Caption : Boobs on The Bus Chapter 1/?
Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Kim Jongin, Oh Sehun.
Pairing : Chanbaek (Genderswitch ; Baekhyun and other uke as GIRL)
Genre : (crispy) Comedy, Smut, College-life, PWP gaje
Rating : M
Forward :
ff ini terinspirasi dari cerita real temen saya yang berjenis kelamin laki-laki wkwkwk ide cerita ini based on true story, terus saya kembangkan jadi ff XD semoga dia ga kecewa bacanya muahahahaha
disini Chanyeolnya beda dari my geeky boy yah, chanyeolnya anak baik-baik polos2 mesum gaje gitu wakakakak aduh saya nulis apa sih ini :( abaikan judulnya plis saya jadi geli sendiri wkwkwk
ff GS pertama saya, mohon bantuannya yah!
happy reading guys^^
'Ssshh.. kulum putingku.. ahhh mainkan lidahmu..'
'Kau mimpi jorok, Park?'
'Noona, aku selalu memperhatikanmu selama ini, kau sangat cantik dan menggemaskan. Aku harap kita bisa berkenalan lebih jauh!'
.
.
.
.
.
Pagi itu, Chanyeol merasakan bagaimana kesialan menimpanya secara bertubi-tubi. Jam di pergelangan tangannya hampir menunjukkan pukul delapan pagi, itu artinya kelas pagi nya akan dimulai sebentar lagi. Ia benar-benar mengutuk para pengendara mobil yang berjejer di sepanjang jalan dan membuat kemacetan yang mengular hingga sepanjang satu kilometer.
Ini semua karena ulah sang Eomma yang memerintahkannya untuk mengantarkan adik tercintanya ke sekolah sebelum ia berangkat. Kalau ia tidak mengantarkan adik perempuannya itu, sang Eomma akan memangkas habis uang sakunya selama sebulan. Namun jarak dari rumah laki-laki jangkung itu menuju kampus tidak dapat dikatakan dekat dan sangat rawan dengan kemacetan. Belum lagi ban sepeda kesayangannya yang bocor menjadi penyebab utama segala kesialan Chanyeol hari ini.
Chanyeol menyampirkan tali ransel nya yang terus merosot ke lengannya karena terlalu sibuk berlari dengan kecepatan cahaya. Entah mengapa kaki-kaki panjangnya mendadak tidak bisa diandalkan. Bibir Chanyeol terbuka, meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Bulir-bulir keringat terus meluncur dari dahinya turun menyelinap ke dalam kerah kemejanya. Sekali lagi ia mengumpat di dalam hati karena kemejanya yang basah (karena keringat) dan bau matahari yang menempel di seluruh tubuhnya. Rusak sudah penampilan mempesonanya dan raut wajah tampannya, yang terpaksa tergantikan oleh wajah lusuh khas mahasiswa yang terlambat datang ke kampus.
"Sial!" rutuknya kesal sambil mencoba meningkatkan kecepatan larinya, walaupun kaki-kakinya sudah terasa kaku. Halte bus kampus itu sudah di depan kedua mata besarnya dan ia sedikit bersyukur atas hal itu.
Halte berkanopi biru laut itu sudah dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi yang menunggu sang 'penyelamat' mereka. Ya, bus berwarna biru itu bak penyelamat yang akan mengantarkan para mahasiswa menuju gedung kuliah mereka. Chanyeol tidak bisa menyalahkan bahwa kampus kebanggaan nya memiliki luas puluhan hektar, membuat dirinya terpaksa harus menggunakan bus kampus sebagai satu-satunya transportasi menuju gedung kuliahnya.
Laki-laki berambut coklat gelap itu sedikit terengah sambil merapikan kemejanya yang berantakan. Ia mengambil sebuah sapu tangan dari kantung celana jeansnya dan menyeka keringat yang membasahi wajah tampannya.
Ckiiiitt..
Bus penyelamat Chanyeol pun tiba dan berhenti tepat di hadapannya. Para mahasiswa berbondong-bondong menaiki bus itu, tanpa terkecuali dirinya. Laki-laki bermarga Park itu kembali bersyukur karena ia mendapat tempat duduk di bagian depan dan tidak harus berdesakkan dengan para mahasiswa di belakang sana.
Chanyeol mengetuk-ngetukkan sepatunya tanda ia sedang dalam keadaan 'tidak sabar'. Pasalnya, supir bus yang ia naiki masih menunggu beberapa penumpang lagi untuk dapat menancapkan gasnya, padahal 5 menit lagi kelas akan dimulai. Sebenarnya laki-laki jangkung itu bisa saja membolos, hanya saja dosen mata kuliah pagi ini adalah musuh dari seluruh mahasiswa. Chanyeol juga sudah membolos saat pertemuan 2 minggu yang lalu, jika ia terus membolos ia terancam tidak dapat mengikuti ujian.
Chanyeol memejamkan kedua matanya sejenak, mencoba mengistirahatkan tubuhnya sekaligus membunuh waktu. Namun tetap saja ia tidak dapat beristirahat dengan tenang sebelum bus yang ia naiki mengantarkannya sampai ke tujuan.
"Ahjusshi, tunggu!"
Chanyeol membuka matanya malas saat mendengar sebuah lengkingan khas seorang perempuan (walaupun samar-samar). Ia menyipitkan kedua matanya mencari si pemilik suara itu. Kasihan sekali, pasti perempuan itu memiliki nasib yang sama seperti dirinya.
DEG..
Mata Chanyeol mendadak terbelalak melihat sebuah pemandangan di hadapannya. Hanya dibatasi kaca bus yang ia naiki, tetapi pemandangan itu seperti sebuah oasis di tengah gurun pasir, memberikan kesegaran bagi jiwa-jiwa yang 'haus' seperti laki-laki macam dirinya.
Ya Tuhan..
Chanyeol sekarang percaya bahwa Tuhan akan memberikan kenikmatan setelah semua kesulitan yang ia alami. Ia nyaris tak berkedip dan menganga seperti orang tolol melihat seorang perempuan yang berlari menghampiri bus yang ia naiki. Bukan, bukan perempuan biasa seperti yang lainnya. Namun lihat bagaimana kedua payudaranya mengayun bersamaan dengan langkah kakinya.
Demi Tuhan..
Bagaikan gerakan slow motion, Chanyeol bisa melihat dengan jelas bentuk kedua benda yang menggairahkan itu. Kedua payudara itu berukuran (lumayan) besar, bulat, dan kencang, seperti tipe ideal Chanyeol yang biasa ia lihat di layar laptop miliknya.
Tangan besar Chanyeol sedikit gemetar bersamaan dengan fantasi liar yang memenuhi otaknya. Ia penasaran apakah telapak tangannya cukup untuk menangkup payudara yang berukuran 'ekstra' itu. Belum lagi teksturnya yang kenyal, membuat Chanyeol merasa tergelitik untuk dapat meremas kedua benda yang selalu ia puja itu.
Chanyeol menggigit bibir bawahnya menyadari paras perempuan pemilik payudara indah itu. Kedua bibir mungilnya terbuka karena terengah, keringat membasahi wajahnya, dan kedua mata sipitnya yang menarik perhatiannya. Bagaimana bisa perempuan berwajah imut nan menggemaskan itu memiliki payudara yang sangat menggairahkan?
"Damn, Park Chanyeol.. apa yang kau pikirkan?" gumamnya jengkel atas apa yang ia lihat dan fantasi liarnya.
Ah! Perempuan itu seperti pemeran utama 'anime' dewasa yang selalu ia tonton saat malam hari. Perempuan yang terkadang memakai kostum suster atau seragam sekolah menengah yang berukuran mini, serta mengeluarkan desahan dengan suara parau yang membuat birahinya memuncak.
Birahi…
Tanpa Chanyeol sadari, seluruh aliran darah mulai berkumpul ke arah benda di selangkangannya. Benda itu mulai berkedut dan membuat Chanyeol merasa tak nyaman. Tidak bisa! Ia tidak boleh terangsang di saat genting seperti ini!
"Ahhh, t-terima kasih telah menungguku, ahjusshi."
Perempuan berpayudara indah itu kembali mengeluarkan suaranya setelah berhasil memasukki bus, yang kali ini membuat Chanyeol semakin merasa tersiksa. Bulu kuduknya meremang mendengar suara parau –akibat kelelahan berlari perempuan itu, yang menurut indera pendengarannya lebih mirip sebuah desahan.
Chanyeol melirik dari ekor matanya, melihat perempuan tersebut sedang membungkuk kepada supir bus di hadapannya. Sekali lagi Chanyeol bisa melihat kedua payudara itu menggelantung dibalik sweater merah muda itu. Chanyeol kembali berpikir bagaimana rasanya meremas kedua bongkahan kenyal itu dengan posisi ala 'doggy style' sembari penisnya menghujam vagina perempuan itu dengan kasar.
Shit.. Chanyeol sudah kepalang terangsang. Ia terus memaki dirinya sendiri karena tidak bisa menguasai hormon testosteron yang terus memberontak di dalam tubuhnya. Chanyeol tak habis pikir bagaimana ia bisa terangsang padahal perempuan itu mengenakan sweater yang bisa dibilang 'tertutup' dan celana jeans panjang, tidak seperti kebanyakan perempuan yang memakai pakaian kekurangan bahan. Namun, tetap saja payudara besar itu terlihat menonjol keluar, seperti memanggil-manggil Chanyeol untuk meremas payudara montok itu.
"Rileks, Park.." gumamnya sambil merapatkan kedua pahanya dan mencoba menutupi selangkangannya dengan ransel yang ia bawa.
Chanyeol kembali mencuri pandang ke arah perempuan itu, yang sangat beruntungnya berdiri tepat di belakang Chanyeol. Mau tidak mau ia harus menengadahkan kepalanya untuk memandangi payudara yang menjadi daya tarik utama perempuan itu. Chanyeol sempat berpikir dirinya lebih mirip seperti pria hidung belang yang mencoba mengambil kesempatan dalam kesempitan. Apapun sebutannya, semakin Chanyeol memandangi payudara perempuan itu, semakin Chanyeol ingin menyelipkan tangannya ke balik sweater merah muda itu, dan membuat perempuan itu lemas sambil mendesahkan namanya.
Chanyeol menggelengkan kepalanya dengan cepat seperti kedelai dungu. Keputusan terakhir yang Chanyeol buat adalah memejamkan kedua matanya dan mulai berpikiran positif. Ia ingin mengusir bayangan-bayangan kotor yang memenuhi pikirannya.
Setengah hatinya berharap agar ia bisa mendaratkan kedua tangan besarnya di atas sepasang payudara indah itu, tetapi setengah hatinya berdoa agar ia tidak pernah bertemu dengan perempuan itu lagi. Setidaknya, Chanyeol masih ingin menjadi laki-laki baik yang menghormati kaum yang sama seperti sang Eomma dan adik tercintanya. Ia juga tidak akan melukai perasaan perempuan itu dan melakukan pelecehan terhadap orang yang belum ia kenal.
Setidaknya…..
.
.
.
.
.
"A.. ahhh.. Chanhh.."
"J-jangan terlalu kencanghh.. ouhh.."
Chanyeol hanya bisa menyeringai melihat wajah kesakitan bercampur nikmat dari perempuan di hadapannya. Tangan besarnya sibuk meremas dan menggerayangi payudara besar yang masih terbalut bra hitam milik perempuan itu. Chanyeol tidak dapat menahan saat melihat payudara itu menyembul dari balik bra hitamnya. Bahkan bra hitam itu hanya dapat menutupi setengah bagian dari payudara indah itu.
Sweater merah muda perempuan mungil itu tersingkap sampai ke leher, memperlihatkan payudara dan perut rata yang menggoda tangan Chanyeol untuk berbuat liar di atas sana.
"Ssst.. diam dan nikmati saja.." ucap Chanyeol dengan suara rendahnya sambil menjilati telinga kiri perempuan di dalam kungkungannya. Toilet tempat mereka berada tidak mempunyai peredam suara atau semacamnya, sehingga tak ada lagi yang bisa Chanyeol lakukan selain memaksa perempuan itu untuk diam.
Chanyeol kembali melanjutkan kegiatannya, menyelipkan tangan di balik punggung perempuan itu dan melepaskan pengait bra yang menjadi sumber penghalang kenikmatannya.
Tuhan benar-benar menyayangi seorang Park Chanyeol dengan memberikan dua buah payudara besar sebagai hidangannya pagi ini. Bola mata Chanyeol nyaris keluar melihat payudara itu menggantung dan menantang Chanyeol untuk berbuat lebih.
Dengan tangan yang gemetar, Chanyeol menangkupkan kedua tangannya di atas payudara itu. God.. terasa sangat pas dan kenyal di tangan laki-laki itu. Chanyeol berinisiatif untuk meremasnya secara bersamaan.
"Ahhh.." perempuan itu terus menengadahkan kepalanya, merasakan remasan-remasan yang diberikan Chanyeol. Ini pertama kalinya bagi Chanyeol menyentuh payudara perempuan selain milik sang Eomma dan rasanya begitu menakjubkan. Bagaimana kulit telapak tangannya bersentuhan dengan payudara mulus itu membuat Chanyeol gemetar.
Setelah meremas payudara besar itu dengan gerakan tidak beraturan, Chanyeol semakin lapar untuk sekedar mencubiti kedua puting yang sudah mengeras itu.
"Nghhh.. s-sakithh.." ucap perempuan itu parau, menatap mata Chanyeol dengan tatapan sayu, memohon pada laki-laki jangkung itu untuk berbuat lebih lembut.
Namun yang terjadi adalah Chanyeol semakin menarik kedua puting itu hingga payudara besar itu ikut tertarik bersamaan, dan sesekali menekan puting yang mulai memerah itu hingga tenggelam ke dalam benda kenyal itu.
Chanyeol yang suah dikuasai nafsu hanya ingin berbuat lebih, lebih, dan lebih. Ia mulai menjalarkan ciumannya di leher jenjang perempuan itu, sesekali menjilatinya sampai kedua lutut perempuan itu melemas.
Sebenarnya hati kecil Chanyeol berkata bahwa perbuatan yang ia lakukan merupakan kesalahan. Ia ingin menghentikan semua ini, tetapi kedua tangannya seperti mengkhianati dirinya sendiri.
Chanyeol terus merapatkan tubuhnya pada tubuh perempuan itu, hingga dada bidangnya bergesekkan dengan kedua payudara besar itu. Benar-benar kenyal… Chanyeol tak henti-hentinya meremas payudara kiri perempuan itu hingga nyaris tak berbentuk. Menekan benda kenyal itu hingga berukuran dua kali lipat dari biasanya.
"Mmmsschh.." suara kecipak yang berasal dari bibir Chanyeol yang basah terus menggema. Leher mulus perempuan itu sukses dipenuhi tanda-tanda merah karena hisapan-hisapan nafsu laki-laki jangkung itu.
Perempuan itu hanya bisa menggigit bibirnya, mencoba agar tidak mengeluarkan desahan yang lebih kencang. Jari-jari lentik perempuan itu terselip di antara rambut kecoklatan Chanyeol, meremas rambut laki-laki itu sebagai pelampiasan nafsunya. Namun, semakin ia menahan suara desahan itu, semakin kencang remasan yang Chanyeol berikan di kedua payudaranya.
Sebenarnya Chanyeol bukanlah seorang laki-laki yang sabar. Penisnya sudah mendesak seakan-akan merobek celananya. Ia bisa saja menelanjangi perempuan itu dan menghujamkan penisnya di dalam vagina kemerahan perempuan itu, tetapi Chanyeol hanya tidak ingin terburu-buru. Ia ingin menikmati setiap detik yang ia punya untuk menggerayangi dan memainkan kedua payudara montok perempuan itu. Perlahan-lahan tetapi pasti, prinsip Chanyeol.
"A-aahh.. ku mohonhh hisaphh.."
Chanyeol yang semakin bernafsu mulai menurunkan ciumannya, menyentuh permukaan benda bulat itu. Rasanya seperti surga, ia menggesek-gesekkan hidung mancungnya untuk merasakan kelembutan payudara itu. Chanyeol bisa mencium aroma vanilla yang menguar dari kulit perempuan itu dan membuat dirinya semakin mabuk.
Chanyeol ingin menangis kenikmatan saat kedua tangan perempuan itu menekan kepalanya, menenggelamkan wajahnya pada belahan payudara sintal perempuan pujaannya. Rasanya hangat dan semakin membuat Chanyeol terangsang. Perempuan yang sudah terbawa permainan Chanyeol itu pun menekan kedua sisi payudaranya untuk menjepit kepala Chanyeol dengan payudara besarnya.
Chanyeol tersenyum penuh kemenangan, ia menyingkirkan tangan perempuan itu dan kembali meremas dengan gemas kedua payudara itu. Bibir tebalnya tak tinggal diam ikut mengecupi sisi dalam payudara sintal itu. Sedikit lagi… bibir Chanyeol hampir menyentuh ujung puting kecoklatan itu, dan laki-laki itu tidak akan pernah melepaskan benda kecil yang menggemaskan itu.
"Mahasiswa yang berkemeja biru, jawab pertanyaan yang ada di layar!"
"Mmmhhh.."
"Park Chanyeol sialan, bangun!"
"Ssshh.. kulum putingku.. ahhh mainkan lidahmu.."
"Profesor memanggilmu, bodoh! Bangun atau kita semua akan dikubur hidup-hidup!"
"Ouhh hisaphh, Parkhh!"
BRAKKK
"PARK CHANYEOL!"
Laki-laki bernama Park Chanyeol itu nyaris terjungkal dari kursinya. Ia membuka kedua mata besarnya secara paksa dan mencoba menegakkan posisi duduknya. Pemandangan di hadapannya sekarang adalah seorang pria paruh baya dengan rambut yang semakin menipis di bagian atasnya sedang menatapnya seakan menguliti dirinya hidup-hidup.
"Sudah hampir 5 kali saya memergokki anda tidur di kelas saya. Setelah ini, ikut ke ruangan saya!" bentak dosen mata kuliah pagi itu, Kang Seonsaengnim.
Suasana kelas itu mendadak sepi dan canggung. Semua mahasiswa hanya bisa menundukkan kepala mereka sambil berbisik-bisik mengutuk perbuatan Chanyeol yang membuat dosen tua itu murka. Sementara si tersangka utama hanya bisa mengacak-acak rambutnya frustrasi karena ajal akan menjemputnya lebih cepat dari yang selama ini ia kira.
"Kau mimpi jorok, Park?" Tanya Jongin sambil menyikut-nyikut lengan Chanyeol dengan tidak sabar. Bibir nya membentuk seringaian kecil yang disambut dengan tatapan melotot ala Park Chanyeol.
"Kau mengeluarkan desahan yang sangat erotis, bodoh! Lihat saja penismu mengacung seperti itu!" tukas Jongin seakan bisa menjawab keterkagetan Chanyeol. Seperti tertangkap basah, Chanyeol mengikuti arah telunjuk Jongin.
Sial!
Perempuan misterius itu benar-benar memberikan tekanan batin untuk Chanyeol. Perempuan itu membuat Chanyeol nyaris bermimpi basah tanpa menyentuh atau bahkan berbicara padanya.
"Jangan lihat!" bentak Chanyeol dan diikuti kekehan mengejek Jongin. Laki-laki jangkung itu merapatkan kedua pahanya dan mengatur napasnya sedemikian rupa agar penis kesayangannya bisa kembali ke bentuk yang semestinya.
Beberapa menit kemudian, jam kuliah pun akhirnya berakhir. Kang Seonsaengnim mengisyaratkan Chanyeol untuk pergi menuju ruangannya. Chanyeol membungkuk dan mengekori pria paruh baya itu seperti anak itik yang kehilangan arah. Karena sesungguhnya ia benar-benar kehilangan arah bahkan jiwanya terbang entah kemana hanya karena payudara perempuan tanpa nama itu.
"Anda benar-benar dalam masalah Park Chanyeol-ssi. Berkali-kali saya melihat anda tidur di mata kuliah saya. Apakah anda serius mengikuti mata kuliah saya?!"
Chanyeol terdiam dan mengangguk ragu. Meskipun pikirannya selalu dipenuhi fantasi-fantasi kotor, Chanyeol tergolong mahasiswa baik-baik yang tidak pernah berbuat onar. Berbeda dengan sahabatnya Jongin yang memiliki hobi membolos sejak semester satu.
"Nilai-nilaimu selama ini tidak buruk dan selalu berada di atas rata-rata. Ataukah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu selama ini?"
Ada! Payudara perempuan itu! Demi Tuhan, sampai detik ini seluruh sel-sel otaknya terus mengingat bentuk payudara yang terlalu indah untuk dijabarkan dengan kata-kata itu.
"Mmmh.. Yeolhh.."
Tubuh Chanyeol mendadak mematung tak bisa bergerak barang satu inchi pun. Desahan itu kembali menggema di kedua telinga Chanyeol. Bahkan sekarang sosok pria paruh baya di hadapannya telah berganti menjadi sosok perempuan tanpa nama itu. Perempuan itu duduk di atas meja Kang Seonsaengnim dengan keadaan, ehm, kaki yang mengangkang, hanya mengenakan celana dalam mini nya, dan sweater yang telah tersingkap sebatas leher.
Jari-jari lentik perempuan itu dengan lihai memijat pelan kedua payudaranya sendiri, menggoda Chanyeol yang kini tengah menelan liurnya dengan susah payah. Berkali-kali ia mengerjapkan matanya, menampar pipinya, dan meyakinkan diri bahwa ini adalah sebuah pikiran liarnya. Namun sosok perempuan itu masih terus bertengger di meja dosen tua itu dengan posisi yang membuat libidonya memuncak.
Kedua mata sipit perempuan berambut hitam itu terpejam, bibir mungilnya terbuka mengeluarkan desahan-desahan seksi. Ia menjepit putingnya yang mengeras dengan ibu jari dan telunjuknya, memilin benda kecoklatan itu hingga tubuhnya gemetar menahan nikmat. Perempuan itu terus meremas kedua benda kenyal miliknya ke arah depan, menggoda Chanyeol yang tidak bisa melakukan apapun untuk meremas dan menggerayangi payudara miliknya.
Chanyeol bisa melihat dengan jelas bagaimana celana dalam perempuan itu basah karena cairan vaginanya. Menyadari tatapan bodoh Chanyeol yang mengarah pada selangkangannya, tangan kiri perempuan itu kemudian turun mengelus selangkangannya yang tertutupi celana dalam –yang menurut Chanyeol berukuran sangat kecil untuk tubuh indahnya. Jari telunjuk perempuan itu kini menelusuri belahan vagina miliknya dari luar.
Chanyeol hanya bisa menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan hasrat untuk tidak melesakkan wajahnya pada vagina perempuan itu dan melahap habis benda kemerahan itu. Napas Chanyeol memburu memandangi wajah perempuan yang kini sudah dipenuhi nafsu. Kedua pipi dan telinganya memerah persis seperti kepiting rebus. Mengapa perempuan itu lebih memilih memuaskan tubuhnya sendiri dibandingkan meminta bantuan pada Chanyeol, laki-laki yang berada di hadapannya?
"Yeolhh.. bukakan untukku.. sshh.." lirih perempuan itu sambil menusuk-nusukkan ujung jari telunjuknya di vaginanya sendiri. Chanyeol ingin berteriak dan membanting tubuh perempuan itu, tetapi entah kenapa seluruh tubuhnya mendadak mati rasa.
Seolah-olah kesal karena ketololan Chanyeol, perempuan mungil itu berdecak dan mengangkat pinggulnya. Tangannya yang cekatan menurunkan celana dalam berwarna hitam itu dan membiarkan helaian kain itu terkulai di atas paha Chanyeol.
Ya Tuhan…
Dengan gemetar dan susah payah, Chanyeol menggenggam erat celana dalam perempuan itu untuk melampiaskan nafsunya. Terlihat bodoh memang, namun hanya itu yang dapat ia lakukan setelah melihat apa yang tersaji di hadapannya.
"Nghhh.."
Perempuan itu menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan sensasi geli di bagian bawah tubuhnya. Jari-jari besar Chanyeol kini terangkat mengelus dan menelusuri bibir vagina perempuan itu dengan ragu. Terkadang ia menekan dengan gemas klitoris perempuan itu, hingga benda mungil itu berkedut karena terangsang. Ternyata pelajaran sistem reproduksi yang mengatakan bahwa klitoris adalah sumber rangsangan bagi perempuan adalah benar, dan Chanyeol bangga karena berhasil mempraktekkannya.
Kedua mata besar Chanyeol masih belum bisa berkedip memandangi vagina mulus perempuan tanpa nama itu. Vagina itu bersih, hanya sedikit bulu-bulu halus yang menghiasi (itu membuat Chanyeol gemas), dan sangat wangi. Entahlah, semua yang ada di perempuan ini begitu memabukkan bagi Chanyeol.
Tiba-tiba jari-jari lentik perempuan bermata sipit itu menarik jari telunjuk Chanyeol, mencoba memasukkan telunjuk besar Chanyeol ke dalam lubang vagina nya yang berkedut.
"Oh shit…" Chanyeol hanya bisa terpaku, tak tahu apa yang harus ia lakukan saat setengah telunjuknya sudah berada di dalam lubang sempit itu. Dengan segenap pengetahuan yang ia dapatkan dari video porno pemberian Jongin, ia mulai memasukkan telunjuknya lebih dalam. Sepertinya apa yang Chanyeol lakukan benar karena perempuan berambut panjang itu memejamkan matanya dan mendesah pelan. Perempuan itu semakin membuka kedua pahanya dengan lebar.
Gerakan telunjuk Chanyeol menyiratkan keraguan, tetapi perempuan itu semakin menggila karena gerakan pelan Chanyeol. Kini Chanyeol mulai memberanikan diri untuk mengeluar-masukkan telunjuknya, sesekali menusukkan ujung telunjuknya ke pusat kenikmatan di dalam vagina itu.
"A… ahhh sshh.." perempuan itu tidak berhenti bersuara saat Chanyeol mulai mengoyak-ngoyak dinding vaginanya, bahkan menambah jari tengahnya mengikuti jejak sang telunjuk yang terus 'mengerjai' vagina kemerahan itu.
Sesekali Chanyeol mengecupi paha mulus perempuan itu, menghirup aroma tubuh memabukkan yang menguar dari sana. Chanyeol merasakan jari-jarinya basah karena cairan kental itu keluar secara perlahan, membasahi lubang vagina perempuan itu. Chanyeol menyeringai dan terus mempercepat pekerjaan jarinya.
"Nghhh.. akhh.." perempuan itu memekik dan meremas rambut Chanyeol kuat-kuat. Ia mencapai klimaks hanya karena 2 jari-jari Chanyeol. Cairan itu terlampau banyak, hingga meluber membasahi paha dan bokong nya. Laki-laki jangkung itu menengadahkan kepalanya, memperhatikan bagaimana ekspresi wajah perempuan itu yang dipenuhi kepuasan dan kenikmatan. Payudara besarnya bergerak naik turun, napasnya terengah-engah, dan peluh membasahi seluruh tubuh perempuan itu.
Chanyeol mulai melepaskan kedua jarinya, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, takut-takut dosen paruh baya itu muncul dan menendang bokongnya murka. Kemudian Chanyeol terkekeh pelan dan menyeringai.
Chanyeol mendekatkan wajahnya, mempersempit jarak antara dirinya dan vagina menggairahkan itu. Sungguh ia sangat ingin mencicipi bagian yang paling sakral dari tubuh seorang perempuan itu. Kini kesempatan sudah di depan mata, apakah bisa Chanyeol menyia-nyiakannya?
Chanyeol mulai mengecupi bibir vagina perempuan itu, membuat tubuh sang pemilik vagina kembali bergetar. Sedikit lagi… ia mengeluarkan lidahnya, menjilati dengan gerakkan naik-turun vagina basah itu, mengecap rasa cairan yang membasahi vagina itu.
"Sllrrrrp.."
"Park Chanyeol-ssi?!"
"Anda tidak mendengarkan saya?!"
Chanyeol terperanjat hebat mendengar sebuah suara berat menusuk gendang telinganya. Segalanya berganti begitu cepat. Dosen paruh baya itu, ruangan itu, dan juga sosok perempuan yang mendadak hilang dari jarak pandangnya.
"Anda sudah keterlaluan, Park Chanyeol-ssi! Haish.. apakah semua anak muda memiliki tidak memiliki sopan santun seperti anda?! Anda hanya membuang uang yang orang tua anda berikan untuk pendidikan anda! Percuma pintar tetapi tidak punya tata karma seperti anda! Sekarang keluar dari ruangan saya! Saya akan memberikan surat peringatan pertama untuk anda, Park Chanyeol-ssi!"
Chanyeol hanya bisa ternganga mendengar penjelasan panjang nan lebar sang dosen. Surat peringatan? Seumur hidup Chanyeol tidak pernah terlintas dibenaknya bahwa ia akan mendapatkan surat peringatan karena tingkah bodohnya seperti tadi.
Jadi… semua hal nikmat yang ia alami tadi adalah sebuah lamunan?!
.
.
.
.
.
"Hey bodoh, bagaimana? Apa kau dihukum oleh si tua bangka itu?"
Tiba-tiba sebuah lengan merangkul bahu Chanyeol yang sedang berjalan lunglai sambil memandangi helaian surat peringatan di tangannya. Tidak mendapat jawaban dari Chanyeol, Jongin pun mengikuti arah pandangan sahabatnya itu.
Jongin nyaris tersedak karena menahan tawa melihat ekspresi wajah Chanyeol seperti seseorang yang divonis memiliki penyakit mematikan stadium 4 dan tidak memiliki harapan hidup. Laki-laki berkulit tan itu menepuk-nepuk punggung Chanyeol sambil mengeluarkan ekspresi (sok) prihatin dan peduli.
"Hanya karena surat peringatan kau berlagak seperti dunia akan kiamat besok? Ya Tuhan, Park Chanyeol santai saja!" kata Jongin bermaksud menyemangati Chanyeol, tetapi laki-laki bertelinga lebar itu hanya bisa menangkis tangan Jongin dan berjalan mendahului Jongin menuju mesin pembuat kopi di ujung koridor.
Chanyeol mengacak-ngacak rambutnya frustrasi, memasukkan beberapa koin dan menekan beberapa tombol di mesin itu dengan kasar. Jongin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ulah sahabatnya itu. Ia tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres, entah Chanyeol kalah taruhan, semua koleksi animenya hilang, atau bahkan kepalanya terbentur sesuatu hingga laki-laki bertelinga lebar itu seperti anak ayam kehilangan induknya.
Namun Jongin tidak akan menanyakan apa yang terjadi sebelum Chanyeol menceritakannya dengan ikhlas dan sukarela padanya. Inilah yang disebut persahabatan antara laki-laki menurut Jongin.
"Kau ingat proyek kita minggu lalu? Ada dua orang yang berminat, Yeol! Bukankah itu sebuah awal yang baik?" tanya Jongin dengan wajah berbinar-binar.
Mendengar Jongin menyebut kata 'proyek', Chanyeol mengalihkan pandangannya dari gelas kopinya pada wajah Jongin yang berbinar-binar tidak jelas. Ah Chanyeol ingat sekarang, ia dan Jongin membuat proyek kecil-kecilan untuk mencari uang tambahan. Lumayan sebagai uang saku untuk sekedar makan di kampus atau menonton di bioskop.
Dasar Jongin yang mempunyai otak bisnis, ia dapat melihat semua peluang usaha dari yang besar dan tidak masuk akal hingga yang terkecil tetapi mempunyai nilai jual yang tinggi. Jongin lah yang mengusulkan proyek gambar karikatur untuk hadiah ulang tahun, wisuda, atau bahkan untuk menyatakan perasaan pada seseorang. Mereka hanyalah mahasiswa dengan segudang mata kuliah, mereka tidak bisa mencari pekerjaan paruh waktu karena akan terbentur jadwal kuliah mereka.
Dengan memanfaatkan kemampuan menggambar mereka yang berada di atas rata-rata, mereka membuat pesan berantai untuk mempromosikan usaha mereka. Selain mereka berasal dari jurusan Arsitektur, Jongin merasa ketampanan mereka juga menjadi nilai tambah bagi usaha baru mereka. Laki-laki berkulit tan itu penuh percaya diri yakin bahwa usahanya akan diminati banyak orang.
"Benarkah? Apa kau sudah menyebarkan iklan dan pesan pada orang-orang?' tanya Chanyeol sambil menyeruput Americano nya. Laki-laki tinggi itu meyandarkan punggungnya pada dinding di sebelah mesin kopi tersebut.
Walaupun telinga lebarnya mendengarkan secara seksama penjelasan dan cerita Jongin, kedua mata lebarnya bergerak kesana kemari mencari sosok yang memenuhi kepalanya sedari pagi. Perempuan itu.. entah ia harus memaki-maki perempuan itu karena membuat kesialan di kehidupannya atau malah menculik perempuan itu dan menghabisinya hingga perempuan itu tidak bisa berjalan.
"Lihatlah!"
'Bingung mencari hadiah untuk pasangan? Tidak sempat membeli hadiah untuk ulang tahun sahabat tercinta? Atau mencari kenang-kenangan wisuda untuk senior incaran kalian?
Tenang! KimKa dan PCY, laki-laki paling tampan se-jurusan Arsitektur akan memberikan solusinya!
Kami menyediakan jasa pembuatan karikatur dengan lama pembuatan hanya 2 hari! Ya 2 hari! Menarik bukan? Harga mulai dari 5000-10.000 won!
Segera hubungi KimKa :
Id kakaotalk : kimj94
Id line : handsomeKimJ'
"YA! Iklan macam apa itu? Tidak berbobot sekali, menggelikan! Ah apa maksudmu memasang foto kita?!" pekik Chanyeol nyaris tersedak kopinya sendiri melihat betapa menggelikannya iklan yang dibuat Jongin.
"Ya Tuhan ternyata otakmu tidak lebih besar dari penismu, Kim Jongin…"
Chanyeol tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya yang benar-benar mengandalkan ketampanan mereka sebagai jurus mencari konsumen. Chanyeol yakin yang akan memenuhi kakaotalk Jongin hanya lah para junior yang tertarik dengan wajah tampan mereka. Kim Jongin memang tidak bisa diandalkan!
"Ada 2 pesanan.. coba kita lihat. Hmm.. Do Kyungsoo dari jurusan Ekonomi dan Oh Sehun dari jurusan Bisnis. Oke kau urus Oh Sehun, aku urus perempuan bermarga Do ini. Tidak ada penolakan, Park Chanyeol!"
Chanyeol benar-benar ingin menyiram wajah Jongin dengan kopi di tangannya. Seenaknya saja dia memilih customer, pasti Jongin akan berakhir dengan mendekati perempuan malang itu.
Kemudian Jongin memberikan kontak mahasiswa bernama Oh Sehun itu pada Chanyeol. Chanyeol mendengus pelan sambil memberikan tatapan membunuh untuk Jongin. Untung saja Jongin mengerti sinyal-sinyal berbahaya dari Chanyeol, laki-laki itu hanya bisa tersenyum lebar (yang menjijikan bagi Chanyeol) dan mengambil langkah seribu dari hadapan Chanyeol.
Chanyeol mengusap wajahnya kasar sambil memandangi punggung Jongin yang semakin menjauh dari hadapannya. Laki-laki bertelinga lebar itu hanya ingin menjernihkan pikirannya dari bayang-bayang perempuan misterius itu dan kini Jongin malah membuat pekerjaan lain. Mau tidak mau Chanyeol harus mengerjakan nya demi beberapa lembar won yang akan ia dapatkan.
Ponsel Chanyeol mendadak berbunyi setelah ia menambahkan Oh Sehun ke dalam kontak kakao talknya. Sedikit penasaran, Chanyeol membuka foto profil laki-laki tersebut. Ia berdecak mendapati laki-laki bernama Oh Sehun itu hanyalah junior tingkat satu yang masih sedikit kekanakan.
'Terima kasih sudah mau membantuku, sunbaenim.'
'Akan ku kirim foto perempuan yang harus sunbae gambar nanti kkk~ dia begitu menggemaskan, sunbae! Buatlah sebagus mungkin..'
Chanyeol berdecak melihat pesan-pesan yang dikirim oleh customer pertamanya, yang nampaknya sedang jatuh cinta dan ingin memberikan gambar karikatur dari Chanyeol sebagai penarik perhatian. Tck.. mengapa dirinya harus terlibat ke dalam percintaan orang seperti ini.
'Namanya Byun Baekhyun.. Tolong tuliskan di bawah gambarnya seperti ini : Noona, aku selalu memperhatikanmu selama ini, kau sangat cantik dan menggemaskan. Aku harap kita bisa berkenalan lebih jauh! Dari : OSH'
"Cih.. apa seperti ini cara merayu perempuan yang lebih tua? Kekanakan sekali!" cibir Chanyeol sambil terus memperhatikan layar ponselnya. Laki-laki bernama Oh Sehun ini terlalu banyak bicara. Chanyeol tidak ingin repot-repot mendengarkan cerita cinta Sehun pada 'noona' nya itu, ia hanya butuh foto perempuan itu sekarang juga agar ia bisa mempersiapkan alat-alat untuk menggambar seperti pensil, cat minyak, dan kanvas.
Kring!
Chanyeol mengeluarkan ponselnya dari saku saat mendengar bunyi notifikasi pesan yang tidak lain tidak bukan dari Oh Sehun. Sebuah foto perempuan kini terpampang penuh di layar ponsel Chanyeol. Perempuan itu mengenakan kemeja biru muda (yang sedikit tipis) dan sebuah kalung melingkar di lehernya, menambah kesan manis pada penampilan perempuan itu. Rambut hitamnya berkilaunya dibiarkan tergerai hingga sebatas dada.
Dada..
ASTAGA…
Chanyeol nyaris menubruk pot bunga di depannya saat menyadari siapa yang kini menghiasi layar ponselnya. Rambut hitam, kedua mata sipit, bibir mungil, dan payudara besar itu…
Tunggu!
Perempuan berpayudara besar itu bernama Byun Baekhyun?!
.
.
.
.
to be continued
SUMPAH MAU KETAWA WKWKWK geli bet ga boong aduh maapin :(
saya pengen tau yang chanbaek shipper yang suka GS tuh mau yg kayak gimana, kasih masukan oke?^^ ff ini ga terlalu panjang mungkin cuma 3 atau 4 chapter lah hohoho
saya pengen buang ff ini tapi telalu sayang kalo ga dijadiin ff /lalu ditendang teman saya/ :""")
JANGAN LUPA BACA MY GEEKY BOY GAEEEEES :**
DON'T FORGET TO REVIEW, FOLLOW AND FAV! ;3
