Disclaimer:Animonsta studio
Warning. Diusahakan tidak typo, aneh, OOC, ga jelas dll
hope you like it ^^
Selamat Membaca~~
.
.
.
.
halilintar pov
" aaaa! Sakiiit! Ampun..." teriak seorang anak bertopi di depanku yang sedang aku tindih dan mengunci lengannya.
" sudah kubilang ribuan kali jangan pernah mengganggu atau menyentuhku!" Seruku pada anak yang telah menggangguku-Taufan.
" sakit Kak Hali!" Teriaknya makin keras. " Kak Gempa tolong aku.." ucapnya saat kusadari Gempa-kakakku juga-telah berdiri di ambang pintu kamarku sambil bertolak pinggang menatap tajam ke arahku.
" ck, Hali lepasin adikmu!" Perintahnya dengan gaya yang sama. Aku tak bergerak untuk menurutinya karena adikku ini benar-benar menyebalkan. " lepas! Atau kamu aku suruh cuci piring selama sebulan!" Sebuah ancaman keluar dari seorang anak yang lebih tua dariku yang memiliki ciri khas sama denganku, topi hanya berbeda cara pakainya menghadap ke belakang.
" dia yang mulai! Menyebalkan!" Tatapan tajam adalah tanggapan dari ucapanku. Aku mendecak kesal." awas kau ya nanti!" Aku berbisik di telinga Taufan saat melepas kuncianku padanya dan dia segera berdiri menjauhiku.
" Aaaa.. sakit sakit.." aku tertawa dalam hati melihat Taufan terkena jeweran dari Gempa. Rasakan!
Oke, aku Halilintar tapi keluargaku memanggilku Hali. Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara kembar dengan Gempa, kakakku yang bijak dan Taufan, adikku yang menyebalkan dan jahil. Taufan selalu memjahili semua orang tapi dalam keluarga hanya aku saja yang sering kena kejahilannya dan berakhir dengan praktek jurus karateku pada Taufan.
Aku orangnya serius, cuek, mudah marah dan tidak banyak bicara. Tapi banyak orang berkata aku orangnya dingin, penuh dengan tatapan tajam dan memiliki aura membunuh. Aku tak peduli pendapat semua orang, yang terpenting aku tetap menjadi diri sendiri.
Huft, di hari minggu pagi saat aku sedang terlelap tidur, kelelahan karena kemarin ada pertandingan karate antar sekolah, lalu tiba-tiba semua lubang pernapasanku tertutup. Aku seketika membuka mataku dan kulihat seorang anak bertopi yang menghadap samping sedang menutup hidung dan mulutku. Aku mendelik ke arahnya tapi dia-Taufan malah cekikikan tanpa melepaskan tangannya.
Lalu terjadilah pertempuran di kamarku. Setiap hari Taufan selalu memiliki ide-ide aneh untuk menjahiliku. Ingin sekali aku mematahkan tangannya agar tangan itu berhenti menyentuh dan menjahiliku. Itu akan kulakukan sejak dulu jika saja Gempa tidak melindunginya.
Bersyukurlah aku memiliki kakak seperti Gempa. Jika tidak, sudah tak terhitung lagi berapa korban yang berjatuhan akibat seranganku yang membabi buta. Gempa memang kakak yang baik namun aku tidak pernah berfikir untuk memanggilnya dengan sebutan 'kakak Gempa' itu terdengar aneh jika aku yang mengucapkannya. Gempa juga pengurus rumah dengan baik dan sabar. Karena ibuku meninggal karena sakit sejak aku dan saudaraku duduk di bangku kelas 6SD. Sedangkan ayahku meninggal karena kecelakaan saat aku masih kecil.
Sepeninggalan orangtuaku, Gempa menjadi sangat rajin mengurus rumah dan mengurus kami. Dari memasak, mencuci, merapikan rumah dan menyetrika pakaian sampai kami duduk di bangku kelas 2 SMP. Aku agak kasihan padanya, terkadang aku membantunya mencuci piring diam-diam tentunya. Aku malu, anak yang terkenal dingin dan keras kepala, mencuci piring. Apa kata dunia. Terlalu besar gengsiku.
Pagi ini ada kerja bakti mingguan untuk membereskan rumah. Gempa membagi tugas agar cepat terselesaikan semuanya. " Hali, kamu membersihkan ruang tamu dan kebun. Taufan membereskan kamar tidur dan ruang makan. Aku akan masak dan mencuci. Bagaimana? "
Aku hanya diam menampakkan ekspresi datarku seperti biasa. Taufan? Dia cengengesan tidak jelas membuatku jenuh melihat cengirannya.
" baik kakak... yeay aku bisa ngutak atik kamar kak Hali. Weee.." ucapnya sambil menjulurkan lidah. Menyebalkan!
'Bletak!
Sebuah jitakan keras dariku tepat sasaran di kepalanya yang tertutup topi dinosaurus warna hitam sama denganku. " jangan macam-macam kau di kamarku. Awas!"
" sakit lah~ kak Hali jahaaatt~,"Dia meringis seraya mengelus kepalanya itu. Aku puas-walau tetap ku sembunyikan dengan wajah datarku- karena Gempa tidak menanggapi perlakuanku pada Taufan.
" sudahlah cepat selesaikan agar bisa cepat bersantai," ucap Gempa sembari pergi ke arah dapur-mungkin untuk cuci piring. Aku mengambil sapu dari halaman dan menyapu ruang tamu seperti yang diperintahkan Gempa. Tapi disela-sela aku mengerjakan pekerjaanku, aku merasa khawatir dengan apa yang Taufan akan lakukan pada kamarku.
Halilintar pov end
oooOooo
Taufan pov
' hahaha, yes aku bisa ngacak-ngacak kamar kak Hali. Rasain pembalasanku untuk tadi pagi, ' seringaiku saat ku dengar kak Gempa membagi tugas.
'Bletak!
Sial! Aku kena lagi. Ish, ada apa sih dengan kak Hali dikit-dikit nendang, dikit-dikit jitak, dikit-dikit pake jurus karate. Emang aku penjahat apa. Aku kan cuma pengen senang-senang aja. Jangan-jangan otaknya sudah konslet tidak mengingat kalau aku adiknya. Tapi kalau pada kak Gempa dia nurut. Sebal.
" sakit lah~ kak Hali jahaaatt~," keluhku. Huh, kak Gempa kenapa ga belain aku sih malah diam aja. Aku cemberut meninggalkan ruang tamu kemudian naik ke lantai dua tempat kamarku dan kamar kakakku berada. Kami memiliki kamar masing-masing sejak berumur 10 tahun sebelum orangtua kami meninggal karena aku yang memintanya.
Aku mulai dari kamar kak Gempa. Biasanya sih kamar kakakku yang satu ini sangat rapi jadi aku tidak perlu merapikannya lagi. Tapi untuk mengecek sebentar, aku membuka kamar kakak pertamaku.
" ya ampuuun..." mataku terbelalak lebar melihat kamar kak Gempa sama berantakannya dengan kamarku. Ada apa dengan kak Gempa hari ini? Mau mengerjaiku ya? Sial. Aku kan yang mengerjai dia dan kak Hali.
Sepray lepas dari kasurnya, bantal dan guling berada di lantai, selimut yang belum dilipat, buku berserakan di dekat lemari, segala macam pakaian berada di kasur, aduh gitar.. tas.. handuk.. sampah kertas!
Sepertinya ini sudah diatur agar membuatku badmood. Haaahh.. ya sudah lah rapikan saja.
15 menit sudah aku berkutat di kamar kak Gempa. Punggung terasa pegal sedari tadi membungkuk memunguti sampah kertas dan buku-buku yang berada di lantai. Baiklah ini sudah rapi, terlampau sangat rapi malah.
Aku menyeringai. selanjutnya kamarmu, kak Hali! Huahahaha...
Next chapter or not?
Yeay, akhirnya jadi juga ni ff setelah memutuskan untuk membuat cerita BoBoiBoy.
Ini ff pertamaku, maaf kalo agak ga jelas dan aneh.
Aku baru mendalami dunia ff baru beberapa minggu lalu itu pun diberi tau sama temen sebangku yang selalu mantengin hp nya*kemane aje lo
Huft, jadi curhat*puk-pukin sendiri. Baiklah kalau berkenan..
Review please..
Arigatou ^^~
