Disclaimer © Furudate Haruichi

Disarankan membaca di ruangan gelap dan seorang diri atau saat petang hari


Karasu Kara no Kaidan

(Ghost Story From The Crow)

Saat sore menjelang dan langit memerah, pergilah ke belakang sekolah seorang diri tanpa dilihat oleh siapapun dan berdirilah di bawah satu-satunya pohon yang ada di sana dengan menghadap ke arah selatan. Pejamkan matamu dan katupkan kedua tanganmu lalu berbisiklah dengan pelan.

'Aku ingin dengar cerita darimu.' Bisikkan kalimat itu sebanyak 4 kali tanpa sedikitpun membuka mata. Bila kau berhasil, angin akan berhembus pelan dari arah belakangmu dan kau akan mendengar suara kepakkan sayap. Tanpa membuka matapun kau akan tahu bahwa seseorang hadir di belakangmu.

"Cerita apa?" tanyanya. Pada saat itu, kau membuka matamu dan berbalik. Di depanmu, nampak sosok layaknya manusia, ia lebih pendek atau sama tingginya denganmu dan bisa juga lebih tinggi darimu. Ia memakai jubah hitam dengan bulu-bulu hitam mengalungi bagian lehernya, wajahnya ditutupi oleh topeng gagak hitam dengan paruh yang panjang dan kerudung hitam.

"Hnnnn… sudah cukup lama ya tidak ada yang datang kemari. Kau pasti cukup berani atau cukup bodoh hingga ingin mendengar cerita dariku," katanya memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. "Maa… aku punya satu cerita bagus. Sebagai gantinya apa kau bawa sesuatu untukku?"

Kau mengangguk dan mulai merogoh sakumu lalu mengeluarkan sekantung daun teh kering. Saat kau menghadapnya, ia sudah tepat berada di depanmu, menatapmu dari balik topengnya dan membuat napasmu putus sementara waktu. Ia kemudian mengambil daun the kering tersebut lalu ia kembali menjauhi tubuhmu agar kau bisa bernapas lega.

"Jangan mati dulu. Ceritaku belum di mulai," katanya menggoyang-goyangkan kantung tersebut di dekat telinganya. "Ini belum cukup. Tapi, karena kau adalah orang pertama bukan yang terakhir dari sekian lamanya, akan kuberi kau kemurahan hati. Tentu saja bila kau tidak mati setelah mendengar ceritaku. Ufufufufu…"

Aku menyebutnya...

Yang Terakhir Pulang

Para anggota tim Karasuno berlatih keras pada hari itu meskipun langit sudah gelap untuk menghadapi penyelisihan pertama Inter-High. Bola-bola voli berceceran di mana-mana, suara pukulan bola dan gesekan bola di lantai juga dapat terdengar dengan jelas. Teriakan demi teriakan penyemangat para pemain serta suara omelan pelatih Ukai berbaur menjadi satu.

"Yosh! Latihan selesai pada hari ini. Kalian pulang dan istirahatlah. Jangan lupa pendinginan lalu bereskan semuanya!" kata Pelatih Ukai.

"TERIMA KASIH ATAS LATIHANNYA!" teriak semuanya membungkuk pada Ukai lalu mulai melakukan pendinginan dipimpin oleh Sawamura.

8

Hitung mereka secara bergantian sampai akhir. Ketika selesai, seluruh anggota voli Karasuno minus Kyoko yang sudah pulang duluan berkumpul di ruang klub untuk beristirahat, minum, dan mengemasi barang-barang mereka sebelum pulang ke rumah masing-masing kecuali si pendek berambut orange and sang raja.

"Kami akan latihan sebentar lagi," kata Hinata dan Kageyama berdiri menghadap Sawamura.

"Eh? Apa tidak sebaiknya kalian istirahat?" tanya Sawamura menatap dua junior pembuat masalah ini sejak awal masuknya mereka.

"Oh iya, kalian berdua sering latihan sampai larut ya," kata Tanaka kepada Hinata dan Kageyama. Duo aneh tersebut berbalik menghadap Tanaka.

"Iya. Tapi tidak selalu larut sih," kata Kageyama bingung.

"Wah, anak kelas satu hebat ya!" ucapnya lagi nampaknya terkejut sekaligus kagum.

"Tentu saja, mereka kan belum tahu," kata Ennoshita tanpa menghentikan kegiatan membereskan tasnya.

"Wuooh!? Tentang apa?" tanya Hinata antusias.

"Oh! Tentang itu ya!" kata Nishinoya mendadak ikut nimbrung dalam percakapan tersebut.

"Ayolah… jangan membahas tentang itu…" kata Asahi mendadak lemas dan gemeteran dengan wajah ketakutan.

"Tentang orang yang pulang terakhir," jawab Sugawara.

"Kumohon jangan dilanjutkan!" pantang Asahi semakin memucat apalagi yang akan bercerita adalah Sugawara.

"Ini salah satu cerita sekolah kita sih. Kadangkala kita sering menyebut 'yang terakhir pulang matikan lampu atau yang terakhir pulang bereskan semua' betul?" lanjut Sugawara. Kageyama dan Hinata mendadak tegang karena mereka sudah tahu ke mana arah jalan cerita ini apalagi kalau Sugawara sudah memasang wajah yang penuh maksud seperti itu. "Suatu saat kau akan dengar…"

"HUAAAAAA!" teriak Asahi keluar dari ruangan sambil membawa tasnya dan terus berteriak sampai suaranya tidak kedengaran lagi.

"Saat kau mendengar apa?" tanya Tsukishima. Ternyata meskipun terlihat tidak peduli karena sedang membereskan barang-barangnya, ia mendengarkan juga.

"Ahahah, mungkin lain waktu," kata Sugawara tertawa pahit tidak enak setelah kelakukan Asahi yang bagaikan anak TK.

Meskipun telah mendengar cerita yang sedemikian, duo kelas 1 tersebut tetap menjalankan latihannya meskipun Hinata nampak sudah sangat ketakutan dengan berjalannya waktu. Jarum menunjukan sudah pukul 9 malam. Bapak penjaga sekolah juga sudah akan menutup sekolahan sehingga mereka diminta untuk selesai.

"Aku akan pulang duluan," kata Kageyama mengambil tasnya yang ada di sana bersama mereka karena ruang klub sudah dikunci oleh Sawamura.

"Tunggu, Kageyama! Jangan tinggalin sendirian donk!" teriak Hinata ketakutan dan buru-buru membereskan bola-bola voli yang berceceran.

"Jangan bilang kau masih takut?" tanya Kageyama setengah mengejeknya. Wajah Hinata memerah karena malu dan marah. Ia tidak suka diremehkan tapi ia paling benci lagi kalau berurusan dengan mahluk gaib.

Kageyama sudah membawa tasnya dan berjalan keluar pintu sebelum berbalik, "Yang terakhir pulang matikan lampu dan tutup pintu!" katanya lalu pergi dari sana secepat kilat meninggalkan Hinata membuat pasangan duonya secepat kilat membereskan semuanya sambil berteriak-teriak untuk menghilangkan rasa takutnya, membawa tasnya, mematikan lampu lalu berlari meninggalkan sekolah. Tanpa menutup pintu gym.

Keesokan harinya, Tim Karasuno kembali berlatih dengan keras.

"Oy, Shouyou," panggil Nishinoya. "Kudengar kau yang terakhir pulang kemarin. Bagaimana? Bertemu sesuatu yang aneh?" tanya Nishinoya antusias.

"Noya-san! Jangan bicarakan hal itu lagi! Lagipula itu salah Kageyama yang main kabur seenaknya saja!" kata Hinata menatap tajam ke arah Kageyama yang sedang melakukan latihan servisnya dan tidak peduli.

"Maa, meskipun begitu kau tidak lupa untuk membereskan semuanya," kata Sugawara.

"Lampu dimatikan dan pintu gym ditutup. Biasanya aku akan kena omel penjaga sekolah karena lampu gym tidak dimatikan atau pintunya yang tidak ditutup," kata Daichi mengusap kepala Hinata.

"Benar'kah? Maaf maaf," kata Hinata kemudian tertawa.

Hari itu juga, Hinata dan Kageyama berlatih hingga malam. Meskipun begitu, ada beberapa anak kelas 2 yang ingin ikutan main seperti Tanaka dan Nishinoya. Jam kembali menunjukan pukul 9 malam. Sudah saatnya untuk pulang.

"Aku pulang dulu. Yang terakhir pulang jangan lupa matikan lampu dan tutup pintu," kata Nishinoya kemudian pulang disusul oleh Kageyama. Hinata masih tinggal untuk beberapa saat membereskan tasnya lalu melangkah ke pintu keluar.

Dzing…

Hinata sebenarnya cukup kaget dengan suara bola jatuh membuatanya tegang seketika. Ia melirik dari balik punggungnya dan melihat bola voli tersebut menggelinting menuju tiang net dan berhenti.

'Mungkin Tanaka-san masih ingin latihan,' batin Hinata mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar. "Aku pulang duluan ya, Tanaka-san! Jangan lupa matikan lampu dan tutup pintunya loh. Nanti Daichi-san marah!" kata Hinata kemudian pulang.

Hari seperti itu terus berulang selama seminggu. Hinata akan menjadi yang selalu ditinggal sendirian. Mungkin itu sudah menjadi niat teman-temannya untuk menakut-nakuti Hinata. Namun, Hinata bersyukur karena bukan ia yang selalu terakhir pulang.

Pada keesokan harinya saat latihan pada jam malam sudah selesai, satu demi satu anggota Tim Karasuno pulang hingga menyisahkan Hinata dan Tanaka lagi yang sedang minum air dan membereskan tasnya.

"Tanaka-san. Maaf kemarin aku meninggalkanmu sedirian membereskan semuanya lagi," kata Hinata mendekati Tanaka. Malam sebelumnya, Hinata kembali menjadi salah satu yang terakhir pulang karena lagi-lagi Kageyama lari meninggalkan dia. Tanaka yang mendengarnya merengutkan alisnya dan tidak tahu bagaimana harus merespon.

"Maksudmu apa? Aku pulang duluan sebelum kalian semua pulang?" kata Tanaka dengan wajah bingung. Hinata yang mendengarnya menjadi pucat pasih. Darah di tubuhnya seakan membeku. "Sudah dulu ya," kata Tanaka melambaikan tangannya kepada Hinata.

Begitu kesadarannya pulih, Hinata membawa tasnya dan melesat keluar pintu dengan cepat sambil berteriak, "Yang terakhir pulang matikan lampu dan tutup pintu!"

BLAM!

Dan lampu gym tersebut mati mendadak. Hinata berdiri di ambang pintu masuk. Cahaya bulan menyinarinya sehingga bayangannya jatuh tepat di belakangnya. Hinata terdiam dengan mata membelak. Ia tidak bisa melangkah untuk lari ataupun berteriak minta tolong.

Sekarang ia tahu,

.

bahwa ia tidak akan pernah menjadi yang terakhir

.

Lalu sebuah suara berbisik di telinganya

Yang terakhir pulang

.

.

.

.

Hinata memejamkan matanya. Ia ingin lari tapi tidak bisa. Ia bukan yang terakhir. Tak akan pernah menjadi yang terakhir. Sekuat apapun ia ingin tapi ia tidak bisa.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tutup Pintu

BAM!

XXXX

Pada suatu waktu, ada seorang siswa yang selalu dipermainkan oleh teman sekelasnya karena kelambatannya.

'Yang terakhir pulang kerjakan tugas piket.'

'Yang terakhir pulang sirami tanaman di kebun sekolah.'

'Yang terakhir pulang matikan lampu dan tutup pintu.'

Semua orang mengatakan hal tersebut kepadanya. Pada akhirnya, ia tetap selalu menjadi yang terakhir. Seberapa-pun usahanya untuk mempercepat waktu pulangnya, teman-temannya selalu menghalangiya dan berteriak,

'Yang terakhir pulang akan selalu terakhir!'

Pada suatu hari, anak tersebut mengikuti kegiatan klub olah raganya dan seperti biasa menjadi yang terakhir pulang. Para senpainya selalu berteriak,

'Yang terakhir pulang matikan lampu dan tutup pintu!'

Tapi suatu hari, mereka berniat untuk melakukan sedikit kejahilan.

'Ayo kita coba kurung dia semalam di ruang gym!' kata salah seorang di antara mereka. Seperti biasa, sang anak selalu menjadi yang terakhir. Ketika ia kana pulang, seniornya segera mengunci pintu gym tersebut.

BAM BAM BAM

Si anak terus menerus memukul pintu tersebut dan memohon untuk dikeluarkan. Tapi tidak ada yang berhasil.

'Akulah yang terakhir! Jangan tutup pintunya!' teriak sang anak tapi tidak ada yang mendengar karena hari sudah malam dan lampu sudah dimatikan.

Keesokan harinya, ketika pintu gym dibuka, anak itu sudah hilang tanpa jejak. Para seniornya berpikir bahwa ia sudah pulang namun sejak hari itu, ia tidak pernah masuk sekolah. Orang tua mencarinya ke mana-mana tapi tidak ditemukan.

Lama kelamaan, mitos mulai menyebar di antara sekolah tersebut.

Mereka menyebutnya

.

.

.

.

Yang Terakhir Pulang

XXXX

'Bagaimana? Cerita yang menarik bukan?' tanyanya dengan nada yang mempermainkan sambil terus memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri lalu berhenti menatap lurus kearahmu. 'Hm? Dilihat dari eskpresimu, aku bisa membaca ketakutan yang terlukis di sana. Khukhukhukuhukhu!'

'Hm…? Kau bertanya apa yang terjadi pada Hinata? Yah, mari kita bilang ia berhasil keluar dari sana pada detik-detik terkahir. Tentunya setelah kejadian itu, ia tidak akan lagi berani tinggal sendirian.' Ucapnya sambil mengangkat bahu dan tangannya.

'Oho, kau terlihat lega. Aku tidak suka wajah legamu itu.'

'Datanglah lagi bila ingin mendengarkanku. Tapi jangan lupa, kau harus membawa yang lebih daripada yang hari ini.'

Ia kemudian menengadah ke langit senja lalu berbalik menatapmu. Topeng burung tersebut nampak seperti wajah aslinya ketika ia terus menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan beberapa kali sebelum berhenti lagi.

'Sebaiknya kau pulang sekarang. Sebelum kau menjadi yang terakhir.'

Sampai bertemu lagi


P/S: Ketika menyebut Yang Terakhir Pulang sama saja memanggil si hantunya.

Moral: Jangan jadi yang terakhir.

Ohayou! Konnichiwa! Konbanwa!

Fanfic pertama di fandom baru sekaligus first time horror genre, Haikyuu! Mohon bimbingan dari para senpai-senpai sekalian m(_ _)m

Mungkin nuansa seremnya masih kurang karena saya sendiri saat membuatnya yang cuma terpikirkan hanya 'bikin haikyuu horror bikin haikyuu horror'

Ya, intinya saya jatuh cinta dengan cerita horrornya Furudate-sensei dan beberapa gambar horror haikyuu #pencinta horror

Mohon review, favorite dan Follownya ya! Karena ini hanya akan ada 9 chapter oneshot, nantikan oneshot selanjutnya!