Disclaimer : Death Note hanya milik TO dan TO serta produser film death note.
Warning : gaje, ancur, mungkin OC dan OOC, gak jelas, aneh, dan membingungkan.
Fanfic ini ceritanya bersumber dari film death note, bukan manga maupun anime nya dengan ditambah sedikit cerita vampir versi "Twilight". Maaf kalo ada yang kurang setuju...
The Newborn
L berjalan keluar dari Wammy House setelah menitipkan Near disana. Ini adalah hari terakhir jantungnya bisa berdetak, besok dia akan menemui ajalnya. Andai saja death note tak pernah ada dan Light tak pernah menemukannya, dia pasti masih bisa mendengarkan detak jantungnya lebih lama lagi.L sangat berharap akan hal itu.
L berjalan semakin jauh dari dari Wammy House. Dia akhirnya sampai di ujung jembatan, dan berdiam sejenak disana sambil bercerita sendiri tentang impiannya jika dia masih hidup. Tiba-tiba seseorang menariknya dari belakang dan membawa L terjun jauh ke bawah sungai.
Mereka mendarat di bebatuan dengan selamat, tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Di hadapan L sekarang sudah ada 2 orang berkulit putih pucat, berkilau terkena sinar matahari dengan mata coklat dan biru yang hangat, tersenyum padanya.
L tidak melawan atau ketakutan, dia tetap tenang dan pasrah. Toh dia juga bakal mati sebentar lagi. Tapi berbagai pertanyaan muncul di benaknya. Siapakah orang-orang ini? Apa tujuan mereka padaku?
"hai kenalkan, aku sapphire dan ini saudara laki-laki ku Yuki." Sapa gadis bermata biru.
"salam kenal. Siapa namamu?" si mata coklat ikut menyapa.
"aku Ryuzaki, apakah sebenarnya kalian ini dan apa tujuan kalian?" tanya L datar.
"kami vampir. Kami ingin membantumu untuk mewujudkan harapanmu." Sapphire tersenyum lembut.
L tetap memasang ekspresi datar. Dia tidak merasa takut sama sekali.
"memangnya kalian tau apa harapanku?"
"kami tahu, kau ingin hidup lebih lama lagi kan? Kami bisa memperpanjang hidupmu." jawab Sapphire.
"bahkan kami bisa membuatmu hidup abadi." Sambung Yuki.
"tapi bagaimana caranya?" tanya L penasaran, tapi dia masih memasang wajah datar.
"Tutup saja matamu dan berjuanglah." Kata Sapphire.
Dengan waktu spersekian detik, Sapphire menancapkan taringnya ke leher L. L tak sempat menghindar. Dia berteriak sejadi-jadinya. Seluruh tubunya terasa terbakar, dia berusaha menghentikan, tapi tak bisa.
Mungkin ini saatnya aku mati. Tapi, aku menuliskan cara matiku adalah serangan jantung, bukan terbakar dalam kegelapan seperti ini. Apakah ini hanya ilusi? Pikir L sambil terus berusaha melawan api yang berkobar dalam tubuhnya.
L berusaha membuka matanya, tapi yang dia lihat hanya kegelapan yang sama. Api semakin ganas membakar tubuhnya. Akhirnya L hanya bisa menyerah dan diam tanpa melakukan perlawanan. Dia merasa percuma saja melakukan perlawanan, karena dia tak akan bisa menang melawan api seganas itu.
L terus merintih, tapi tak menjerit lagi. Rasanya suaranya sudah tidak bisa keluar lagi karena kerongkongannya sudah terbakar. Saat ini dia hanya bisa berjuang dalam pikirannya, berharap sebuah keajaiban datang. L berdoa terus dalam pikirannya, tanpa henti.
Semakin lama api semakin mengecil, dan kegelapan semakin pudar. L mencoba untuk mendorong kegelapan itu dengan sisa-sisa tenaganya dan terus berharap. Api pun lenyap, tapi masih menyisakan sesuatu dalam tubuh L, yaitu rasa terbakar di kerongkongannya. Kerongkongannya serasa gersang, segersang padang pasir. L berusaha menyingkirkan rasa "gersang" itu sejenak dan terus mendorong kegelapan.
"hei,lama sekali. Apakah mungkin dia gagal?"
"sepertinya tidak, karena tangannya sudah mulai bergerak."
"oh iya, aku baru sadar. Hei, ayo bukalah matamu. Impianmu sudah terkabul."
Ragu-ragu L membuka matanya.
"kenapa kalian masih disini? Dimanakah aku sekarang?" L pun akhirnya bersuara.
"kami disini menunggumu sampai kau sukses. Kau masih berada di tempat mu semula, di pinggir sungai."
L merasa kerongkongannya mulai terbakar lagi, rasanya tak tertahankan. Dia segera meminum air jernih sungai yang ada di sebelahnya itu, tapi tidak ada perubahan pada kerongkongannya. Rasa gersang itu masih bersarang di kerongkongannya. L tak menyerah, dia terus meminum air sungai itu.
"sudahlah, percuma saja kau minum air sungai itu, karena yang bisa menghilangkan hausmu bukan air." Kata Yuki sambil berjalan mendekati L.
"ya, yang kau butuhkan adalah darah. Itulah kodrat seorang vampir." Terang Sapphire.
L tersentak kaget.
Apa? Aku vampir? Sejak kapan? Batin L panik.
"Sejak kapan aku menjadi vampir? Dan haruskah aku meminum darah manusia seperti vampir di dongeng-dongeng itu? Dan siapa yang membuatku menjadi vampir? Bagaimana cara kerjanya?" L menyerbu Sapphire dan Yuki dengan berbagai macam pertanyaan.
Belum sempat Sapphire dan Yuki menjawab, L sudah berkata lagi.
"Oh, jadi kau yang membuatku menjadi vampir dengan cara menggigitku pada saat aku lengah," L menatap Sapphire "dan ternyata aku bisa tidak meminum darah manusia. Terima kasih atas jawabannya."
"hei ! bagaimana kau tahu apa yang masih ada dalam pikiranku, sementara aku belum mengatakannya padamu. Apa kau bisa membaca pikiran kami?" kata Sapphire cepat, takut L sudah bisa langsung menjawab.
"mungkin, karena aku mendengar banyak sekali semua orang berbicara keras sekali, dan aku bisa mendengar semuanya." Jawab L.
"wow, keren. Jadi sekarang kau adalah salah satu vampir berbakat. Tapi mengapa matamu tak berwarna merah darah? " tanya Yuki keheranan.
"bagaimana bisa mataku berwarna merah darah. Bukankah warna mataku hitam kelam?" Tanya L bingung.
"setiap vampir baru, matanya selalu berwarna merah darah, begitu pula kami. Lama-kelamaan jika makananmu bukan darah manusia, maka warna matamu akan berubah sesuai makananmu. Tetapi, beberapa bulan nanti, jika warna matamu menjadi hitam, berarti kamu sedang dalam keadaan sangat haus." Jelas Sapphire panjang lebar yang sebenarnya percuma saja, L sudah bisa mendengar pikiran Sapphire bahkan sebelum ia mengatakan dan memikirkannya. Tapi L tetap mendengarkannya baik-baik, untuk menghormati mereka berdua.
"apakah jika sekarang mataku berwarna hitam, berarti aku sedang haus? Padahal aku masih vampir baru? Dan makanan apa yang kalian makan sehingga mata kalian menjadi biru dan coklat?"
"bisa jadi kau sedang haus, aku tak tahu. Sedangkan untuk mataku yang berwarna coklat ini karena aku suka sekali makan coklat, dan aku tidak pernah benar-benar menyukai darah." Jawab Yuki.
"mataku berwana biru karena aku suka meminum air laut yang jernih. Sama seperti Yuki, aku tidak pernah menyukai darah." Jelas Sapphire.
L hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda mengerti.
Jadi aku masih bisa meneruskan hobiku makan makanan yang manis dan warna mataku tetap hitam. Tapi rasanya ada yang aneh dengan punggungku...
"mengapa aku tak membungkuk seperti dulu lagi?" tanya L untuk kesekian kalinya.
"Setiap manusia yang menjadi vampir, pasti akan 'disempurnakan' dan 'di-indahkan' tubuh dan wajahnya. Jadi kalau kau tak membungkuk, itu wajar." Jelas Yuki.
"oh, jadi seperti itu..." jawab L singkat.
Hehehehehe, selesailah fanfic saya yang ketiga ini...
Maaf kalo fanfic ini cacad dan tak berbobot, tapi selanjutnya saya akan membuatnya jadi lebih baik lagi.
Review yaaaaa... :)
