"Jongin!"

Seseorang yang merasa dipanggil pun menoleh. Jongin mendapati seorang gadis bermata bulat menghampirinya. Gadis itu sedikit ngos-ngosan.

"Ada apa, Soo?"

Gadis yang dipanggil 'Soo' atau biasa dipanggil Kyungsoo itu tidak menjawab. Ia hanya menyodorkan selembar kertas pada Jongin. Jongin membacanya dengan perlahan. Disana tertulis bahwa akan ada lomba dance yang diselenggarakan di pusat kota.

"Cepatlah! Pendaftaran sebentar lagi ditutup!"

.

.

.

BluMun_Baby present

'Just'

Rate : T

GenderSwitch for Kyungsoo. Kaistal, slight Kaisoo.

Cast :

Kim Jongin

Do Kyungsoo

Jung Soojung

.

.

.

"Bagaimana penampilanku tadi? Apa memalukan?" Jongin mendudukkan pantatnya di sebelah Kyungsoo. Ia baru saja selesai perform.

"Tentu saja tidak. Kau hebat seperti biasanya," Kyungsoo tersenyum di akhir kalimatnya yang tentunya dibalas senyum juga oleh Jongin. Beberapa penonton, terutama wanita, masih memperhatikan Jongin. Mungkin mereka masih terpukau dengan penampilan Jongin tadi.

"Aku yakin kau menang, Jongin-ah," Kyungsoo melanjutkan ucapannya. Ia sedikit merona melihat senyum Jongin tadi.

"Ayo kita beli es krim disana. Aku haus sekali," Jongin langsung menarik lembut tangan Kyungsoo. Lagi-lagi Kyungsoo merona. Untung Jongin tak melihat.

Sesampainya di kedai es krim mereka memesan dua es krim, rasa coklat untuk Jongin dan green tea untuk Kyungsoo.

"Hahaha. Soo. Kau menggodaku ya?" Kyungsoo menautkan alisnya tak mengerti. 'Menggoda bagaimana?'

Ibu jari Jongin tiba-tiba mengusap lembut ujung bibir Kyungsoo. "Kau masih saja makan dengan tidak benar, Soo. Kau pasti mau aku membersihkan ujung bibirmu kan? Atau kau mau kucium?"

"Ya! Kim Jongin! Jaga ucapanmu," Kyungsoo sangat malu. Bagaimana bisa Jongin mengatakan hal frontal begitu di depan umum? Bagaimana jika ada yang dengar?

"Aigoo, Soo. Jangan berteriak begitu. Telingaku sakit tahu. Jika aku tuli aku tak bisa mendengar suara indahmu lagi."

"Jongin-ah. Sudah kubilang jaga ucapanmu."

Kyungsoo segera beranjak dari duduknya. Ia sangat kesal dengan sahabatnya. Sahabat? Ya. Mereka berdua adalah sepasang sahabat. kadang orang suka salah mengira mereka sepasang kekasih. Sejujurnya mereka cukup cocok menjadi pasangan kekasih. Jongin dan Kyungsoo memiliki beberapa perbedaan yang bisa saling melengkapi. Contohnya, Kyungsoo handal dalam hal memasak dan Jongin handal dalam menghabiskan masakan Kyungsoo. Tinggi Jongin 184 dan tinggi Kyungsoo 174. Sangat pas untuk saling berpelukan bukan?

Kyungsoo melangkahkan kakinya asal. Ia kesal karena Jongin selalu melontarkan candaan yang mampu membuat Kyungsoo merona. Bersahabat selama 5 tahun nyatanya membuat Kyungsoo jatuh cinta pada namja berkulit tan itu. Namun tidak dengan sebaliknya. Jongin selalu menganggap Kyungsoo adik kecil yang harus ia jaga.

Secara mendadak, Kyungsoo merasakan sepasang tangan melingkar di perutnya. Siapa lagi jika bukan Jongin?

"Jongin. Lepaskan."

"Tidak sebelum kau memaafkanku."

"Jongin. Banyak yang melihat."

"Biar saja," Jongin malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Tolong lepaskan Jongin. Kita seperti sepasang kekasih tahu."

"Kan hanya 'seperti'."

Lagi-lagi Jongin seperti ini. Menyakitinya tanpa Jongin sadari.

"Baiklah Jongin. Aku memaafkanmu. Sekarang lepaskan pelukanmu."

Pelukan Jongin perlahan mengendur dan pada akhirnya terlepas. Ada rasa tak rela di hati Kyungsoo. Sebenarnya ia sering mendapat skinship dari Jongin. Tapi ingat. Mereka hanyalah sepasang sahabat.

/

Sudah terhitung seminggu sejak kejadian Kyungsoo ngambek. Sudah seminggu pula sejak kemenangan Jongin. Ya. Namja tan itu berhasil meraih juara 1.

Ini adalah hari minggu dan Kyungsoo berencana datang ke rumah Jongin. Ia sudah memasak beberapa makanan.

Kyungsoo yang baru saja mandi mengobrak-abrik isi lemarinya. Mencari baju yang cocok untuknya. 15 menit kemudian ia langsung mematut diri di depan kaca. Gadis berpipi tembam itu mengambil kosmetiknya dan mulai berdandan. Beberapa menit kemudian Kyungsoo baru menyadari sesuatu.

"Untuk apa aku repot-repot berdandan? Kenapa aku memakai dress ini? Sudah seperti akan kencan saja."

Kyungsoo buru-buru menghapus dandanannya dan menggantinya dengan bedak tipis. Ia juga mengganti pakaiannya dengan kemeja dan celana panjang.

"Selesai. Ini baru Kyungsoo-nya Jongin," Kyungsoo agak merona mendengar ia menyebut namanya seolah milik Jongin.

Ting! Tong!

Kyungsoo saat ini berdiri di depan rumah mewah milik keluarga Kim. Pintu besar di depannya terbuka dan menampakkan seorang maid di rumah itu.

"Oh, Nona Kyungsoo. Silahkan masuk," ucap maid itu sopan. Kyungsoo membalas perlakuan maid itu dengan senyum hatinya dan melangkah masuk.

"Kyungsoo! Akhirnya kau datang juga," pekik seseorang.

"Ne, Eomma. Apa Jongin ada?" Jawab Kyungsoo masih dengan senyumnya. Dia memang lebih senang memanggil Eomma Jongin dengan sebutan Eomma juga

"Selalu saja mencari Jongin. Tak bisakah kau kesini karena ku?" Eomma Jongin berkata sambil mempoutkan bibirnya. Sangat lucu.

Kyungsoo menjawab dengan cengiran, "Hehe. Lain kali akan kuusahakan."

"Dasar anak remaja. Kenapa kalian tak pacaran saja sih? Kalian sudah saling mengenal sejak lama. Umur kalian juga sudah cukup."

'Aku juga ingin begitu, Eomma. Tapi Jongin tidak. Aku hanya seorang adik baginya.'

"Kami ini sahabat, Eomma. Tak akan berubah sampai kapan pun."

'Tak bisa berubah, lebih tepatnya.'

"Aigoo. Sayang sekali. Ya sudah, cepatlah naik. Suruh Jongin istirahat. Dia sudah berlatih sejak semalam."

Eomma Jongin langsung beranjak dari hadapan Kyungsoo. Ini bukan kali pertamanya Eomma Jongin meminta Kyungsoo menjalin kasih dengan Jongin. Sudah berkali-kali dan selalu berakhir dengan Eomma Jongin yang langsung pergi begitu ia selesai bicara.

Kyungsoo menghela nafas pelan lalu berjalan menaiki tangga. Menuju kamar Jongin.

"Jongin. Kau sedang apa?" tanya Kyungsoo begitu ia masuk kamar Jongin. Kyungsoo tidak seenaknya saja masuk kamar orang. Pintu kamar Jongin terbuka lebar jadi Kyungsoo bisa langsung masuk.

"Latihan," Jongin menjawab singkat. Dia tidak bermaksud mengacuhkan Kyungsoo. Ia memang begini jika sedang latihan dance. Serius dan fokus. Itu adalah salah satu poin yang membuat Kyungsoo jatuh cinta pada Jongin.

"Istirahatlah sebentar. Kau sudah berlatih semalaman," Jongin menoleh seolah bertanya 'Darimana kau tahu?'

"Eomma yang bilang. Duduklah. Aku bawa makanan untukmu."

Mendengar kata 'makanan', Jongin langsung dengan menurut duduk di sebelah Kyungsoo. Di depan meja yang tersedia di kamar Jongin.

"Hmmm. Masakanmu selalu enak, Soo. Besok calon istriku harus sepertimu."

Ucapan Jongin sukses membuat Kyungsoo tersedak ludahnya sendiri. Apa ini artinya Kyungsoo adalah tipe idealnya?

"Apa maksudmu, Jongin-ah?"

"Calon istriku harus banyak belajar darimu. Belajar memasak, mengerti kebiasaanku, dan banyak lagi. Kau harus mengajari calon istriku nanti. Okay?"

Kyungsoo menganggukkan kepalanya lemah. Tentu saja tanpa Jongin lihat karena namja itu kembali asik dengan makanannya.

'Kenapa aku harus mengajari gadis lain agar sepertiku? Kenapa tidak aku saja sekalian yang mendampingimu kelak? Aku tak mengerti jalan pikiranmu, Jongin.'

"Ah ya. Kenapa kau berlatih keras? Apa ada lomba lagi?" Kyungsoo bertanya mengalihkan kesedihannya.

"Eum. Besok sabtu."

"Aa. Jangan marahi aku. Aku janji ini yang terakhir," Jongin menyela Kyungsoo yang tampak akan berbicara. Ia menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

Kyungsoo hanya menatap datar Jongin. Mereka ini sudah ada di tingkat 3 SHS. Sebentar lagi mereka akan lulus. Seharusnya Jongin lebih fokus belajar.

"Itu perlombaan besar, Soo. Seluruh sekolah di Seoul akan berpartisipasi. Jika aku menang, aku bisa masuk ke sekolah seni manapun yang aku mau," Jongin berkata memelas sambil menunjuk sebuah brosur yang tergeletak di kasurnya.

Kyungsoo melihat brosur itu. Memang benar event besar karena itu memang bukan hanya lomba dance. Tapi juga lomba menyanyi dan bermain musik. Itulah yang membuat Jongin berlatih begitu keras. Ia memang hebat soal dance, tapi lawannya besok bukan hanya dancer. Bagaimana jika ia kalah dengan seorang penyanyi, mungkin?

"Baiklah. Aku mengijinkanmu. Tapi ini yang terakhir. Setelah itu fokuslah belajar."

Jongin yang kegirangan langsung memeluk Kyungsoo. Awalnya Kyungsoo memang kaget, tapi ia memberanikan diri membalas pelukan Jongin. Kali ini justru Jongin yang kaget. Pasalnya, selama ini Kyungsoo jarang sekali membalas pelukannya. Biasanya ia akan berteriak di telinga Jongin.

"Gomawo, Soo."

"Tahu begini aku tak usah memberitahumu tentang lomba minggu lalu," sesal Kyungsoo.

"Eyy. Jangan menyesal begitu. Aku kan menang."

"Tapi kau jadi kelelahan. Kalau kau sakit bagaimana?"

Jongin tersenyum. Ia sangat senang jika Kyungsoo perhatian padanya.

"Tidak akan. Selama Soo ku ada disini."

Merasa sedang digoda, Kyungsoo segera melepaskan pelukan mereka yang memang belum lepas sejak tadi.

"Ya! Berhentilah menggodaku."

/

Hari sabtu pun tiba. Jongin dan Kyungsoo sudah sampai di gedung perlombaan. Seharusnya mereka berangkat bersama teman yang lain, tapi Jongin bilang ia ingin berangkat berdua saja dengan Kyungsoo.

Setelah daftar ulang, mereka mencari teman-teman yang lain. Beruntung mereka berangkat cukup awal. Jadi tidak susah mencari teman-teman mereka

30 menit lagi lomba dimulai. Jongin mendapat nomor urut 12 dari 102 peserta. Ia cukup gugup sebenarnya. Jongin memutuskan untuk berlatih sekali lagi. Ia menarik Kyungsoo dan membawanya ke tempat yang agak sepi.

"Aku mau latihan sekali lagi. Temani aku, ne?" Kyungsoo hanya menjawab dengan anggukan. Ia sudah sering melihat Jongin menari. Tapi tetap saja ia terpesona. Kemampuan Jongin itu memang sangat luar biasa. Ia bisa saja menjadi dancer terkenal atau mungkin menjadi trainee di salah satu agensi ternama.

"Kenapa berhenti?" Kyungsoo bertanya karena Jongin tiba-tiba menghentikan dancenya.

"Kau dengar itu, Soo? Ada yang bernyanyi."

Kyungsoo yang tak mendengar apapun hanya mengernyitkan dahinya bingung.

"Kemarilah. Kau akan mendengarnya," Jongin dengan cepat menarik Kyungsoo ke arahnya. Namun bukan suara nyanyian yang Kyungsoo dengar melainkan suara detak jantung Jongin. Kyungsoo sangat mengagumi dada bidang Jongin. Sangat pas untuk dijadikan sandaran. Bukannya mencari tahu nyanyian siapa, Kyungsoo malah menyamankan dirinya di dekapan Jongin.

"Ah. Itu dia," Jongin berseru seraya melepaskan Kyungsoo.

"Lihat itu, Soo. Gadis itu sangat cantik. Suaranya juga indah."

Kyungsoo cukup jengah dengan namja tan itu. Setelah memuji wajah dan suara gadis itu, Jongin diam mematung dan menatap kagum gadis itu.

'Aku sudah bersamanya selama lima tahun, tapi aku tak pernah mendapat tatapan seperti itu.'

Kyungsoo meninggalkan Jongin dengan dunianya.

'Siapa gadis itu? Baru bertemu beberapa menit saja sudah bisa membuat Jongin melupakanku,' Kyungsoo terus menggerutu dalam hatinya. Ia keluar dari gedung dan duduk di bangku panjang yang tersedia disana. Gerutuan Kyungsoo terus berlanjut tanpa peduli dengan perlombaan di dalam.

TBC...

Annyeoong! Kenalin, author baru = BluMun_Baby imnida! Jangan nanya nama asli (siapa juga yang mau nanya). Btw ini ff pertama dan langsung Kaistal. Blumun lagi kobam sama berita Jongen dating sama Krystal dan gatau kenapa malah kepikiran bikin ff ini. Buat Kaisoo shipper jangan bash Blumun plis. Kaisoo itu bias pertama dan kedua Blumun di EXO tapi Blumun juga ngebias Krystal dan mereka malah terlibat dalam cinta segitiga gini. Kan Blumun jadi serba salah mau ngeship siapa. Segini dulu curhatan Blumun. Kalau mau boleh tinggalin jejak di ff abal-abal ini. Tapi kalo mau jadi pembaca gelap yang segelap kulit Jongen juga gakpapa. Hahahaha.