik Naruto.

Naruto sedikit mengangkat pinggulnya untuk memudahkan Sasuke yang berusaha melepaskan celana sekolah beserta boxer yang digunakannya. Tangan Sasuke mulai mengelus milik Naruto yang sudah sedikit menegang kemudian mendekatkan wajahnya pada milik Naruto.

"Jilat dan hisap dengan benar!"

Sasuke hanya diam sambil mengangguk satu kali. Perlahan dia mulai membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya untuk menjilat milik Naruto.

"Sssh~" Naruto sedikit mendesis saat merasakan sensasi geli, hangat dan lembab yang menyentuh ujung kejantanan miliknya.

Sasuke mulai menjilat kepala kejantanan milik Naruto secara memutar sebelum akhirnya menjilat seluruh milik Naruto dari atas hingga bawah. Sasuke terus menjilat-jilat hingga milik Naruto basah oleh air liurnya.

Sesekali Sasuke menghisap kepala kejantanan milik Naruto hingga milik Naruto kini semakin tegang dan mengeras.

"Lekas masukkan dan hisap dengan kuat!"

Sasuke mengangkat kepalanya lalu menatap Naruto. Dia pun mengangguk saat melihat tatapan tajam dari Naruto. Perlahan Sasuke membuka mulutnya dengan lebar lalu memasukkan milik Naruto ke dalam mulutnya.

Dengan telaten Sasuke menghisap kuat milik Naruto sambil menaik turunkan kepalanya hingga milik Naruto hampir menyentuh ujung tenggorokan Sasuke. Sesekali Sasuke memainkan lidahnya untuk menjilat ujung kejantanan Naruto hingga mengeluarkan pre-cum dari lubang kejantanan tersebut.

Sasuke sedikit mengernyit saat merasakan rasa aneh dari pre-cum yang dikeluarkan Naruto.

"Eeenghh~!" Sasuke mendesah karena merasakan pahit dan getir di tenggorokannya. Dan hal tersebut membuat Naruto semakin merasa nikmat karena getaran mulut Sasuke yang dirasakan kejantanannya.

"Eeemh! Bagus! Haah-haah~ kau berlatih dengan sangat baik, Suke! Tidak sia-sia aku mengajarimu selama ini!"

Sasuke hanya diam dan kembali berkonsentrasi untuk menghisap dan menelan pre-cum milik Naruto yang terasa getir dan sedikit pahit. Matanya terpejam dan kedua tangannya digunakan untuk meremas twins ball milik Naruto serta bagian kejantanan yang tidak bisa dihisapnya. Kepalanya terus naik-turun dengan mulut yang penuh akibat menghisap milik Naruto. Beberapa tetes air liurnya menetes dan membasahi seprai tempat tidur.

Kejantanan Naruto kini mulai berkedut-kedut. "Uughh~" Naruto sedikit mendesah saat merasa bahwa dirinya hampir sampai.

Sprut-Sprut-Sprut

Naruto menyemburkan sperma dalam jumlah yang cukup banyak ke dalam mulut Sasuke.

"Ohogh! Ohogh! Nghhh~" Sasuke terbatuk keras saat tiba-tiba saja tenggorokannya mendapat tembakan cairan sperma yang panas dan kental dari milik Naruto. Dia pun mengeluarkan milik Naruto yang sudah melemas dari dalam mulutnya dan berniat untuk memuntahkan sperma tersebut.

Dengan cepat Naruto menjambak rambut Sasuke dengan tangan kiri dan membekap mulut Sasuke dengan tangan kanannya.

"Telan!" Sasuke membulatkan matanya saat mendengar perintah Naruto karena selama ini, Naruto tidak pernah meminta Sasuke untuk menelan sperma miliknya.

"Apa kau tuli?! Aku bilang, TELAN!" dengan susah payah, Sasuke menahan diri dan berusaha untuk menelan semua cairan sperma tersebut.

"Uumh~" Sasuke hampir menangis karena merasakan rasa getir dari sperma yang melewati tenggorokannya.

"Sudah kau telan semua?!"

Setelah Sasuke mengangguk, Naruto lalu melepaskan bekapannya. Tangan kirinya mencengkeram rahang bawah Sasuke agar mulutnya menganga. Dengan teliti Naruto melihat bagian dalam mulut Sasuke untuk memastikan bahwa pemuda tersebut sudah menelan semua cairannya.

"Pintar! Dengan begini, kau tidak akan mendapatkan hukuman dariku." Naruto lalu memasukkan jari telunjuk tangan kanannya ke dalam mulut Sasuke dan mulai mengaduk-aduk isi mulutnya. Sasuke merasa mual saat ujung jari Naruto menyentuh tonsilnya berkali-kali.

"Nghhh~ Ohgh!"

Kedua tangan Sasuke mulai bergerak panik untuk menjauhkan kedua tangan Naruto dari mulutnya. Namun Naruto tidak bergeming sama sekali dan semakin meneruskan permainannya dengan menambahkan jari tengah dan jari manisnya untuk menemani jari telunjuknya yang sedang mengaduk isi mulut Sasuke.

"Oogh!" Sasuke semakin panik karena mual dan merasa ingin muntah.

"Kalau kau muntahkan cairan milikku, aku akan 'menghukum'-mu hingga tidak bisa berjalan selama seminggu, Sa-Su-Ke~"

Sasuke merasa benar-benar ingin muntah saat ini, namun dia tidak ingin di 'hukum' oleh Naruto sekarang. Tapi perutnya sudah bergelegak dan akan memuntahkan isinya sesaat lagi.

"Ohogh-ohogh!" akhirnya Sasuke memuntahkan seluruh cairan sperma yang tadi ditelannya. Hal ini membuat Naruto menyeringai sadis menatap Sasuke.

Naruto semakin mengeratkan jambakannya di rambut Sasuke. "Hmmh~ Sebegitu inginnya di 'hukum' olehku hingga kau mengabaikan perintahku, Suke?! Baiklah, akan ku kabulkan keinginanmu."

Sasuke yang sudah lemas karena tenaganya habis akibat blow job kemudian muntah barusan, hanya bisa pasrah saat Naruto mengangkat tubuhnya dan meletakkannya di atas kasur. Matanya sayu dan mulutnya terbuka-tutup dengan nafas tersengal.

"Haaah~ haah~ haah~"

Setelah ikut naik ke tempat tidur, Naruto kemudian membuka seragam yang dikenakan oleh Sasuke hingga menampakkan kulit dada dan perutnya yang putih mulus dan menggoda. Begitu melepaskan seragam miliknya hingga Sasuke kini full naked, Naruto mengikat erat-erat kedua tangan Sasuke menggunakan dasi miliknya. Celana Sasuke pun ikut dilepas dengan kasar dan membuat Sasuke sedikit meringis karena miliknya tergesek oleh kain boxernya.

Naruto menjulurkan lidahnya untuk menjilat nipple kanan Sasuke yang menghasilkan desahan tertahan darinya. "Nggh~ aaah~"

Mendengar desahan tersebut membuat Naruto semakin bersemangat untuk menghisap nipple Sasuke hingga benda tersebut menegang dan memerah.

"Aaaaargh! Ittai! Aakh—"

Sasuke tercekat saat Naruto memelintir nipple kirinya dan meremas miliknya.

"Ah! Ah! Ah! Naruh‒"

"Hm? Nngg? Mmmmh~"

"Hiyaaaahh~"

Naruto menghentikan kegiatannya sesaat untuk melepaskan seragamnya sendiri. Kemudian dia mengambil dasinya untuk diikatkan pada milik Sasuke.

"Aaaaaaaaaargh!" Sasuke hampir kehilangan kesadaran akibat rasa sakit yang mendera kejantanannya yang diikat kuat oleh Naruto.

"Ini bahkan baru permulaan, Suke~ jadi, jangan coba-coba untuk pingsan sekarang!"

"Kumohon‒ ukh.. lepaskan ikatannya, Naru~ ini sangat menyakitkan."

Naruto menimbang-nimbang permintaan Sasuke yang diucapkan dengan suara serak tersebut. Setelah berfikir tentang untung dan ruginya, barulah Naruto bersedia melepas ikatan dasi yang menyelimuti kejantanan Sasuke.

"Ikh! sa‒ sakit! Naruto stop, please!" kaki Sasuke menendang kesana-kemari begitu Naruto meremas kuat miliknya.

"Kau terlalu banyak meminta, Sasuke!" walau begitu, Naruto tetap melepaskan remasannya. Namun penderitaan Sasuke masih belum berhenti disitu.

"Uwaaaaah~" Sasuke mendesah keras saat Naruto mengulum miliknya secara tiba-tiba.

Kedua tangan Naruto terus menahan kedua kaki Sasuke agar dengkulnya tetap menekuk sampai ke dada. Karena terus memberontak, Naruto kini semakin kesal pada Sasuke. Dia pun melepas kulumannya dan menatap tajam ke arah Sasuke.

"DIAM!"

Sasuke terhenyak akibat bentakan tersebut. Matanya mulai berkaca-kaca akibat linangan air mata. "Hiks~ Naruto—"

"Diam! Tekuk kakimu dan buka pahamu dengan lebar atau aku akan membuatmu pingsan lalu meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini!"

"Jangan!"

"Kalau begitu, lakukan perintahku!"

Sasuke menurut dan mulai menekuk kedua kakinya sampai ke dada lalu melebarkan kedua pahanya. Wajahnya kini memerah akibat malu sampai ingin menangis.

"Unghhh~"

Naruto menahan kedua kaki Sasuke lalu dia kembali menjilat dan mengulum milik Sasuke. Tapi kali ini, dia melakukannya dengan lebih lembut.

"Ahh~ Aaah~" Sasuke mendesah keras akibat sensasi luar biasa yang mendera kejantanannya. Matanya kini terpejam untuk dapat lebih menikmati sensasi nikmat yang diberikan oleh Naruto.

"Ahh~ aah~aahh~ huwaah~ uumh~" desahan-desahan Sasuke mulai membangkitkan gairah Naruto dan juga membangkitkan miliknya. Naruto mulai menyiapkan satu jarinya di depan rektum Sasuke yang terekpos dengan jelas.

"Aaaaargh!" Sasuke memekik saat Naruto memasukkan jarinya kedalam man-hole miliknya yang ketat tanpa diberi pelumas apapun. Kepalanya tersentak kebelakang akibat rasa sakit yang mendera man-hole miliknya.

"Aargh-aaah~agh-aah~ah~aahh~" desahan Sasuke terbagi akibat rasa sakit dan nikmat yang mendera kedua titik sensitifnya secara bersamaan.

Setelah dirasa agak melonggar, Naruto mulai menambahkan jari kedua dan ketiga di man-hole Sasuke. Naruto terus mem-penetrasi man-hole Sasuke dengan ketiga jarinya tanpa memperdulikan teriakan serta desahan Sasuke.

Air mata Sasuke mengalir deras dan membasahi bantal yang ada di bawah kepalanya. Walau merasa sakit, namun kuluman Naruto benar-benar membuatnya merasa nikmat.

Naruto kembali menghentikan penetrasi serta kulumannya membuat Sasuke merasa sedikit kecewa karena kenikmatan yang baru dirasakannya kini menghilang. Naruto pun ikut melepaskan ikatan di tangan Sasuke.

"Berbalik dan menungginglah!"

Sasuke membalikkan tubuhnya secara susah payah dengan dibantu oleh Naruto yang membantunya menungging. Kedua tangannya menggenggam erat bantal yang digunakannya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Naruto kini dapat melihat dengan jelas, man-hole Sasuke yang masih terlihat ketat walau sudah dipenetrasi dengan tiga jari.

"Sekarang, saatnya hidangan utama. Well, karena aku sedang ingin menghukummu, jadi aku akan masuk tanpa pelumas."

"Jangan!" pekikan Sasuke sama sekali tidak dihiraukan oleh Naruto. Saat ini dia sudah terlalu 'lapar' dan sangat ingin 'menghajar' man-hole Sasuke hingga habis-habisan.

Naruto menahan pinggul Sasuke dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya mengarahkan miliknya yang sudah mengeras, tepat didepan man-hole Sasuke. Tanpa ragu, Naruto memasukkan miliknya hanya dalam satu kali dorongan.

Sasuke mendongak saat merasakan sakit yang luar biasa di man-hole nya. "Aaaaaaaaaargh! Khh— Brengsek!" Sasuke dapat merasakan darah yang mengaliri paha bagian dalamnya. Naruto benar-benar memasukkan miliknya tanpa memperdulikan keadaan man-hole Sasuke yang masih ketat.

"Ssssh~ haah-hah-haah!"

Kedua tangan Naruto mencengkeram dan menahan pinggul Sasuke saat dirinya akan mulai bergerak maju-mundur.

"Aargh-aaah~agh-aah~nghhh~ahh~ah~aah~"

Naruto menghujam kejantanannya dengan cepat dan keras sambil terus berusaha menemukan sweet spot milik Sasuke.

"Nghh~aaah~" Naruto tersenyum puas begitu mendengar desahan Sasuke saat kejantanan Naruto menekan titik prostatnya. Naruto pun terus menggenjot man-hole Sasuke dan membuat pemuda tersebut mendesah-desah nikmat.

"Nghh~ Ahh~ aahn~aahh~ aah~ uumh~"

"Hah-haah-haahh~ kemana sikap.. hah~ menolakmu tadi, huh? Ah-haah-hahh~"

"Aaahn~ harder Naru. Don't stop it.. aahn~aanghh~ aah~ uumh~"

"Haah-hahh~ nghh~ sebut namaku!"

"Aahn~aanghh~ Naru~Aah~hahh~aaahn~ uumh~Naru~"

Naruto memelankan tempo sodokannya dan membuat Sasuke mengerang frustasi karena sweet spot nya tidak tersentuh ujung kejantanan Naruto.

"Nghh, Naru~"

Sasuke mulai memaju-mundurkan pantatnya dengan cepat, berusaha untuk mendapatkan kenikmatan yang didapatnya dari milik Naruto. Namun, Naruto menahan pinggul Sasuke agar tetap diam dan menghentikan sodokannya.

"Naru~" Sasuke memutar kepala untuk menatap wajah Naruto. Wajah Sasuke sendiri kini sudah dibasahi oleh air mata, keringat serta liur yang membuatnya terlihat menggairahkan.

"Hah! You look like a bitch, Suke! Katakan, apa yang kau inginkan! Katakan padaku, bagaimana kau ingin kusetubuhi? Hm~"

Kedua tangan Sasuke bergerak kebelakang menuju pantatnya untuk kemudian menarik daging pantatnya secara berlainan arah hingga man-hole nya terbuka lebih lebar.

"Uumh~Naru~ Fuck me please~ fuck me harder and deeper~ i wanna more, please~" Air mata Sasuke mengalir semakin deras saat memohon pada Naruto. Harga dirinya terluka, tapi tubuhnya menginginkan kenikmatan lebih.

"Huh! Oke~ Let's move!" Naruto mencengkeram kuat pinggul Sasuke dan langsung menyodok kejantanannya dengan keras dan cepat.

"Aargh~ anghhh~ hah-hahh-aangh~ terus.. Haah-haaah-hahh~" sebelah tangan Sasuke bergerak menuju kejantanannya sendiri untuk mulai mengurut secara pelan, dan menambah kenikmatan yang dirasakannya.

"Ngahh~" pinggul Naruto menghentak dengan kuat dan ujung kejantanannya menekan kuat tepat di sweet spot Sasuke. Naruto menggeram puas saat merasakan man-hole Sasuke yang memiliki sensasi panas, ketat dan lembut. Kejantanannya terasa dipijat dengan nikmat oleh man-hole Sasuke.

"Kau‒ nghh~ nikmath! Hah-haah-haahh~ Suke~"

Kejantanan Naruto mulai berkedut-kedut dan ingin menyemburkan benihnya. Milik Sasuke sendiri sudah mengeluarkan setetes sperma dari lubang kejantanannya.

"Ngaahh~ aku hampir, Naru~"

Sasuke mengocok miliknya lebih cepat karena ingin segera keluar. Hingga akhirnya—

Sprut-Sprut-Sprut

Milik Sasuke menyemburkan cairan sperma yang hangat dan kental dalam jumlah banyak. Tubuhnya terjatuh kedepan karena terlalu lemas. Naruto berhenti sejenak untuk memberikan Sasuke kesempatan untuk menarik nafas. Tapi sepertinya dia ingin mencoba posisi yang lain karena Sasuke terlihat sangat kelelahan dan kesulitan dengan posisinya.

"Nghh~" Sasuke sedikit mendesah akibat nyeri saat Naruto mengeluarkan miliknya.

"Ada apa, Naru? Kau belum—"

"Kau bisa sakit jika kita lakukan terus dengan posisi seperti ini." Naruto mendudukkan dirinya dengan kaki yang mengangkang. "Naik!"

"Eh?"

"Lekas naik dan selesaikan ini! Waktu kita tidak banyak, dan sebentar lagi waktunya istirahat."

"Issh~" sedikit ringisan akibat perih di man-hole nya, tidak menghentikan perpindahan posisi yang dilakukan Sasuke. Dengan bertumpu pada lututnya, Sasuke yang membelakangi Naruto, mulai menyiapkan man-hole nya tepat di depan milik Naruto.

Sedikit gesekan sebagai persiapan yang dilakukan Sasuke, membuat Naruto hilang kesabaran.

"Aargh-aaah~agh-aah~nghhh~ahh~ah~aah~"

Tanpa membiarkan man-hole Sasuke untuk merasa terbiasa dengan miliknya, Naruto menaik-turunkan pantat Sasuke agar terus menghempas di selangkangannya.

Desahan-desahan nikmat kembali dilantunkan oleh bibir tipis Sasuke.

"Hiyaah~ nghh~ aah- ahh- aahh~ Naru~"

Tangan kanan Sasuke memutar kebelakang untuk meraih leher Naruto sebagai pegangan agar tidak terjatuh. Naruto sendiri tidak memperdulikan apa yang dilakukan Sasuke dan terus berkonsentrasi untuk mencapai puncak kenikmatannya sendiri.

Milik Sasuke kembali menegang seiring dengan tusukan-tusukan dari ujung kejantanan Naruto yang tepat mengenai sweet spot miliknya. Matanya semakin sayu dengan mulut menganga meneteskan liur.

"Ngaahh~ aaahn- ahh- eeenghh~"

"Kau suka?"

"Naruu~"

Plakk

"Aaaaaaaaaargh! Sa- khit~" Sasuke mendongakkan kepalanya dengan mata yang terpejam. Miliknya yang sudah sangat menegang dan keras, kini terasa sangat sakit akibat pukulan yang dilakukan oleh Naruto.

"Aku tanya... nghhh~ kau- suka?"

"I- iya, Naru~ a- aku.. su- kaa~ eenghhh~"

"Bagus!" Naruto kembali menghentikan kegiatannya menaik-turunkan tubuh Sasuke beserta dengan genjotannya pada man-hole Sasuke.

Naruto membalik posisi Sasuke agar menghadap ke arahnya. "Aakhh~" Dengan refleks, Sasuke memeluk leher Naruto saat secara tiba-tiba Naruto menggendongnya untuk menuruni ranjang.

Posisi Sasuke dalam gendongan Naruto, terlihat seperti Koala yang sedang memeluk pohon. Milik Naruto yang besar dan tegang membuat Sasuke merasa risih karena benda tersebut sama sekali tidak bergerak di dalam man-hole nya.

"Sabar~" Naruto menahan pinggul Sasuke yang berusaha untuk bergerak naik turun.

Setelah sampai di sudut ruangan, Naruto langsung menyenderkan punggung Sasuke pada dinding di belakangnya dan menapakkan kedua kaki Sasuke ke lantai. Tangan kanan Naruto mengelus sisian wajah Sasuke yang terlihat sayu.

Naruto memajukan bibirnya untuk melumat bibir Sasuke. "Mmmhh~ ahh~ eengghh~ mmmhhh~" Naruto mulai memasukkan lidahnya kedalam mulut Sasuke dan menggumul lidah Sasuke. Tangan kanan Naruto diturunkan agar dapat memeluk pinggang Sasuke, sedangkan tangan kirinya mengangkat kaki kanan Sasuke sehingga Sasuke berdiri dalam posisi mengangkang dengan satu kaki.

Naruto mulai memaju-mundurkan miliknya untuk mengobrak-abrik man-hole Sasuke yang sudah terlihat lecet dengan jejak darah yang mengering.

"Mmmhh~ ngaahh~ aaahn- ahh- eeenghh~ ahh~ eengghh~ mmmhhh~"

Sasuke kewalahan dengan serangan yang diterima oleh mulut dan man-hole miliknya. Serangan-serangan tersebut benar-benar membuatnya mabuk kepayang. Kedua tangannya terus memeluk leher Naruto agar tidak kehilangan keseimbangan.

Naruto merasa man-hole Sasuke benar-benar menjepit dan memijat miliknya dengan penuh nikmat. Dengan semua kenikmatan yang dirasakannya dalam posisi seperti ini, dia merasa bahwa sebentar lagi miliknya akan segera menyemburkan benihnya.

Naruto melepas cumbuannya disaat dia merasa kalau Sasuke hampir kehilangan nafas. Matanya meneliti wajah penuh kenikmatan yang ditampilkan oleh Sasuke. Pinggulnya terus bergerak maju mundur untuk menancapkan miliknya jauh ke dalam man-hole Sasuke.

"Naruuh~ ngaahh~ aaahn- ahh- eeenghh~"

"Aargh-aaah~agh-aah~Naruu~nghhh~ahh~ah~aah~"

"Hiyaah~ nghh~ aah- Naruu~ ahh- aahh~ Naru~"

Segala desahan nikmat yang dilantunkan oleh bibir Sasuke membuat Naruto merasa bangga dan puas. Karena hanya dirinya yang bisa memperbudak seorang Uchiha Sasuke hingga terlihat seperti seorang pelacur saat ini.

"eengghh~ mmmhhh~ aku- keluar.. aargh~"

Sprut-Sprut-Sprut

Milik Naruto menyemburkan benihnya beberapa kali di dalam man-hole Sasuke. Sasuke merasa nikmat saat sperma Naruto yang panas dan kental muncrat tepat di sweet spot nya. Sasuke merasa tubuhnya penuh terisi oleh sperma kental milik Naruto. Bahkan beberapa tetes sperma tersebut memuncrat keluar dan mengaliri paha bagian dalam Sasuke.

Kepala Sasuke mendongak saat dia merasa akan sampai pada puncak kenikmatannya.

"Ngggaaahhh~"

Sprut-Sprut-Sprut

Cairan sperma Sasuke membasahi perut dan dada Naruto.

Nafas Sasuke dan Naruto sama-sama memburu. Keduanya terengah akibat lelah sehabis mencapai puncak kenikmatan barusan. "Ahh~ aah~haahh~hahh~hah~haah~"

Sasuke menjatuhkan dirinya dalam pelukan Naruto, dan dengan refleks Naruto menjatuhkan kaki kiri Sasuke dan memeluk pinggang pemuda tersebut dengan kedua tangannya. Karena kakinya merapat, otomatis man-hole Sasuke juga ikut mengetat dan menjepit milik Naruto yang masih menancap didalamnya.

"Rgghhh~" Naruto sedikit menggeram saat merasakan man-hole Sasuke yang menyempit dan menjepit erat miliknya. Akibat rangsangan barusan, milik Naruto kembali menegang dan mengeras di dalam man-hole Sasuke.

Sasuke tercekat dan menatap horor ke arah Naruto. "Naru, milikmu—"

"Lubangmu yang sudah menggoda milikku! Sekarang, lakukan ronde selanjutnya!"

"Kau gila? Aku bisa mati jika kau melanjutkannya! Lubangku sakit dan terluka, dobe!"

"Ckh! Baiklah! Selesaikan dengan blow-job!"

"Naru, please~ aku lelah dan badanku sakit."

Plaak!

"Lakukan!"

Rasa perih dirasakan oleh Sasuke saat pipi kirinya ditampar dengan keras oleh Naruto.

"Hiks~ kau kenapa, Naru? Kenapa kau lakukan ini padaku? Kau tidak pernah berbuat sekasar ini padaku!"

"Heh! Ini semua ku lakukan, agar kau sadar dengan statusmu sebagai tunanganku! Selama ini aku terus menahan diri padamu, tapi kau semakin bertingkah bahkan berfikir untuk memiliki hubungan dengan orang lain!"

"Naru—"

"Kau cacat! Apa kau tidak sadar bahwa dirimu, tidak lebih dari sekedar sebuah barang bekas?! Dengan tubuh penuh noda dan dosa seperti ini, kau berfikir untuk meninggalkanku? Hah?! MIMPI!"

Dengan kasar Naruto mengeluarkan miliknya dari man-hole Sasuke.

"Aaargh!" Sasuke jatuh terduduk akibat tubuhnya dilepaskan secara tiba-tiba oleh Naruto. Man-hole nya yang terluka dan berdarah, kini semakin mengeluarkan darah beserta cairan sperma saat pantatnya menghantam lantai yang keras. "Aaaaaaaghh!"

Naruto tidak memperdulikan Sasuke yang mulai tergeletak akibat pingsan. Kini dia sedang memakai pakaiannya sendiri lalu mengumpulkan pakaian Sasuke untuk dipakaikan pada tuduh telanjang pemuda tersebut. Naruto sudah tidak memperdulikan miliknya yang berdenyut nyeri akibat hasratnya yang tertahan.

.

"Haaah~" Naruto menghela nafas lega setelah selesai memberseihkan kekacauan yang ada di ruang UKS. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 12 siang.

"Ternyata sudah empat jam! Lebih baik aku membawanya pulang daripada terus disini."

Naruto menggendong Sasuke a'la Brydal menuju parkiran sekolah. Dengan susah payah, Naruto berhasil memasukkan Sasuke kedalam mobil sport miliknya lalu mendudukkan Sasuke di bangku penumpang kemudian memasangkan safety-belt pada tubuh Sasuke yang masih pingsan.

Naruto memacu mobil sport miliknya dengan kecepatan tinggi menuju Mansion Uzumaki-Namikaze yang merupakan tempat tinggalnya bersama Sasuke selama ini meninggalkan mobil Sasuke di parkiran sekolah.

TBC

Silahkan berikan vote apakah fict ini akan dijadikan M-Preg atau hanya sekedar NaruSasu biasa.? Gue masih bingung dengan kelanjutan fict ini.

Mungkin fict ini akan segera di update setelah gue lepas dari kesibukan dan ujian..

Wanna know the next? Just give me a reason, just a little review..

Thank you!