Owl
Disclaimer:
Kuroko dkk milik yang punya!
Warning:
OOC tingkat dewa, typo dan miss typo bersemi, gaje, horror gagal, dll.
Malam yang cukup sunyi disebuah villa keluarga. Hanya terdengar suara jarum jam yang berjalan melewati waktu. Malam ini, Kiseki no Sedai plus Kagami menginap di villa keluarga Akashi Seijurou untuk menghabiskan liburan musim panas mereka. Ini baru pukul delapan malam, tetapi mereka belum bisa tertidur. Mereka berkumpul di ruang tengah sambil mengobrol.
"Akashicchi, akhir-akhir ini aku mengalami hal yang aneh yang sering membuatku takut-ssu." Kise memulai pembicaraan. "Hal ane bagaimana, Ryouta?" pemuda bersurai merah itu menatap yang berbicara. "Ketika aku berada di studio pemotretan dua minggu lalu, aku merasa blitz dari kamera terlalu silau-ssu. Setelah itu, aku sering melihat hal-hal yang tidak seharusnya kulihat-ssu." Akashi menandang teman-temannya. Terlihat raut penasaran dari mereka. "Hal yang tidak seharusnya kau lihat? Maksudnya?" tanya Kagami. "Apa lagi kalau bukan saudara Akashicchi?" "Oh, maksudmu makhluk ghaib?" celetuk Aomine dan dibalas anggukan oleh Kise. Kagami terlihat gemetar. Kuroko tetap berwajah datar walau dalam hati ia komat-kamit tak jelas. Murasakibara dan Midorima hanya cengo ditempat. Sedangkan Akashi melotot sambil memegang gunting. "Rupanya kalian sudah bosan hidup, ya?"
.
.
.
Akashi sudah bersiap tidur bersama teman-temannya. Mereka tidak tidur di kamar, melainkan di ruang tengah. Salahkan teman mereka yang berceloteh tentang hal yang menyeramkan selama dua jam lebih. Posisi tidur mereka berjajar, Murasakibara paling kiri dan dekat tembok, disebelah kanannya Midorima, lalu Kise, Aomine, Akashi, Kuroko, dan paling pinggir adalah Kagami. Sebelah kanan Kagami kosong. Sangat mencekam baginya apalagi seluruh lampu telah dimatikan. "Kise, kau sudah tidur?" tanya Aomine. Karena tidak ada jawaban, ia kira pemuda pirang disebelahnya sudah tidur. Melihat teman-temannya yang lain masih terjaga. Namun saat ia hendak tidur, Kise mengatakan suatu hal yang mengerikan tanpa membuka matanya.
"Akashicchi, aku melihat Kagamicchi tidur disamping kanan Kurokocchi dan disamping kiri sebuah makam tua-ssu. Apa aku benar?" "OKAA-SAMAAA!" dengan itu, Kagami melompat jauh dari posisi tidurnya dan memeluk Aomine. "Woi! Ini bukan latihan basket sampai locat segala, dasar baKagami!" seru pemilik surai biru tua itu. "Ahomine! Kau juga penakut!" kali ini Kagami tak mau kalah. Kise melihat Aomine dan Kagami diatasnya. "Kalian yaoi?" tanya si pirang. "NO!"
Akhirnya, mereka tidak bisa tidur. Ruang tengah villa itu dekat dengan pintu taman belakang. Semuanya yang ada disana terjaga dan membuka matanya. SREK... SREK... "Suara apa itu?" gumam Kuroko. "Suara orang menyapu." Murasakibara menjawab malas. "Orang bodoh mana yang mau meyapu hampir pukul sebelas malam begini-nanodayo?" balas Midorima. "Itu nenek Akashicchi, jangan begitu-ssu." Midorima poker face. "Ryouta, nenekku memang suka menyapu halaman. Tapi ia sudah meninggal dua tahun lalu." Akashi ikut poker face.
"Midorima, antar aku ke toilet!" pinta Kagami. Midorima mengerti dan langsung menemaninya. Kagami, Aomine dan Kise sebenarnya terbilang coretpenakutcoret diantara mereka bertujuh. Namun sepertinya yang terakhir sudah tidak terlalu. "Kagamicchi, jangan lihat langit-langit toiletnya, itu bekas gantung diri anak kecil-ssu. Memang tak akan terlihat, tapi jika ia mau memperlihatkan diri bisa saja kau melihatnya-ssu." Kagami melotot "URUSAI!"
.
.
.
Kagami menyalakan lampu kamar mandi dan melihat langit-langitnya. Hanya ada dua lampu disana. Ia tersenyum lalu segera melakukan 'panggilan alam' yang sempat ia tahan karena takut. Tidak ada yang aneh disana. Sekitar tiga menit, ia keluar dari toilet dan kembali bersama Midorima. "Tak ada apa-apa saat kulihat langit-langit toilet tadi." Kagami berkata dengan bangga. "Tadi kau melihat berapa lampu?" mungkin pertanyaan konyol, namun ia menjawab jujur. "Dua." Akashi melongo. "Taiga, setiap toilet disini hanya punya satu lampu..." dan Kagami sukses pingsan ditempat.
Keadaan masih gelap gulita, pemilik villa tersebut memutuskan untuk menyalakan lampu ruang tengah. Lampu memang menyala namun tak seperti sebelumya, kali ini remang-remang. "Aku ingin melihat burung hantu-ssu." Kise tiba-tiba merengek. Akashi pernah diceritakan ayahnya, di taman belakang katanya ada burung hantu yang tak terlihat. Mungkin saatnya ia membuktikan hal itu. Pintu yang menghubungkan ruang tengah dan taman belakang adalah sebuah pintu geser yang terdapat kaca untuk melihat keluar. Tanpa membuka pintu geser itu, Akashi hanya sedikit menggeser tirainya. "Coba lihat." Kise mendekat dan memperhatikan taman belakang lalu matanya terpaku pada satu titik kemudian merengek lagi. "Huweee... Akashicchi jahat-ssu! Itu hanya seorang nenek yang tadi menyapu dan siluman burung hantu-ssu!"
.
.
.
TBC/Disc
A/N: Saya tobat bikin cerita begini tengah malem, pengalaman sendiri pula . walau ada yang diubah sih #ditendang. Jadi waktu itu author sering liat yg aneh-aneh (ky Kise) pas lagi mau tidur bareng sepupu, ada yang lagi nyapu halaman belakang. Dikira nenek, tapi kata salah satu sepupu author... Oke, jangan bahas itu. Mungkin ada juga yang pernah punya pengalaman seram? Kalau mau author buat ceritanya, Review yaaa ^_^ nanti disertai nama kalian juga kok :D
