Dyachan02 Present first story
.
.
.
ONCE UPON A LOVE
Main Cast : Oh Sehun & Xi Luhan
Slight chanbaek & kaisoo
Rate : M
Genre : Family, Romance, Hurt/Comfort
Warning!
Yaoi, Typos bertebaran
Don't Like? Don't Read!
HUNHAN AREA
.
.
*SUMARRY*
Luhan datang ke dalam kehidupan seorang Oh Sehun sebagai adik tiri. Sehun tak dapat menerimanya. Namun ada hari ketika ia mulai mencintainya dan akhirnya mereka bersama dengan ending yang tak sempurna:). Terinspirasi dari sebuah film yang luar biasa.. [Angst/Incest/Yaoi/DLDR!/FOR HHI BIG EVENT II]
.
.
.
.
.
.
ONCE UPON A LOVE
Cast : Oh Sehun & Xi Luhan
Slight chanbaek & kaisoo
Rate : M
Genre : Family, Romance, Hurt/Comfort
Warning!
Yaoi, Typos bertebaran
Don't Like? Don't Read!
HUNHAN AREA
.
.
.
.
.
Berantakan. Itulah suasana yang menggambarkan kamar seorang remaja laki- laki bernama Sehun. Pakaian- pakaian kotor yang berserakan di dekat keranjangnya. Tempat tidur yang masih belum ditata bergumul dengan gitar berserta buku chord yang menemani di sampingnya. Buku-buku pelajaran berserakan di bawah tempat tidur. Hanya mainan-mainan yang masih tertata apik di lemari kaca dekat jendela.
Tirai semakin membuka lebar tat kala angin berhembus begiitu kuat, menampakkan lelaki pemilik kamar yang sedang melakukan sesuatu di balkon kamarnya. Iya. Itu Sehun dengan hobinya yang sedikit tak biasa, mengecat ulang mainan- mainan yang ia miliki waktu kecil. Di sela- sela waktu mengecatnya ia juga sesekali ia juga bersenandung kecil untuk mengurangi keheningan.
Sehun melihat mobil berwarna putih memasuki pekarangan rumahnya. Dengan cepat ia berdiri dan keluar untuk menemui ayahnya yang seminggu tidak pulang ke rumah. Ia menuruni tangga dengan cepat namun berhati- hati. Sehun dapat melihat jelas ayahnya yang masih berpakaian formal sedang melepas sepatu di dekat pintu.
"ayah!" ia berjalan setengah berlari menghampiri orang yang dirindukannya, memeluk ayahnya erat sampai sang ayah sedikit terhuyung ke belakang. Mereka berpelukan. Sehun sudah lama tak melakukan ini sejak eommanya meninggal. ayahnya terlalu sibuk bekerja dan Sehun kurang mendapat perhatian dari orang tua.
"Oh Sehun, anakku!" ayahnya membalas pelukan Sehun dengan hangat.
"mengapa ayah tidak memberitahuku jika mau pulang?" tanya Sehun.
"itu bukan kejutan jika ayah memberitahumu." Jawabnya dengan tawaan garing. "ayah juga membawakanmu banyak produk dari perusahaan untuk kau coba." Tambahnya seraya mengeluarkan beberapa pasang sepatu pantofel.
"Selalu bekerja keras Oh Sewoon-ssi?" ucap bibi May yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa teh hangat di tangannya.
"May, itulah satu- satunya alasan aku berhasil hari ini." Jawab Tuan Oh santai.
Tak ada angin tak ada hujan, seorang wanita cantik dengan rambut tergerai dan seorang lagi anak laki- laki seumuran dengan Sehun, masuk mengekori Tuan Oh. Mereka membawa dua koper besar yang kemungkinan berisi pakaian. Mata Sehun menatap lurus kearah wanita dan anak laki- laki itu. Wanita itu hanya tersenyum sesekali anak laki-laki itu membungkukkan badannya. Bayangan Sehun sekarang, wanita cantik tadi adalah calon Ibunya yang baru. Tapi apa? Realitanya wanita itu sudah resmi menyandang nama sebagai nyonya Oh dan anak laki-laki itu adalah saudaranyanya. oh tidak! Sehun tidak akan bisa menerima ini. Begitu pula dengan bibi may. Setelah mendengar penuturan Tuan Oh, wanita itu dia langsung memutuskan untuk pulang detik itu juga. Biasanya bibi may yang akan menemani Sehun di rumah ketika Tuan Oh sedang bekerja di luar kota dan Bibi May akan menginap agar Sehun tak kesepian. Namun setelah ini mungkin itu tidak akan terjadi lagi.
Hari sudah menjelang malam dan bulan sudah menampakkan dirinya. Sekarang pukul tujuh tepat saatnya makan malam. Tuan Oh, Nyonya Oh, Sehun dan Luhan –saudara baru Sehun- sudah menduduki kursinya masing- masing. Tuan dan Nyonya Oh duduk berhadapan. Dan demi apa! Sehun dan Luhan juga harus duduk berhadapan juga. Sungguh ini bukan keinginan Sehun.
Makan malamnya sudah di mulai bahkan Sehun hampir menyelesaikan makannya tapi dari mereka ber-empat belum ada yang memulai percakapan. Begitu hening dan dingin. Diam- diam Sehun juga menatap Luhan dalam. Kalu dilihat dengan seksama Luhan memang terlihat lebih cocok menjadi perempuan. Dia... terlalu manis untuk ukuran seorang lelaki. Tunggu! Apa yang kau pikirkan Oh Sehun! Tidak seharusnya kau berpikiran tentang itu.
"Sehun, perkenalkan namaku Luna dan ini putraku satu- satunya namanya Luhan." inisiatif Nyonya Oh untuk memulai percakapan di antara mereka ber-empat. Begitu Nyonya Oh menyebut Luhan, Sehun langsung memandangi dan menatap Luhan dengan tatapan penuh amarah -lagi- tapi Luhan terus membalasnya dengan senyuman dan tak ingin ada dendam di antara mereka berdua. Sayangnya tidak dengan Sehun. Di lihat dari tatapannya Sehun sepertinya sangat membenci Luhan tapi Luhan begiitu bertekad suatu saat pasti Sehun tidak akan membencinya lagi.
"Aku harap kau dapat menerima kami di keluarga ini Sehuna." Tambah wanita yang bernama Luna itu.
Setelah makan malam usai. Sehun memilih mengasingkan diri di bangku taman belakang rumah. Duduk termenung dan tak melakukan apa- apa. Sehun benar benar tidak bisa melakukan ini.
Diam- diam Luhan datang dari belakang bangku yang di duduki Sehun, Luhan berniat untuk mengajak jalan- jalan Sehun walaupun kemungkinan di terima tidak ada tapi Luhan tetap memberanikan diri. Dengan santai dan pelan Luhan menepuk bahu Sehun dari belakang. Sehun yang merasa di sentuh pundaknya pun menoleh.
"Hyung, mau berjalan-jalan?" Luhan tersenyum dengan mengakhiri pertanyaannya tadi tapi yang Luhan dapat malah tatapan sinis dari Sehun.
"jangan memanggilku Hyung! Aku bukan saudaramu! Pergi dan jalan-jalan sana bersama ibumu!" bentak Sehun.
Setelah membentaknya tadi Sehun langsung meninggalkan Luhan yang masih membeku di sana. Sehun menyeringai. Puas. Sedangkan Luhan membeku di tempat setelah Sehun membentaknya tadi. Air mata Luhan menetes tanpa ia sadari. Hatinya benar-benar sakit. Mungkin memang tidak mudah menakhlukan hati seseorang yang keras seperti seorang Oh Sehun.
Sehun memilih kamarnya sebagai tempat mengasingkan diri yang kedua. Sekarang kamarnya sudah rapi entah siapa yang membersihkannya Sehun tak peduli. Sehun mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang lalu mengambil foto Sehun dan ibu kandungnya. Memeluknya hingga Sehun terbawa ke alam mimpi. Semuanya terjadi begitu cepat.
Hari ini hari minggu. SSehun sudah bersiap untuk pergi ke taman kota. Ini adalah rutinitas yang dilakukan Sehun dan teman- temannya setiap hari minggu, hanya untuk mengisi waktu luang ataupun mendapat makan siang gratis.
Sehun sudah siap memakai kaos biasa dan di setelkan dengan jeans di tambah snapback sebagai pemanis. Sehun menatap siluet tubuhnya di kaca. Sempurna. Kemudian Sehun bergegas memakai sepatu dan tak lupa membawa gitarnya.
Sehun mengotak- atik ponselnya, mencoba menghubungi ke-empat sahabatnya.
"yeoboseo? Chanyeol-ah. Kau ada dimana sekarang?"
"..."
"baiklah aku akan menyusulmu."
"..."
"aku sudah di halte. Mungkin aku akan terlambat beberapa menit karena jalanan sedikit macet."
"..."
Sehun kemudian mematikan teleponnya. Sehun menaiki buas dengan tujuan busan karena bus itu datang tepat waktu. Jalanan hari minggu ini benar- benar macet, sekarang Sehun sudah terlambat 10 menit kemudian Sehun memaksa sopir bus untuk menurunkannya saat itu juga. Sang sopir sempat melarang tapi Sehun tetap memmaksanya hingga akhirnya sang supir membukakan pintu untuk Sehun. Sehun berlari dengan kekuatan yang ia miliki. Peluh dan keringat sudah bercucuran membasahi dahinya. Ia sudah hampir sampai dan di seberang sana Sehun melihat teman-temannya yang sudah berteriak girang melihat kedatangannya.
"kau terlambat 20 menit Oh Sehun-ssi" timpal Jongin seraya memberikan segelas es jeruk pada Sehun.
"maaf, jalanan benar-benar macet hari ini. Baiklah, apa kalian siap? Are you ready to fight!" tanya Sehun pada ke-empat temannya.
"i'm fight!" sahut baekhyun mendahului yang lain.
"Ya! Ya! Ya! Kita harus melakukannya bersamaan Baekhyunaa" timpal Kyungsoo
"mian, aku hanya terlalu bersemangat hari ini." Balas baekhyun mengeluarkan puppy eyesnya.
"aigoo~ tidak perlu melakukan itu Byun Baekhyun kau berlebihan." Tambah Chanyeol.
"sudahlah, ayo kita berangkat!" lerai Sehun.
"jadi kita tidak jadi melakukannya. Seharusnya kau mengulanginya Sehunaa."
"itu tidak penting baekhyun-ssi. Let's go!"
Taman kota sudah lumayan ramai pengunjung, ini waktu yang tepat. "bagaimana jika di sini?" tanya Sehun pada chanyeol. "tidak buruk." Balas chanyeol.
Mereka sudah memutuskan tempat, di bawah pohon yang rindang. Dengan sigap Sehun langsung mengeluarkan gitarnya. Mereka ber-lima bernyanyi bersama dengan di iringi gitar yang di mainkan Sehun. Para pengunjung taman ikut bergabung dan mengerubungi mereka. Setelah di rasa cukup dan merasa mulai lelah mereka berhenti. Taman kota juga berangsur-angsur sepi. Jongin telah menghitung uang yang mereka dapat.
"fantastis! Kita dapat jackpot minggu ini." Kata jongin di tengah kesunyian malam.
"berapa?" tanya Sehun.
"20.000 won" jawab jongin.
"daebak!" sepasang kekasih mengatakannya bersama, mata chanyeol dan baekhyun melotot.
"bagaimana jika lotte world?" usul baekhyun.
Sehun lantas bangun. "ayo kita berangkat."
Sesampainya di Lotte World mereka langsung menaiki beberapa macam wahana dan berfoto bersama hingga larut malam.
Di sisi lain, Luhan mengamati kegiatan 5 sahabat itu sedari Sehun berangkat tadi. Diam-diam Luhan mengikutinya tanpa sepengetahuan Sehun. Luhan tengah mengintip kegiatan memreka dari balik tiang beton.
"sebahagia itukah hyungku? Apa aku benar-benar tak di butuhkan?" monolog Luhan.
Hari senin. Iya. Hari senin. Hari yang paling membosankan menurut Oh Sehun. Dengan malas ia mencoba bangun dari ranjang kesayangannya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Tunggu. Jika Luhan pindah ke rumah ini pasti dia juga akan pindah sekolah dan besar kemungkinan jikka Luhan akan sekolah di sekolah yang sama dengan Sehun. Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Dengan cepat Sehun melakukan semuanya.
Sehun telah sampai di sekolahnya S-tee School. Memasuki ruang kelasnya. Sehun masih SMA tingkat pertama. Dari SMP Sehun sudah bersekolah di S-tee school. Dulu pada saat SD Sehun sering berpindah-pindah sekolah karena kenakalan Sehun yang tak bisa di tandingi. Hingga akhirnya saat kelulusan SD, tuan Oh memutuskan untuk menyekolahkan Sehun di S-tee School. Sehun mendapatkan sahabat-sahabat yang dapat membuatnya berubah. Tapi Sehun tetaplah Sehun. Semua guru bahkan mengenalnya.
"Baekhyuuuun!" pekik Sehun dari bangku pojok.
"waee~? Berhenti menggangguku Sehun." Balas baekhyun yang masih sibuk membetulkan eyelinernya.
"Berhenti mengobrol!" sesosok pria paruh baya berkacamata memasuki ruang kelas.
"selamat pagi dan selamat datang di semester baru! Panggil aku Guru Yang. Aku wali kelas kalian."
"Resleting anda belum dikancingkan pak!" teriak Sehun usil. Padahal jelas-jelas guru yang sudah mengancingkannya.
Setelah mendengar penuturan Sehun guru yang langsung menutupi selangkangannya dengan buku absen yang di bawanya, setelah ia menyadari bahwa yang di katakan Sehun hanya kebohongan guru Yang hanya berkata, "oh, dasar kurang ajar. Kau kelihatannya seperti rang baik. Mengapa kata-katamu tidak mencerminkan itu? Siapa namamu?" balasnya setengan melotot.
"Darimana saja anda? Bagaimana bisa anda tidak tahu namaku? Lihat saja sendiri di daftar! Halaman pertama, yang bertanda merah. Oh Sehun dalam kurung 'Bajingan'" tutur Sehun. Guru Yang langsung membuka buku absen dan ternyata benar Oh Sehun (Bajingan), guru yang hanya bisa menghela napasnya berat.
"ini adalah hari pertamaku mengajar." Kata guru Yang seraya menutup buku absen keras. "anak- anak! Saya punya murid baru yang akan saya perkenalkan pada kalian. Sebenarnya dia di kelas lain, tapi dia minta supaya dia bisa berada di kelas yang sama dengan hyungnya." Guru yang keluar ruangan untuk memanggil murid baru itu. "masuklah dan perkenalkan dirimu." Ucap guru yang pada siswa baru itu.
"baik."
Murid baru itu adalah Luhan adik tiri Sehun.
"Hai, Namaku Oh Luhan. Kalian bisa memanggilku Luhan. Aku pindahan dari Busan. Kuharap, kalian bisa menerimaku dengan baik." Mata Luhan menelusuri setiap meja. Ia menemukan meja Sehun, berada dipaling belakang pojok dan Sehun duduk sendiri.
"Oh Sehun, bukankah di sampingmu ada bangku kosongg? Biarkan Luhan duduk di sebelahmu" Guru yang masuk kembali dan menyuruh Sehun berbagi meja dengan Luhan. Oh tidaak, benar-benar bukan keinginan seorang oh Sehun untuk berbagi dengan orang yang ia benci.
Setelah mendengar perkataan dari sang wali kelas, Luhan langsung melangkahkan kakinya menuju kursi di samping Sehun. Ketika Luhan akan duduk dan menarik kursinya ke belakang Sehun malah menahannya, jelas saja itu membuat seluruh penghuni kelas menengok ke arah Sehun dan Luhan. Guru Yang yang melihatnya langsung berdehem keras. Sehun pun akhirnya membiarkan Luhan duduk di sebelahnya.
"Anak-anak! Besikaplah yang baik dengan teman baru kalian!" kata Guru Yang lagi. Setelah muridnya menyorakkan kata 'ya' guru Yang memulai pelajarannya. "Baiklah, kita akan segera memulai semester baru."
Setelah guru yang menyelesaikan tugas mengajarnya dan meninggalkan kelas, Chanyeol dan Baekhyun langsung mengintrogasi Sehun. "Sehun-ah~ sejak kapan kau punya adik? Mengapa kau tidak pernah memberitahu kami?" tanya baekhyun dengan mata memincing. Sehun malah mengalihkan pandangannya ke jendela menatap langit yang setengah mendung. Luhan yang juga mendengar pertanyaan dari baekhyun pun berinisiatif untuk menjawab.
"Sebenarnya, Sehun delapan bulan lebih tua dariku. Jadi, secara teknis dia adalah hyungku." Baekhyun dan Chanyeol hanya mengangguk- angguk mengerti, dan Sehun. Ia langsung menyangkal semua yang dikatakan Luhan.
"Dia tidak punya hubungan apa- apa denganku. Dia bukan adikku." Setelah mengatakan itu Sehun langsung pergi meninggalkan ruang kelasnya. Sedangkan Luhan, ia hanya dapat memberikan senyuman pahit untuk murid yang yang melihat ke arahnya.
Hari demi hari telah di lewati Luhan dengan sendiri. Tak ada yang berani mendekati Luhan mungkin karena seisi kelas sudah di ancam oleh Sehun. Saat pelajaran di mulai, Luhan tak pernah melihat Sehun menulis sesuatu di buku pelajarannya. Yang Sehun lakukan hanyalah melihat keluar jendela tak pernah sekalipun menatap Luhan atau sekedar melirik Luhan. Luhan pun berinisiatif untuk menuliskan beberapa catatan di buku tulis Sehun, apalagi ini pelajaran dari guru Park. Bisa mati terkena hukuman jika Sehun tak menulis apapun di bukunya.
Bel tanda pulang sudah di bunyikan. Semua murid sudah bersiap-siap untuk pulang begitu pula dengan Luhan, setelah bel berbunyi ia langsung memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Berbeda dengan Sehun ia langsung menarik tasnya dan bergegas keluar dari kelas.
"Sehun-ah kenapa buru-buru? Tunggu aku!" teriak jongin yang baru saja melihat Sehun keluar. Tak biasa memang. Jika biasanya Sehun pasti pulang bersama sahabat-sahabatnya namun semenjak ada Luhan, Sehun tak pernah pulang bersama Chanyeol, baekhyun, kyungsoo dan jongin lagi.
Luhan sudah selesai merapikan kamar barunya. Tuan oh menyuruh Luhan untuk pindah ke kamar Sehun, agar mereka cepat akrab katanya. Padahal realitanya Sehun tidak mungkin mau tidur bersama orang yang ia benci.
Luhan menempatkan foto masa kecil bersama ayah kadungnya yang sudah meninggal di atas nakas seperti yang Sehun lakukan. Sesekali Luhan juga mengusap foto itu. Ayahnya terlihat sangat bahagia di foto tersebut. Luhan hampir saja meneteskan air mata karena menginggat kenangan pahit itu tapi...
Ckleek!
Suara pintu yang terbuka. Sehun yang baru masuk kekamar kaget ketika Luhan tengah duduk manis di tepi ranjangnya. "apa yang kau lakukan di kamarku?!" mendengar teriakan Sehun.
Luhan tersenyum dan menjawab, "ayah menyuruhku pindah ke lantai atas dan berbagi kamar denganmu." Balas Luhan.
"omong kosong" timpal Sehun sambil mengepalkan tangannya ke arah Luhan. "ayah benar-benar berkata begitu" balas Luhan ketakutan.
"kita tetap jaga jarak. Kau sendiri, dan aku sendiri." Sehun lantas pergi entah kemana. Menutup pintu keras- keras hingga bunyinya sampai ke lantai bawah. Luhan hanya bisa meratapi nasib.
Kriiing.. Kring..
Suara alarm berbunyi dari lantai atas.
Tadi malam Sehun mengijinkan Luhan tidaur di kamarnya walaupun mereka tidur berpisah. Luhan tidur di sofa dan Sehun tidur di ranjang. Itu saja Luhan sungguh sangat bersyukur. Luhan menganggap itu berarti Sehun masih menyayanginya sebagai adik.
Sehun bangun lebih dulu daripada Luhan. Ia memutuskan mandi lebih dulu. Luhan yang melihat ranjang Sehun yang kosong, bergegas merapikannya dan mengumpulkan debu yang berada di bawah ranjang.
Kriiiet..
suara pintu kamar mandi terbuka. Tiba- tiba Sehun keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun di tubunhnya alias telanjang.
"Kau menyimpan debu untuk apa? Itu membawa sial, kau tau?" ucap Sehun dengan menyandarkan tubuh telanjangnya di pintu.
Luhan kaget dan reflek mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Sehun hyung, apa yang kau lakukan? K.. kenapa kau tidak memakai handuk?"
"ini kamarku! Memakai handuk atau tidak itu bukan urusanmu. Jika kau tidak tahan, kau bisa tidur dengan ibumu." Timpal Sehun tanppa berpikir
Sehun melangkah mendekati Luhan mengambil seragamnya yang sudah wangi karena Luhan menyetrikanya semalam. "apa kau gay? Lelaki sejati tidak akan jijik melihat penis, kau tau." Luhan tak menjawab pertanyaan Sehun. Ia hanya diam lalu beranjak mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Sehun melangkah keluar rumah tanpa menunggu Luhan. Ia tak menoleh padahal Luhan jelas jelas memanggilnya dari belakang.
"Hyuuung.. Sehun Hyungg.. tungguu aku~" teriak Luhan sambil ngos- ngosan. Dan dengan kurang ajarnya Sehun malah mempercepat langkahnya membuat Luhan semakin susah payah mengerjarnya.
"lain kali, cepat kalau mandi! Kau lama sekali. Kau mandi atau apa?" tanya Sehun dengan nada kecewa. Kemudian Luhan menggumamkan kata maaf sambil tersenyum simpul dengan puppy eyes.
"maaf, aku juga merapikan kamarmu." Sehun menarik kkerah seragam Luhan seraya mengepalkan tangannya.
"kau bilang kamarku berantakan!?". Luhan pun terlonjak kaget.
"bukan begitu hyung. Aku hany~". Sehun pun mendapat sebuah ide.
"kau suka membantu ya? Bagus! Sekarang kau adalah babuku! Lakukan apa yang aku katakan, jika tidak kau akan tahu rasa!" Sehun pun melempar tasnya ke arah Luhan dengan keras dan Luhan hanya bisa mengangguk pasrah mendengar perkataan Sehun tapi Luhan tetap menggambil hikmah dari ini semua, jika ia menjadi babu Sehun otomatis ia akan selalu ada dengan Sehun.
"sekarang, lari ke halte dan hadang supir bis agar tidak meninggalkanku disana! Cepat!" mendengar perintah Sehun, Luhan langsung berlari ke arah halte dengan tas Sehun di dekapannya.
Luhan sudah sampai di halte. Terus berbicara pada supir bis agar menunggu temannya. Tapi Sehun belum datang juga. Setelah terlihat batang hidungnya, Sehun malah memarahi Luhan karena Luhan salah menghentikan bus.
"apa-apaan kau? Kubilang hadang bus sekolah. Ini bus umum bukan bus sekolah bodoh! Dasar tolol! Apa kau tidak bisa melihatnya." Sopir bus yang melihat pertikai antara dua lelaki itu pun bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.
"Lihat dan cermati. Ini baru biis sekolah. Ayo!" Sehun menunjjukan pintu yang terbuka, namun Luhan malah bengong menatapi bus itu.
"apa yang kau tunggu? Ayo naik!" Gertak Sehun yang membuat Luhan terkejut.
Sudah sekitar satu minggu pula Luhan melakukan segala sesuatu yang seharusnya Sehun lakukan sendiri. Sehun benar-benar menjadika Luhan sebagai babunya. Tapi Luhan selalu senantiasa melakukan hal-hal bodoh yang Sehun suruh. Mengerjakan PR, menulis catatan, mengambilkan makan siang, mencuci baju, memasak ketika orang tuanya tengah pergi, satu lagi kebiasaan buruk Sehun. Memakan kuaci yang di simpan di lacinya dan membuang kulitnya ke segala arah. Kurang ajar memang tapi Luhan akan selalu membersihkannya. Itu hanya beberapa pekerjaan yang Luhan lakukan, masih banyak lagi hal-hal aneh yang Luhan lakukan atas perintah Sehun. Seperti, Sehun menyuruh Luhan menari sexy dance atau membeli mainan yang di buat tahun 90-an. Sehun memang gila.
TBC~
Huftt.. sebenernya ff ini udah di post kemarin tapi karena ada sedikit problem jadi aku hapus dan dire-post:)
Terima kasih untuk kalian- kalian yang mau meluangkan waktu untuk membaca ff ini. Dan ingat ff ini mengambil alur dari sebuah film yang masih saya rahasiakan judulnya. Sumpah film itu bagus banget. Yang suka yaoi mungkin tau judul film ini *mungkin:v*
Oia.. yang kemaren abis ulang tahun, si maknae bangsatt!
HAPPY BIRTHDAY SEHUNNIE! WISH U ALL HAPPINESS!
Saranghae3
sampai jumpa chapter depan dengan Sehun dan Luhan../apa ini? *abaikan*/
Regards
DYACHAN02 - 1600413
